Disclaimer : I don't own Supernatural. Kripke do.

A/N : Akan kubuat fanfic ini jadi cerita bersambung. Huehehehe... Review nya diharapkan...


First Time

Dean melangkahkan kakinya di salah satu Universitas terkenal di New York itu dengan pasti. Mata dan hatinya tak berhenti memancarkan dan mangucap kata "indah" saat memandang gedung megah dengan bentuk bangunan yang terkesan mewah itu. Bakat musik dari Ayahnya lah yang menghantarkannya masuk ke Universitas ini. Selain suaranya yang bagus, di lain sisi, dia juga bisa bermain segala macam alat musik. Kecuali piano. Sedangkan adiknya, Sam Winchester, berbakat dalam bidang hukum. Jelas tidak akan masuk ke Universitas Juilliard ini.

Tangannya menggenggam erat gitar kesayangannya semenjak kecil. Hadiah pemberian John, Ayahnya, saat ulang tahun yang ke-10. Gitar itu tidak mengkilat lagi, bahkan terkesan sudah tidak layak pakai. Tapi bagi Dean, pemberian itu benar-benar berharga. Mengingat sang Ayah yang dulunya memang selalu sibuk dengan teman-teman band nya dan tidak punya waktu luang untuk anak-anaknya. Namun sekarang berubah, semenjak John sadar bahwa Dean bisa meneruskan jejaknya.

Dean berjalan secepat yang dia bisa dan... BRAKKK!

"oh hei, maaf maaf!" seseorang yang menabrak gitar Dean itu tergopoh meminta maaf pada Dean.

Ia memeriksa ternyata gitarnya masih utuh, "oh iya.. tenang aja, nggak pa..."

"thanks." Kemudian berlari pergi.

Dean tercekat, "nggak pa-pa kok." Katanya melanjutkan kalimat yang belum selesai tadi. Yang menabraknya adalah seorang cowok dengan tinggi setara dengan dirinya, rambut hitam pekat menawan, dan mata biru muda yang senantiasa memancarkan keindahan, kenyamanan, dan ketulusan. Satu lagi, jas hujan warna coklat? Siapa laki-laki itu?


Ia tergopoh berjalan hingga akhirnya tadi dia menabrak gitar seseorang. Dirinya kini masih bertanya-tanya siapa laki-laki dengan mata indah itu. Mata hijau hazzel dengan rambut kecoklatan dan postur tubuh yang menjual, membuatnya sedikit tertarik. Sesekali ia memalingkan muka ke belakang, berharap bisa melihat lagi laki-laki itu tadi. Tapi yang ditemukannya hanyalah kebanyakan anak muda sedang bercengkrama dan memiliki mata biru pada umumnya. Bukan mata hijau hazzel itu.


Dean melangkah masuk ke dalam kelasnya setelah tadi ia berputar-putar mencari kelas sialan ini. Maklum, Dean tidak pernah masuk ke Universitas ini sebelumnya. Dan dia juga anak baru. Pantas saja dia harus merelakan kakinya yang kini terseok-seok gara-gara mengelilingi gedung megah itu. Namun langkah nya terhenti ketika matanya bertemu pandang dengan sepasang mata biru muda cerah. Ya, itu anak yang menabraknya tadi. Mata biru muda, rambut hitam, dan jas hujan warna coklat. Kemudian ia menemukan sebuah bangku kosong di samping anak itu. Tanpa berpikir panjang, Dean mendudukinya.

"hei, kau anak yang tadi," sapa teman sebelah Dean.

Dean tersenyum mengangguk, "Dean" sambil mengulurkan tangannya.

"Castiel," sahut laki-laki itu.

TO BE CONTINUED...


Untuk chapter pertama, memang masih sedikit. Namanya juga awal pertemuan... Huehehe... Tolong di review please :) thanks..