A/N. Pagi All... Maaf ini Fic duplikat saya dari Penname Anaatha Namikaze. Dan kemungkinan saya Update atau Publishnya di sini.. Di karenakan, Acc saya yang Anaatha Error gak mau dibuka *hiks*. Jadi mohon di maklumi ya, dan beberapa kesalahan di sini akan saya perbaiki lagi.

.

Vampire : Prince of Darkness

NarutoMasashi kishimoto

*NaruSasu*

ItaHina

Adventure/Fantasy/Romance

T/T+

Warning

Sho-ai, Typo(s), semi-Gore, Bloody, AU, Gaje, abal, dan masih banyak yang lain

...

Summary : Naruto seorang Pangeran dari KerajaanVampire, namun ia kabur dari kerajaan untuk mengikuti hati nuraninya. Perjalanannya baru di mulai. Haaah...

.

.

Don't Like Don't Read!

Gunakan Imajinasimu oke!

Satu lagi, ini ada Shota dan Strightnya. Kalau ga doyan shota harap hati-hati di beberapa chapt kedepan

.

.

Vampire : Prince of Darkness

Part 1

.

Naruto POV

Malam ini, malam yang indah... Bulan bersinar dengan terang, suara serigala meraung memecah keheningan malam di kerajaanku. Kerajaan yang dipenuhi oleh makhluk Nista, makhluk penuh dosa, terkadang aku menyesal terlahir menjadi makhluk penghisap darah. Makhluk yang begitu bergantung dengan darah. Tanpa darah seolah kepuasan itu hanyalah mimpi semata... Aku begitu membenci diriku, aku benar-benar merasa hina menjadi seorang Vampir... Oh God...Kenapa harus aku? Aku benci semua ini... Aku ingin hidup layaknya para manusia.. Manusia biasa! Bukan manusia penghisap darah... Apa? Kau bilang kemampuan vampir itu hebat? Haha... itu lucu sekali, walaupun aku mempunyai kekuatan yang hebat, tetap saja aku tak merasa bahagia... Sama sekali tak merasakan sebuah kebahagiaan.. Kebahagiaan yang nyata bagai impian semu, apakah dengan meminum darah manusia itu membuatmu bahagia? Aku akui untuk beberapa atau mungkin kebanyakan vampir itu sebuah kebahagiaan... Tapi tidak untukku! Kau lihatkan bagaimana ekspresi kesedihan mereka para manusia yang telah ditinggalkan keluarganya karena ulah para Vampir? Menyedihkan!

Aku heran pada tousan, beliau seorang raja! Rajanya para vampir! Tapi kenapa beliau tidak menghentikan para vampir itu untuk menghisap darah manusia? Setidaknya pilih-pilih lah untuk menghisap darah manusia! Cih... Aku benci vampir-vampir itu.. Dan yang jelas aku juga membenci diriku sendiri! Jika tousantak mau menghentikan vampir-vampir itu, biar aku yang akan turun tangan!

"Naruto.." Panggil seorang wanita. Nadanya begitu lembut penuh kasih sayang..

Wanita itu begitu cantik, berbaju hitam panjang ala kerajaan, dengan surai merah panjang menjuntai hingga pinggangnya, terdapat mahkota terselip di atas surainya yang begitu indah nan lembut.. wanita itu berjalan menuju ke arahku..

"Hai', kaa-san." Jawabku sesopan mungkin. Ya.. seperti apa yang kalian fikirkan, beliau adalah ibundaku.. seorang Ratu di Kerajaan Vampir.

"Kenapa kamu masih disini Naruto?" Tanya kaa-san begitu lembut padaku.

"Maafkan saya kaa-san.. Saya sedang melamun tadinya.." Ujarku Sopan.

"Hn.. Baiklah cepat ke ruang tengah Naruto, tou-san menunggumu disana." Jelas kaa-san.

"Hai', saya akan segera kesana kaa-san." Ujarku tersenyum dan dibalas senyuman olehkaa-san.

Kaa-san berjalan pergi meninggalkanku sendiri di dalam kamar..

Sebelum aku pergi meninggalkan kamarku, akan aku ceritakan tentangku pada kalian.. Hn..

Namaku Namikaze Naruto, akulah pewaris kerajaan Vampir kelak setelah tou-san, Haaah.. aku sangat tak menginginkannya. Nama tou-san adalah Namikaze Minato, sedangkan kaa-san adalah Namikaze Kushina. Aku punya seorang adik wanita, ia memang mirip sepertiku anggap saja versi wanita dariku, dan namanya Namikaze Naruko.

Kerajaan/Kastilku terletak di sebuah bukit tengah Hutan Kematian, tak ada seorang pun berani masuk ke hutan itu. Itulah keistimewaan hutan itu.. Biasanya di malam hari para vampir berkeliaran mencari mangsa, yang tentunya mereka pergi ke dunia manusia.. Sepertinya itu dulu perkenalan dariku, suatu saat nanti kau pasti akan tau semua tentangku lewat cerita ini..

Aku segera merapikan penampilanku dan berjalan menuju ruangan di mana tou-san berada.

"Naruto.." Panggil tou-san.

Aku membungkuk hormat pada tou-san lalu duduk tepat di depan beliau.

"Hai', ada apa tou-san memanggil saya?" Tanyaku To the point dengan sopan tentunya.

"Aku dengar kau tak mau meminum darah manusia Naruto?" Tanya tou-san tegas.

"Maaf tou-san, tetapi itu memang benar." Balasku tegas sembari menundukkan kepala.

"Kenapa?" dengan wajah yang memerah karena marah mungkin.

"Sa-saya tidak menyukainya tou-san." Balasku berusaha tidak mengeluarkan emosi.

"Jangan bodoh Naruto! Kau bisa mati karenanya." Bentak tou-san.

Aku tak mengerti, kenapa tou-san begitu tidak setuju akan keputusanku.

"Kenapa tou-san?!" Tanyaku sedikit tidak sopan.

Ku tatap tou-san, beliau begitu marah padaku. Aku memang tidak menyukainya... Sekarang sudah jaman modern, darah pun tak harus dari sumbernya bukan? Aku pun juga sudah membuatnya, sebuah pil darah.. Sebenarnya hanya aku yang bisa membuatnya. Jadi tak perlu menggunakan darah manusia, karena itu hanya akan membuatnya terbunuh..

.

.

Normal POV

Naruto masih terdiam menunduk, sedangkan Minato terlihat begitu marah menatap anak sulungnya itu. Kushina yang duduk di sebelah Minato hanya bisa diam menatap nanar anak sulungnya.

"Kau harus menurut pada tou-san Naruto! Kau adalah calon Raja, bertingkahlah layaknya seorang Raja Vampir!" Tegas Minato.

"Tidak tou-san. Maafkan saya.." Tegas Naruto.

"Kenapa anakku?" Tanya Kushina lembut.

"Maaf, semua saya lakukan karena semua peraturan di kerajaan ini berseberangan dengan hati nurani dan apa yang saya yakini tou-san, kaa-san." Tegas Naruto menatap Minato lalu Kushina.

Dengan emosinya Minato menampar Naruto, Naruto syok mendapatkan tamparan panas di pipinya. Tak terkecuali Kushina dan Naruko yang terkejut menatap kejadian di depan mata mereka.

Minato mengeluarkan kuku-kuku tajamnya, matanya berubah merah sepenuhnya, taringnya memanjang mengerikan, auranya menghitam pekat yang begitu dahsyat efeknya. Surai yang awalnya berwarna pirang kini berubah menjadi hitam kebiruan. Minato bagaikan seekor macan yang siap menerkam mangsanya. Tubuh Minato melayang ke udara, langit berubah semakin gelap dan suara petir begitu cetar membahana. Minato berubah ke wujud vampirnya..

"Minato jangan!" Teriak Kushina coba menahan suaminya, tubuhnya memeluk tubuh raming istrinya.

"Grrrhhhh..." Raung Minato. Matanya menyala merah... Minato melepaskan pelukan Khusina dengan paksa.

Minato hendak menyerang Naruto, tapi berhasil diantisipasi terlebih dulu oleh Naruto..

"Hentikan tou-san.." Teriak Naruto, sejujurnya ia tak mau melawan Ayahnya sendiri. Itu hal yang wajar bukan?

"Kalau kau seorang pria dan mempunyai tekad, cepat berubah ke wujudmu dan serang aku!" Teriak Minato menatap tajam kearah Naruto.

Naruto terdiam dan menunduk, perlahan namun pasti kuku-kuku di jarinya mulai memanjang. Naruto mendongak menatap Minato, matanya berubah merah, tiga pasang garis halus di pipinya mulai menebal mirip dengan Kyuubi no Yokou, taringnya memanjang memamerkan betapa tajamnya taring itu.

Naruko merasakan ada sesuatu yang mengerikan berada di dalam tubuh Naruto, aura yang begitu mengerikan hampir menyamai Ayahandanya bahkan mungkin malah lebih. Naruko menatap Kushina dengan pandangan Khawatir, begitu pula Kushina yang memandang dengan pandangan yang sama.

"Hentikan tou-san, aniki!" Teriak Naruko, namun tak dihiraukan oleh Kedua orang pria yang di sayanginya itu.

Tatapan Naruto semakin tajam, sangat menusuk bagai pedang. Naruto mengangkat kedua tangannya, dengan cepat Naruto berlari ke arah Minato hendak mencakar tubuhnya. Namun dengan gesit Minato menghindar dari serangan anaknya, dibalas serangan Naruto dengan kuku panjangnya..

Ctakk.. suara Kuku bak besi saling bertabrakan..

Naruto berlari lagi kearah Minato, kakinya menendang ke arah perut Minato.. Minato menangkisnya dengan tangannya. Kaki Naruto digenggam dan Minato terbang dan menjatuhkannya ke tanah.

Brakkkk..

Naruto terjatuh membentur tanah menimbulkan efek tanah yang hancur karena benturannya yang keras, ia berusaha berdiri dan membalas serangan ayahnya dengan jarum beracunya.

Ctang.. Jleb..

Dengan Mudah Minato menangkisnya dengan sebuah besi yang entah kapan ada di tangannya. Namun jarum itu menancap pada besi, tak perlu waktu lama besi itu pun meleleh. Segera Minato membuang besi itu sebelum mengenai tangannya. Minato balik menyerang dan kakinya menendang tubuh Naruto. Dan..

Brakkk...

Lagi-lagi Naruto terpental 20 meter kebelakan. Punggung Naruto menabrak tembok, tembok itu pun hancur... Naruto berusaha berdiri, tanganya dibentangkan sedangkan matanya terpejam. Seketika beberapa benda di sekitarnya terbang, diayunkan tangannya menuju Minato, sontak benda-benda itu terbang menuju ke arah Minato dengan kecepatan yang membuat benda itu tak terlihat. Naruto membuka matanya saat benda-benda itu terbang kearah Ayahnya.

Wusshhhh...

Braaakk...

Benda itu menabrak tembok dengan kerasnya dan membuahkan kerusakan yang fatal untuk tembok maupun benda itu sendiri. Naruto mengerjapkan mata melihat ayahnya yang tak terkena sama sekali... Naruto tetap di posisi siaga, karena mendapati ayahnya tak ada di ruangan.. Di ruangan hanya ada Naruko dan Kushina dengan tatapan Khawatir..

Jleeebb...

Mata Naruto terbelalak mendapati ayahnya tepat ada di depan memeluknya dengan kuku yang menancap perutnya... Darah berwarna hitam merembes keluar dari tempatnya. Kushina dan Naruko juga syok melihatnya, hampir saja Kushina pingsan dibuatnya.

"Kau terlalu muda untuk melawanku bocah! Setidaknya kau butuh waktu 10.000 tahun untuk menghabisiku!" Ujar Minato menyeringai.

"Ugh.. Tak perlu selama itu tou-san.. Arrrggh.." Ujar Naruto..

Naruto melepaskan tangan Minato dari perutnya secara paksa, Naruto memasang kuda-kuda. Tatapan Naruto semakin tajam..

Aura hitam yang lebih pekat dari sebelumnya menguar dari tubuhnya, di belakangnya muncul sebuah aura atau Cakra berwarna Merah kehitaman berbentuk Rubah berekor 9. Minato semakin menyeringai melihatnya..

"Grraaah..." Teriak Naruto.

Kedua tangan Naruto terangkat ke atas, sebuah aura mengumpul menjadi satu di tengah ke dua tangan putih Naruto. Membentuk sebuah kelereng hitam kecil yang begitu pekat, perlahan membesar menjadikannya bola dengan diameter kira-kira 1 meter. Naruto siap meluncurkan serangannya pada Minato..

Naruko yang sedari tadi diam kini ikut ke medan perang membisikkan sesuatu pada dirinya sendiri (Darkness Ability : Black Protective Strongest, level 1), muncul sebuah perisai berbentuk persegi kuat yang cukup besar melindunginya dan juga Kushina. Naruko tahu pasti efek dari bola hitam milik kakaknya itu...

Dengan tampang sombongnya Minato menyeringai menatap Naruto.

"Bola hitam seperti itu terlalu lemah untuk 'membunuhku bocah!'Ck." Cibir Minato yang memberi tekanan pada kata 'membunuhku bocah'yang sukses menyulut emosi Naruto.

"Hentikan itu aniki, ingat siapa dirimu! Ikuti hati nuranimu!" Teriak Naruko dari dalam perisai yang entah kenapa bisa sampai ke telinga Naruto.

Naruto mendengarnya dan perlahan kumpulan aura hitam itu memudar dengan sendirinya... Mata merah Naruto berubah menjadi biru seperti semula, cakarnya menghilang begitu pula dengan taringnya. Naruto berubah menjadi wujud manusianya... Begitu tampan dan err- manis. Matanya biru bening bagai samudra, Kulitnya tan yang eksotis, pipinya terlihat imut dengan tiga pasang guratan tipis menyerupai Rubah, Rambutnya pirang jabrik sedikit panjang, Perawakan tegap, Ideal.

Perlahan Perisai Naruko menghilang, Naruko berlari kearah Naruto dan memeluknya. Naruko menatap tajam pada ayahnya... Sedangkan ayahnya yang masih di mode vampire,hanya biasa saja sembari memalingkan muka. Kushina berjalan menuju suaminya dan..

Jduaaak...

Sebuah pukulan mendarat tepat di kepala The King of Vampire, Minato hanya meringis memegang kepalanya yang sakit. Minato telah kembali ke mode manusianya..

"Sakit, Kushi-chan!" Ujar Minato sok manja pada Kushina.

"Apa maksudmu sok marah pada Naruto-kun tadi hah?" Tanya Kushina sarkastis.

"Hehe.. tenang dulu Kushi-chan!" Ujar Minato takut-takut.

"Apa maksud tou-san hah? Lihat luka aniki parah.. Aku tak akan memaafkan tou-san kalau sampai aniki kenapa-napa." Tanya Naruko sarkastis juga.

Minato hanya Sweatdrop melihat dua wanita di depannya itu. 'Dasar brother dan son Complex'Batin Minato.

"Jangan kau pikir dirimu tidak son complex saja anata!" Gerutu Kushina.

Minato yang lupa akan kemampuan Istrinya hanya nyengi innocent saja...

"Gomen ne, Naruto-kun. Begini, tou-san tak bermaksud menyakitimu. Tetapi pilihanmu lah yang membuat ayah melakukannya—"

"Tapi kenapa tou-san? Saya berhak memilih, tou-san tau itu kan!?" Potong Naruto menatap tajam Minato.

Naruto masih memegangi perutnya yang terkena cakaran Minato. Sedangkan Kushina dan Naruko menatap tajam kearah Minato meminta penjelasan yang harus sangat masuk akal. Kalau tidak duo Serigala kelaparan itu akan menelan Minato bulat-bulat saat ini juga. Minato yang ditatap demikian hanya menelan ludah paksa dengan keringat dingin membasahi tubuhnya.

"Ka-kau memang punya hak Naruto. Tapi, di Kerajaan ini mempunyai peraturan. Dan semua itu yang membuat nenek moyang bangsa kita. Kau tak bisa seenaknya melanggarnya. Dan tak usah sesopan itu pada tou-san!Pakai bahasa 'aku' saja, jangan 'saya'! Aku jadi merasa kau orang lain di keluarga kita.." Tegas Minato dengan mata berjelajah..

"Baik tou-san,tapi kan sekarang tou-sanyang jadi rajanya. Kenapa harus repot dengan semua itu?" Tanya Naruto heran.

"Kau akan mengerti suatu saat setelah kau menjadi raja Naruto. Sejujurnya tou-san juga tidak suka dengan keputusan tetua kolot itu.. Haaah.. tapi mau bagaimana lagi?" Pernyataan Minato membuat Naruto terdiam.

"Tidak tou-san,aku akan tetap melawan.. Aku tak peduli!" Ujar Naruto sungguh-sungguh.

Minato menatap mata biru anaknya mencari sebuah kebimbangan di matanya, namun yang ada hanyalah tekad dan keseriusan tentang keputusannya. Ia hanya menghela nafas berat. Minato menggelengkan kepala sebagai tanda kalau ia tak setuju dengan keputusan anaknya itu. Keputusan Naruto masih terlalu ber-resiko di mata Minato, yaa.. Walaupun Naruto adalah calon penggantinya, tetapi umur Naruto juga masih 4000 tahun atau 16 tahun untuk umur manusia. Keputusan yang terlalu naiff...

"Naruto, itu terlalu berbahaya nak... Kau bisa menjadi musuh dan penghianat jika kau melakukan itu." Bujuk Kushina lembut mencoba menggoyahkan tekad anaknya.

Naruto bardiri dan menyingkir beberapa meter agar bisa melihat ke-tiga keluarganya itu. Tiga pasang mata vampir itu menatap ke arah Naruto berdiri.

Naruto menatap tajam pada ke-tiga anggota Keluarganya. Dalam hati Naruto begitu kecewa pada ke tiganya, karena ia tau sebenarnya ke-tiga anggota keluarganya itu sependapat dengannya...

Perlahan matanya berubah memerah ke modevampirnya, aura hitam ah tidak tapi sangat hitam menguar dari tubuhnya. Kali ini lebih hitam di banding milik Minato... Se-paket dengan kuku dan taringnya yang mulai tumbuh dan berkembang (baca: Memanjang)..

Naruko, Kushina, dan Minato mulai siaga saat Naruto berubah ke bentuk vampirnya. Naruko, Kushina, dan Minato mulai berubah ke bentuk vampirnya... Yah... untuk berjaga-jaga saja.. Mereka tau saat ini emosi Naruto sadang buruk, dan semua itu akan membuat keadaan semakin buruk juga.

Tangan Naruto menyilang di depan dadanya..

"Grrrhh... Maaf tou-san, kaa-san, imotou.. Aku harus pergi sekarang juga... Aku tak peduli jika harus menjadi penghianat.. Aku akan mengikuti apa kata hatiku! Dan menjadi diriku sendiri..." Tegas Naruto dengan tatapan tajam. Naruto menghilang dalam kumpulan Gagak hitam...

Naruko tertunduk lesu, sedih... Hey, siapa yang tak sedih jika ditinggalkan kakak kesayangannya untuk waktu yang lama? Dengan status kakaknya sebagai penghianat Kerajaan... Yang pasti akan banyak vampir yang memburunya, eits... tak hanya vampir, tapi juga pemburu vampir. (Baca: Para Manusia Pemburu)

Air mata Naruko tak tertahankan lagi, ia menangis. Kushina memeluk anak perempuannya itu. Kehangatan dan Ketenagan yang Kini Naruko rasakan, dekapan dan pelukan Kushina begitu nyaman.

"Jangan menangis Naruko-chan, percayalah pada anikimu! Dia pasti akan baik-baik saja." Ujar Kushina menenangkan.

Naruko yang ada dalam dekapan Kushina hanya mengangguk dan tangannya mulai menyeka air matanya yang sempat jatuh. Kushina menatap anaknya lalu tersenyum lembut kearahnya. Naruko balik tersenyum pada Kushina.

Sedangkan Minato yang masih terdiam menatap tempat di mana Naruto menghilang dalam kumpulan Gagak.

"Naruto.. Semoga kau berhasil dan tetaplah hidup! Karena perjalananmu setelah ini tak akan mudah.." Ujar Minato dalam hati.

Perlahan bibir Minato ditarik ke atas menampakkan senyuman tulusnya..

Tanpa mereka sadari seseorang mendengar perbincangan mereka dari kejauhan, orang itu menyeringai licik.

"Tak semudah itu kau pergi Pangeran. Tapi kali ini kau boleh lepas, tapi tidak untuk kedepannya!"Batinnya.

*.*.**.*.*

.

Sekelompok Gagak hitam terbang beraturan di langit Malam, dengan cepat Gagak itu turun ke permukaan dan berputar membentuk sebuah Tornado hitam. Tak lama setelahnya muncul seorang pemuda tampan dengan surai Ravennya,tubuh tinggi dan tegap yang begitu Proporsional yang tengah memakai sebuah jubah kerajaan berwarna hitam senada dengan Rambutnya, terdapat err- kuku yang menyerupai cakar dan Taringnya yang begitu panjang dan Tajam, Matanya merah darah menyala dan Tajam pastinya, dengan sebuah ciri khas yang hanya ada pada dirinya yaitu tiga guratan tebal di masing-masing pipinya.

Kau pasti mengenalnya... Yah... Dialah Namikaze Naruto, Pangeran dari Kerajaan Vampir yang ming- ekhem... maksudnya Kabur dari kerajaannya. Tenanglah ia tak sendirian karena ia bersama seorang Knight kepercayaannya, ah bukan knight tetapi paman angkatnya... Umino Iruka, ia juga seorang vampir sama seperti Naruto. Knight of Darkness.

"Aku kan sudah bilang. Oji-san jangan ikut bersamaku! Ini berbahaya untuk keselamatan jiji-" Ujar Naruto setengah ngambek.

"Tak akan Naru-chan, aku akan tetap bersamamu!" Kekeh Iruka.

Naruto hanya menghela nafas berat sembari menyentuh kepalanya yang saat ini tiba-tiba terkena Migren mendadak.

"Baiklah Iruka-jisan. Tapi jangan jauh-jauh dariku yah.." Ujar Naruto dingin.

"Yeah... memang kau kira aku tak bisa membela diri Naru-chan?" Tanya Iruka mendelik tajam sembari berkacak pinggang seperti ibu-ibu jengkel sama anaknya.

Naruto yang melihatnya hanya tertawa geli dengan kurang ajarnya. Iruka hanya menghela nafas dan 'Sabar Iruka!'batin Iruka dalam hati.

"Apa kau merasakannya Naru-chan?" Tanya Iruka yag menajamkan penciumnya.

Naruto hanya mengangguk, matanya menyala merah menyiratkan kemarahan. Bau ini, bau yang begitu menggoda. Bau anyir darah kesukaan para vampir... Tak salah lagi. Pikir Naruto...

Naruto segera loncat ke atap rumah menatap ke sebuah gang sepi dan menemukan ada tiga vampir yang tengah mencincang-cincang mangsanya... Keadaannya begitu mengenaskan... Tubuhnya tercincang menjadi potongan kecil siap masak, organ dalamnya berhamburan di mana-mana menyisakan darah yang menempel manis di setiap bagiannya.

"Aku baru tau ji-san, kalau vampir juga mencincang-cincang mangsanya. Mereka hanya meminum ¾ darahnya?" Ujar Naruto heran.

"Hn... entahlah Naru-chan. Mungkin agar para manusia menyalahkan para Werewolf dan yah kau tahu sendiri kan." Balas Iruka yang tiba-tiba ada di sampingnya. "Eh, itu masih ada seorang lagi. Manusia?" Menunjuk seorang gadis yang sedang bersembunyi.

Di bawah sana, tempat para vampir yang tengah mencincang-cincang mangsanya. Tak jauh dari vampir itu berdiri, ada seorang gadis manis yang sedang bersembunyi, tubuhnya menggil kedinginan dan bergetar karena takut, matanya membulat besar menatap adegan gore di depan matanya secara langsung.

"Neil.. hiks.. hiks.." Panggil gadis itu parau.

Tiga vampir itu selesai dari pekerjaannya (Baca: Mencincang), dengan gaya ala anjing sedang mengendus sesuatu, ke tiga vampir itu menyeringai iblis. 'Makanan penutup'. Pikir mereka..

Tanpa disadari gadis itu, ke tiga vampir itu sudah berada tepat di belakangnya. Sementara gadis itu terkejut saat ke tiga vampir yang sedang diintainya menghilang bagai debu tertiup angin.

"E-eh?" Ujar Gadis itu pelan.

"Sedang apa disini gadis manis?" Tanya seseorang dengan suara Serak.

Gadis itu menoleh ke belakang, Kaget! Ekspresi yang sekarang ini ia tampakkan... Segera ia mengubah posisinya menghadap ke arah pemangsanya.

"Ja-jangan me-mendekat!" Ujar Gadis itu terbata-bata, air mata mengalir di pipinya.

"Kau terlalu berani gadis manis. Seharusnya kau lari tadi.. hahaha... Tapi itu sudah terlambat." Ujar vampir itu menyeringai.

Vampir itu memegang kedua tangan gadis itu, perlahan kepalanya mendekat tepat di leher gadis itu. Lidahnya menjulur dan menjilat pelan leher gadis itu, yang sukses membuat gadis itu geli dan jijik. Gadis itu hanya bisa berdoa dalam hati, matanya terpejam erat. Kematian akan menghapirinya..

...TBC...

Hehehe.. maaf ancur ceritanya, saya lagi kepengen bikin yang kek gini. Eh jadinya malah aneh kek gini..

Dan kemampuannya saya ngarang full..

Jadi maaf kalau kemampuannya aneh, apa lagi itu pakek bahasa Inggris..

Sejujurnya nilai Bahasa Inggris saya jelek, TAT. Hueee..

Jadi maaf kalau kebalik-balik..

.

'Darkness Ability: Black Protective Strongest, level 1' Kemampuan Kegelapan: Pelindung Hitam Terkuat, level 1

.

.

Kritik dan Saran sangat saya butuhkan..

Hehe..

.

Author :

Yukihana Nokawa a.k.a Anaatha Namikaze

...Please Review yoo...

v

v

v