Meminjam karakter dari Naruto: Masasi Kisimoto

Tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun

You Are My Sunshine: Aloe Fera

Shikamaru Nara x Haruno Sakura


"Karena cinta pertama tidak akan pernah berhasil."


"Sakura?"

Menoleh kaget, Sakura mendapati salah satu temannya, Shikamaru Nara berjalan menghampiri. Raut wajah pria itu terlihat kusut. Pun dengan setelan jas yang ia kenakan hanya menjadi sampiran di pundak. Seluruh kancing kemeja putihnya terbuka, menampakkan kaus putih tipis dibaliknya.

"Hai Shika," Balas Sakura ragu. Sedikit canggung dengan keberadaan pria yang ikut duduk rebah di sampingnya. Ia tak pernah dekat dengan Shikamaru secara personal sebelumnya. Hubungan mereka hanya sebatas teman dari teman. Ia mengenal Shikamaru karena pria itu adalah best-men-friend sahabat baiknya, Ino Yamanaka. "Ada apa?"

Shikamaru menaikkan alisnya seolah keberatan dengan pertanyaannya. "Memangnya untuk bertemu denganmu harus dengan sebuah keperluan?"

"Bukan begitu sih, aku hanya merasa aneh dengan kehadiranmu yang tiba-tiba. Apalagi kau tampak kacau begitu."

"Yeah… aku hanya berpikir tempat ini cocok untuk menyendiri. Aku tak menduga kau berada di sini." Ia merogoh saku celananya. Mengeluarkan sebungkus rokok dan pelantik. "Keberatan kalau aku merokok?"

Sakura mengikik geli hingga membuat Shikamaru menatapnya aneh. Gadis itu buru-buru menjelaskan alasannya tertawa karena tak ingin Shikamaru menduga-duga segala macam pemikiran buruk tentangnya.

"Kau tahu, baru kali ini aku mendapat pertanyaan seperti itu. Biasanya jika seseorang merokok ia akan langsung melakukannya tanpa bertanya. "

"Aku pikir perempuan membenci aroma asap rokok yang melekat di pakaiannya." Balasnya enteng.

Sakura mengangguk membenarkan. "aku memang tipikal perempuan yang tidak suka bau rokok, tapi kau bisa melakukannya didepanku sekali-kali. Aku ingin melihatnya."

Alis hitam Shikamaru tertarik ke atas. Ia mendengus—antara geli dan tidak percaya. "Kenapa kau ingin melihatku merokok?"

"Entahlah. Aku tidak tahu. Hanya ingin saja. Lakukanlah. Aku tidak keberatan."

Shikamaru menyulut rokoknya. Menyedot dalam-dalam dan mengeluarkan asapnya dengan perasaan puas. Sakura diam. Membiarkan pria itu menikmati momennya. Keheningan yang hadir diantara mereka terisi dengan hingar-bingar suara musik yang berasal dari lapangan outdoor Konoha High School. Sebuah acara festival musik indie yang bertujuan untuk mengumpulkan dana pesta prom kelas tiga.

Dari atap gedung sekolah Sakura bisa melihat semuanya dengan jelas. Termasuk saat Uchiha Sasuke tengah berbincang dengan seorang gadis berambut merah bata di ujung stand makanan. Pria yang telah menolak cintanya itu tampak begitu bahagia dengan kehadiran gadis itu.

"Aku wanita yang ditolak."

"Apa?" Shikamaru menoleh sekilas pada Sakura yang duduk dengan tampang merana di sebelahnya.

"Alasanku datang ke atap karena aku wanita yang ditolak. Sasuke telah menolakku." Kenangnya dengan mata berkaca.

"Kau tahu yang paling mengesalkan dari ini? Seakan tidak cukup dengan menolakku, dia memintaku untuk tetap menjadi sahabatnya." Air mata Sakura mengalir dengan deras. Suaranya parau dan tersendat-sendat saat bercerita.

"Dasar bodoh! Memangnya perasaanku sebebal baja? Aku kan sedang patah hati parah dan sekarang dia sedang ber-haha-hihi dengan gadis berambut merah norak di ujung sana! Sialan. Aku bahkan masih bisa melihatnya."

Bingung dengan apa yang harus ia perbuat—pasalnya ini kali pertama Shikamaru dihadapkan dengan gadis yang menangis. Shikamaru memutuskan untuk menceritakan alasan datang ke atap. Hitung-hitung sebagai balasan Sakura yang telah bercerita.

"Aku tak percaya kita berada di sini karena Uchiha."

"Apa maksudmu?" Tanya Sakura di sela sendat tangisnya. Mata hijaunya tiba-tiba membola saat tersadar sesuatu, "Kau juga menyukai Sasuke?! Kau.. Kau Gay?"

Shikamaru melotot tak terima dengan tuduhan tak berdasar dari Sakura. Semalas-malasnya ia menjalin hubungan dengan wanita, ia masih pria normal. "Enak saja kau mengataiku gay. Aku ini masih normal."

Gadis di sebelahnya cengegesan tidak jelas. "Lantas, siapa Uchiha yang kau maksud?"

"Kakaknya, Itachi telah merebut seluruh perhatian Temari."

"Siapa itu Temari?"

"Gadis yang aku suka."

"Oohh… kau bisa suka dengan seorang gadis ternyata." Sakura melupakan tangisannya. Beralih menggoda Shikamaru yang terlihat menggemaskan dengan rona merah menjalar di sekitar pipi hingga telinganya. "Shikamaru suka Temari. Shikamaru suka Temari. SHIKAMARU SUKA TE—"

"Diam kau, Sakura!" Panik, Shikamaru buru-buru menutup mulut Sakura yang beralih fungsi menjadi toa. "Jangan disebarkan, bodoh! Kau ini tidak bisa menjaga rahasia ya."

Sakura melepaskan tangan Shikamaru yang menutup bibirnya. Gadis itu tak gentar dengan pelototan garang Shikamaru, ia justru menepuk pundak pria disebelahnya dan berkata, "Tidak apa-apa Shika. Menyukai seseorang bukan tindakan berdosa."

"Yah, meskipun cinta yang bertepuk sebelah tangan biasanya berakhir dengan buruk. Tapi jika kau takut dan menyerah bahkan sebelum kau mencobanya, itu sesuatu yang menyedihkan. Kau hanya hidup sekali. Sebisa mungkin jangan ada penyesalan."

Shikamaru termenung. Menghayati kata-kata Sakura yang ia kira kali ini lebih dewasa daripada penampakan gadis itu sendiri. Alisnya mengernyit menyadari sesuatu, "Kau mendukungku?"

"Tentu saja." Sakura menganggukkan kepalanya cepat sembari tersenyum hangat. "Kejar Temari dan nyatakan perasaanmu. Dan kalau kau di tolak, kau bisa bergabung denganku di perkumpulan orang-orang yang ditolak."

Pria itu mendengus geli. Sedikit takjub dengan perubahan emosi yang dialami Sakura. Sekejap menangis, dan kemudian tertawa. Bahkan tak segan untuk menggoda dan sempat-sempatnya memberi nasehat. Gemas dengan kelakuan Sakura, Shikamaru mengacak-acak rambut sepundak gadis itu.

"Kau ini imut sekali. Kemari," Ia menarik kepala Sakura bersandar di pundaknya. "Kau bisa menangis di pundakku kapan saja. Anggap saja sebagai rasa terimakasihku pada nasehatmu."

Sakura menyamankan dirinya di pundak Shikamaru. Gadis itu tersenyum kecil. "Kau punya sisi yang manis juga. Tapi kurasa saat ini bukan waktu yang tepat untuk menangis."

Shikamaru baru ingin menanyakan mengapa, namun pertanyaannya terjawab di detik itu juga. Sebuah kembang api berbentuk hati terlihat di angkasa. Sahutan gembira penonton di bawah meneriakkan dengan lantang, "Selamat hari kasih sayang."

"Selamat hari kasih sayang, Shikamaru. Semoga kau berhasil mendapatkan Temari." Ucap Sakura tulus.

"Selamat hari kasih sayang, Sakura. Semoga kau mendapatkan pengganti Uchiha."

TBC

-Al-