Dia ditakdirkan menjadi sebongkah bulan. Asteroid raksasa sedingin Antartika yang diutus menjadi satelitku yang setia. Aku tahu dia bukan bintang, tapi dia akan selalu menjadi Siriusku. Bulan yang lebih terang dari semua semua bintang. Mungkin lebih terang dari Sirius yang sebenarnya.
Batin seorang bermarga Park tergelak saat membaca penggalan prolog yang ia tulis sendiri itu. Ia mungkin sudah mulai gila karena membayangkan bahwa dia adalah Ares yang mencintai Phobosnya.
Pikirannya melayang mencoba mengganti analogi.
Tidak bisa.
Baiklah, sudah ia putuskan untuk menyudahi bentrokan antara pemikiran-pemikirannya sendiri dan melanjutkan tulisan.
halo, aku nisarites, bisa disapa nisa ya hihi mau mengucapkan selamat datang di ff perdanaku~ :)
ini beneran ff pertamaku yang mau kupublish lho :")
aku anak baru di sini, aku ingin berkenalan tapi pagi ini aku sedang dikejar waktu TT
author udah kebelet banget pengen mengupload sesuatu jadi kusempatkan mengupload prolog dari ff yang sedang kubuat. eit, prolognya dulu nde~ ehehe
karena ini cuma chap percobaan (sekalian belajar mekanisme di sini), jadi author gak akan ngemis review wkwkw
ditunggu yaaa~
