Black Paint

Cast: Hunhan, and others.

Genre: Romance, bit of angst

Summary: It's just a dark world

Disclaimer: kecuali cerita, semuanya bukan milik saya :)


Everything is just black

No light

No kindness

No True feelings

Why Am I born?

My mother used to say that I'm her beautiful princess

But now I don't hear it anymore

Where is she?

My father said that I'm his precious rose

The last and only his treasure

And He said

He will never let me go

But I met this person

He said that his name was

Romeo

From that moment I realise

That

He

Will

Awake me from this bad dream

.

Chapter.1

Matahari mulai menampakkan sinarnya di pantulan jendela sebuah kamar, seorang gadis yang cantik dengan paras bagaikan malaikat masih tertidur di ranjangnya yang dilapisi sprei sutra.

Hemparan harum bunga dari luar kamar memasuki kamar itu, angin-angin yang berhembus meniup kain pintu...membuat semua keindahan itu hanya seperti dalam sebuah lukisan.

Tiba-tiba seorang wanita dengan seragam hitam putih khas pelayan memasuki kamar itu, dengan sopan ia meletakkan nampan berisi makanan di meja dekat tempat tidur dan mengelus pelan bahu sang wanita cantik itu.

"Nona muda, sudah saatnya anda bangun."

Wanita cantik itu masih terlelap dengan selimut sutranya, rambutnya yang keemasan mengkilap menutupi sebagian paras wajahnya yang indah,kulit yang putih bagaikan susu itu terlihat halus saat disentuh.

"Nona muda, Tuan besar sudah menunggu anda di bawah. Ada baiknya anda segera bangun."

Pelayan itu masih tetap berusaha membangunkan nonanya itu.

Wanita itu mulai bergerak perlahan, membalikkan badannya kearah sang pelayannya. Kelopak matanya mulai perlahan terbuka dan menerjabkannya perlahan.

"Sudah pagi ya?"

Wanita itu melihat ke arah pelayannya berada, namun...ada yang aneh...

Pandangannya

Tidak tepat mengarah ke wajah sang pelayan melainkan ke arah pintu yang berada di belakangnya.

Wanita itu mengulurkan tangannya ke arah sang pelayan, dan pelayan itu dengan lembut menggenggam uluran tangan nonanya itu.

"Apa anda mengalami mimpi buruk lagi nona?" ucapnya sambil mengelus tangan nonanya itu.

"Tidak, kali ini aku bertemu dengan seorang pria. Tapi, aku tidak dapat mengingat wajahnya...hanya suaranya." Pandangan sang pelayan menjadi sendu.

"Kuyakin jika kalian ditakdirkan bertemu, maka kalian akan bertemu lagi di lain waktu."

Wanita cantik itu tersenyum mendengar ucapan pelayannya.

"Ya, mungkin kau benar."

"Baiklah sekarang waktunya bersiap-siap nona."

.

.

Rumah megah yang berada di kawasan terpencil itu cukup menarik perhatian semua orang yang melewatinya.

Rumah...bukan tapi mansion itu terlihat megah, dengan cat silver dan ukiran klasik di setiap tiang dan temboknya. Cat keemasan menghiasi setiap jendela dan gerbang yang menjulang tinggi menjadi pembatas dengan dunia luar. Tepat seperti gambaran pada sebuah dongeng.

Seorang laki-laki paruh baya tengah duduk di beranda sebuah taman yang luas dengan bermacam-macam bunga yang indah. Namun...dari kebanyakan bunga, mawarlah yang paling banyak tumbuh disana.

Warna merah darah menghiasi setiap bunga warna-warni yang ada di halaman taman.

Laki-laki paruh baya itu tengah membaca korannya sambil menikmati sarapan paginya. Terkadang sebuah senyuman terlihat dari bibirnya ketika ia membaca artikel tentang 'Suksesnya Perusahaan Xi..' 'Perusahaan Xi baru saja...' ya...semua berita tantang kemajuan dari perusahaannya itu sendiri.

Ia tersenyum bangga, dengan semua usahanya ia sanggup mencapai kejayaannya.

"Ayah?"

Alunan suara lembut itu membuyarkan lamunannya, Ia mendongakkan kepalanya menatap hartanya yang paling berharga.

"Luhan, selamat pagi. Duduk."

Luhan, sang wanita cantik yang baru saja bangun dari tidurnya dan kini ia telah didandan dengan anggunnya. Menggunakan gaun lengan panjang yang selutut berwarna kuning muda membuatnya terlihat begitu segar untuk menyambut pagi hari. Rambutnya diikat kebelakang dengan rapi, Dengan anggun ia berjalan kearah dimana ayahnya berada dengan panduan dari pelayan laki-laki yang menggenggam sebelah tangan kanannya.

"Selamat pagi juga Ayah." Jawab Luhan dengan senyuman.

Kini tangan kanan Luhan beralih ke tangan Ayahnya, dengan lembut ayahnya menarik putrinya mendekat dan mengarahkan tangan putrinya ke wajahnya.

Luhan tersenyum lalu ia mendekatkan wajahnya dan mencium kedua pipi ayahnya, kemudian ia duduk disebelah ayahnya dengan kursi yang telah disediakan.

"Bagaimana tidurmu kali ini putriku?" Tuan Xi kembali membaca korannya.

"Baik Ayah, kali ini aku tidak memiliki mimpi buruk." Jawabnya sambil menyantap sarapan yang disediakan oleh pelayan laki-laki itu.

"Baguslah, Ayah sedikit khawatir dengan kebiasaan mimpi burukmu itu."

Luhan hanya tersenyum.

Hening

Kedua pihak masih terlalu sibuk dengan kegiatan masing-masing

"Luhan, malam ini kita akan pergi ke pesta ulang tahun Tuan Jhon."

Sebenarnya Luhan sangat malas menghadiri pesta, tapi ia tidak akan pernah bisa menolak ayahnya.

Tidak pernah bisa

"Baiklah Ayah."

.

.

"Kau terlalu lama melamun Oh Sehun!"

"Kau tau bahwa aku tidak ahli dalam hal ini Kai!"

"Ya! bukankah sudah aku peringati padamu untuk mempelajarinya lebih awal?!"

"Tapi bagaimana aku akan mempelajarinya jika setiap hari kalian selalu mengajakkku berburu?!"

"BISAKAH KALIAN BERDUA DIAM?!"

Kedua pria yang sedang berseteru itu terdiam, Dan kini mereka menatap wajah pemuda yang berteriak kepada mereka.

"Suho-hyung, Selamat pagi?"

"Jangan tunjukkan senyuman polosmu itu padaku Kai! Kau tau itu tidak akan mempan."

Pemuda bernama Kai itu menunduk.

"Dan kau Oh Sehun! Bagaimana kau akan beraksi jika kau masih belum bisa menguasai gerakan menari itu?"

Dan pemuda satunya yang bernama Oh Sehun juga menunduk.

"Pesta itu akan diadakan nanti malam, tepatnya 10 jam dari sekarang! Dan kau masih belum menguasai apapun. Dan kau Kai (menunjuk Kai) sudahkah kau menyiapkan pertunjukannmu?"

"Tentu saja sudah, kali ini aku akan menyembunyikan seorang gadis dan menggantinya dengan harta"

"Jangan sampai kau bertindak bodoh Kai, bukankah terakhir kali kau nyaris membunuh seseorang karena pertunjukkan bodohmu itu?"

"Diamlah Sehun"

"Pfft...aku tidak sabar melihat aksi bodohmu itu."

"Tunggu saja, aku akan membuatmu ternganga Oh Sehun!"

Dan Kai pun meninggalkan ruangan.

"Kau masih harus tetap menguasai gerakanmu Sehun"

"Aku tau Suho-hyung, dan kali ini aku akan membuat putri yang kurayu terpukau."

.

.

The beginning – at night

Seorang pelayan menyisir helai demi helai rambut keemasan Luhan...

Gaun biru sederhana dengan renda dan manik-manik yang menghiasinya membungkus tubuh Luhan dengan sempurna. Rambutnya yang dibiarkan tidak diikat, sebuah bunga-bunga kecil menghiasi rambutnya, wajahnya yang seperti porcelain doll, sepatu kaca yang mengkilap menghiasi kaki indahnya.

"Anda terlihat cantik nona muda, begitu sempurna." Luhan tersenyum mendengarnya.

"Dengan kesempurnaan itu aku harus membayar harganya Lucy, dengan tidak dapat melihat keindahan dunia ini."

"Oh, maafkan aku nona"

"Tidak apa, aku sudah terbiasa dengan itu."

Masih dengan kegiatannya Lucy dengan hati-hati menyisir helaian rambut Luhan yang lembut, sebersit rasa iri melihat kesempurnaan yang Luhan miliki namun, dengan ksempurnaan itu...ya...harus ada yang dikorbankan.

"Selesai. Saya yakin, semua mata akan tertuju padamu nona."

Dengan itu, Luhan hanya tersenyum.

Tok Tok Tok

"Putriku, apa kau sudah siap?"

Tuan Xi memasuki kamar putrinya, walaupun dengan umurnya yang cukup tua ia masih terlihat gagah.

"Sudah Ayah." Jawab Luhan tersenyum.

"Kau terlihat begitu cantik, seperti ibumu." Lalu tangannya mengelus pipi kanan Luhan.

Luhan pun menggenggam tangan Ayahnya.

"Ibu, sudah beristirahat dengan para malaikat yang menjaganya Ayah."

"Ya...kau benar Luhan." Lalu tuan Xi mencium kening putrinya, Dan mereka pun bersiap untuk pergi.

.

.

"Apakah kau sudah siap Sehun?"

"Ya, aku sudah siap."

"Kau terlihat gagah tuan Romeo"

"Jangan lupakan dirimu sendiri yang juga terlihat gagah Mercutio"

Kedua pria itu saling tersenyum penuh arti

"Malam ini aku ingin kalian melakukannya dengan benar. Sampai berjumpa di pesta"

"Baiklah, Suho-hyung."

.

.

.

TBC

Hai, saya penulis baru. Seorang penggemar HunHan, dan sangat mencintai Luhan *alay

Pada fanfic pertama saya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada readers yang sempat singgah dan mohon dukungannya dengan reviews

Semua komen yang kalian berikan akan sangat membantu.

Maaf akan kesalahan dalam penulisan

Oke, Sampai Jumpa. Have a lovely day~ ^^