TO BE HONEST...

©Jojobecc Oil

Disclaimer: Masashi Kishimoto

AU/OOC/Mature Rated/Child isn't allowed/DLDR


Sakura membuka kelopak matanya. Sudah berapa lama ia tertidur di meja kerjanya? Ia mengambil ponselnya yang terletak sembarang di atas meja. Kemudian menekan tombol pembuka—sekaligus pengunci—ponsel pintarnya.

22.00. Sudah sekitar dua jam lebih—sejak tugasnya selesai—ia tertidur di kantornya. Ia pun membereskan barang-barangnya dan lalu keluar dari ruangannya.

Tampak beberapa pegawai sedang lembur, dikarenakan dua hari lagi adalah hari pernikahan anak dari orang yang paling berpengaruh di Jepang. Hari yang sibuk untuk pegawai yang bekerja di bagian media massa seperti dirinya.

Akhirnya Sakura sampai ke luar gedung perusahaan. Ia pun mencari taksi untuk mengantarnya pulang.

_oOo_

Dalam perjalanan pulang ia melihat banyak iklan yang terpampang di jalanan. Salah satunya adalah seorang artis papan atas yang diberitakan akan menikah dengan tunangannya seminggu lagi.

"Semua orang akan menikah. Sementara itu, lihatlah aku, 27 tahun dan bahkan pacaran saja pun belum pernah." gumamnya.

Kemudian Sakura melamun sampai akhirnya sang sopir mengatakan, "neng, sudah sampai."

Sakura pun tersadar dari lamunannya kemudian membayar tarif taksinya. Setelah itu ia memasuki rumahnya.

GELAP. Sama seperti hatinya saat ini.

Ia pun menyalakan lampu dan...

.

.

"SURPRISE!"

Ino dan banyak orang di dalam rumahnya mengejutkannya.

Sakura mendadak terkejut sekaligus bingung. "Ino, ada apa?" tanya Sakura.

"Selamat Ulang Tahun!" ucap Ino.

"Ulang tahunku sudah lewat sekitar bulan kemarin. Kita merayakannya di mekdi, kau ingat?" jelas Sakura.

"Ah, ternyata kau masih ingat. Ku pikir karena telah lama melajang kau tidak ingat akan ulang tahunmu." sindir Ino, "sebenarnya aku membuat perayaan ini karena tidak lama lagi, aku akan melangsungkan pernikahan, dan sebenarnya aku menunggu kejutan darimu. Tapi aku rasa karena kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu itu, akhirnya aku memutuskan untuk menghancurkan rumahmu sebagai pelajaran karena kau telah beraninya melupakan sahabatmu ini." lanjutnya.

Sakura mendengus, sahabatnya sejak kecil ini memang baik namun selalu berbuat sesukanya.

"MUSSIKK!" teriak Ino sang DJ. Musik pun diputar. Semua orang di situ berdansa.

"Ino, dengar. Aku ke atas dulu. Aku mau mengganti pakaian." ucap Sakura.

Ino mengangguk. Kemudian Sakura menaiki tangga rumahnya dan masuk ke kamar untuk mengganti pakaian kerjanya dengan gaun pesta.

Setelah Sakura turun ke lantai bawah, Ino langsung mengambil mikrofon yang disediakan sang DJ.

"Hei Sakura, dengar. Aku dan kau, kita berdua, telah berteman sejak kita bisa mengucapkan 'R', sampai sekarang. Kau tahu, seberapa lama pun kita berteman, pada akirnya kita harus menjalani hidup masing-masing. Sebentar lagi aku akan mengadakan pernikahan, dan aku tidak berharap banyak padamu, hanya saja, bawalah seorang pacar nanti ke acara pernikahanku. Kali ini aku tidak main-main. Aku hanya ingin melihat sahabatku bahagia di hari bahagiaku." Ino langsung memeluk Sakura, dan mereka berdua menangis bersama. Kemudian alunan musik lembut mulai terdengar.

Semua orang di pesta itu tampak terharu melihat pertemanan dua perempuan ini.

"Sudah ah, aku tidak tahan berada dalam suasana seperti ini." Ino melepaskan pelukannya, "Sai, ganti musiknya. Aku ingin berdisko." ucap Ino kepada sang DJ.

Musik pun berganti menjadi musik berirama keras. Rumah Sakura—yang biasanya hening—kini mendadak ramai karena pesta dadakan yang diadakan Ino.

Dilihat dari gerakannya, Ino tampak menikmati musik tersebut. Ia tampak berjoget sembari mengangkat tangannya ke atas. Sakura heran. Kemana perginya calon suami Ino. Kenapa dari tadi Ino terlihat asik sendiri.

"Sendirian saja?" tanya seorang pria bersetelan jas, dengan ukiran wajah yang sempurna.

"Ah, kemana saja kau dari tadi? Lihat calon istrimu, dia semakin ganas saja." ucap Sakura sambil mengarahkan kepalanya ke arah Ino yang sedang berdisko ria.

"Biarkan saja kalau itu bisa membuatnya senang." ujar sang pria.

"Kau tidak boleh seperti itu. Kau juga terkadang harus menjaganya loh. Bisa-bisa nanti dia direbut orang." nasihat Sakura.

"Ino tidak suka dikekang. Ibarat hewan, ia adalah kuda liar yang sulit untuk dijinakkan."

"Dia begitu karena orangtuanya terlalu mengawasinya. Tapi kalau kau yang melakukannya, aku jamin pasti ia akan rela dikekang setiap hari olehmu, Sasuke."

"Mengucapkan isi hati, heh?" tanya Sasuke.

"T-tentu saja t-tidak. Ino tidak suka dikekang. Tapi ia suka menjadi pusat perhatian. Ia selalu ingin di nomor satukan." terang Sakura.

"Kalau begitu, aku akan menjaga kuda liar-ku dulu." pria bernama Sasuke itu lantas mendatangi Ino yang sudah setengah waras.

Sakura hanya bisa memandang Sasuke yang sudah pergi menjauh. "Selalu di nomor satukan." gumam Sakura.

"Hei, Sakura. Kau ada tempat sembunyi yang aman?" tanya Naruto.

Sakura tersentak.

"Di keramaian seperti di sana adalah tempat yang cocok untuk bersembunyi." tunjuk Sakura ke arah orang yang tengah asik berdisko.

"NARUTO-KUNNN~ DI MANA KAUU?!" teriak seorang perempuan berkacamata.

Naruto mengucapkan terima kasih kepada Sakura lalu masuk dan berkamuflase di antara kerumunan orang itu.

Sakura sekarang mengerti, mengapa Naruto ingin bersembunyi.

"Sakura, apa kau melihat Naruto-kun?" tanya perempuan berkacamata itu.

"Emmm... A-aku tidak tahu. Mungkin dia ada di atas, Karin." jawab Sakura.

"Aku sudah mencarinya di atas. Tadi aku melihatnya turun ke sini. Aku akan mencarinya dulu. Akan kuberi ia pelajaran karena ia telah berani menolakku." ucap Karin berapi-api.

'Tamatlah riwayatmu, Naruto.' batin Sakura.

_oOo_

Pesta telah usai. Satu per satu tamu yang berdatangan berpulangan.

"Sakura, ingat pesanku. Kau harus membawa pacar ke acara pernikahanku nanti." ucap Ino setengah sadar sambil dibantu berjalan oleh Sasuke.

"Iya, iya. Hati-hati di jalan~" ucap Sakura.

Ia lalu melambaikan tangannya dan menurunkannya kembali ketika mereka sudah pergi.

"Sepertinya tempat usulanmu kurang berhasil Sakura." ucap Naruto kepada Sakura yang berdiri di depan pintu. Ia terlihat acak-acakan dan bagian belakang kerah bajunya di tarik Karin.

"Inilah akibatnya kalau kau lari dariku, Naruto Sayanggg~" ucap Karin lembut. Namun terdengar seperti suara malaikat maut bagi Naruto.

"Sudah dulu ya, Sakura. Kami pulang dulu. Aku ingin menghukum Naruto malam ini." ucap Karin kegirangan, sementara Naruto masih berusaha mencoba kabur dari Karin.

Sakura hanya bisa maklum melihat hal tersebut. Karin adalah perempuan yang tergila-gila kepada Naruto. Sementara Naruto tidak suka melihat—keganasan—Karin. Naruto selalu mengatakan kalau ia tidak suka kepada Karin secara terang-terangan, namun Karin tidak pernah menganggap serius hal itu dan ia makin suka mengganggu Naruto untuk mencuri perhatian pria itu.

Sakura pun masuk ke dalam rumah ketika melihat kalau tidak ada lagi orang di dalam rumahnya.

Kembali sepi.

'Pestanya terlalu cepat berakhir' batinnya.

Tiba-tiba ponsel Sakura berbunyi.

"Halo..." jawab Sakura.

"Hai... Sakura, ini aku Sasuke. Dompet Ino tertinggal di rumahmu. Bisa kau carikan? Aku sedang dalam perjalanan ke rumahmu untuk menjemputnya."

"Ya, baiklah akan ku cari."

"Terima kasih."

Sambungan diputuskan. Sakura meletakkan ponselnya lalu mencari-cari dompet Ino.

BINGO! Dompetnya ada di kolong meja. Sakura rasa Ino tak sengaja menjatuhka dompetnya ketika berpesta kemarin.

TING TONG... TING TONG...

Sakura membuka pintu rumahnya.

"Kau sudah menemukannya?" tanya Sasuke.

Sakura mengangkat dompet Ino agar Sasuke bisa melihatnya.

"Kalau begitu, sebagai ucapan terima kasih, mari aku traktir minum di bar yang sering kita kunjungi ketika kuliah dulu." ucap Sasuke sambil menarik tangan Sakura.

"Ehh tapi..." sanggah Sakura.

"Tidak ada tapi-tapi'an, anggap saja ini reuni khusus yang kuberikan untukmu." Sasuke segera menyeret Sakura masuk ke dalam mobil. Sasuke menghidupkan mobilnya dan menjalankan mobilnya menuju bar untuk bernostalgia bersama Sakura. Tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat.

Sakura tidak siap jatuh cinta untuk yang kedua kalinya.

TBC...


A/N: Ha.. eL readers *lambaikan tangan*

Di sini saya emang sengaja bikin SasuSaku nya agak lama muntjul biar alurnya jelas. So, stay tune readers *Ketjhupp manja*/ditimpuk...

Bhai.