Hajimemashite..! Ricchan desu..!
Ini pertamakalinya Ricchan post di KnB. Jadi deg deg an. Hahaha.
Tak usah banyak bacot lah
'AKASHI SEIJUURO'
Kuroko no basuke bukan milik Ricchan,
kalau Ricchan yang buat ntar ujung-ujungnya jadi
cerita fangirl gaje
tapi fic 'Akashi Seijuuro' murni milik Ricchan
dan hanya dibuat demi kesenangan semata
[genre : romance, school life]
[pair : Akashi Seijuuro X OC/reader]
[Setting : SMP Teiko tahun ke-2]
[Warning : agak OOC, gaje, alur cepat, rate bisa berubah menjadi M sewaktu-waktu]
.
.
.
Semilir angin lembut menerpa surai kehitaman milikmu yang kini tengah duduk bermenung di kursimu. Posisimu di pojok belakang kelas benar-benar membuatmu bisa bermenung tanpa menarik perhatian guru yang tengah mengajar di depan kelas.
Kau mengalihkan pandanganmu saat mendapat firasat bahwa laki-laki bersurai merah dengan manik beda warna memperhatikanmu sedari tadi. Saat mata kalian bertemu, semburat merah langsung muncul di pipimu, sedang pemuda itu hanya tersenyum kecil melihat gadis-NYA kini memerah malu. Memang, kau adalah kekasih sang kapten basket SMP Teiko. Gadis yang baru menjadi kekasihnya kurang lebih seminggu.
Bel tanda usainya pelajaran telah berbunyi. Kau meregangkan otot-ototmu yang rasanya kaku setelah duduk seharian di kelas. Yah, meskipun kau lebih sibuk bermenung daripada memperhatikan pelajaran.
"[First Name]" panggil Akashi Seijuuro, kekasihmu mendatangi tempat dudukmu.
"Apa kau ada kegiatan klub setelah ini?" tanya Akashi padamu. Kau menggeleng.
"Kalau begitu, kau harus menemaniku latihan basket di Gym hari ini. Kau tak bisa menolak [Name]. Ini perintah. Dan perintahku mutlak" lanjut Akashi menarik tanganmu.
Kau tersenyum lembut. Kekasihmu ini benar-benar lucu dimatamu.
Sesampainya di Gym, terlihat seluruh anggota tim A yang digelari Kiseki no Sedai telah berada di gym dengan jersey mereka.
"[Name]-chan juga ikut ya" komentar Momoi langsung mendekatimu dan memelukmu erat. Momoi memang telah menjadi temanmu sejak Akashi sering menarikmu paksa kesini.
"Jangan memeluknya seperti itu Satsuki! Kau tidak lihat wajah risihnya?" ujar Akashi melepas paksa pelukan maut Momoi. Sepertinya kekasihmu tetap cemburu maupun yang memelukmu sesama perempuan.
'Satsuki kah?' batinmu
"Kalian mulai dulu pemanasannya, aku akan ganti baju dulu" ujar Akashi memberi perintah seperti biasa.
Kau dan Momoi mulai berjalan ke arah court. Momoi mulai mencata-catat beberapa hal yang tidak kau mengerti di kertas pada papan yang kini ia pegang. Tak lama Akashi mulai bergabung melakukan pemanasan dengan tim basket andalan Teiko itu.
Pandangan matamu tak bisa lepas dari lelaki dengan warna rambut paling mencolok diantara laki-laki berambut mencolok lainnya (Hahaha :D). Wajahnya terlihat tetap tenang maupun seluruh tubuhnya sudah mulai dibanjiri keringat. Namun malah hal itu membuat pesona tersendiri. Menambah nilai plus yang kau lihat pada kekasihmu.
"Nee [Name]-chan. Kenapa kau bengong seperti itu? Biasanya kau akan menceritakan banyak hal" ujar Momoi membuyarkan aktifitasku barusan.
"A-Apa maksudmu Momoi-chan?" kau balas bertanya.
"Apa kau ada masalah?" lanjut Momoi.
Momoi menatapmu, seolah meminta jawaban sejujurnya. Kau tak menjawab, hanya menunduk. Pertanyaan Momoi memang tepat, ada hal yang mengganjal hatimu saat ini.
"Baiklah, latihan hari ini cukup sampi disini" ujar Akashi saat semburat orange mulai terlihat di ufuk barat.
"Otsukare~" ujar semua orang diruangan itu dengan aksen yang berbeda-beda.
Midorima kembali memperban ujung jemarinya. Aomine masih terlhat mendrabble bola, masih bermain basket bersama bayangnnya, Kuroko. Murasakibara langsung menyerbu snack yang tidak bisa dimakannya selama latihan. Kise dan Akashi langsung menuju ruang ganti, sepertinya Kise ada sesi pemotretan sore ini. Kau tetap diam di tempat duduk, meskipun Momoi sudah mengajakmu ikut berbaur ketengah lapangan. Apalagi Midorima dan Aomine sudah mulai adu mulut saat bola basket itu telak mengenai kepalanya. Padahal yang melakukannya Kuroko, berkat missdirectionnya Kuroko benar-benar tak disalahkan. Benar-benar lucu. Kau bisa melihat semuanya dengan jelas.
Kau mengalihkan wajahmu saat merasa pundakmu disentuh. Akashi sudah berdiri tepat disebelahmu, namun anehnya kau sama sekali tak sadar dengan hal itu.
"Ayo pulang" ujar Akashi menarik tanganmu seperti biasa. Seluruh anggota Kiseko no Sedai dan Momoi ikut mengucapkan salam padamu. Kau hanya tersenyum.
Arah rumahmu dan arah rumah kekasihmu memang berlawanan. Namun ia selalu mengantarkanmu pulang terlebih dahulu dengan alasan ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Kau selalu menikmati waktu dimana kau berjalan bergandengan dengan Akashi, namun tidak seperti hari ini.
Akashi tidak menggenggam tanganmu seperti biasa. Kali ini malah terkesan ia menarik pergelangan tanganmu kasar. Rasa nyeri mulai menyerang pergelangan tanganmu yang mulai memerah. Namun seolah tak sadar, Akashi masih menarik pergelangan tanganmu dan berjalan satu dua langkah didepanmu.
"I-Itte, Akashi-kun" ucapmu ragu-ragu.
Akashi menghentikan langkahnya. Namun bukannya melonggarkan genggamannya pada tanganmu, ia malah makin mengencangkannya, membuatmu sedikit meringis kesakitan.
"Apanya yang sakit [First Name]?" tanya Akashi tanpa membalikkan badannya menghadapmu. Kau hanya menunduk. Kau tak berani melawan kekasihmu ini.
"Apa kau sadar, kau menyakitiku lebih daripada aku menyakitimu sekarang." lanjut Akashi sadar bahwa kau sama sekali tak akan mengatakan apa pun.
"A-Apa maksudmu?" tanyamu masih meringis.
Kini Akashi membalikkan badannya. Tingginya yang lebih sepuluh senti membuatmu sedikit mendongak menatap kedua matanya. Kini tangannya pindah kebahumu.
"Ada apa denganmu hari ini? Kau tak pernah murung seperti ini" tanya Akashi.
Jantungmu berdegub kencang. Antara bingung dan takut akan mengatakan apa. Namun hati kecilmu berkata lain, kau harus mengatakannya pada kekasihmu.
"A-Aku ingin bertanya sa-satu hal, A-Akashi-kun" suaramu terdengar bergetar. Akashi memerengkan kepalanya, menanti kata-kata yang akan kau utarakan selanjutnya.
"Ke-Kenapa kau me-memintaku menjadi ke-kekasihmu?" lanjutmu.
Akashi tampak terkejut dengan pertanyaanmu. Alisnya mulai bertaut saat keningnya membentuk lipatan-lipatan.
"Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Akashi balik.
"Habisnya kau memanggil semua orang dengan nama kecilnya, sedangkan kau hanya memanggil margaku (first name itu marga, maaf kalau Ricchan salah)" jawabmu kesal. Untuk pertamakalinya kau berani menaikkan suaramu di hadapan pemuda bersurai merah ini.
Wajahmu langsung memerah sesaat ketika kau mengucapkannya. Refleks kedua tanganmu menutupi wajahmu. Air mata sudah siap jatuh kapan saja. Memang hanya masalah panggilan, namun bagimu itu bukan hal sepele.
Jauh dari dugaanmu, Akashi malah tertawa. Tawanya membuat air matamu benar-benar sudah mengalir kini.
"Maaf [First Name]" ujar Akashi memegang kedua tanganmu, membimbingmu agar menurunkan tangamu dan membiarkan kedua mata kalian kembali bertemu.
"Lagi-lagi kau menyebut margaku" rengekmu.
"Kau sangat lucu saat cemburu. Kupikir kau akan berteriak-teriak saat cemburu, namun kau malah mendiamiku seperti ini. kau benar-benar membuaku penasaran setengah mati" ujar Akashi masih sedikit tertawa.
"Aku tidak cemburu" balasmu kesal.
Akashi meletakkan tangan kanannya di dagumu, membuat kini tatapan kalian semakin intens. Wajahmu sudah sejak tadi memerah.
"[Name] [Name] [Name] [Name] [Name] [Name] [Name] ..." Akashi mengujarkan nama kecilmu berulang-ulang.
"Apa sudah cukup [Name]?" tanya Akashi saat kau merapatkan kepalamu ke dada bidangnya. Kau mengangguk.
"Sekarang, panggil nama kecilku!" perintah kekasihmu.
"Se- Sei-juu- ro-kun"
"Jangan pakai kun"
"Sei-juu-ro"
"Lagi!"
"Sei~"
Chuu...
Tepat saat kau ingin mengucapkan lagi nama kekasihmu itu, mulutmu bungkam oleh bibirnya yang kini menempel di bibirmu. Rasanya aneh, dadamu berdegub kencang sekali. Ciuman Aka- maksudmu Seijuuro terasa amat lembut dan memabukkanmu. Sangat lama bibirnya meninggahi bibirmu. Namun saat sadar orang-orang sekitar memperhatikan kalian, kau langsung mendorong mundur tubuh kekasihmu.
"Jangan disini Sei. Aku malu" ujarmu mencoba membuat jarak.
"Hoo~ Jadi kalau ditempat lain kau mau melakukannya?" goda Seijuuro. Wajahmu benar-benar memerah.
"Bu-Bukan itu maksudku!" teriakmu pelan ditelinga Seijuuro.
Kekasihmu malah tertawa lepas sekali lagi. Kedua tangannya menarik tubuhmu kearahnya, menghilangkan jarak antara tubuh kalian. Tangannya memelukmu erat, ragu-ragu kau melingkarkan tanganmu di punggungnya.
"Aishiteru yo, [Name]" bisik Seijuuro ditelingamu.
"Hm, aishiteru Sei" balasmu.
~To be Continued~
Dou minna? Gaje ya? Emang fic ini Cuma drabble-drabble singkat tentang hubungan asmara reader dan Akashi Seijuuro. Maaf kalau romancenya kurang terasa ya ^^'
Bagaimana pendapat minna-san? Silahkan disampaikan agar Ricchan bisa terus memperbaiki tulisan Ricchan
Review please minna..!
