.

.

Percayakah kalian mengenai jinx tentang pertemuan?

Pertemuan peratama...

Kedua...

Dan ketiga...

Yang berakhir dengan bersatunya kedua orang asing yang bisa bertemu untuk ketiga kalinya tersebut.

.

.

.

Laila-ela Shim MinKyu YeWook aka Ela-kyuhyunnie presents

An Alternate Universe fanfiction

"Rendezvous"

Pairing : YooMin ( Park Yoochun X Shim Changmin)

Rate : T

Desclaimer : They're belongs to GOD, Themselves and DBSK, but this story is 100% mine

Warn : YooMin=crackpair, TYPO's, cerita abal pasaran yang oh-so-dramascene

Don't like this pair? Make it easy, guys, just click the back icon or the close icon, Ok?

Don't you ever dare to bash the chara or the pair!

If you want to flame or bash, just come to me, and I—with pleasure—will make you know what the Hell it is #evilsmirk

.

.

.

BRUKK!

"Ah! Mianhae.. mianhae.." seru seorang namja berpenampilan dandy yang kini langsung berjongkok dan membantu membenahi barang-barang yang berserakan di jalan.

"YA! Makan siangkuuu~" rengek seorang namja muda dengan suaranya dan postur yang tinggi itu. Namja muda itu juga dengan cepat berjongkok, memasukkan semua cemilan, roti dan makanan lain yang merupakan menu makan siangnya hari itu. Bibirnya mengerucut kesal saat melihat makanannya berceceran di lantai.

"YA! Jangan diinjak!" serunya lagi ketika melihat salah satu makannya diinjak oleh pejalan kaki lainnya dengan tidak berperike-makanan-nya! "Aaaargh! Sial sekali hari ini!" gerutunya lagi sambil meratapi berkurangnya jatah makan siangnya hari itu.

Namja berpenampilan dandy di depannya itu kini mengulum senyum melihat tingkah namja muda di hadapannya ini. "Mianhae, karena aku tak berhati-hati, semua makananmu jadi berjatuhan," ucapnya lagi sambil terus memasukkan semua makanan yang ia ambil ke dalam kantung kertas itu.

"Ish! Tentu saja kau harus menggantinya! Aku tak mau kelaparan karena sekarang ini makan siangku berkurang!" sahut namja muda itu dengan kesal. Sedangkan namja tampan di hadapannya ini kini hanya bisa menahan perasaan kagetnya karena melihat tingkah namja berwajah polos di hadapannya ini. Masalahnya, kantung yang di bawa olehnya itu masih penuh dengan makanan—meskipun tadi memang isi kantung kertas itu lebih dari penuh, yang mengakibatkan namja manis itu tak bisa melihat ke depan gara-gara kantung kertas yang di peluknya itu tertutupi oleh berbagai macam makanan yang menjulang tinggi—dan namja itu bilang dia masih akan merasa kelaparan setelah memakan ini semua? Ooow...

"Apa?" tanya namja manis itu sambil memasang wajah kesalnya ketika namja di depannya ini terdiam dan tak memberinya respon.

"Ani. Hanya saja, benar kau masih bisa merasa kelaparan setelah makan ini semua?" tanya namja tadi dengan ragu.

"Tentu saja! Aku ini masih dalam masa pertumbuhan, jelas saja makanku banyak!" sungutnya kesal dengan pertanyan remeh dari namja itu. Yah, sebenarnya tak salah juga sih kalau namja itu mempertanyakan soal porsi makannya yang kelewat normal itu, masalahnya, tubuhnya yang cukup langsing itu benar-benar tak mengindikasikan kalau ia adalah seorang tukang makan stadium akhir.

"Ne, ne. Arrasseo," sahut namja tadi dengan kalem karena tak ingin memancing keributan yang lebih jauh. Apalagi namja muda di depannya ini kelihatannya cukup mudah naik darah. "Kebetulan aku punya restaurant di daerah sini. Kalau kau mau, sebagai permintaan maaf, aku akan menraktirmu sampai puas di sana." Ucap namja itu lagi sambil membawakan kantung milik namja yang lebih muda itu dan berjalan menuju restaurant tempatnya dengan langkah santai.

"Y-Ya! Mau kau bawa kemana jatah makan siangku itu?" kejar namja muda itu.

"Tentu saja membawanya dan juga membawamu ke restaurant milikku," ucapnya santai, "Omong-omong, siapa namamu? Aku Yoochun. Park Yoochun."

Mata namja manis berwajah polos itu membulat ketika mendengar nama namja itu. "K-kau.. bukan Park Yoochun.. pemilik Micky restaurant itu.. kan..." ucapan namja itu terhenti ketika melihat senyum lembut yang diulas oleh namja bernama park Yoochun itu.

"Astaga..." namja manis berwajah polos tanpa dosa itu hanya bisa ternganga karena kaget dan juga tak percaya.

"Ne. Aku Park Yoochun yang itu." Ucap Yoochun sambil tersenyum kalem. "Lalu, siapa namamu?" tanya Yoochun sambil berjalan santai di sebelah namja muda itu.

"Changmin. Shim Changmin."

.

.

Pertemuan pertama... tidak di sengaja

.

.oOYooMinOo.

.

"Puding... puding... puding..." seorang namja bergumam di sebuah toko buku sambil tangannya sedari tadi menelusuri rak, mencari buku resep makanan yang membahas mengenai puding. Yah, tidak salah perkiraan kalian. Namja itu sedang jatuh cinta untuk kesekian kalinya dengan makanan lembut nan manis itu, hingga ia ingin belajar membuatnya sendiri.

"Puding... puding... ah! Itu dia!" serunya senang ketika akhirnya melihat buku resep yang ia maksud.

GREPP

"YA! Aku duluan yang melihatnya!" seru namja berwaah manis itu ketika melihat ada tangan lain yang berusaha mengambil buku yang sudah ia incar itu.

"Shim Changmin?"

Changmin—nama namja berwajah manis itu—mendongak untuk melihat siapa yang tengah memangilnya itu.

"Eh? Yoochun-ssi?" ucapnya tak percaya ketika melihat namja tampan yang kini berpenampilan sporty itu.

"Ne. Senang bertemu lagi denganmu, Changmin. Dan jangan panggil aku dengan sufiksssi itu. Sungguh membuatu tak nyaman mendengarnya," ucapnya lagi dengan wajah yang terlihat terganggu.

"N-ne. Mi-mianhae, Yoochun—"

"—hyung. Panggil aku dengan sebutan hyung, Ok?"

"Ne, Yoochun-hyung," ucap Changmin yang entah kenapa terlihat begitu penurut.

"Good boy. Dan karena kau memanggilku dengan hyung, mulai sekarang aku akan memanggilmu dengan sebuan Min-ah," ucap Yoochun memutuskan dengan seenak jidat lebarnya itu.

"E-eh? M-Min-ah?" tanya Changmin yang kaget dengan nama panggilan yang menurutnya terlalu manis untuk panggilan nama seorang namja.

"Ne. Min-ah. Manis kan. Sesuai denganmu yang juga sangat manis ini," jawab Yoochun dengan nada dan ekspresi lembut. Tak menyadari kalau barusan ia baru saja melancarkan sebuah rayuan manis yang membuat Changmin menundukkan wajahnya.

"Lalu, apa yang mau kau lakukan dengan buku resep ini Min-ah?" tanya Yoochun, yang membuat Changmin kembali fokus pada buku resep yang kini terpegang olehnya dan juga oleh Yoochun.

"Aku.. umm.. aku sedang ingin belajar membuat puding dengan benar. Soalnya kemarin, sewaktu aku mencoba membuat pudng sendiri, jadinya malah seperti air sirup asin karena kebanyakan air dan kemasukan garam," ucap Changmin sambil mengusap tengkuknya—kebiasaannya jika ia merasa malu.

"Mwoya? H-hmph-hahahahaha.." tawa Yoochun ketika mendengar perkataan Changmin yang menurutnya sangat lucu itu. Pasalnya, membuat puding itu sangat mudah, karena toh di bungkusnya sudah ada petunjuk pembuatannya. Dan lagi... asin katanya? Memangnya ia tak bisa membedakan mana gula, mana garam? Ada-ada saja.

"Yah! Hyung! Jangan menertawaiku!" kesal Changmin sambil menyedekapkan tangnnya di dada dan menggembungkan pipinya karena kesal. Ekspresi manis yang membuat Yoochun merasa jantungnya jumpalitan karena melihatnya.

"H-hmpphh... mianhae.. hanya saja baru kali ini aku mendengar ada orang yang tak bisa membuat makanan semudah puding," ucap Yoochun yang tanpa sengaja malah membuat Changmin mengerucutkan bibirnya dengan imut karena merasa di hina secara tak langsung.

"Ya! Kau menyebalkan, hyung!" seru Changmin sambil merampas buku resep itu dan kini berbalik meninggalkan namja tampan yang kini terlihat panik itu.

"Yah! Mianhae, Min-ah!" kejarnya sambil meneriakkan kata maaf pada namja berwajah polos, yang terlihat makin menggoda karena sedang merasa kesal itu.

—Wait! Wait! Menggoda?

Aishh! Apa yang sedang kau pikirkan itu, Park Yoochun!

.

.

Pertemuan kedua... kebetulan

.

.oOYooMinOo.

.

Hentakan musik terdengar begitu keras memenuhi pub yang cukup terkenal di kawasan Myeongdong ini. Satu-satunya pub di penjuru kota Seoul yang belum pernah di masuki oleh seorang Park Yoochun—sang pemilik Micky restaurant yang sangat terkenal, sekaligus seorang cassanova yang yang sudah terkenal di dunia glamour ini.

Karena memang baru pertama kali datang kesini, dan kebetulan juga ia datang sendiri, akhirnya Yoochun lebih memilih untuk langsung menuju meja bar untuk sekedar memesan minuman dan mengamati sekeliling.

"White Russian, please. More vodka, less kahlua and tia maria, no cream, please," pesan Yoochun pada seorang bartender tinggi yang sedang membelakanginya karena sedang menyiapkan pasanan minuman lain.

"Okay. White Russian, with more vodka, less kahlua and tia maria, no cream." Ulang namja bartender itu sambil berbalik dengan segelas screwdriver di tangannya. "How much ice, sir?" tanyanya sambil melihat pelanggan barunya yang cukup unik dalam memesan minuman itu.

"Y-Yoochun-hyung?" seru namja bartender itu dengan nada dan ekspresi tidak percaya.

"Min-ah?" seru Yoochun tak kalah kaget saat melihat Changmin yang kini tengah berdiri di depannya sambil memakai seragam bartender. "Kau.. apa yang kau lakukan disini? Dan seragam itu..."

"Umm.. ne hyung. Aku bekerja disini," sahut Changmin dengan sedikit perasaan malu yang terselip dalam hatinya. "Hyung sendiri?"

"Aku? Aku hanya sekedar menghabiskan waktu. Terlalu bosan jika berdiam di rumah," sahut Yoochun sambil memperhatian penampilan Changmin dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Sedangkan yang di perhatikan akhirnya merasa sedikit risih juga.

"Waeyo,hyung? Apa aku terlihat... aneh atau memalukan?"

"Aniya. Kau tak terlihat aneh atau memalukan, Min-ah. Bahkan menurutku kau terlihat sangat manis dengan seragam seperti itu," ucap Yoochun sambil tersenyum lembut, membuat yang di puji merasakan wajahnya memanas karena malu sekaligus senang mendapat pujian dari namja itu.

"G-gomawo, hyung. Hyung sendiri terlihat tampan sekali," sahut Changmin cepat, tanpa sempat menyaring ucapannya. Semburat merah menghiasi wajahnya ketika ia menyadari apa yang baru saja ia katakan tadi.

'Pabbo! Pabboya Shim Changmin!' umpat Changmin dalam hatinya ketika menyadari kebodohannya itu.

Yoochun mengeluarkan seringai senang ketika mendengar ucapan Changmin, di tambah juga dengan wajah Changmin yang kini terlihat memerah. Sangat manis, dan benar-benar menggoda hatinya.

"S-sendirian saja, hyung?" tanya Changmin mencoba mengalihkan pembicaraan yang cukup membuatnya malu itu.

"Ne. Aku emang datang sendiri. Tapi kurasa kini aku sudah mendapat teman untuk menghabiskan waktu," ucap Yoochun sambil mengeluarkan senyum menggodanya pada Changmin.

"Maksud, hyung?" tanya Changmin dengan wajah polos dan innocentnya.

"Kau." Tunjuk Yoochun pada Changmin. "Kau mau kan menemaniku mengobrol malam ini? Sebagai balasannya, nanti aku akan mengantarmu pulang," ucap Yoochun dengan santai, tak mempedulikan reaksi kaget Changmin yang hampir saja menjatuhkan segelas Screwdriver buatannya tadi.

"A-aku bisa saja menemani hyung mengobrol. T-tapi hyung tak perlu sampai mengantarku pulang segala—"

"—Aku memaksa, Shim Changmin," tukas Yoochun yang langsung membuat Changmin terdiam.

"Ne, hyung. Arrasseo." Patuh Changmin sambil kini kembali bergerak, menyiapkan minuman pesanan Yoochun yang sedari tadi terabaikan oleh percakapan mereka berdua.

"Hei, kalau boleh aku tahu, berapa usiamu, Min-ah?"

.

.

.

Pertemuan ketiga... takdir.

.

.

END

Or

TBC?

Annyyyeeeoooonnggg~!

Author yang balik lagi ke FFn dalam satu hari yang sama ini emang lagi dibuat gila sama yang namanya Shim Changmin! Makanya, tercipta(?)lah FF yang isinya uke!Changmin

Dan soal epep ini, author sendiri sebenarnya masih bingung, mau di buat END sampai disini aja, atau perlu di buat lanjutannya?

Ada saran, Readerdeul?