Konichiwa Minna-san. Ketemu lagi bersama saya Author newbie yang gajenya poll2an ^^. Maaf, Author sempet hiatus. hehe *garuk - garuk kepala.
Sesuai janji, Kali ini Author mau bikin fict yang terinspirasi dari beberapa anime, alur game, sama drama korea *xixixi.. Author lupa judulnya, soalnya cuman ngerasa keren sama story line nya trus dicontekin dikit deh ^^. Mungkin ada readers yang tau tuh drama korea kalo udh ngebaca ini fict.
Ok langsung saja, Happy reading minna-san ^^/
DRAP.. DRAPP..
Dimalam yang terlihat sangat damai disebuah kerajaan, terdengar suara langkah kaki sekumpulan orang sedang berlari. Sepertinya mereka adalah sekelompok prajurit kerajaan yang sedang mengejar seseorang.
"Itu dia!" Teriak seorang pemuda berambut pirang jabrik, bermata biru sapphire indah dan memiliki tiga garis tanda lahir di setiap sisi pipinya.
Teriakan itu membuat semua prajurit mengejar seseorang yang sedang mereka incar. Seseorang yang menggunakan jubah hitam hingga menutupi kepalanya.
Karena sudah merasa terpojok. Alhasil orang tersebut berbalik dan mendapati sekelompok prajurit dalam jumlah besar sedang berlari kearahnya. Orang itu pun terdesak kemudian tersenyum licik.
"Hahaha.." Tawa nyaring seorang wanita.
Setelah sampai di tempat targetnya, Pemuda kuning itu pun menatap dengan intens.
"Kau kira dapat menangkapku, Jenderal Uzumaki?!" ujar target mereka dengan nada khas wanita yang sedang meremehkan.
"Cih.." Desis Pemuda kuning. "Kau pasti utusan dari dari Suna?!" Sambungnya.
Wanita tersebut mengerutkan dahi sembari tersenyum sinis. "Tak kusangka. Jendral termuda sepanjang masa ternyata pintar juga."
"Jendral! Apa langkah kita sekarang?" salah satu anak buah pemuda kuning tersebut bertanya. Tapi, yang di tanyai hanya diam.
Merasa mengerti maksud kediaman Jendralnya, Anak buah pria kuning tersebut juga terdiam dan memperhatikan gerak - gerik musuhnya.
"SERANG!" Seru jendral itu tiba - tiba. Spontan, semua prajurit yang bersamanya langsung menyerbu wanita tersebut.
"HAHAHA…"
SREKKK….
Dengan gerakan indah, wanita bertudung itu menyingkap jubahnya, melompat dan menghindari serangan para prajurit seperti seekor angsa.
"Ku beritahu kau, jendral Uzumaki!" ujarnya setelah mendarat. "Aku adalah Tayuya si pembunuh jenius." Sontak Jendral Uzumaki membelalakan matanya.
"Rasakan ini!" Pekik wanita yang bernama Tayuya itu sembari mengeluarkan sejumlah jarum dengan ukuran yang cukup besar dan di selipkan di setiap sisi jarinya lalu melemperkannya pada pasukan jendral Uzumaki.
SYUUUTT… SYUUUTT..
Jarum – jarum yang tampaknya beracun itu pun melesat dengan kecepatan tinggi kearah mereka. Beberapa anak buah jendral Uzumaki ada yang tumbang karena terkena serangan jarum beracun tersebut.
TRINGG…
Namun, dengan gesitnya jendral Uzumaki dapat menangkis serangan yang di berikan Tayuya. Kemudian iai berlari menerjang musuhnya yang sedang tersenyum licik.
Menyadari pergerakan jendral Uzumaki, Tayuya segera melompat hendak berlari. Tapi naas, saat ia berhasil mendarat di sebuah rumah beratap jerami. Jendral Uzumaki membuat matanya terbelalak.
"Jangan meremehkanku." Ucap Jendral Uzumaki dengan nada dingin. Ternyata jendral bersurai kuning itu sudah meletakkan bilah pedangnya di leher Tayuya.
Tayuya tersenyum kecut. Tiba – tiba..
ZRAAASSSHHHH..
Jendral Uzumaki terbelalak saat melihat pemandangan didepan matanya. Tampak olehnya Tayuya menggerakan lehernya di bilah pedang tersebut agar lehernya terpotong. Tak pernah disangka oleh Jendral Uzumaki kalau Tayuya akan melakukan itu untuk melindungi informasi yang bisa didapatkan olehnya.
"SIALAN!" Jendral Uzumaki mengumpat kesal sambil melepas tubuh Tayuya yang sudah tak bernyawa.
OOO
DI abad pertengahan, tepatnya di Negara Hi. Terdapat kerajaan yang bernama Konoha. Kerajaan tersebut memiliki rakyat yang hidup dengan damai. Dan kerajaan tersebut dipimpin oleh Raja Uchiha Sasuke. Raja Uchiha Sasuke memiliki banyak musuh, bahkan dari dalam kerajaannya sendiri.
Suatu Hari, Istri Raja Uchiha Sasuke yaitu Ratu Haruno Sakura atau yang sekarang sudah menggunakan nama Uchiha Sakura diserang oleh seorang wanita yang bernama Tayuya. Wanita itu diduga adalah orang suruhan dari Suna atau bisa dibilang musuh dari Uchiha Sasuke. Ratu Sakura tak sadarkan diri selama beberapa hari karena luka fatal di daerah lehernya yang hampir memotong pembuluh darahnya tersebut. Semua tabib pada masa itu sudah dikerahkan untuk mengobati Ratu Sakura. Tapi, tak ada satu pun yang dapat menyembuhkan luka fatal yang dideritanya.
Pendeta kerajaan pernah mengatakan kepada Raja Sasuke bahwa ada sebuah portal yang menghubungkan dunia mereka dengan dimensi lain. Tempat dimana seorang dewa yang dapat menyembuhkan luka apa pun berada. Awalnya Raja Sasuke tak mempercayai hal itu, tapi Raja Sasuke mulai mempertimbangkan anjuran pendetanya di belakangan hari.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pair : Naruto and Hinata.
Genre : Romance, Fantasy (mungkin), Supranatural (sedikit), Advanture, Drama
Warning : sorry masih Newbie jadinya typo, EYD yang ga beraturan, Chara juga OOC, Pasaran pastinya :v.
Don't Like Don't Read ^^
Summary : Hinata adalah seorang calon dokter yang baru akan mengikuti ujian akhir dari sekolah tingginya. Suatu hari , ia dimintai tolong oleh jendral berambut kuning yang barasal dari masa lalu untuk menyembuhkan seorang Ratu kerajaan. Tapi setelah menyelematkan Sang Ratu, mereka malah menghadapi suatu intrik kerajaan yang membuat mereka harus mempertaruhkan nyawanya. / Bad Summary / Newbie punya :D
RnR please..
and
Happy Reading
The Shogun and The Doctor.
Chapt.1 : Pertemuan Yang Tak Terduga.
Disebuah kamar yang berukuran besar dengan gaya tradisional jepang tampak beberapa orang sedang mengelilingi seorang wanita yang sedang tak sadarkan diri. Wanita itu adalah Ratu dari kerajaan Konoha, Ratu Sakura.
Tampak juga disana seorang pria kekar kisaran usia 22 tahun sedang melihatnya dengan tatapan sendu. Dengan mata onyxnya yang terlihat dingin dan rambut Chicken butt-nya, Pria tersebut terlihat sangat tampan. Dia adalah Raja Uchiha Sasuke.
"Bagaimana keadaanya, Tsunade-sensei?" Tanya Sasuke.
Tabib wanita cantik tersebut menggeleng. "Masih sama seperti kemarin, Paduka."
Raja Sasuke menghela nafas panjang. "Sepertinya aku harus mempertimbangkan perkataan pendeta Orochimaru. Kalau begitu, tetap perhatikan kondisinya!" Perintahnya dan melenggang pergi dari kamar tersebut.
Istana kerajaan Konoha sangat megah. Banyak pohon sakura yang menghiasi kerajaan tersebut. Bangunan Khas tradisional jepang yang menawan pun menjadi daya tariknya. apa lagi jika musim semi seperti sekarang. Perpaduan antara bangunan menawan dan bunga sakura membuat siapa saja akan merasa nyaman jika berada di dalamnya.
Tampak di tepi danau atau bisa dibilang Kolam istana yang tak terlalu besar, seorang pemuda berbaring santai dibawah pohon sakura. Sesekali ia memainkan bunga sakura yang jatuh dengan jari telunjuknya. Pemuda berambut kuning itu menatap, menerawang, dan memikirkan sesuatu. Tapi, lamunan pemuda itu terbuyar saat merasakan ada seseorang yang sedang menghampirinya. Pemuda itu pun tersenyum tipis.
"Aku tahu kau menyadari keberadaanku, Jendral Uzumaki Naruto!." Suara baritone yang sangat familiar terdengar di telinga pria kuning yang bernama Naruto.
"Heh… Jangan memanggilku begitu kalau kita sedang berdua, Sasuke!" Ujarnya pada Raja Sasuke.
Raja sasuke melangkah mendekati danau dan duduk di sebelah Naruto. "Apa yang kau inginkan?" Tanya Naruto saat sasuke sudah duduk disebelahnya.
Dengan wajah stoicnya, Sasuke mulai berbicara. "Kau tahu tentang mitos tabib dewa?" tuturnya bertanya.
Naruto mengernyit. "Maksudmu portal dimensi lain itu?"
"Benar!" Sahutnya sembari menganggukan kepala.
"Aku tak percaya ternyata sahabatku akhirnya mempercayai sesuatu yang berbau takhayul!." Balas Naruto kemudian mencoba duduk sejajar dengan Sasuke.
"Teme, Dengar. Aku tahu kau sangat mencintai Sakura-nee." Tutur Naruto. "Tapi, kalau memang itu sudah waktunya. Kita tak bisa memungkirinya!"
Raja Sasuke mengeratkan genggaman tangannya. "Aku Tahu, Dobe!" ujarnya. Naruto menghela nafas panjang
"Aku ingat, waktu umurku 6 tahun kalian mengadopsi ku yang hidup sebatang kara di dunia ini. Tepat disaat ulang tahunmu yang ke-13!" Ungkap Naruto. "selang 4 tahun, kau meminta Raja Fugaku untuk mengangkat ku menjadi prajurit di usia yang sangat muda."
"Dan aku juga ingat, bagaimana Sakura-nee selalu mengganggumu sampai kau jatuh cinta padanya." Naruto masih melanjutkan sembari tersenyum geli mengingat kenangan hidupnya.
"Tapi, sebagai sahabat, Adik, dan Jendral mu." Ujarnya lagi "Aku mengerti bagaimana persaanmu." Sasuke tertegun dan tertunduk menatap bunga sakura yang sedang menari di atas air.
"Selama beberapa hari ini, aku juga sudah memikirkannya, Teme!" Tutur naruto melanjutkan. "Aku akan pergi ke portal itu, mencari Tabib Dewa yang kau maksud, dan membawanya kemari!"
Raja Sasuke terbelalak "Dobe?!"
Naruto tersenyum maklum sambil mengelus punggung sahabatnya. "Tenanglah.. Selama aku pergi nanti, jangan sampai Suna menyentuh Konoha! Aku juga akan memerintahkan Shikamaru untuk memperkuat pengamanan!"
Sasuke kembali tertegun. "Kau selalu saja membantu ku, Naruto!" Ujarnya. "Entah sudah berapa banyak hutang budiku padamu!?"
Naruto berdiri dan melangkah sedikit kedepan. "Menjadi Jendral mu saja sudah menjadi sebuah kehormatan bagiku. Dan anggap itu sebagai imbalanmu dari jasa – jasa yang sudah kulakukan."
Sasuke masih diam dan terduduk menatap bunga sakura yang semakin banyak berjatuhan di atas air.
"Besok aku akan pergi. Aku harap Sakura-nee masih bisa bertahan!" Naruto membalikan badannya menghadap Sasuke.
"Arigatou, Jendral Uzumaki Naruto." Balasnya dengan senyuman dan dibalas dengan senyuman pula oleh Naruto.
Keesokan harinya Naruto pun pergi ke portal dimensi lain yang di maksud oleh pendeta. Diperajalanan ia sesekali menyapa rakyat kerajaan konoha. Naruto sangat terkenal di daerah tersebut. Bukan hanya karena sebagai jendral termuda di sepanjang masa. Tapi juga ia adalah seorang prajurit yang sangat hebat.
"Aku rasa itu portalnya!?." Gumam Naruto entah pada siapa setelah tiba disebuah tebing batu yang sangat tinggi. Di bawah tebing tersebut terdapat sebuah pintu masuk seperti mulut goa. Tapi sebelum ia memasuki goa tersebut, Naruto teringat akan pesan Sasuke.
Flash back.
"Naruto, berhati – hatilah." Ujar Sasuke.
"Kau terlalu mengkhawatirkan ku, Paduka." Sahut Naruto dengan senyuman tipis.
Sasuke menghela nafas. "Bawalah ini." Kemudian ia berjalan kearah Naruto dan menyerahkan sebuah jam pasir.
"Apa ini?" Tanya Naruto mengernyit.
"Jam pasir!" Balas Sasuke Datar.
Naruto sweetdrop mendengar jawaban sahabatnya sekaligus kakak angkatnya tesebut. "Aku tahu, Teme! Tapi untuk apa?"
"Jika jam pasir itu habis tapi kau belum menemukan tabib dewa itu.." Tutur Sasuke mulai menjelaskan, "Aku sarankan kau segera kembali. Karena berdasarkan perhitungan Tsunade, pendarahan Sakura tak bisa di cegah lebih lama lagi."
Naruto tertegun. "Baiklah, serahkan semua padaku!" Balasnya mengangguk.
Flash back off.
Naruto mulai berjalan bersama kudanya memasuki goa sambil melihat jam pasir yang diberikan Sasuke saat mengantar kepergiannya. Ia sedikit tertegun ketika melihat jam pasir pemberian Sasuke, dan tak lama kemudian Naruto mulai membalik jam pasir tersebut dan meletakkannya ke dalam tas dengan posisi yang benar lalu mengikatnya.
"Yosh! Ittekimasu!" Ujarnya bersemangat lalu berjalan memasuki goa gelap yang ada didepannya.
Layaknya sebuah mulut manusia yang melahap makanannya. Naruto menghilang bersama kilauan cahaya putih yang terpancar dari tempat tersebut.
15 Agustus 2012
"Wakatta, Tou-san.." Seorang wanita cantik sedang berbicara di dalam mobil melalui ponselnya. "Aku tak akan terlambat, percayalah padaku!" Sambung wanita pemilik manik lavender tersebut.
Wanita itu adalah Hyuuga Hinata, seorang calon dokter yang akan menjalani ujian skripsi kedokterannya. Wanita itu sangat cantik dengan rambut indigo panjangnya apa lagi kulit putihnya yang seputih salju membuat dirinya semakin terlihat menawan.
Hinata sekarang sedang mengendarai mobil sambil menerima telpon dari ayahnya. Karena hari ini adalah ujian skripsi dirinya, maka ia harus segera bergegas menuju kampus.
Karena terlalu asik berbicara dengan ayahnya melalui ponsel, Hinata tak memperhatikan jalanan. Sewaktu ia berbelok ke kanan, tiba – tiba dari sebuah patung yang memiliki empat buah pilar di tepian jalan, terlempar sesuatu kearah mobilnya yang sedang melintas.
BRUKK!... CKIIITT!...
Hinata terkejut bukan kepalang saat merasakan ada yang menghantam mobilnya dengan cukup keras. Mendadak ia pun cepat - cepat menginjak pedal rem mobilnya.
"Apa itu!?" Pekik Hinata masih menerima telpon.
"Apanya Hinata?" Tanya seseorang melalui ponselnya.
Hinata melihat sekitar, tapi ia tak menemukan apapun. Namun, saat mencondongkan tubuhnya semakin ke depan. Hinata dapat melihat seseorang sedang tergeletak dan meringis kesakitan disana.
"Astaga..!" Ujarnya terkejut. "Tou-san! nanti aku hubungi lagi!"
"Baiklah, segera kabari Tou-san kalau kau sudah selesai ujian Skripsi." Kemudian Hinata pun mematikan panggilan tersebut dan bergegas turun dari dalam Honda Jazz ungunya.
Hinata berlari menghampiri orang yang di tabraknya tadi. "Anda tidak apa – apa tuan.?" Tanyanya khawatir.
Naruto tidak menjawab pertanyaan Hinata, Ia masih meringis kesakitan. Pada saat yang sama, Hinata juga melihat luka lecet yang mengeluarkan darah dari lengan pemuda yang ada di depannya.
"Tu-tunggu sebentar! Aku akan mengobati lukamu!" Ujarnya berlari ke mobilnya dan mengambil kotak P3K.
Dijalanan yang kebetulan sedang sepi, Hinata mulai membersihkan luka pemuda yang di tabraknya tadi tanpa memperhatikan wajah pasien mendadaknya tersebut.
"Benda apa yang menabrak ku tadi?" Ucap Naruto yang masih merasa sedikit sakit "Ittaii..!" Pekiknya saat Hinata meletakan obat merah di lukanya. Lalu membalut luka tersebut.
"Syukurlah, hanya luka kecil." Ujar Hinata tanpa membalas pertanyaan Naruto.
Mata Hinata mulai mengedar kearah wajah pasiennya. Sapphire dan Amethyst. Kedua iris indah tersebut saling bertemu membuat masing – masing empunya terpaku disana.
TUK..
Suara sarung pedang Naruto menghantam kepala indigo Hinata dengan pelan dan memecahkan keheningan diantara mereka.
"Ittai.." Hinata meringis kesakitan. "Kenapa memukulku?"
"Benda apa yang menabrakku barusan?" Tanya Naruto tanpa memperdulikan Hinata yang sedang meringis kesakitan.
Hinata mengkerutkan dahinya tanda tak mengerti. "Maksudmu ini?" Hinata balik bertanya sembari menunjuk mobilnya. Sementara Naruto hanya menganggukan kepalanya.
"I-ini mobil. Tadi aku yang menabrakmu. Gomen.." Tuturnya sembari meminta maaf pada Naruto.
"Mobil?" Naruto menatap sebuah benda dengan empat roda tanpa ada satu ekor pun kuda yang menariknya. Kemudian Ia berdiri dan memperhatikan benda yang bernama mobil tersebut. "Bagaimana caranya dia jalan?"
Hinata sweetdrop. Ia menatap Naruto cengo. 'Apa maksud pemuda ini? Padahal ia tampan, tapi kenapa bodoh ya?' Batin Hinata bertanya – tanya.
"Hei.. kenapa diam saja, Nona?" Naruto kembali bertanya dan membalikan tubuhnya kearah Hinata yang juga sudah berdiri dan menatap dengan heran. Tapi, ekor matanya tak sengaja menangkap luka yang di obati oleh Hinata tadi, Naruto pun terbelalak.
"Darah di luka ku berhenti!" Serunya takjub. "Kau pasti ahli pengobatan?!" Naruto mulai menebak – nebak sambil menunjuk kearah Hinata.
Hinata masih dengan wajah cengonya karena merasa pemuda yang ada didepannya sangat aneh. Apa lagi Hinata kini sadar, kalau pemuda tersebut sedang mengenakan pakaian perang abad pertengahan.
"Ma-maaf, Tuan." Ucap Hinata sedikit gagap "Anda salah satu peserta cosplay ya?" Naruto hanya bisa memiringkan kepalanya tak mengerti
"Hahhh.. baiklah, sekarang aku tak punya waktu untuk mengobrol denganmu. Maaf sudah menabrakmu aku harus pergi sekarang, Jaa.." Ujar Hinata setelah menghela nafasnya dan beranjak masuk ke dalam mobil.
GREPP!..
Tiba – tiba Naruto menahan lengan Hinata dan menatapnya intens. Hal itu sedikit membuat Jantung Hinata berdebar cepat, apa lagi saat menatap pemuda pemilik iris sapphire yang kini hanya berjarak beberapa centimeter darinya.
"Ikut aku, aku butuh pertolonganmu." Ucap Naruto yang membuat Hinata semakin terheran.
"Gomen.." Balas Hinata sedikit ragu. "Aku sedang ada urusan. Kalau kau butuh bantuan ku, datang saja ke alamat ini!" Hinata melepaskan tangannya llalu menuliskan sesuatu di secarik kertas kemudian memberikannya pada Naruto.
"Apa ini?" Tanya Naruto.
"Itu adalah alamat dimana nanti aku berada" Ungkapnya. "Kau boleh mencariku disana jika kau mau." Lanjutnya kemudian melenggang masuk kedalam mobil
Naruto hanya bengong melihat kertas yang digenggamnya dan Hinata secara bergantian.
"Jaa.." Pamit Hinata setelah memasuki mobilnya, kemudian memacu benda beroda empat tersebut meninggalkan Naruto.
"Alamat ya?" Gumam Naruto bertanya. "Yosh! Akan ku temukan kau wahai Nona Aneh." Lanjutnya.
Sementara di dalam mobil Honda Jazz ungu, Hinata masih bertanya – tanya apa maksud dari pemuda yang baru di temuinya barusan. 'Benar – benar aneh' Pikirnya.
"Aku rasa dia tidak akan mengerti tulisan yang aku berikan padanya tadi. hihi.." Hinata terkikik saat membayangkan Naruto yang sedang frustasi saat membaca tulisan aksara kuno jepang.
Tapi, tanpa di ketahui oleh Hinata. Naruto dapat membacanya dengan mudah. Karena ia tak tahu dimana alamat tersebut. Naruto pun bertanya – tanya pada orang - orang sekitar.
Ada beberapa orang yang melihat lucu kearah Naruto karena membawa pedang dan menggunakan pakaian abad pertengahan. Ada juga yang antusias ingin berfoto dengan Naruto, dan ada juga yang menatapnya dengan terheran – heran.
Saat ingin menyebrang, Naruto sedikit kaget melihat mobil yang mengklakson dirinya. Ia langsung memasang kuda – kuda hendak menyerang mobil tersebut. spontan, mobil itu berhenti dan orang yang didalamnya mencemooh Naruto.
Marasa tidak mengerti, Naruto pun tak ambil pusing dan berjalan dengan santainya menyebrangi jalanan yang bisa dibilang ramai akan kendaraan tanpa memperdulikannya sedikitpun.
Setelah berjalan cukup jauh dan memakan waku beberapa jam, Naruto akhirnya tiba di tempat yang ia tuju.
"Fakultas Kedokteran Konoha Gakuen University." Gumam Naruto entah pada siapa. "Sepertinya ini tempat yang di maksud Nona tadi." Naruto memperhatikan kertas yang di pegangnya dengan tulisan besar yang ada di depannya secara bergantian.
Ia pun mulai berjalan memasuki area kampus tersebut masih dengan santainya. Banyak mahasiswa yang memperhatikannya dengan aneh seperti pandangan orang – orang yang ada di perjalananya tadi. Ada juga yang berbisik – bisik saat melihat Naruto, namun ia sama sekali tak memperdulikannya.
"Ano.." Seorang gadis menepuk pundak Naruto dan berhasil mengagetkan Naruto. "Aku rasa kau tersesat, Tuan Samurai! Disini tidak ada festival cosplay." Lanjut gadis tersebut setelah berhasil menguasai dirinya saat Naruto hampir menyerangnya.
Naruto mengernyit heran. "Maaf Nona, aku sedang mencari seseorang bukan menghadiri sebuah festival." Ujarnya dengan senyuman yang di paksakan.
"Souka!? Kalau begitu Ganbatte, Tuan Samurai!" Pamit gadis itu kemudian melenggang pergi meninggalkan Naruto. Naruto pun mulai melanjutkan misi pencariannya.
"Kenapa semua orang melihatku dengan cara seperti itu?" Gumam Naruto pelan sambil melirik orang - orang yang sedang memperhatikannya. "Apa ada yang aneh dengan penampilanku?"
"Menurutku yang aneh itu mereka! Menggunakan pakaian aneh seperti itu. Huh..!" Ujarnya sedikit berteriak yang membuat semua orang cengo.
Setelah cukup jauh berjalan Naruto memutuskan untuk beristirahat di sebuah bangku taman yang ada disekitar gedung auditorium. Pria bersurai kuning itu mengistirahatkan dirinya dengan cara duduk tegak dan kaki yang bersila seperti orang yang sedang bemeditasi.
"Ujiannya berjalan lancar, Tou-san." Seorang wanita berambut indigo sedang berbicara melalui ponsel genggamnya sambil berjalan kearah taman ,tempat Naruto berada.
"Ha'i.. Ha'i.." ujar wanita itu lagi dengan nada yang sedikit malas.
Tiba – tiba wanita bersurai indigo yang di ketahui bernama Hinata tersebut terkejut saat melihat pemandangan yang saat ini sangat tidak ingin di lihat olehnya. Yaitu melihat pemuda bersurai kuning yang sedang mencari – cari dirinya.
"Tou-san, Nanti aku hubungi lagi. Sekarang aku ada sedikit keperluan." Cepat - cepat Hinata menutup panggilan tersebut.
"Kenapa dia bisa sampai kesini?" Hinata bertanya – tanya pada dirinya sendiri sambil memainkan jari telunjuknya di depan dagu seolah sedang berfikir.
Kemudian, Naruto menoleh kearah Hinata yang sedang memperhatikan dirinya. Naruto tampak senyum ke arah Hinata sedangkan Hinata kaget dan pura – pura tidak melihat Naruto.
"Gawat! Dia melihat kearahku!" Ucapnya sambil mengalihkan pandangan ke arah lain.
Tapi, saat Hinata ingin berbalik, Naruto sudah ada di hadapannya. Spontan hal itu membuat Hinata menubruk pelan tubuh kekar Naruto.
Hinata kaget lalu melihat kearah wajah Naruto yang kini sudah berada di hadapannya sambil memberikan senyuman sehangat mentari. "Ke-kenapa kau bisa ada disini?"
Naruto mengkerutkan dahi. "Bukankah kau memberikan ku alamat di kertas ini?" Sahut Naruto sambil menujukkan kertas yang tadi di berikan oleh Hinata.
Hinata semakin terkejut mendengarnya. 'Sebenarnya siapa orang ini? kenapa dia bisa membaca aksara kuno yang hanya bisa di baca oleh keluargaku. Tidak, ini pasti sebuah kebetulan! Mungkin keluarganya juga seorang ahli sastra kuno jepang!' Batin Hinata mulai menebak – nebak.
Sementara Naruto melihatnya dengan tatapan heran. "Jadi bagaimana?"
"Bagaimana apanya?" Tanya Hinata bingung
Naruto sweetdrop. "Perjanjian kita? Kau bilang jika aku sampai ke alamat yang kau berikan padaku, kau akan membantuku!"
"Ah.. Souka.. gomen aku hampir lupa." Sahut Hinata.
"Begini.. Etoo.." Hinata bingung harus memanggil Naruto bagaimana.
"Naruto, Uzumaki Naruto." Ucap Naruto.
"Begini Uzumaki-san. Sebenarnya, aku bukanlah dokter." Tutur Hinata.
"Maksudmu?" tanya Naruto
"Aku hanya seorang mahasiswa kedokteran, jadi aku tak bisa membantumu."
Naruto semakin tak mengerti apa yang di katakan Hinata. "Tapi kau bisa menyembuhkan lukaku kan?"
Hinata menghela nafas pasrah. "Siapa saja pasti bisa menyembuhkan luka itu Uzumaki-san! Apa lagi luka yang kau derita hanya luka kecil!"
"Hmm.." Naruto mulai berfikir. "Luka kecil ya?" Ucapnya lalu di balas dengan anggukan kecil oleh Hinata.
"Kalau begitu bagaimana kalau.." Naruto tiba – tiba menarik pedang dari dalam sarungnya. Kemudian mengarahkan bilahnya ke lengan kirinya.
"Begini…"
SYAATTT….
Dengan santainya Naruto menyayat lengannya sendiri tanpa ada rasa dosa sedikitpun.
Hinata membelalakan matanya tak percaya. 'Orang ini pasti sudah gila!'
TBC
Author : Nar, Lo punya berapa tangan sih? maen potong aje!? *sweetdrop
Naruto : Brisik lo Thor! kan lo yang bikin cerita gaje kayak gini!
Author : Tenang - tenang, Semoga Hinata bakal ngebiarin lo berdarah sampe bercecer2. *Tertawa Nista
Hinata : Byakugan!
Auhtor : Glek.. *nelen ludah
Naruto : RASAKAN!
Sekian dulu buat Chapter 1.
Mind To Review buat para Senpai dan Readers sekalian :D
Arigatou.. Arigatou.. #bungkukin badan 90 derajat
