Karakter-karakter resmi milik Mrs. Rowling. Latar waktu di tahun ke-enam Harry Potter dan kawan-kawannya.
Enjoy Reading!
Chapter 1: Kabar Buruk
Hermione menyelempangkan tasnya dan langsung meninggalkan kelas.
"Bagaimana bisa aku tertidur di kelas sejarah sihir sih," pikirnya sambil terus berjalan di sepanjang koridor lantai 2.
"Hai, Hermione!" panggil Ron-si-keeper-baru-Gryffindor.
Hermione memelankan langkahnya saat sudah sampai di pintu aula besar.
"Kau. Tega sekali membiarkanku tidur di kelas tadi,"
Hermione terlihat murka sekali. Tentu saja. Di saat separo murid sudah meninggalkan kelas, Hermione tertidur di mejanya dan tidak ada yang membangunkannya, bahkan untuk menyadari Hermione ketiduran saja tidak. Sahabatnya -Harry dan Ron-, seharusnya memnyadarinya, bukan? Mereka duduk berderet satu meja. Aneh sekali jika tidak ada dari mereka yang menyadari hal itu.
"Kami langsung pergi ke sini tadi. Kukira kau sedang mencatat, kepalamu tidak menyentuh meja soalnya," jelas Ron.
"Tentu saja, Ron. Aku tertidur di atas buku, bagaimana bisa kepalaku menyentuh meja, huh?" Hermione mulai kesal.
"Kami minta maaf, Herm," kata Harry. Harus ada yang mengalah jika Hermione dan Ron mulai saling berteriak. Orangnya pasti dan selalu Harry.
"Kalian tau apa yang Proffesor Binns lakukan, huh?"
"Sebuah nilai outstanding-luar biasa- untuk NEWT-mu kurasa," jawab Harry bercanda.
"Oh, sama sekali tidak lucu Harry. Aku didetensi. Astaga, baru kali ini dia mendetensi murid setelah yang terakhir satu dasawarsa lalu-". Harry dan Ron tertawa cekikikan.
"Tenang, Herm. Kurasa dia tidak akan ingat," kata Harry kemudian.
"Andai saja. Tapi melihat Snape yang tiba-tiba muncul di kelas itu dan memergokiku, membuatku sangsi Harry," raut muka Hermione berubah, putus asa.
"Snape?" keduanya -Harry dan Ron- kebingungan.
"Ya. Mencari Harry Potter, urusan dengan Dumbledore," Hermione mengambil dua potong daging asap dan menaruhnya di piring.
"Kau yakin? Sebaiknya aku pergi. Sampai jumpa di kelas ramuan," kata Harry lalu berlari menuju kantor Dumbledore.
Hening.
"Err...menurutmu bagaimana hubunganku dengan Lavender?" tanya Ron membuka percakapan. Bukan topik yang sangat baik.
"Apa harus kujawab?"
"Well, aku hanya ingin tau pendapatmu,"
"Jawaban seperti apa yang kau inginkan?"
"Oh Hermione, jawaban jujur tentu,"
"Okay. Menjijikan. Berciuman sepanjang koridor, bersuapan saat makan malam, dan tingkahnya itu-oh seakan kalian babon yang memasuki masa kawin," jawab Hermione jujur, panjang lebar, dan membuat Ron melongo.
"Kau serius? Kurasa tidak seberlebihan itu, Herm. Kami hanya berciuman satu kali sehari-"
"Kau meminta pendapatku, bukan? Nah. Terima saja karena itu dari pandangan mataku," kata Hermione tidak sabar.
Percakapan mereka terhenti. Semenjak Ron berhubungan dengan Lavender, suasana dan percakapan dingin jadi sering muncul di antara Harry, Ron, dan Hermione. Hermione memang tidak menyukai hubungan itu, tapi ini bukan karena dia cemburu. Sudah cukup menjadi sahabat, lagipula sifat Ron sering membuat Hermione kesal dan sebal. Tidak akan cocok jika dijadikan pasangan seumur hidup.
"Omong-omong Ron, kau sudah menyelesaikan sisa-setengah-meter tugas ramuan itu kan?" tanya Hermione mencairkan suasana.
"Oh, tentu sa...Astaga! Kurang 30 senti-" Ron langsung berlari menuju asrama.
"Well, mereka punya urusan sendiri. Begitupun aku dan detensi Professor Binns...serta Malfoy," Hermione melempar sendok dan garpu ke piring di hadapannya hingga membuat suara berdentang hebat.
