Growl
Rate:: T
Pair:: KaiSoo, ChanBaek, KrisTao, HunHan
Genre:: Drama and Romance
Author:: Hiwatari Niwadark
Warn:: BL (Boys Love)
Okee~! Ini dia chap 1 yang author janjiin ^^ Thanks a lot buat readers yang udah review dan mau ff ini lanjut ^^ Terima kasih banyak. Dan banyak yang bertanya, ini ff main charanya siapa sih? Kaisoo kah? Chanbaek kah? Di sini author jelasin ^^ Main couple di ff ini ada 4, yaitu Kaisoo, Chanbaek, Kristao dan Hunhan. Jadi keempat couple itulah main couplenya, gak ada couple yang lebih dominan. ^^ Itu saja. Sekian #krikk
Oke! Oke! XD Langsung mulai aja deh
Enjoy~!
~#~#~#~#~#~#~#~#~#~#~
"Luhan hyung,"
"Hm?"
"Kenapa tumben sekali hyung mengajak kami liburan ke puncak? Biasanya juga cuma ke pantai." ujar seorang namja bermata sipit dan memiliki bagian hitam di bawah matanya. Namja yang dipanggil dengan 'Luhan hyung' yang sedang mengemudi tersebut tersenyum lalu menjawab, "Appaku menyarankan untuk berlibur kepuncak dan menginap di villa lama milik keluargaku saja, Tao-ah. Kami sudah lama tidak pergi ke sana. Meskipun ada maid yang merawat villa itu, appa tetap menyuruhku ke sana untuk melihat keadaan villa dan sekalian mengajak kalian berlibur." Tao mengangguk mengerti kemudian melihat ke arah luar jendela mobil. Mereka baru saja di 1/4 perjalanan menuju puncak.
Namja bernama Byun Baekhyun yang duduk di samping Tao pun mengeluarkan suaranya dengan semangat. "Kita akan menginap berapa malam, hyung? Liburan musim panas masih panjang, bagaimana kalau menginap di sana selama seminggu? Atau- dua minggu?" sarannya dengan senyum cerianya yang manis. Namja mungil yang duduk di jok depan, di samping Luhan pun menoleh ke arah Baekhyun dengan mata bulatnya yang dilebarkan. "Apa yang ingin kau lakukan di sana sampai seminggu, eoh? Di sana tidak ada laut, tidak wahana bermain, tidak ada mall. Kau akan mati kebosanan di sana, hyung." ujar namja bernama Do Kyungsoo tersebut.
"Wahana bermain sih ada, tapi lumayan jauh dari villa." timpal Luhan. "Aku juga ingin berlama-lama di puncak. Aku suka puncak. Rasanya sangat tenang di sana. Ayolah, hyung~?" rengek Tao. Baekhyun yang duduk di samping Tao terkekeh ke arah Kyungsoo. Sedangkan Kyungsoo, merasa sedikit kesal, tetapi lebih memilih untuk tidak meladeni namja childish itu. "Ne, ne. Aku terserah kalian saja." jawab Kyungsoo yang kembali menghadap ke depan lalu melanjutkan memakan snacknya.
Baekhyun dan Tao berteriak kesenangan, sedangkan Luhan dan Kyungsoo hanya tertawa kecil. Perjalanan selama 4 jam ke puncak ini diisi dengan canda-tawa dari tingkah Tao dan Baekhyun yang kekananakan, suasana keributan akan hal kecil dan rasa tenang saat mereka bernyanyi bersama dengan suara merdu masing-masing.
.
.
"Ahhhh~! Akhirnya sampai juga." ujar Tao yang merasa lega sekaligus senang saat turun dari mobil. "Ukh, pinggangku rasanya nyeri." keluh Kyungsoo pelan sambil meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku karena terlalu lama duduk di mobil. "Ya! Bantu aku membawa barang-barang ini." seru Baekhyun yang terlihat kesulitan membawa barang-barang bawaan mereka.
Luhan mengeluarkan barang-barang dari mobil, sedangkan Kyungsoo, Tao, dan Baekhyun membawa barang-barang mereka masuk ke dalam villa yang kemudian disambut oleh seorang maid. Setelah selesai membawa masuk barang-barang ke dalam villa, mereka beranjak keluar dan mendekati Luhan yang masih berdiri di depan mobilnya yang terparkir di halaman villa yang cukup luas. Tampak Luhan tengah mengamati villa milik keluarganya yang telah lama tidak ia kunjungi ini.
"Kenapa, hyung?" tanya Tao. Luhan menggelengkan kepalanya. "Ani. Hanya melihat perubahan pada villa ini saja. Dulu saat aku masih kecil, appaku sering membawaku ke sini untuk bermain. So nostalgic." Jawabnya pelan. Tao ikut mengamati villa Luhan dan mengangguk mengerti.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Baekhyun yang menghampiri Tao dan Luhan, disusul oleh Kyungsoo yang berjalan di belakang Baekhyun. "Aniyo, hanya melihat-lihat villa-villa yang ada di sini dan menikmati suasana saja." Jawab Luhan. Baekhyun dan Kyungsoo terlihat ikut mengamati villa-villa dan suasana di sekitar mereka yang kebanyakan berhiaskan pepohonan dan hanya terdapat sekitar 6 atau 7 villa saja yang terdapat di tempat itu, dan itupun belum tentu berpenghuni.
Kyungsoo yang sedari tadi terdiam kini terlihat mengernyitkan keningnya dan mengeluarkan suaranya, "Luhan hyung," panggilnya. "Hm?"
"Bukankah hyung pernah bilang kalau villa milik keluarga hyung ada 2? Tapi kenapa hanya satu saja yang terlihat terawat?" tanya Kyungsoo.
"Oh, aku belum menceritakannya pada kalian, ya? Iya, yang putih kusam itu dulunya juga milik keluargaku, tapi kemudian dijual oleh appa karena kami tidak terlalu membutuhkan 2 villa. Satu villa saja sudah tidak terlalu dipakai, apalagi 2 villa." Jawab Luhan.
Tao mengamati villa bercat putih dan kusam itu dengan cukup lama sebelum akhirnya bertanya, "Lalu villa itu dijual ke siapa, hyung? Kenapa kelihatannya sangat tidak terawat? Apa pembelinya tidak pernah memakai villa itu?"
"Entahlah, aku tidak pernah melihat pembelinya. Dan bahkan aku tidak pernah melihat ada orang yang masuk ataupun keluar dari villa itu. Kata appa sih tidak ada penghuninya, mungkin mereka membelinya hanya untuk berinvestasi."
Kyungsoo dan Tao menganggukkan kepalanya. Di antara villa yang satu dengan villa yang lain terdapat jarak pemisah, tidak saling menempel seperti perumahan di kota-kota. Dan yang membingungkan, kenapa hanya villa milik keluarga Luhan dengan villa yang dijual oleh appa Luhan yang saling menempel?
"Semua villa punya jarak antara satu dengan yang lain, kenapa hanya villa milik hyung dengan villa putih kusam itu yang saling menempel?" tanya Baekhyun yang merasa aneh. "Oh, karena 2 villa menempel inilah makanya appa mau membeli dua villa ini. Katanya sih beli 2 villa, kenapa harus beli yang pisah jarak kalau ada yang saling menempel? Begitulah." Jawab Luhan. Baekhyun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti meskipun masih merasa janggal dengan hal itu. Tapi… Yasudahlah, toh tidak masalah juga.
Setelah merasa cukup puas menikmati suasana di luar. Luhan, Kyungsoo, Baekhyun dan Tao memutuskan untuk masuk ke dalam villa dan beristirahat.
.
.
"Oh! Kamarnya luas sekaliii." Baekhyun terlihat tersenyum lebar saat memasuki kamar yang akan ia tempati bersama Kyungsoo. Sedangkan Luhan akan berbagi kamar dengan Tao. Kyungsoo berjalan masuk dan menghampiri tasnya yang telah diletakkan oleh maid di atas kasur.
Clangg!
Baekhyun sedikit terkejut mendengar suara kaleng terjatuh dari dinding sebelah. Tapi… Bukankah di seberang dinding ini adalah villa kosong itu? Kamar ini adalah kamar paling pinggir yang di mana dindingnya saling menempel dengan dinding villa kosong itu.
"Kau mendengar itu, Soo?" tanya Baekhyun pada Kyungsoo yang sibuk mengeluarkan beberapa barangnya dari tasnya. Kyungsoo menatap Baekhyun. "Mendengar apa?"
"Kau tidak dengar? Tadi ada suara seperti kaleng jatuh dari sebelah dinding ini." ujar Baekhyun sambil menempuk-nepuk pelan dinding yang berada di belakang kasu mereka. Kyungsoo mengernyit dan menggelengkan kepalanya. "Mungkin kau salah dengar, hyung." Ia kembali sibuk dengan barang-barangnya.
"Mungkin." gumam Baekhyun pelan sebelum akhirnya memutuskan untuk tidak mempedulikan hal tersebut. Mungkin saja ada angin yang bertiup masuk ke dalam villa tersebut yang membuat barang-barang atau mungkin sampah-sampah di villa kosong itu terjatuh atau apalah. Mungkin.
Setelah selesai menyusun barang-barang mereka, keempat namja itu memutuskan untuk menetap di villa pada hari ini dan menghabiskan hari siang mereka di atas kasur. Beristirahat. Tampak mereka tertidur dengan lelap di kasur masing-masing, kecuali Luhan. Ia kini tengah menuruni tangga, berniat ke dapur untuk mengambil air minum.
"Oh? Kiyoung ahjumma? Sudah waktunya pulang, ya?" tanya Luhan sambil melihat kea rah jam dinding. Jam 15.35. Yeoja berumur 49 tahun yang telah bekerja di tempat itu selama 9 tahun itu pun tersenyum dan mengangguk. "Iya. Makan malam sudah saya sediakan, Luhan-sii. Anda hanya perlu memanaskannya di oven saja." Jelasnya. Luhan tersenyum dan mengangguk. "Ne, gomawo, ahjumma." Maid tersebut pun membungkukkan tubuhnya sebelum akhirnya beranjak pulang.
Ya, maid itu hanya bekerja setengah hari untuk membersihkan dan mengurus villa ini setiap harinya. Dan kini, hanya ia sendiri yang berada di lantai bawah. Luhan berjalan ke dapur dengan langkah pelan. Suasana terlihat cukup sepi dan mengerikan, mengingat ia biasanya selalu bersama dengan keluarganya di sini meskpun maid telah pulang. Ia memang datang dengan teman-temannya, tapi kali ini berbeda. Saat ini teman-temannya sedang tertidur dan ia sendirian di dapur.
Setelah meminum air secukupnya untuk menghilangkan rasa hausnya, Luhan pun memutuskan untuk segera kembali ke kamar. Ia merasa tidak nyaman.
.
.
Jam 19.12
Kyungsoo terlihat memasuki kamarnya seraya mengusap-usap rambutnya yang basah. Ia baru saja selesai mandi dan setelah ini berniat turun ke lantai bawah menyusul yang lain untuk makan malam. 'Ukh, aku lupa membawa sisir.' batin Kyungsoo. Dengan malas, ia mendekati tas Baekhyun dan mengubek isi tas berwarna putih tersebut. Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, ia mengembalikan tas tersebut ke tempat semulanya. "Pinjam sisirmu, hyung." gumam Kyungsoo pelan.
Saat sibuk menyisir rambutnya, Kyungsoo dapat melihat pohon-pohon yang bergoyang cukup keras lewat jendela kamar ini. Sepertinya angin di luar sangatlah kuat.
Ggrrrrr!
Kyungsoo menghentikan gerakannya yang hendak menggantung handuknya. Ia menoleh ke kiri dan kanan untuk mencari sumbersuara yang terdengar seperti geraman tersebut.
Grrrr!
Oke, kali ini kening Kyungsoo mengernyit. Suara geraman itu terdengar semakin jelas. 'Suara anjing?' pikir Kyungsoo. Ia tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut karena setelah geraman kedua itu, tidak terdengar suara apa-apa lagi.
.
"Woahh! Kimchi!" seru Baekhyun dengan riang. Kyungsoo menahan sumpit Baekhyun yang hendak mengapit selembar kimchi pedas yang disediakan di salah satu piring yang ada di atas meja makan. "Ck! Kyung!" kesal Baekhyun. Kyungsoo hanya tertawa dan melepaskan sumpit Baekhyun. Mengerjai Baekhyun merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan baginya.
"Besok kita mau ke mana, hyung? Ada rencana?" tanya Tao sambil melahap makanannya. "Um, kalian mau ke mana? Di sini tidak terlalu banyak tempat yang dapat dikunjungi. Paling hanya ada pasar dan wahana bermain saja." Jawab Luhan.
"Besok aku ingin ke pasar, hyung. Stok sayuran di kulkas tinggal sedikit, dan aku ingin memasakkan sesuatu untuk makan siang dan malam besok." Ujar Kyungsoo. Luhan mengganggukkan kepalanya. "Okay."
"Ke pasar? Ah, aku ingin membeli ikan hidup yang mirip dengan Tao. Aku memeliharanya dan menjadikannya teman Tao. Kasihan Tao tidak ada teman bermain." canda Baekhyun yang kemudian tertawa dengan puas saat mendengar cibiran kesal keluar dai mulut Tao. Luhan dan Kyungsoo ikut tertawa cukup keras mendengar candaan Baekhyun. Setelah tawa mereka mereda, Kyungsoo teringat akan sesuatu.
"Oh ya, Luhan hyung," panggil Kyungsoo. "Ne?"
"Apa hyung memiliki peliharaan di villa ini? Seperti anjing atau kucing, mungkin?" Luhan menghentikan makannya dan menatap Kyungsoo seraya menggeleng.
"Aniyo. Memangnya kenapa?"
"Tapi aku seperti mendengar suara geraman hewan."
Luhan terdiam mendegar perkataan Kyungsoo. Ia merasa tidak pernah memelihara hewan apapun di villa ini. Dan ia juga tidak pernah mendengar ada hewan buas di sekitar villa ini.
"Eh? Mungkin kau hanya salah dengar, Soo." Kyungsoo hanya mengangguk pelan dan melanjutkan makannya meskipun masih penasaran dengan suara yang jelas-jelas terdengar seperti suara geraman itu.
"Ah! Aku lupa menelepon eommaku! Dia menyuruhku untu menghubunginya sesaat setelah aku sampai di villa. Aish! Aku malah lupa." Oceh Baekhyun yang kemudian beranjak dengan setengah berlari ke kamarnya yang berada di lantai atas untuk mengambil ponselnya.
Setelah mendapatkan ponselnya dan menghubungi eommanya, tidak lupa mendapatkan omelan seribu bahasa dari eommanya karena telat menelepon, Baekhyun pun memutuskan panggilannya setelah selesai berbicara dengan eommanya. Saat ia hendak berbalik dan beranjak dari kamar itu, ia mendengar suara aneh.
Tik! Tek!
Baekhyun mengernyitkan keningnya. Ia memandang ke sekelilingnya dan kemudian memandang ke arah lampu yang ada di langit-langit kamar. Suara tadi seperti suara sakelar yang ditutup-nyalakan.
"Sialan kau! Jangan memainkan sakelar! Aku sedang mengerjakan sesuatu."
"Ahahahah! Siapa yang menyuruhmu –blablabla-"
Baekhyun mengernyit saat mendengar suara beberapa orang yang berbicara. Ia tidak dapat mendengar dengar jelas apa yang mereka katakan dan seperti apa suara mereka karena hanya terdengar samar-samar. Yang terdengar cukup jelas hanyalah suara tawa beberapa namja yang kemudian langsung hening.
Lagi-lagi, Baekhyun mendengar suara dari dinding seberang. Dan kali ini suara itu lenyap. Tidak ada suara apa-apa lagi. Baekhyun menelan ludahnya dan napasnya mulai tidak teratur. Dengan tergesa-gesa, namja manis itu beranjak dari kamar itu dan turun ke lantai bawah untuk menghampiri teman-temannya.
"Waeyo, hyung? Kenapa lari-lari seperti itu?" tanya Tao. Baekhyun langsung mendaratkan bokongnya di kursinya dan menatap Luhan dengan horor.
"Hyung,"
"Ada apa, Baek? Apa terjadi sesuatu?"
"Hyung, bukankah kau bilang kalau villa sebelah itu tidak ada penghuninya? Barusan aku mendengar suara tawa beberapa namja dan suara sakelar yang ditekan." Ujarnya dengan suara yang sengaja dipelankan. Luhan, Kyungsoo dan Tao mengernyit bingung.
"Mwo? Apa mungkin villa sebelah itu ada penghuninya?" tanya Tao. Luhan menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin. Lihat saja pintunya, bersarang laba-laba seperti itu. Itu artinya tidak ada yang pernah masuk ataupun keluar dari villa itu untuk waktu yang cukup lama, 'kan?"
"Bisa saja mereka itu anti sosial."
"Anti sosial juga pasti keluar minimal satu bulan sekali, Tao."
"Apa kau benar-benar mendengarnya dengan jelas?" tanya Kyungsoo. Baekhyun menganggukkan kepalanya dengan mantap. "Mereka menekan sakelar, kemudian berbicara sebentar, kemudian tertawa, lalu diam. Tidak ada suara lagi setelah itu." Jelas Baekhyun.
"Mungkin hanya perasaanmu saja, Baek." Ujar Luhan berusaha menenangkan. Baekhyun menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin, hyung. Aku yakin aku tidak salah dengar. Tadi siang aku mendengar suara benda jatuh dan sekarang suara orang-orang berbicara dari seberang dinding."
Luhan mengernyitkan keningnya, tidak mengerti dengan situasi saat ini. "Bagaimana kalau Kyungsoo hyung dan Baekhyun hyung tidur di kamar kami saja? Kita tidur berempat. Kamar kalian dekat dengan villa sebelah, untuk menghindari kecurigaan lebih baik kita jaga jarak dengan dinding pembatas yang menempel dengan villa sebelah." saran Tao. Baekhyun menganggukkan kepalanya.
"Sudahlah, setelah ini kalian bereskan barang-barang kalian dan pindah ke kamarku dan Tao. Besok akan aku tanyakan tentang ini ke Kiyoung ahjumma." Ujar Luhan dengan senyum lembutnya yang berhasil membuat Baekhyun sedikit tenang.
Dengan Kyungsoo dan Baekhyun yang pindah ke kamar Luhan dan Tao, mengharuskan mereka untuk tidur berdua di satu kasur yang cukup luas. Tampak Luhan yang tertidur dengan headset yang mendempel di kedua telinganya, Tao yang menggunakan penutu mata bergambar panda, Kyungsoo yang tidur dengan lelapnya dan Baekhyun yang memejamkan matanya dengan kening berkerut. Ia tidak bisa tidur.
Dengan apa yang telah ia alami hari ini, ia tidak mungkin dapat tidur dengan nyenyak. Bukannya takut, ia justru penasaran dengan hal itu. Ia penasaran dengan villa sebelah, apakah ada penghuninya tau tidak. Ia penasaran dengan suara-suara tadi. Ia penasaran dengan suara geraman yang tadi diceritakan oleh Kyungsoo. Ia juga penasaran, apa sekarang di kamar itu masih akan terdengar suara orang-orang berbicara?
.
.
Di pasar yang terlihat ramai ini, Luhan berjalan di depan sambil melihat-lihat ke samping kiri kanan untuk melihat barang-barang jualan yang mungkin menarik perhatiannya untuk dibeli. Kyungsoo, Tao dan Baekhyun mengikuti Luhan dari belakang. "Bagian sayur ada di bagian agak dalam dari pasar ini. sambil berjalan ke dalam, kalian lihat-lihat saja jualan di sekitar sini, mungkin kalian tertarik untuk membelinya." saran Luhan.
Terlihat berbagai macam barang jualan yang terpapar di lantai ataupun meja yang ada di samping-samping jalan. Ada yang menjual baju, perhiasan imitasi, perhiasan bebatuan, peralatan masak, kue dan lain sebagainya.
"Hyung, sebentar. Aku ingin melihat kalung ini." ujar Tao menghentikan Luhan, Kyungsoo dan Baekhyun. Ia terlihat tertarik untuk melihat sebuah kalung yang tergantung di tempat perhiasan bebatuan. Namja manis yang bermata seeprti panda itu meraih kalung berliontin batu giok bulat itu dan menanyakan pada hyungdeulnya, "Bagus tidak?"
Kyungsoo menganggukkan kepalanya sedangkan Luhan mengacungkan jempolnya. Baekhyun tampak berpikir seraya mengamati kalung yang ditunjukkan oleh Tao. "Hmm, bagus. Tapi sayang, kalung giok itu pasti akan berubah jadi warna hitam kalau kau yang memakainya." Jawabnya. Tao berdecak kesal. "Ck. Aku sudah tahu, bertanya padamu sama saja bertanya dengan ulat." Ujar Tao. Baekhyun terlihat tertawa geli melihat reaksi Tao.
Brukh!
"Ah!" keluh Tao saat seseorang menabraknya. "Oh! Mianhae, aku tidak sengaja." Ujar seorang namja tampan bertubuh tinggi dan berambut pirang yang menabraknya itu. Tao hanya tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya.
"Hahahha! Matamu rabun, Kris hyung? Tanda-tanda penuaan, ya? Masa manusia setinggi dia bisa kau tabrak juga." celos seorang namja bersuara bass yang baru saja datang menghampiri namja yang bernama Kris itu.
"Ck! Tidak lucu, Chanyeol-ah. Aku menabraknya karena kau menyuruhku untuk berlari mengejar Sehun dan Kai. Lihatlah, mereka sudah jauh di depan." Kesal Kris pada namja yang ia panggil Chanyeol itu. Chanyeol hanya tertawa mendengar ocehan Kris.
Baekhyun yang melihat hal tersebut mengernyitkan keningnya. Sedangkan Kyungsoo, Luhan dan Tao terlihat tidak mempedulikan keributan dua namja itu dan sibuk membantu Tao memilih kalung yang bagus.
'Sepertinya aku pernah mendengar suara si siapa namanya? Chanyeol, ya? Suaranya tidak asing. Apa aku pernah bertemu dengannya sebelumnya?' pikir Baekhyun yang masih memperhatikan dua namja yang dengan bodohnya masih saling berdebat, bukannya malah mengejar teman mereka.
Chanyeol yang merasa diamati pun akhirnya menatap Baekhyun sejenak sebelum akhirnya menyusul Kris yang telah jalan duluan.
Baekhyun terdiam. Ia dapat melihat namja bernama Chanyeol itu menyeringai padanya meskipun seringainya sangat tipis dan hanya sejenak. Tapi bukan itu yang membuatnya speechless saat ini, melainkan-
'Suara bass itu… Persis seperti suara namja yang berasal dari dinding seberang itu. Suara namja yang marah itu.'
~TBC~
Oke~! Chap 1 selesaiii…Ohohoho, maaf kalau chap ini sedikit membosankan. Author merasa sedikit aneh sama plot ff ini, tapi… yasudahlah =_=
Terima kasih untuk salah satu reader author yang udah ingetin kesalah author XD Di trailer kemarin, author ngetik Barkhyun manggil Kyungsoo dengan embel-embel hyung dan author gak sadarrr #plakk
*author dudul*
Oke, terima kasih sebanyak-banyaknya buat readers tercinta yang udah mau membaca dan mereview ff ini ^^ Gomawoo~
Oke, akhir kata dari author,
Review, please~? ^^
Gomawo~
*bow* m(_ _)m
