CERITA DITULIS ULANG! Aku nggak percaya aku nulis cerita yang begitu aneh dan nggak nyambung kayak kemaren, jadi sekarang chapternya aku ganti semua!
Gomenasai, minna!
Disclaimer: Kalo Bleach punyaku, ngapai aku di sini nulis fanfiction, hah?
Summary: Sebuah ikatan harus diciptakan untuk menjembatani kedua makhluk terkuat. Kebahagiaan dua orang bisa dengan mudah dikorbankan untuk kebaikan kedua ras. Ini adalah permulaan dari sesuatu yang baru.
---
Under The Same Boundaries
---
---
Hunter
Daerah sekitarnya tampak kabur karena cepatnya ia berlari. Tanah serasa tak ada di bawah kakinya yang telanjang. Angin meniup tubuhnya keras-keras seakan berusaha merobeknya menjadi dua. Oh, betapa dia menyukai perasaan ini.
Dia melompat dari tanah ke dahan pohon terdekat, membuat dahan itu berderak keras karena beban yang tiba-tiba, tapi kemudian dia melompat ke dahan pohon yang lebih tinggi yang terletak lima meter darinya, dan seterusnya.
Ini adalah kegiatan yang paling membuatnya gembira, dan yang paling membuatnya marah. Berburu. Setiap seminggu sekali dia akan pergi ke luar untuk mencari makanan, sendirian atau bersama teman dan keluarganya. Di saat-saat seperti ini, dia merasa amat bebas, dan amat terkekang. Dia hanya ingin menyelesaikan ini dengan cepat.
Sesuatu tercium olehnya.
Dia berhenti dengan mendadak, membuat kayu di bawah kakinya menjerit memprotes, tapi dia tidak menghiraukannya. Dia telah mencium sesuatu. Ya, sesuatu yang sangat lezat.
Hanya dengan satu gerakan yang cepat dan anggun, dia sudah berada di atas tanah dan bukannya di dahan pohon berketinggian sepuluh meter. Tanpa berhenti setelah mendarat, dia berlari ke arah datangnya harum yang mengundang itu. Semakin lama semakin cepat, dan semakin pasti, dia mendekati si mangsa yang tidak waspada. Sasaran empuk yang siap dimakan.
Bau itu makin lama makin kuat. Dia terus mengikutinya hingga dia tidak tahu lagi dimana dia berada. Semenit kemudian, dia melihatnya akhirnya.
Gadis itu masih muda. Mungkin masih sembilan belas tahun, dan dia sangat cantik. Rambutnya berwarna cokelat mudah dan tergerai lebat di punggung. Matanya yang berwarna cokelat muda sedang sibuk membaca sebuah buku besar bersampul kulit di pangkuannya. Dia mengenakan gaun putih. Cantik sekali, pikir si pemburu. Tapi sayang, gaun putih itu akan ternoda.
Tampaknya gadis itu merasakan sesuatu atau seseorang mendekat karena ia mengangkat kepala dari bukunya sedetik kemudian dan memandang si pemburu dengan tatapan bingung.
Si pemburu tersenyum dan gadis itu jatuh dalam cengkeramannya.
"Ada yang bisa kubantu?" tanya si gadis dengan nada kasual, tapi si pemburu bisa mendengar dalam suaranya kalau si gadis sangat senang.
"Ah, ya! Kau mungkin bisa membantuku!" jawab si pemburu, membuat wajah si gadis bersinar senang. Tapi sebelum gadis itu sempat menduga apa yang melesat di pikiran si pemburu, si pemburu sudah berada di belakangnya. Mulutnya dekat sekali dengan pangkal leher si gadis. "Kau pasti bisa membantuku," gumam si pemburu sebelum menghujamkan taringnya ke daging si gadis yang empuk. Satu tangannya membekap mulut gadis itu, meredam jeritan kesakitannya, yang segera berubah menjadi jeritan kengerian.
Beberapa saat kemudian, si gadis yang hampir tidak sadarkan diri jatuh ke pelukan si pemburu, matanya setengah tertutup.
"Dan ingatlah, namaku Kurosaki Ichigo, Penciptamu!" ujar si pemburu seraya meletakkan gadis itu di tanah, kemudian melesat pergi.
--
Flame anda tidak terkirim karena saat ini author sedang bersembunyi di sebuah tempat entah dimana untuk menghindari amukan para pembaca yang pasti marah karena belasan chapter dihilangkan begitu saja dari cerita.
Jika anda ingin memprotes, memberi saran, marah-marah, memuji, atau memberikan komentar seperti apapun, silakan pencet tombol hijau di bawah ini!
Tuuuut… tuuuut… tuuuut…
