Assalamualaikum temen-temen semua! *sok akrab*
Kali ini sun membawa sebuah fic baru untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Mudah-mudahan dapat sedikit menghibur dikala perut yang sedang keroncongan, dangdutan, dugem, ajep-ajep, *plak
Wokeh, langsung aja sun persembahkan fic terbaru sun.
Happy reading minna! ^^
-xxxxxxxxxxxxxxxx-
Di suatu tempat di desa konoha, terdapat sebuah panti asuhan yang bernama Akatsuki. Buat yang suka nonton anime naruto, nama tersebut terdengar cukup anker untuk sebuah panti asuhan. Tapi jangan salah, karena Akatsuki juga bisa diartikan sebagai, Fajar. Menggambarkan keceriaan yang sering terlihat didalamnya.
Panti asuhan ini terdiri dari seorang nenek bernama Chiyo yang ditunjuk oleh pemilik panti sebagai pengurus harian, dan sepuluh orang anak yatim-piatu.
Yang pertama adalah Uchiha Itachi.
Seorang anak berambut hitam dengan mata onyx yang tajam dan memiliki rambut dengan sedikit kuncir di bagian belakangnya. Usianya saat ini baru delapan tahun, tapi dia sudah duduk di kelas 4 SD. Anak yang cukup cerdas dan berbakat.
Selanjutnya ada Akasuna Sasori.
Seorang anak berambut merah tua yang sudah menunjukan ketampanannya di usia yang baru delapan tahun. *Sun meluk sasori yang masih unyu unyu* dibantai sasori FG. Saat ini dia duduk di bangku kelas 3 SD.
Lalu ada Deidara.
Seorang anak berambut pirang panjang dengan model kuncir kuda dan memiliki poni yang menutupi sebelah matanya. Seorang anak dengan wajah imut yang membuat orang lain tidak berpikir kalau si pirang ini adalah seorang anak yang nakal.
Kemudian ada Zetsu.
Anak berambut hijau dan terkesan pendiam ini baru berumur delapan tahun dan duduk di kelas 3 SD.
Lalu ada Hosigaki Kisame.
Seorang anak bermuka kebiru-biruan, *kena gondok kali ya?*. Berusia 9 tahun dan memiliki badan yang cukup tinggi untuk anak seusianya. Saat ini dia duduk dibangku kelas 4 SD.
Lalu ada Kakuzu.
Seorang anak yang selalu menutup mulutnya dengan masker, bahkan disaat tidur -?-. Usianya saat ini delapan tahun, dan dia duduk di kelas 3 SD.
Lalu ada Hidan.
Seorang anak dengan tampang bule yang berusia 8 tahun, saat ini duduk di kelas 3 SD. Dia sering kagak pake baju, katanya biar keliatan sexy -?-.
Lalu ada Tobi.
Seorang anak lucu, imut, dan ngegemasin dan juga anak terkecil sekaligus yang paling manja yang berada di panti asuhan ini. Usianya baru enam tahun dan baru kelas 1 SD.
Selanjutnya Pein.
Anak berambut seperti durian berwarna orange ini adalah yang paling nakal diantara yang lainnya. Usianya sepuluh tahun dan saat ini dia duduk di kelas 5 SD. Dia sudah berada di panti sejak ia baru dilahirkan.
Yang terakhir adalah Konan.
Seorang wanita cantik berambut biru tua yang berumur 15 tahun. Saat ini dia sudah duduk dikelas 3 SMP. Dia adalah anak tertua dan wanita satu-satunya disini, tentunya selain nenek Chiyo. Sebagai anak tertua, dia bertanggung jawab terhadap anak–anak yang lainnya. Dia juga suka membantu nenek Chiyo dalam mengerjakan tugas-tugas harian seperti memasak,mencuci pakaian, dan lain sebagainya..
Pemilik panti asuhan sendiri bernama Minato Namikaze. Seorang pengusaha kaya, tampan, dan baik hati yang selama ini memberikan fasilitas, baju, uang jajan, dan kelengkapan lainnya untuk keperluan mereka. Baik banget kan?
Saat ini sedang memasuki bulan ramadhan, dan suasana puasa di panti asuhan ini pun di mulai
Disclaimer Naruto : Masashi Kishimoto
Judul Fic: Chibi Akatsuki, Puasa
Author : Sun Setsuna
Warning : Typo(s), AU, bahasa gak baku, sedikit OOC
Summary: Mau tau kisah Akatsuki kecil yang masih pada unyu unyu dalam menjalankan puasa? Cekidot.
Don't like don't read
Semoga terhibur, ^.^
Chapater 1: Laper~
Di dalam panti, tepatnya disebuah kamar tidur yang luas. Terdapat sembilan orang anak-anak panti asuhan Akatsuki yang sedang tertidur nyenyak dikasurnya masing-masing.
"Sahur! Sahur! Sahur!" teriak seorang wanita muda berambut biru untuk membangunkan teman-teman sekaligus bisa dianggap sebagai anak-anak asuhannya.
"Ga mau kak Konan~" jawab Deidara dengan kondisi setengah sadar.
"Gak mau," jawab Pein setengah merem.
"Masih ngantuk kak~" tanggap Hidan sambil menaikkan selimut putihnya sampai menutupi kepalanya.
"Hoaaaah~," hanya nguap yang lebar yang ditunjukan kisame dan kembali meneruskan tidurnya.
"Eh.. di suruh bangun malah pada ngeledek ya!"
Mendengar jawaban seperti itu, Konan pun mulai kesal dan menghampiri si kepala orange, Pein. "Bangun Pein! Kalau gak mau akan ku tarik kupingmu!" Teriak Konan sambil memegang telinga Pein
"Ngok... Ngok.. piu piu piu..."
Bukannya bangun, yang diteriaki malah pura-pura ga denger dan ngeluarin suara dengkuran yang dibuat-buat.
"Uuuh! Bener-bener menyebalkan!" tampak urat-urat yang bukan urat baso mulai bermunculan dikepala Konan.
Ckiit!
Penarikan kuping Pein pun di mulai.
"Aduh! Aduh! Sakit kak!" Terik Pein kesakitan sambil memegangi kupingnya yang terasa mau lepas karena dijewer sama Konan.
"Gimana, masih gak mau bangun, hah?" tantangnya.
"I-iya iya, aku bangun," ucapnya kemudian dan mulai bangun dari kasurnya perlahan lahan, kemudian menuju pintu kamar.
"Ada lagi yang mau seperti itu?" ancam Konan sambil mengidarkan pandangannya ke anak-anak yang lain.
Setelah mendengar teriakan Pein tadi, akhirnya Sasori, Hidan, Zetsu, Deidara, Kisame, dan Itachi langsung buru-buru bangun sebelum kuping mereka bener-bener lepas dari tempatnya.
"Cuci muka dulu sebelum sahur!" perintah Konan kekerumunan anak yang lagi pada berebut buka pintu.
"Ng..? Masih ada yang tidur juga rupanya." ucap Konan ketika melihat kearah Kakuzu yang belum beranjak dari kasur, dan Tobi yang masih asik tidur sambil menghisap jempolnya. Konan lalu menghampiri Kakuzu.
"Kakuzu bangun!" Teriak Konan di telinga Kakuzu
"Ngokk..ngokk..." Cuma suara dengkuran yang keluar dari makhluk dihadapannya itu. Kali ini bener-bener ngorok, gak kayak pein tadi.
Karena Kakuzu tidak mau bangun Konan pun menjewer kuping Kakuzu seperti yang tadi dilakukan pada Pein, tapi Kakuzu tetep gak bangun juga
'Dia ini sebenernya tidur apa mati sih?' batin Konan bingung.
Konan mulai berpikir mengenai cara apa yang bisa digunain buat ngebangunin Kakuzu. Dimulai dari menggelitik kaki-kaki kukuzu, mearik rambut panjangnya, bahkan menendangnya sampe jatuh dari kasur. Tapi gak berhasil juga. Dasar kebo.
"Hah~ Terpaksa aku harus melakukan itu," keluhnya lalu mendekati telinga Kakuzu dan membisikkan sesuatu, pelan. "Hei Kakuzu, klo kau besok puasa, kakak akan memberi \mu uang 1000 rupiah. Kau mau tidak? "
Cling!
Dalam sekejap Kakuzu langsung membuka matanya dan berkata, "Baiklah aku mau." jawabnya singkat lalu keluar dari kamar untuk bergabung dengan teman-temannya yang lain.
'Anak itu bener-bener aneh,' batin Konan sweatdrop. "Tinggal seorang lagi."
Sekarang Konan beralih kekasur Tobi yang masih tertidur.
"Tobi bangun," ucap Konan perlahan sambil menggoyang-goyangkan badan Tobi pelan.
"Iya, aku udah bangun kok." Jawab Tobi lalu bangun daari tidurnya dan duduk didepan Konan.
"Kalau sudah bangun, kenapa kau masih disini? Kau tidak ikut sahur? Kan besok kita mau puasa." Tanya Konan heran.
"Aku kan masih kecil kak, kenapa aku harus puasa juga?" Jawab Tobi sambil ngemut jempolnya.
Sebenernya Tobi sudah bangun dari tadi tapi dia gak mau ikutan sahur karena gak mau puasa.
"Iya, kakak tau. Tapi Tobi juga harus belajar puasa ya," bujuk Konan sambil mengusap-usap kepala Tobi.
"Tapi aku gak kuat kak, laper." Elak tobi sambil mengusap-usap perutnya.
"Klo ga kuat, Tobi puasanya boleh setengah hari kok," bujuk Konan lagi.
"Iya deh, aku mau coba puasa. Tapi gendong dulu ya," pintaya sambil menjulurkan kedua tangannya dan nyengir gaje ke Konan. Ni anak emang manja banget. Mentang-mentang paling kecil.
"Iya, baiklah." Konanpun menurutinya dan memberikan punggungnya untuk menggendong Tobi sampai ketempat makan.
.
.
.
"Aku sudah selesai," ucap Pein setelah menghabiskn makannya dan kemudian mau kembali ke kamar lagi.
"Eiit, tunggu duu." cegah Konan sambil menarik kerah baju belakang Pein.
"Apa lagi?" tanyanya sinis.
"Kita niat puasa dulu,"
"Iya iya, aku mengerti."
Konan lalu memimpin pembacaan niat puasa dan di ikuti oleh anak-anak yang lainnya.
"Sudah kan kak, aku mau tidur lagi,"
"Eiit, tunggu dulu," lagi-lagi Konan menarik baju Pein
"Apa lagi kak?" Tanya Pein kesal
"Sebentar lagi subuh, jangan tidur dulu"
"Hah~" keluhnya sambil memutar kedua matanya.
Sambil menunggu waktu adzan, dia lalu mengambil remote tv yang lagi dipegang Deidara dan menukar channelnya.
"Aku mau nonton OVJ sahur," ucapnya pada Deidara.
"Tapi aku kan lagi nonton Olga," Keluh Deidara. Tapi Pein tidak mempedulikannya dan hanya memberikan deathglare kepada Deidara.
"Iya dah, gak jadi," tanggap Deidara mengalah.
Diantara anak-anak yang lain, Pein lah yang paling di takuti karena dia paling jago berkelahi. Anak-anak yang lain menganggap nya sebagai, ketua.
Setelah melaksanakan sholat subuh, mereka pun diizinkan untuk tidur kembali.
"Pein, kesini sebentar," panggil Konan sebelum dia masuk ke kamar bersama yang lainnya.
"Apa?" tanya Pein dan menghampiri Konan.
"Kakak ingin kau berjanji sesuatu,"
"Janji apa?"
"Hari ini kan sudah mulai puasa, kakak minta kau untuk tidak berkelahi, minimal selama bulan puasa,"
"Tidak berkelahi? Yang benar saja!" protes Pein yang merasa keberatan dengan janji yang diminta Konan.
Berkelahi itu seperti sudah menjadi bagian dari rutinitas bagi Pein. Minamal satu kali dalam seminggu akan ada anak lain yang adu hantam dengannya, baik itu disekolah atau disekitar panti. Dan tentu saja perkelahian itu selalu dimenangkan oleh Pein.
"Kau harus bisa mengendalikan emosimu Pein, masa satu bulan saja tidak bisa. Katanya kau ini jagoan, masa janji begitu saja tidak sanggup. Dasar jagoan payah," ejek Konan memanas-manasi Pein.
"Aku ini bukan jagoan payah tauk!"
"Jagoan payah! Anak ayam!" ledek Konan lagi.
"Baiklah, akan kubuktikan kalau aku bukan jagoan payah!"
"Janji tidak berkelahi?" tanya Konan untuk memastikannya.
"Tapi satu bulan saja,"
"Janji?"
"Iya, aku janji. Janji seorang jagoan!" ucap Pein dengan yakin sambil menunjuk kedirinya.
"Kalau kau melanggarnya?"
"Aku tidak akan melanggarnya!" Ucap Pein ngotot.
"Ya ya ya. Baikalah, kakak pegang janjimu. Sekarang kau boleh tidur."
Setelah membuat janji dengan Konan, Pein pun kembali kekamar untuk tidur lagi.
"Dengan begini aku bisa cukup tenang," ucap Konan tersenyum puas dan kembali kekamarnya. (note: kamar Konan terpisah dari anak-anak yang lainnya.
-sun setsuna-
Jam 7 pagi.
"Ayo bangun! Bangun! Sudah jam tujuh!" teriak Konan di kamar anak-anak asuhnya.
"Tidak mau!"
"Kami masih ngantuk!"
"Hoam~"
Begitulah kata-kata yang keluar dari mulut mereka.
"Ayo bangun! Kalian bisa terlambat sekolah nanti!" teriak Konan lagi sambil menariki selimut mereka.
Di bulan ramadhan ini sekolah masuk jam 08.00 dan pulang jam 11 untuk kelas satu dan dua SD. Untuk kelas tiga sampai kelas enam pulangnya jam 12.00, dan jam 13.00 bagi SMP
"Kami tidak mau sekolah," ucap Pein ketus.
"Tidak mau sekolah? Kalian ini mau jadi apa hah?" tanya Konan dengan nada kesal.
"Aku mau jadi Pilot," jawab Deidara ceplas-ceplos
"Aku Artis," jawab Sasori yang ikut menaggapi.
"Aku mau jadi polisi," jawab Itachi.
"Dokter," jawab Hidan.
"Kalau aku Pelaut," jawab Kisame.
"Direktur," jawab Kakuzu.
"Ilmuan," jawsab Zetsu
"Jadi pelawak," jawab Tobi ngasal.
"Yang pasti jadi jagoan, haha.." jawab Pein sebagai penutup.
"Hehehehe.." terdengar tawa kecil dari yang lainnya.
Mendengar jawaban yang mengejek seperti itu membuat Konan semakin kesal.
"Klo kalian tidak mau sekolah, akan kakak siram kalian semua dengan air!"
Konan lalu pergi kekamar mandi dan kembali dengan membawa air sepenuh ember.
'Asik main air, hehe..' batin Kisame si manusia ikan. Kayak judul acara tv anak ya?
"Kakak hitung sampe tiga ya," ancam Konan sambil mengangkat ember yang dipegangnya.
"..." tidak ada jawaban dari ana-anak akatsuki yang lain.
"Satu..."
"..." masih tidak ada jawaban.
"Dua..."
"..."
"Ti..." Konan bersiap menyiram mereka semua dengan air yang sudah dibawanya.
"HARI INI KAN LIBUR KAK!" teriak Pein dan langsung membuat Konan berhenti menghitung
"He? Libur?" tampak Konan berpikir sejenak. "Oh iya ya, seminggu pertama di bulan Ramadhan ini kan sekolah diliburkan," pikir Konan baru ingat.
"Kalau kakak mau kesekolah, sana berangkat sendiri," celetuk Deidara
"Iya sana, paling-paling di bilang orang gila," tambah Pein.
"Hhahahahahaha.." Semua yang ada disana pada ngetawain Konan. Muka Konan pun langsung memerah sempurna.
"Uuh!" dengusnya lalu pergi meninggalkanr kamar mereka.
Brakk!
Konan membanting pintunya-kesal.
"Hei Pein, kak Konan marah tuh," ucap Sasori cemas
"Dia gak marah, cuma malu, hahaha," tawa Pein senang.
"Apa bener gak papa Pein, jangan-jangan nanti siang kita ga boleh makan," ucap Hidan yang juga cemas.
"Dasar bodoh, kita kan lagi puasa, memang tidak boleh makan siang. Sudah tidak usah pikirkan, kita tidur saja lagi" Pein pun menarik selimutnya lagi memimpin acara tidur pagi berjamaah tersebut.
.
.
.
Siang hari di panti asuhan Akatsuki.
"Aduh, perutku mulai lapar nih," keluh Deidara sambil nonton tv bersama yang lainnya.
"Aku juga nih," timpal Hidan.
"Namanya juga puasa, pasti lapar," balas Zetsu disebelahnya
"Aku ada ide, bagaimana klo kita nonton DVD saja," usul Itachi.
"Setuju! Aku mau nonton filmnya Jet li!" ucap Pein si Pein si penggemar film action.
"Aku mau nonton Gundam," ucap Sasori si penggemar robot-robotan.
"Aku mau nonton finding nemo," ucap Kisame.
"Aku mau-"
"Sudah cukup." Belum selesai Deidara ngomong, Itachi sudah motong perkataannya. "Tv nya kan cuma ada satu, gimana mau nonton semuanya," tambah Itachi.
"Yah.." tanggap Deidara sambil memanyunkan bibirnya dan jadi tampak imut. Padahal dia tadi mau nonton film Die hard. What!
"Lain kali saja ya," hibur Itachi menenangkannya. "Klo gitu kita undi yang tiga ini saja dengan humpimpa," tambah Itachi.
Kini Pein, Sasori, dan Kisame tengah bersisap-siap melakukan humpimpa.
"Humpimpa alaihum gam...breng," ucap mereka bertiga beramaaan.
"Yah, aku kalah," tampak Pein dengan wajah kecewa karena sudah langsung tersingkir ditahap awal.
"Selanjutnya tinggal Sasori dan Kisame," ucap Itachi layaknya seorang juri. "Kita tentukan dengan suit, satu kali saja,"
Sasori dan Kisame mulai mengangkat tangannya bersamaaan.
"Su...it,"
"Aku menang! Yea aku menang!" teriak Sasori girang karena memenangkan adu suit melawan Kisame. "Kalau begitu kita akan menonton Gundam," ucap Itachi memutuskan dan disetujui oleh yang lainnya.
Sasori pun mencari dvd gundam yang dia inginkan dan memasukkan nya ke dvd player.
"Oi Pein, kau mau kemana?" tanya Sasori saat melihat Pein meninggalkan tempat nonton tv.
"Aku mau ketaman belakang saja, cari angin," jawabnya sambil menuju ketaman belakang, tempat kesukaannya
"Baiklah teman-teman, ayo kita lanjutkan nonton gundamnya!" teriak Sasori bersemangat.
"Ya!" sahut yang lainnya.
Dikamar Konan.
"Kak, sudah siang, aku sudah boleh makan kan?" tanya Tobi sambil menarik-narik baju Konan yang sedang membaca buku.
"Iya, sudah boleh. Kau ambil sendiri saja yah." jawabnya sambil mengelus-elus kepala Tobi.
"Asik!" teriak Tobi senang dan langsung menuju kedapur untuk mengambil makanan. Sepiring nasi dan sepotong ayam goreng sisa sahur semalam.
.
.
"Aku boleh ikut nonton kan?" tanya Tobi ke yang lain sambil membawa makan siangnya.
"Boleh, tapi kau dibelakang saja nontonnya, kalau kau didepan kau bisa mengganggu puasa kami," jawab Itachi.
"Iya, aku menegrti," ucap Tobi paham.
Mereka pun kembali melanjutkan nonton gundamnya.
"Nyam nyam nyam nyam,"
Terdengar suara tobi yang lagi asik mengunyak makanan. Suara Tobi barusan mengusik Hidan yang tepat berada di depannya.
"Hei Tobi, bagaimana rasanya?" bisik Hidan sambil mundur agak kebelakang.
"Enak," jawab Tobi tanpa menoleh ke Hidan.
"Aku minta ya, sedikit," Hidan yang imannya lemah mulai terpengaruh sama ayam goreng yang dipegang Tobi.
"Tidak boleh, kau kan lagi puasa," usap Tobi sambil menyembunyikan makan siangnya dari tatapan lapar orang didepannya.
"Sedikit saja, yah yah," bujuk Hidan.
"Um.. iya deh," ucapnya polos. Dasar kau Tobi, mudah banget dibujuk sih. =.="
Tobi pun memberikan sisa makan siangnya ke Hidan.
"Woi Dan! Mau aku laporin sama kak Konan, hah?"
Perkataan Itachi barusan membuat Hidan kembali tersadar.
"Astgafirullahaladzim..." nyebut Hidan sambil ngusap-ngusap dadanya. "Maaf-maaf, aku lupa,"
"Oi Tobi, cepat kau selesain makananmu!" perintah Itachi ke Tobi.
"Iya," ucapnya dan kembali meneruskan makan siangnya.
.
.
"Aku sudah selesai!" teriak Tobi sambil menjilati nasi yang menempel di jari-jarinya.
"Berisik!" teriak anak-anak yang lain karena mereasa terganngu dengan teriakan Tobi barusan.
"Maaf maaf," ucapnya dengan tampang innocent. "Itachi, Pein dimana? Dari tadi aku tidak melihatnya?" tanyanya pada Itachi.
"Dia ada ditaman belakang," jawab Itachi tanpa menoleh ke Tobi karena dia lagi serius nonton adegan pertarungan gundam. "Cepat kau taruh piringmu di dapur sana, dan cuci sendiri ya," perintahnya.
"Iya, aku mengerti." Jawabnya dan pergi meninggalakan mereka. Tapi bukannya ke dapur, dia malah menuju ke taman belakang tempat Pein berada, sambil membawa sisa paha ayam yang tadi dimakannya.
"Hei Pein, lihat ini," ucap Tobi sambil memamerkan paha ayam yang tadi dibawanya kepada Pein yang lagi tidur-tiduran di balai taman belakang.
"Apa mau mu?" tanya Pein sambil membuka sebelah matanya dengan malas dan melihat ke arah Tobi yang berada disampingnya.
"Lihat ini, nyam nyam nyam.. enak lho," ledeknya sambil mengulum-ngulum paha ayam tadi.
"Eh? Malah ngeledek, pergi sana! Kalau tidak pergi akan kupukul kau!" ancam pein sambil menunjukan kepalan tangannya.
"Lihat ini Pein, lihat ini.." sekarang Tobi malah berputar-putar mengelilingi Pein sambil terius mengulum paha ayamnya.
"Hahaha.." kali ini Tobi mengiringinya dengan tawa yang makin membuat urat-urat di wajah Pein semakin bermunculan.
"TOBI!" teriak Pein sambil bangun kemudian menangkap Tobi dan,
"Ampun!"
Bletak!
Sebuah pukulan telak mengenai kepala si bocah bandel tadi.
"HUWAAA! HUWAAA!" jerit Tobi menangis ambil memegangi kepalanya yang kena pukul sama Pein dan berlari kekamar Konan.
"Huwee!" tangisnya didepan Konan.
"Cup cup cup, Tobi kenapa nangis?" tanya Konan sambil mengusap-usap kepala Tobi.
"Hiks.. hiks.. kepalaku dipukul sama Pein, huwee!"
"Lagi-lagi anak itu, nakal banget sih," geram Konan begitu mendengar jawaban dari Tobi. "Sekarang dia ada dimana? Ayo antar kakak kesana,"
"Dia, dia di taman belakang," jawab Tobi tersedu-sedu. Kemudian mereka berdua menuju ke taman belakang.
"Pein! Kau ini nakal banget sih! Ini kan bulan puasa! Kenapa kau memukul Tobi, hah?" tanya Konan sambil marah-marah.
Pein yang sedang meneruskan tidur siangnya yang tadi terganggu sama Tobi terpaksa harus kembali terganggu sama teriakan dari Konan.
'Hah~ Ibunya dateng,' batin Pein ngeledek.
"Pein! Jawab kakak, kenapa kau memukul Tobi?" tanya Konan mengulangi pertanyaannya.
"Salah sendiri, kenapa makan didepanku," jawab Pein sambil tetap memejamkan matanya.
"Eh? Benar begitu Tobi?" tanya Konan sambil mengerjap-ngerjapkan matanya dan kini mengalihkan pandangannya ke Tobi.
"Aku kan cuma bercanada tadi," elak Tobi.
Konan pun berjongkok di depan Tobi untuk menyamakan tingginya dengan tobi dan mulai menasihatinya.
"Tobi gak boleh begitu ya, Pein kan lagi puasa, jadi kau tidak boleh makan didepannya. Tobi anak baik mengerti kan?" tanyanya sambil tersenyum.
'Giliran ngomong sama si Tobi pelan banget, pake senyum-senyum segala lagi. Giliran ngomong sama aku udah kayak pake toa. Dasar nenek sihir.' batin Pein gondok.
"Iya kak, Tobi anak baik ngerti. Maaf,"
"Pinter. Sekarang minta maaf ke Pein juga ya,"
"Pein, aku minta maaf," ucap Tobi meminta maaf ke Pein.
"Hn," jawab Pein ogah-ogahan.
"Pein, kau juga harus minta maaf ke Tobi!" perintah Konan ke Pein.
"Tidak mau," jawab Pein.
"Peeiiinnnn!" tegas Konan. tapi Pein malah memunggingi badannya dan pura-pura tidak dengar. Begitulah Pein, kata 'maaf' tidak ada dalam kamusnya. Jagoankan gak pernah salah.
"Huh, dasar," kesal Konan yang geregetan sama tingkah si rambut durian ini. "Ayo Tobi, kita masuk saja." Ajak Konan sambil menggandeng tangan Tobi.
"Iya kak,"
"Nah, kau nonton dvd sama yang lain saja ya, kakak mau istirahat dulu,"
"Iya," jawabnya nurut.
Tobi lalu duduk bersama dengan anak-anak yang lain untuk menonton gundam. 15 menit kemudian tampak dia dia telah tertidur di depan tv, mungkin karena kekenyangan dan menangis membuatnya jadi menagntuk.
.
.
.
.
"Maghrib nya berapa menit lagi sih?" tanya Sasori yang udah gak sabar.
"Tiga menit lagi," jawab Itachi sambil memperhatikan jam dinding yang ada di ruangan tersebut.
Para penghuni panti asuhan Akatsuki tengah bersiap-siap untuk berbuka puasa. Di depan mereka sudah tersedia teh manis, sebakul nasi, dan berbagai macam lauk pauk seperti tahu, tempe, dan tumis kangkung.
Dung dung dung..
"Buka!" teriak Pein, Sasori, sama Deidara yang udah gak sabaran sambil berebut menyendok nasi.
"Bukan! Itu suara tukang es dung dung tau!" teriak kisame dan membuat ketiganya berguibrak ria.
'Tukang es sialan,' batin pein.
Tak tak tak tak tak... Dung dung dung..
"Allhu akbar, Allahu akbar.." kali ini benar suara adzan yang terdengar ditelinga mereka semua.
"Waktunya makan!" teriak semuanya dengan semangat dan langsung menyerbu makanan yang ada dihadapan mereka.
"Eeiiit! Tunggu dulu!" teriak Konan dan menghentikan aksi berebutan makanan diantara mereka.
"Ada apa kak?" tanya mereka.
"Kita berdoa dulu,"
"Hah~," keluh mereka yang udah pada kelaperan.
Konan pun memimpin pembacaan doa berbuka puasa dan doa sebelum makan, kemudian diikuti oleh yang lainnnya.
"Waktunya makan!" teriak mereka lagi setelah seleai berdoa.
"Eiiit! Tunggu dulu!" lagi-lagi Konan menghentikan gerakan mereka.
"Apa lagi kak?" tanya Pein setengah emosi.
"Tidak apa-apa, cuma ngetes kuping, hehe..." godanya dan bikin yang lainnya jadi sweatdrop.
"Serbu!" teriak Pein memberi aba-aba.
"Minum teh manisnya dulu!" teriak Konan pada kerumunan anak-anak lapar didepannya yang sedang berebut makanan.
Setelah mereka semua selesai menyendok nasi dan lauk-pauknya, merekapun mulai meminum teh manis, lalu mereka makan bersama-sama. Wajah mereka terlihat sangat puas karena berhasil menyelesaikan puasa di hari pertama ini.
TBC
Yup, itulah tadi hari pertama para chibi Akatsuki kita yang masih pada imut-imut. Mohon maaf jika humor di fic ini terasa kurang, soalnya sun gak tega buat nistain mereka, *meluk Sasori sama Deidara*. Tapi mudah-mudahan fic ini dapat memberikan hiburan dan pelajaran pada teman-teman yang kucinta, *plak
Dan untuk nenek Chiyo sendiri, disini hanya sun jadikan sebgai pelengkap, hehehe.. *di tancep kunai*. Rencananya fic ini akan terdiri dari 3 chapter. Chapter ketiga nanti insyaallah dirilis sebelum lebaran. Mudah-mudahan sempet,^^
Secara pribadi, sun mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi teman-teman yang menjalankannnya. Mohon maaf atas kata-kata sun yang kurang berkenan selama ini.
Akhir kata, Riview ya... ^.^
