-Sweet Fighter-
.
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto(Naruto) & Ichiei Ishibumi(High School DxD)
Genre : Romance, Friendship, Action, Drama, and Humor.
Pair : Naruto Uzumaki x Rias Gremory.
Warning : OOC, typo mungkin ada, bahasa gak baku and etc.
-Sumary-
Aku hanya seorang pemuda biasa yang berharap hidup normal dan stabil. Namun, sepertinya hal itu mustahil karena banyaknya masalah yang menimpaku membuatku harus menjadi kuat untuk bisa melindungi orang orang yang aku sayangi.
A/N : semua Chara DxD di sini manusia, fic ini agak mirip dengan film drama Asia Sweet Combat hanya saja, beberapa adegan aku rombak serta ide pembuatan fic ini muncul setelah aku menonton film ini.
Chapter 01
Story start!
Tokyo, 7 Desember 20XX
Disebuah pertandingan MMA, terlihat dua kontestan yang saling berhadapan dengan gesture tubuh siap melancarkan serangan.
"Hosh hosh, Sebaiknya anda menyerah saja, anda akan kalah , Queen!" ucap sang penantang dengan nafas yang tersenggal.
Sang penantang melayangkan tinju ke arah Queen. Namun dengan reflect yang terlatih, sang Queen menunduk dan menyarangkan tendangan ke arah perut sang penantang hingga membuat sang penantang terhempas kebelakang dan menabrak ring.
"Menyerahlah, jika anda terus melanjutkan pertarungan ini anda akan kehilangan nyawa anda," ucap tenang Queen.
"T-tidak akan, orang yang takut akan kehilangan nyawanya tidak punya tempat di atas arena ini." Sang penantang bangun dari jatuh nya dan mulai berdiri.
Queen dengan tenang melakukan gerakan berputar sementara itu sang penantang memasang gesture siaga, dengan memutar tubuh sang Queen melakukan tendangan memutar yang mengarah ke leher sang penantang dengan telak hingga membuat sang penantang pingsan dan tak bisa melanjutkan pertandingan lagi.
"Pemenang pertandingan Final MMA, Rias Gremory!" ucap sang komentator pertandingan.
Rias atau Queen pun menatap datar kearah depan seolah olah pikirannya sedang berada di tempat lain.
.
Change scane.
Sementara itu, terlihat seorang pemuda yang tengah memasak telur.
"Menma, ayo makan! kamu akan terlambat ke sekolah jika terus menonton tv." Sang pemuda pun menghidangkan makanan di atas piring.
"Naru-nii, tolong ikatkan rambutku." Pinta salah satu adiknya pada pemuda yang tak lain adalah Naruto.
"Aa baiklah, Ruko-chan." Naruto dengan lembut menyisir rambut Naruko dan mengikatnya twin tail.
"Sebentar, Naru-nii. Yatta Queen menang!" jerit menma dengan senang sambil melompat lompat kecil.
"Menma, hentikan tingkah konyol mu itu dan cepat makan!" ujar Naruto dengan nada tegas.
"Err, baiklah Naru-nii," sahut menma dengan menunduk.
Mereka pun makan dengan tenang di meja makan.
.
.
Setelah selesai makan, Naruto pun langsung bersiap siap bekerja sementara adik-adik nya bersiap untuk sekolah.
"Naru-nii, kami berangkat!" kata Menma yang kemudian melangkah pelan keluar rumah dan di ikuti pula oleh Naruko.
"Hati-hati di jalan! Menma, Ruko-chan."
"Ha'i/oke, Naru-nii," jawab mereka hampir bersamaan sambil berjalan pelan menuju sekolah, kemudian mereka berbalik sebentar ke arah Naruto.
Naruto yang melihat tingkah adik adik nya tersenyum sejenak dan kemudian mengangguk.
Naruko dan Menma kemudian menghampiri Naruto kembali.
"Hmm, ada apa dengan kalian? apa ada sesuatu yang kalian sembunyikan dari Aniki?" tanya Naruto dengan lembut.
"Tak ada apa apa, hanya saja. Bolehkah kami minta uang saku lagi," ucap Menma dengan wajah cengengesan.
Naruto dan Naruko sweet drop seketika.
"Menma, bukankah tadi kita sepakat untuk minta di antar ke sekolah pada Naru-nii! Lalu kenapa kamu minta tambahan uang jajan?!" cetus kesal Naruko pada Menma.
"Maa maa, ya sudah kalau begitu. Naru-nii akan mengantar kalian ke sekolah hari ini." Naruto pun mengusap pelan rambut kedua adik nya.
"Yatta!" teriak girang kedua nya.
"Baiklah, ayo kita pergi sekarang," ujar Naruto sambil menggandeng tangan kedua adik nya.
.
.
Change scene...
Di lain tempat, tepatnya di sebuah ruangan kerja, terlihat dua sosok yang sedang melakukan perdebatan.
"Rias-chan! sudah berapa kali Otou-sama katakan. Otou-sama tidak setuju kamu kembali ke sekolah itu lagi, lagi pula perusahaan kita yang akan mengelolanya adalah kamu dan jika kamu pergi maka siapa yang akan mengurusnya?!" tanya sang Otou-sama Rias.
"Maaf, Otou-sama. Tapi aku bukanlah hewan peliharaan! aku juga manusia yang ingin bebas tanpa ada kekangan," ucap Rias dengan menunduk.
Srekkk... krieett...
Bunyi pintu sontak mengalihkan perhatian mereka.
"Gomen mengganggu, Jiji-sama. Tapi aku rasa aku bisa mengelola perusahaan itu dan Ba-chan akan membantu jika ia punya waktu luang. Dan Lagi pula aku sudah berusia 16 tahun dan sudah mendapat pendidikan privat tentang bisnis sejak kecil, aku yakin bisa mengelola perusahaan itu," ucap seorang pemuda yang tak lain adalah keponakannya.
Zeoticus yang mendengar penuturan cucunya hanya bisa terdiam dan kemudian memijit keningnya.
"Hmm, baiklah kalau begitu." Zeoticus kemudian kembali berkutat dengan laptop nya.
"Kami permisi kembali ke kamar, Jiji," ujar sang cucu.
"Hmm," gumam sang kakek dengan anggukan tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.
Sang cucu dan Rias berojigi sebentar dan kemudian berbalik meninggalkan ruangan itu.
.
.
.
"Arigato Millicas-kun, karena bujukanmu akhirnya Otou-sama akhirnya luluh," ucap Rias dengan penuh kegembiraan meski kini matanya berkaca kaca seperti akan menangis.
"Hmm, Douita Ba-chan. Aku hanya tidak ingin melihat bibi bersedih lagi, bagiku bibi adalah segalanya sekarang." Millicas kemudian berbalik dan memeluk sang bibi. "Tenanglah ba-chan. Bahkan pengorbananku ini tak sebanding dengan kasih sayangmu yang merawatku ketika aku masih kecil."
Rias yang di peluk keponakannya hanya terdiam sambil mengusap usap rambut Millicas. Beberapa menit kemudian, terdengar suara isakan tertahan dari Millicas.
"Sst, tenanglah ba-chan akan selalu menjagamu," ucap Rias menenangkan.
...
Rias POV On...
Hai, namaku adalah, Rias Gremory. Aku adalah seorang anak dari salah satu pengusaha terkaya di jepang, Zeoticus Gremory dan pemilik butik terkenal di Kuoh dan kyoto, Venelana Bael. Aku merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Nama kakakku adalah, Sirzech Gremory seorang atlit MMA. Jika kalian tanya dimana kakakku? aku hanya tahu bahwa ia tewas karena pertempuran di atas arena MMA. Dan karena itulah Millicas menjadi sangat lengket kepadaku. Ibu nya Millicas Grayfia Lucifuge sendiri telah menghilang entah kemana setelah kematian Kakakku. Oh ya, aku hampir lupa. Sekarang aku merupakan siswi tahun ke-tiga di Kuoh High School dan merupakan senior di bidang olah raga kick boxing. Ngomong ngomong masalah olah raga, aku telah empat kali menjuarai turnamen MMA nasional di jepang.
Rias POV off...
.
.
Skip Time...
Sore hari, di kota Tokyo.
Disebuah Restoran, terlihat bebarapa pelayan tengah membersihkan meja dan kursi pelanggan dan salah satu pelayan itu adalah Naruto.
"Ya ya, dua bungkus Burger dan satu minuman soda, akan segera di antarkan." Suara sang pemilik restoran yang tadinya menerima telpon dari seorang pelanggan yang memesan lewat telpon.
"Baiklah, ada yang bisa mengantarkan paket makanan ini?" tanya sang pemilik restoran.
Beberapa pelayan mengacungkan tangan tanda siap mengantarkan.
"Tapi paket makanan ini harus sudah sampai pada pelanggan dalam kurun waktu 15 menit. Jadi, bagaimana? apa ada di antara kalian yang sanggup melakukannya?"
Mendengar perkataan pemilik restoran mereka, para pelayan yang tadi mengacungkan tangan perlahan mundur. Pemilik restoran yang melihat Naruto pun akhirnya memanggil Naruto.
"Naruto! apa kamu bisa melakukannya?" tanya sang pemilik restoran.
"Ha'i, saya bisa paman," jawab Naruto.
"Baiklah, aku mengandalkanmu, Naruto." Pemilik restoran itu menepuk nepuk pelan pundak Naruto.
.
.
.
Naruto dengan lincahnya mengayuh sepeda nya agar cepat sampai tujuan. Ia mengambil jalan pintas agar pengiriman paket cepat berada di tangan pelanggan.
Adapun jalan pintas yang Naruto ambil adalah jalan gang sempit dan tangga yang ramai akan pejalan kaki. Namun bukannya berhenti, ia malah mengayuh sepedanya dengan zig zag hingga ia berhasil melewati para pejalan kaki.
.
.
.
Saat Naruto sedang mengayuh sepedanya, ia melihat seorang nenek sedang mengejar gerobak sayur dan beberapa sayur itu terlihat berserakan di jalan. Naruto pun turun dari sepedanya dan ikut membantu memungut sayur sambil mengejar gerobak sayur.
Secara kebetulan seorang gadis terlihat akan melintas dari jalan itu.
"Nona! bisakah anda menghentikan gerobak itu!" teriak Naruto sambi terus memunguti sayuran yang jatuh dari gerobak itu.
Namun kejadian yang tak terduga terjadi, sang gadis menendang gerobak itu hingga patah mengenai lampu jalanan.
"Hei! Kenapa kamu hancurkan gerobakku!" ujar nenek pemilik gerobak.
Sementara Naruto yang melihat kejadian tersebut hanya bisa terdiam mematung.
Sang gadis pun berjalan pelan dan saat berpapasan dengan Naruto. Mereka saling pandang, tapi kemudian sang gadis memutuskan kontak mata dan melenggang pergi menuju sang nenek.
"Apa ini cukup?" kata Rias sambil menyerahkan beberapa lembar uang ke arah nenek.
"Ya ya, ini cukup," sahut sang nenek.
Sang gadis pun melenggang pergi meninggalkan mereka.
"Huh, tak meminta maaf! anak muda zaman sekarang sangat tidak sopan." Cetus nenek itu sambil memungut sayurannya.
Naruto yang dari tadi terdiam kini kembali menolong sang nenek dengan memunguti sayuran yang berserakan di jalan.
.
.
Change scene...
Di sebuah rumah, terlihat seseorang pria tua tengah menyapu halaman rumahnya.
Tidak lama kemudian, sesosok gadis terlihat berjalan mendekati pria tua itu.
"Sensei." Sapa gadis itu.
"Rias! ada apa kamu kemari? bukankah semua ilmu yang telah ku ajarkan cukup." Sang sensei berbicara sambil menyapu.
"Mou, Sensei. Kalau begitu biarkan aku membantumu ya!" ujar Rias yang kini berusaha meraih gagang sapu.
"Hmm, biar sensei saja yang mengerjakannya," ucap sang sensei sambil menjauhkan gagang sapu itu.
Namun, Rias tak menyerah. Ia dengan cepat memegang tangan sang sensei dan berusaha mengambil gagang sapu. Saat usaha Rias hampir berhasil, sang sensei dengan cepat mendorong Rias dan memukul perut Rias dengan sisi tumpul gagang sapu hingga Rias mundur beberapa langkah.
Ckittt...
Sebuah suara rem sepeda mengalihkan perhatian mereka.
Naruto pun turun dari sepedanya dan berjalan mendekat ke arah mereka. Naruto terdiam sesaat saat melihat gadis yang tadi ia temui dijalan.
"Ah, paket makananku telah datang. Kebetulan aku sudah sangat lapar, ayo masuk dan taruh di atas meja ya!" ujar pria tua itu.
Untuk sesaat Naruto saling pandang, sang gadis pun berbalik dan berjalan pelan keluar dari komplek perumahan itu.
"Aah, baiklah," ucap Naruto tersadar dan ikut masuk ke dalam rumah pria tua itu.
.
.
.
Setelah mengantarkan paket makanan Naruto pun mengayuh sepeda ke arah kuil. Saat masuk ia melihat beberapa pengunjung tengah berdo'a. Ia pun mendekat ke arah tempat berdo'a itu dan memejamkan mata seraya menangkupkan tangannya.
Sementara itu terlihat Rias juga berada di dalam kuil itu tengah berdo'a.
'Tuhan, aku mohon agar kau selalu menjaga adik adikku. Cukup aku saja yang merasakan kerasnya kehidupan.' Batin Naruto.
'Tuhan, tolong bukakan hati ayah agar ia tidak mengekangku seperti ini.' Batin Rias.
Mereka berdua pun membuka mata dan berbalik dan berjalan keluar ke arah pintu keluar.
Entah secara kebetulan atau memang sudah rencana Tuhan, mereka kini berjalan beriringan dan secara tak sengaja lengan mereka saling bersentuhan karena beberapa pengunjung yang menabrak mereka.
Naruto dan Rias saling menengok ke arah samping mereka dan mendapati mereka tengah bersentuhan.
"Kamu!/kau!" seru mereka bersamaan.
Beberapa pengunjung kuil menatap mereka dengan tatapan heran tapi ada juga yang acuh dan kembali melanjutkan perjalanan keluar kuil.
"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Rias dengan nada mengintimidasi.
"Aku tidak mengikutimu, lagi pula apa untungnya bagiku dengan mengikutimu," Jawab ketus Naruto.
"Grrr, kau menyebalkan!" ucap Rias dengan kesal.
Kemudian Rias melenggang pergi mendahului Naruto.
"Kheh, gadis yang aneh!" gumam Naruto.
Mereka pun telah keluar dari kuil dan berjalan berlainan arah.
Namun tanpa mereka sadari, benang takdir telah mengikat mereka berdua pada sebuah hubungan yang akan menentukan perjalanan kehidupan mereka.
.
.
.
TBC
Yo minna-san! Gomen ne aku telah menghapus fic Son Of The Shiva tapi sebagai penggantinya. Aku telah menghadirkan fic baru dengan tema yang lebih fresh dan sugar..wkwkwk
Okelah tanpa memperpanjang waktu.
exolusiondo out, jaa!
