Disclaimer:

Naruto: Masashi Kishimoto

Vocaloid: Crypton Future Media, Yamaha Corporation, dll

.

.

.

Pairing: Naruto x Lapis

Genre: romance/fantasy

Rating: T

Kamis, 20 Juli 2017

.

.

.

Lagu pengiring fic ini:

Ichiban No Takaramono by LiSa

.

.

.

Ichiban No Takaramono

By Hikasya

.

.

.

Chapter 1. Pergi ke dunia manusia

.

.

.

Di sebuah negeri yang bernama Vocaloid, terdapat sebuah desa yang ditinggali oleh para peri. Desa yang bernama "Oria" atau berarti emas. Desa yang bernuansa warna emas lengkap dengan semua tanaman yang juga terbuat dari emas, terdapat juga binatang-binatang aneh di sini, menjadi peliharaannya para peri yang memiliki bakat penjinak. Juga ada para peri yang memiliki kekuatan sihir yang berdasarkan bakatnya sejak dilahirkan. Mereka tumbuh besar dalam asuhan Ratu peri.

Sesuai tradisi di desa Oria, setiap anak peri yang baru saja dilahirkan, harus dititipkan oleh Ratu Peri agar bisa dididik menjadi peri yang baik. Para anak peri akan diasuh sampai besar dan dibimbing oleh Ratu Peri agar bisa menemukan bakat kekuatan masing-masing. Kelaknya mereka bisa menggunakan kekuatan sihir mereka untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang ditentukan oleh Ratu Peri.

Jika mereka sudah bisa menggunakan kekuatan mereka, maka mereka diperbolehkan meninggalkan istana, dan bertemu lagi dengan keluarga mereka. Lalu mulai bekerja di tempat yang ditentukan oleh Ratu Peri.

Mengenai Ratu Peri itu, dia adalah seorang wanita yang sangat cantik. Tinggal di sebuah istana yang sangat besar, terbuat dari emas, bernama "Oria Palace", terletak tepat di tengah-tengah desa Oria. Dia tidak tinggal sendirian, melainkan bersama dua anak angkatnya.

Ditelusuri lebih jauh ke dalam istana Oria tersebut, di ruang singgasana yang sangat luas dan mewah, tampak seorang wanita berambut merah muda panjang dan bermata biru, sedang duduk menyilangkan kakinya di atas singgasana yang terbuat dari emas. Tubuhnya yang langsing dibalut dengan gaun berwarna merah muda yang sangat berkilauan. Dua pasang sayap berwarna merah muda, tersembunyi di balik rambutnya yang panjang tergerai. Di atas kepalanya, terdapat mahkota emas dengan butiran-butiran permata biru yang berkilauan. Sepatu hak tinggi berwarna merah muda membungkus kedua kakinya. Umurnya kira-kira 50 tahun. Namanya Megurine Luka.

Di depannya saat ini, tampak dua gadis remaja yang berdiri secara berdampingan. Dua gadis yang merupakan anak angkatnya, Aoki Lapis dan Aoki Merli.

Aoki Lapis adalah anak yang pertama. Seorang gadis berambut biru cerah panjang yang diikat dua di bawahnya dan bermata biru yang sewarna dengan matanya. Permata besar yang ada di kepala sebelah kirinya adalah "ParaĆ­ba Tourmaline", batu permata yang sangat langka dan berharga. Berpakaian gaun dengan rok mini serba putih dan biru. Syal putih melilit lehernya dan dijepit dengan pin berbentuk permata biru. Sepatu boots setengah paha berwarna putih membungkus kedua kakinya.

Tinggi badannya sekitar 15 cm (mode peri). Umur sekitar 16 tahun.

Ia adalah peri yang polos dan lemah lembut. Termasuk dalam kelompok peri yang mampu mengubah musik menjadi kekuatan dan suaranya dikatakan memiliki kekuatan untuk memberi kehidupan saat dia bernyanyi. Lalu mengenai nama lengkapnya, diambil dari batu permata semi mulia "Lapis lazuli" karena palet warnanya. "Aoki" (nama keluarganya) berarti "Putri Biru".

Aoki Merli adalah anak kedua. Seorang gadis berambut indigo panjang dan bermata biru cerah. Berkulit gelap. Memakai pakaian serba hitam dan ungu gelap. Terdapat bunga kamelia ungu gelap yang terpasang di rambutnya yang di sebelah kiri.

Tingginya kira-kira 16 cm (mode peri). Umurnya sekitar 15 tahun. Nama Merli (Meruri) dinamai Merlinite, sejenis batu yang dikenal dengan dual light dan dark appearance. Penampilannya sama seperti kakaknya, Aoki Lapis. Ia didasarkan pada "Gadis Ajaib" dan juga seorang peri.

Berbeda dengan Lapis, yang kelihatan lemah lembut dan polos, Merli berpikiran kuat dan tsundere; gadis misterius yang menawan, yang tidak bersalah dan ekspresif. Dia naif, tapi biasanya berpura-pura tahu segalanya.

Jika Lapis bisa dilihat sebagai "cahaya", maka Merli akan dipandang sebagai "gelap". Ia termasuk orang istimewa yang bisa mengubah "lagu-lagu" menjadi "kekuatan", dan hanya dapat dilihat oleh sebagian populasi manusia. Kekuatannya menarik energi makhluk hidup; kebalikan dari kekuatan Lapis.

Begitulah tentang Lapis dan Merli, yang telah diasuh oleh Luka sejak lahir.

Saat ini, mereka bertiga sedang berbicara dengan serius. Berbicara mengenai tugas pertama buat Lapis dan Merli, karena sudah lulus menjadi seorang "peri yang berbakat."

"Jadi, kami berdua diutus ke dunia manusia sekarang, Kaa-sama?" ucap Merli yang sangat kaget.

"Iya. Ini tugas pertama kalian," Luka tersenyum dengan wajah yang sangat cerah."Aku meminta kalian berdua untuk mencari yang namanya Ichiban No Takaramono."

"Ichiban No Takaramono...!?" sahut Lapis dan Merli kompak.

"Ya. Ichiban No Takaramono. Kalian harus mencarinya di dunia manusia agar kalian bisa menjadi peri yang dewasa. Aku akan memberi waktu yang tidak terbatas untuk kalian dalam usaha pencarian ini."

"..."

Lapis dan Merli saling diam. Kemudian saling memandang antara satu sama lainnya. Luka memperhatikan mereka, mengerutkan keningnya karena merasa heran.

"Kenapa?"

Gadis bersaudara itu menarik pandangannya ke arah Luka. Merli yang mewakili Lapis.

"Bagaimana caranya kami ke sana, Kaa-sama?"

Luka hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Merli.

"Itu adalah cara yang gampang. Pakai kekuatan teleportasi. Jadi, kalian berdua bisa pergi ke dunia manusia itu."

"Sekarang?"

"Ya."

"Cepat sekali."

"Itu sudah keputusanku. Tidak bisa diganggu gugat lagi."

"Huh... Ya sudahlah."

Merli cemberut. Lapis hanya menunjukkan wajahnya yang datar, lalu mengatakan.

"Jika itu sudah keputusan Kaasama, aku dan Merli akan mematuhinya. Kami siap sedia untuk pergi ke dunia manusia sekarang."

"Apa!?" Merli menatap tajam ke arah Lapis."Tapi, Lapis-nee..."

"Sudahlah... Turuti saja, Merli."

"Huh."

Merli semakin cemberut saja. Lapis hanya tersenyum simpul lalu memegang tangan Merli. Ia mengisyaratkan agar Luka menggunakan kekuatan teleportasi agar ia dan Merli bisa tiba di dunia manusia dengan cepat.

Luka tersenyum dan merasa senang. Tangan kanannya terangkat dan memancarkan cahaya keemasan yang sangat menyilaukan. Mulutnya bergerak cepat untuk melafalkan mantra teleportasi.

PAAAATS!

Bersamaan tubuh Lapis dan Merli juga ikut bercahaya keemasan. Dua gadis bersaudara itu saling menggenggam tangan dengan erat. Menutup kedua mata masing-masing dan merasakan tubuh yang menghangat. Terasa ringan dan berputar-putar.

Pada akhirnya, sekelebat cahaya emas mewarnai ruang singgasana itu. Kemudian menghilang secara perlahan-lahan, menyisakan kesunyian yang menemani Luka di sana.

Tangan kanan Luka menurun. Luka menunjukkan wajah yang sangat berseri-seri. Bergumam pelan dengan senyuman manis yang menawan.

"Semoga kalian bisa menemukan Ichiban No Takaramono itu, yang akan membuat kalian belajar untuk menjadi peri yang dewasa."

Begitulah, yang dikatakan Luka.

.

.

.

Di dunia manusia sekarang.

Di sebuah kota besar yang bernama Konoha, terdapat sebuah toko kue kecil yang bernama "Namikaze Pattisier", ditinggali seorang laki-laki remaja berusia sekitar 16 tahun dan seorang pria tua yang berusia sekitar 40 tahun. Mereka berdua adalah anak dan ayah yang sama-sama berprofesi sebagai pattisier.

Sang anak bernama lengkap Namikaze Naruto. Pattisier muda yang masih belajar, seorang siswa biasa yang bersekolah di Konoha High School. Duduk di kelas 11.

Sedangkan sang ayah, bernama lengkap, Namikaze Minato. Pattisier yang sangat profesional. Pemilik toko kue "Namikaze Pattisier" itu. Sering mengalami kecelakaan saat membuat kue, dan berujung masuk rumah sakit. Sehingga membuat Naruto selalu kerepotan karena harus mengurus toko sendirian.

Tidak bisa dibayangkan jika kau sendirian yang membuat kue untuk dijual di tokomu. Apalagi jika banyak pelanggan yang meminta kaulah yang membuat kue untuknya. Pastinya akan semakin membuat repot dua kali lipat.

Itulah yang dirasakan Naruto. Ia merasa dampaknya apabila sang ayah masuk rumah sakit. Ia harus tinggal sendirian di rumah. Mengurus segalanya sendirian.

Tapi, Naruto tidak pernah menyalahkan ayahnya yang selalu bertindak ceroboh sehingga mengakibatkan sang ayah cedera. Bahkan ia merasa beruntung mempunyai ayah yang sangat baik dan sangat sayang padanya. Karena dari ayahnya, ia belajar menjadi pattisier agar bisa membuat kue yang enak dan sehat untuk orang lain. Baginya, ayahnya adalah pattisier nomor satu yang terbaik di dunia.

Saat ini, Naruto berjaga di toko sendirian lagi. Karena sang ayah masuk rumah sakit lagi akibat terpeleset di lantai dapur yang basah.

Ada-ada saja.

Waktu menunjukkan pukul 3 sore, sesudah pulang sekolah, Naruto langsung berganti pakaian dengan pakaian khusus sebagai koki, lalu melesat pergi ke dapur untuk segera membuat kue - dimana toko kue bersatu dengan rumah Naruto.

Di dapur tersebut, Naruto mondar-mandir. Sibuk sekali. Dimana-mana bahan-bahan kue berserakan. Sungguh berantakan sehingga tidak sedap untuk dipandang.

Belum ada satupun kue yang jadi ia buat. Ia masih sibuk mengocok adonan kue dengan usaha yang terbilang sangat bersemangat. Merasa kerepotan dan ingin mengejar waktu bukanya toko kue yang biasanya sudah buka di setiap jam 4 sore.

"Pokoknya harus sudah jadi sebelum waktunya!" seru Naruto yang berapi-api."SEMANGAT! DATEBAYOOO!"

Sedang asyik-asyiknya membuat kue, tiba-tiba muncul sekelebat cahaya emas dari atas kepala Naruto. Naruto menyadarinya dan langsung melihat ke atas. Lalu...

GUBRAAAK!

Sesuatu jatuh dari atas dan menimpa diri Naruto sehingga Naruto terjerembab jatuh ke lantai. Bersamaan terdengar suara gadis yang mengeluh karena kesakitan.

"A-Aduh...," sahut mereka bersamaan.

Naruto yang terbaring terlentang di lantai, merasakan tubuhnya sakit akibat dihimpit seorang gadis. Ia pun memegang kepalanya yang terasa sakit dan mencoba melihat ke arah gadis yang menghimpitnya itu.

Posisi mereka berdua bisa digambarkan seperti bentuk X.

Gadis yang menghimpit Naruto tadi, juga merasakan kepalanya yang sakit sekaligus berputar-putar. Mencoba berkonsentrasi untuk mengetahui dimana ia berada sekarang. Lantas tatapannya tertancap pada Naruto.

Sepasang saffir biru saling bertemu. Mereka saling terdiam sebentar.

Tiga detik kemudian...

"UWAAAAAAAA!" teriak Naruto yang sangat keras menggelegar sehingga memekakkan telinga gadis itu.

BETS!

Secara refleks, Naruto menjauh dari gadis itu. Terduduk di lantai dan menunjuk ke arah gadis itu dengan tampang yang sangat syok.

"Si-Siapa kau?" tanya Naruto yang gemetar."Ke-Kenapa kau bisa jatuh dari atas!? Ja-Jangan-jangan kau... Hantu!?"

"...?" gadis itu memunculkan tanda tanya besar di atas kepalanya lalu ia menggeleng-geleng pelan.

"Bu-Bukan hantu!? Ja-Jadi, makhluk apa kau!?"

"Peri."

"Eh, peri!?"

Naruto tercengang habis. Gadis itu mengangguk cepat. Kemudian Naruto mengubah wajahnya menjadi lebih penasaran. Tidak ketakutan seperti tadi.

"Jadi kau peri?" tanya Naruto sekali lagi.

"Iya," jawab gadis itu singkat sekali.

"Ini tidak bisa dipercaya. Memangnya asalmu darimana?"

"Negeri Vocaloid."

"Negeri Vocaloid?"

"Hn."

"Tapi... Aku pernah membaca buku dongeng, kalau peri itu sangat kecil. Kira-kira sebesar jari jempol ini."

Naruto menunjukkan jempol miliknya. Gadis itu memperhatikan jempol Naruto. Ia mengangguk pelan.

"Itu memang benar. Kami para peri memang sekecil itu."

"Lalu kenapa kau bisa setinggi manusia? Hmmm... Aku perkirakan tinggimu kira-kira 150 cm."

"Tinggiku yang sebenarnya 15 cm. Tapi, jika menjadi manusia, tinggiku 150 cm."

"Oh."

Naruto manggut-manggut. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke segala arah lalu berhenti pada Naruto lagi.

"Ini dimana?" giliran gadis itu yang bertanya.

"Di dapur, persisnya di rumahku," Naruto tersenyum.

"Hmmm... Oh iya, apa kau tahu tentang Ichiban No Takaramono?"

"Ichiban No Takaramono?"

"Iya."

"Tidak tahu. Memangnya kenapa?"

"Aku disuruh oleh Ratu Peri untuk mencari Ichiban No Takaramono di dunia manusia ini. Itulah tugas pertama kami sebagai peri musik."

"Kau peri musik?"

"Iya. Namaku Aoki Lapis."

"Kalau aku Namikaze Naruto. Panggil saja aku Naruto ya."

"Na... Naru..."

"Naruto."

"Narunaru."

"Narunaru!?"

Sweatdrop muncul di belakang kepala Naruto. Gadis itu yang diketahui bernama Lapis, mengangguk pelan dengan senyuman simpul.

"Aku akan memanggilmu Narunaru."

"A-Apa!? Hei, namaku bukan Narunaru! Tapi, Na-ru-to. Naruto!"

"Tapi, aku suka memanggilmu Narunaru saja. Soalnya lucu."

Lapis semakin menunjukkan senyumnya. Naruto sedikit cemberut.

"Terserahlah. Kalau begitu, aku akan memanggilmu Laplap."

"Laplap?!" Lapis tercengang sebentar lalu tersenyum."Keren. Aku suka panggilan itu."

"Eh!? Dia malah suka!?"

Lagi-lagi sweatdrop hinggap di kepala Naruto. Naruto menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena sangat bingung melihat sikap gadis peri yang baru saja ditemuinya ini. Kesannya gadis peri ini sangat polos, tapi tampaknya ia sangat lemah lembut. Begitulah yang dipikirkan Naruto.

Menghelakan napas panjangnya, Naruto memegang kepalanya dan berucap.

"Ya sudahlah, aku akan membuatkan makanan dan minuman buatmu. Kau pasti lapar dan haus, kan?"

Mendengar itu, Lapis terpaku. Mulai merasakan perutnya yang tidak merasa nyaman. Sehingga ia memasang ekspresi yang juga tidak nyaman.

"Sepertinya begitu."

"Kalau begitu, aku buatkan ya."

"Terima kasih, Narunaru."

Lapis tersenyum manis sekali disertai kemerahan di dua pipinya sehingga ia kelihatan imut begitu. Cukup membuat Naruto terpana lalu mengangguk cepat sambil melempar senyum lebar pada Lapis.

SREK!

Sang pattisier muda bangkit berdiri dari duduknya. Lapis yang masih duduk di lantai, memperhatikan Naruto sebentar dan tiba-tiba teringat sesuatu hal.

"Ah... Iya," Lapis bangkit berdiri dengan cepat."Merli tidak ada bersamaku."

Naruto menghentikan langkahnya sebentar dan menoleh ke arah Lapis.

"Merli? Siapa itu?"

"Adikku."

"Oh."

"Seharusnya dia tiba bersamaku di sini. Tapi, kenapa ia tidak ada di sini?"

Lapis tampak panik dan celingak-celinguk. Bergegas pergi keluar dari toko dan mencoba membentangkan sayap perinya yang tersembunyi di balik punggungnya. Tapi, langkahnya ini dicegat oleh Naruto.

"HEI, TUNGGU, LAPLAP!"

Lapis tidak jadi mengeluarkan sayap perinya dan menengok ke arah Naruto. Merasa heran mengapa Naruto malah mencegahnya pergi.

"Ada apa?"

"Sebaiknya kau jangan pergi keluar dulu."

"Kenapa?"

"Soalnya penampilanmu sangat menyolok sekali."

"...?"

Lapis memiringkan kepalanya sedikit ke kanan. Memunculkan tanda tanya besar lagi di atas kepalanya. Lalu memperhatikan penampilannya itu.

"Apa salahnya dengan penampilanku ini?" sambung Lapis lagi."Inikan penampilan sehari-hariku di negeri Vocaloid."

"Tapi, sekarang di dunia manusia. Kau harus menyesuaikan penampilanmu seperti penampilan manusia juga."

"Contohnya?"

"Ayo, ikut aku!"

Tanpa aba-aba lagi, Naruto meraih tangan Lapis dan ditariknya tangan Lapis dengan cepat. Mereka berdua berjalan terburu-buru menuju keluar dapur.

.

.

.

LIMA MENIT KEMUDIAN...

JREEENG!

Penampilan Lapis berubah total.

Kini Lapis mengenakan pakaian kasual berupa baju kaos merah muda berlengan panjang dan celana selutut berwarna hitam. Ditambah sepatu kets hitam membungkus kedua kakinya.

Barusan Naruto yang memberikan pakaian untuknya dan menyuruhnya untuk berganti pakaian di kamar Naruto. Lapis menurut saja lalu mengganti pakaian perinya dengan pakaian yang diberi Naruto itu.

Naruto tersenyum karena senang melihat penampilan Lapis yang berubah.

"Wah, pakaiannya pas denganmu!"

Lapis yang sibuk memperhatikan dirinya sendiri, menjawab perkataan Naruto.

"Memangnya pakaian ini punya siapa?"

"Punya ibuku saat masih seusiamu."

"Oh."

"Ya," Naruto mengangguk dengan sorot kedua mata yang meredup tapi setelah itu, dia tersenyum."Ayo, kita cari adikmu sekarang!"

"Ya."

Lapis mengangguk pelan dan menutup pintu kamar Naruto karena sedari tadi ia berdiri di dekat pintu kamar yang terbuka bersama Naruto. Naruto menarik tangannya lagi dan bergegas turun dari lantai dua itu.

Saatnya mencari Merli yang tidak diketahui tersangkut entah dimana sekarang.

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Hai, saya balik lagi setelah cukup lama hiatus dan menghadirkan cerita baru di fandom Xover Naruto and Vocaloid ini. Cerita selingan selama hiatus.

Kali ini pairnya adalah Naruto x Lapis. Tentang kisah percintaan antara manusia dan peri. Juga usaha Lapis dan Merli dalam mencari yang namanya "Ichiban No Takaramono."

Intinya cerita ini hanya ditamatkan sampai 4 chapter saja, dengan konflik yang akan dibuat seringan mungkin sehingga tidak memusingkan kalian.

Saya harap kalian tidak mabuk laut setelah membacanya *dijitak sama Naruto*

Oke, mengenai request fic yang belum direspon, nanti akan saya buatkan jika ada waktu. Karena saya sedang sibuk di duta, jadi tidak memungkinkan saya untuk membuat request fic itu secepatnya. Untuk sementara waktu, saya lebih berfokus untuk menyelesaikan fic ini dulu karena ada mood baik untuk menulis fic ini. Apalagi saya juga mengalami blank saat menulis kelanjutan fic-fic lainnya, padahal sedikit lagi mau tamat.

Jadi, mohon maaf ya jika saya agak telat update lagi. Berhubung kemampuan otak saya yang terbatas dan tangan saya ada dua ini, sehingga membuat kalian kecewa karena harus menunggu lama lagi. Yang pasti, saya akan usahain untuk menyelesaikan semuanya dan membuat semua fic request itu.

Semoga saja mood saya selalu baik saat menulis.

Oh iya, ada yang kasih saran buat pairnya Merli? Kasih tahu saya lewat review ya.

Kok jadi panjang ya? Oklah, sampai di sini saja author note dari saya.

Juga terima kasih banyak yang sudah membaca dan mereview fic ini.

Salam dari manusia yang tak sempurna ini.

Jumat, 21 Juli 2017