Tentang Kita © Fuyu no MiyuHana.

Naruto © Masashi Kishimoto.

Pairing : Sasuke. U x Sakura. H (Slight) Sai. S x Ino. Y.

Genre : Romance & Friendship.

Rated : T.

Warning : Membaca fanfic ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti mulut berbusa dan kepala pening luar biasa. Anda dipersilahkan mundur untuk menghindari tindak anarkis yang mungkin anda lakukan di kotak review (?).

Dedicated to : Putri Isnainni (Uchikurai), Kira Light, and Restu Wijaya (Yahiko Namikaze).

.

Enjoyyy~

.

.

-Tentang Kita-

"Apa kau tak punya mata?! Tak lihat jika SENIOR-MU sedang KEREPOTAN membawa BUKU SIALAN milik BAKORO-SENSEI sampai kau dengan seenak JIDAT menabrak kami, eh?" Umpat seorang gadis berambut pirang pada seorang gadis mungil berambut coklat sepinggang yang ternyata junior si gadis pirang. Ckckck, tabah kan dirimu ya nona karena mempunyai senior macam gadis beriris sky blue itu.

"Ho-hontou ne go-gomennasai se-senpai. A-aku tidak sengaja." Cicit gadis berambut coklat itu ketakutan. Dia segera membereskan buku-buku milik kedua senpai-nya yang berserakan di lantai marmer kampus yang dingin.

Baru saja gadis berambut pirang itu akan membuka mulut dan meneruskan omelannya jika saja suara selembut beledu yang berasal dari sampingnya tak bergaung di telinganya.

"Sudahlah Ino, gadis itu tak sengaja. Berhenti melampiaskan emosimu pada orang yang tak bersalah dear," gadis musim semi itu mengambil tumpukan buku yang telah disusun rapi oleh junior-nya tadi dengan lembut, "pergilah, biar aku yang membereskan barbie gila ini." Lanjutnya disertai kembangan senyumnya yang menawan.

"Aa, doumo arigatou Haruno-senpai. Gomen sudah menabrakmu dan Yamanaka-senpai." Ber-ojigi sebentar dan lari terbirit-birit setelahnya adalah reaksi pertama yang ditunjukkan gadis itu ketika Sakura telah mengambil semua buku-buku miliknya (milik Orochimaru) yang sedari tadi berada dalam rengkuhan lengan sang junior –membuat Sakura tertawa kecil dan membuahkan sebuah dengusan kesal dari gadis di sebelahnya, Yamanaka Ino, tentu saja.

"Kau itu terlalu baik, Saki! Harusnya kau biarkan saja aku memarahinya!" Sahut Ino kasar. Olala, sepertinya nona muda kita masih kesal.

"Tak seharusnya kau melampiaskan kekesalanmu pada Sai dan Yakumo ke gadis manis tadi, Ino sayang~ memang kau tak peduli pada imej-mu?" Celoteh Sakura sebelum memberikan buku-buku bagian milik Ino. Tangannya sedikit kesemutan ketika membawa buku-buku itu sekaligus.

"Sakura benar Hime, tak seharusnya kau melampiaskan kecemburuanmu pada gadis polos itu." Ino berjengit kaget ketika suara baritone milik kekasihnya mendadak menelusup memasuki gendang telinganya.

Tajam dan sinis –itulah pandangan yang dilayangkan Ino untuk Sai -kekasihnya- sebelum melengos pergi dengan langkah lebar-lebar menuju Laboratorium Anatomi yang berjarak 500 meter dari tempatnya berdiri –tak memperdulikan Sai yang berjalan mengekorinya dengan muka ditekuk. Hubungannya dengan Heiress Yamanaka ini memang sedang mengalami guncangan. Penyebabnya? Tentu saja gadis cantik berambut coklat yang bernama Yakumo.

"Mereka itu bodoh." Celetukan pedas dari lelaki di sampingnya membuat perhatian Sakura teralih.

Membulat, itulah yang terjadi pada sepasang iris emerald milik Sakura ketika melihat siapa orang yang memberikan celetukan pedas pada sepasang pasangan 'manis' itu. Dan hey! Itu dia! Lelaki yang diam-diam sudah ditaksirnya sejak 5 tahun yang lalu! Lelaki yang diam-diam sudah menjadikannya seorang stalker di jejaring sosial miliknya. Lelaki yang fotonya ada di HP, dompet, kamar, laci meja, bahkan ada di kotak pensilnya! –upsie~ sepertinya aku keceplosan hehehe.

Dan dia tentu saja sang Cassanova, Namanya Uchiha Sasuke, mahasiswa semester empat yang akan segera menyelesaikan ujiannya. Dia seorang Mahasiswa jurusan Kedokteran (Spesialis Jantung) di Universitas Konoha. Sejurusan dengan Ino, hanya saja Ino masih semester dua.

"Ko-konnichiwa Sasuke-kun." Gugup. Ya, itu memang yang tengah dirasakan gadis Cherry Blossom tersebut. Emerald-nya bergerak dengan gelisah –membuktikan jika dia tak merasa nyaman dalam kondisi canggung semacam ini.

"Hn."

Balasan singkat tetapi sudah membuat senyuman Sakura mengembang dengan anggun. "Kenapa Sasuke-kun ada di sini?"

Langkah kecil Sakura perlahan kembali menapaki lantai pualam kampus kebanggaan negaranya itu. Suara manis yang timbul dari sepasang flat shoes maroon milik Sakura kini beradu dengan suara berat yang berasal dari sepasang sepatu kets putih bercorak hitam-biru milik Sasuke yang mengikuti langkah mungil Sakura.

"Haruskah aku menjawabnya?"

Ucapan skeptis yang berasal dari bibir tipis sang Bungsu Uchiha itu nyatanya tak mampu melunturkan senyum manis milik Sakura. Bagi Sakura itu bukan hal baru.

"Butuh bantuan?"

"Eh?" Terlonjak kaget, itu reaksinya. Namun tak lama setelah itu, seuntai senyum kembali terlukis di bibir sang gadis Haruno -bersamaan dengan ucapan lembutnya, "Kalau tidak keberatan."

"Hn." Dan setelahnya Sakura merasakan jika ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.

-Tentang Kita-

"Diamlah Sai! Aku sedang tak mau berbicara denganmu!" Tukas Ino tajam. Gadis barbie itu melotot tajam ke arah kekasihnya yang sedari tadi ngedumel tak tahu waktu.

"Ayolah Ino-chan~ aku dan Yakumo tidak mempunyai hubungan khusus. Jangan marah donggg~" Bujuk Sai -lagi-. Lelaki bermarga Shimura itu sebenarnya sudah lelah terus membujuk gadisnya yang kini tengah merajuk itu, tapi apalah daya, jika Ino tak mau berbicara, maka dia yang akan berbicara. Itu motto-nya. Motto yang aneh? Memang! Orangnya saja sudah aneh! =="

"Tidak punya katamu? Aku punya kok fotomu bersama Yakumo sewaktu di Paris. Kau mau bicara apa, hah?!" Tuding Ino sengit. Gadis berambut pirang itu tetap saja tak mau memaafkan kekasihnya. Dia sebal, tentu saja.

"Astaga~ aku dan Yakumo cuma teman dan partner sewaktu di Paris, Ino-chan. Aku bersumpah tak punya hubungan apa-apa dengannya." Jawab Sai memelas. Pita suaranya terasa putus setelah berbicara seperti itu terus menerus. Tapi sepertinya tidak untuk Ino. Hahaha, yang sabar eh, Shimura.

"Sai itu tolol atau bodoh sih? Kenapa terus saja berbicara seperti itu? Tentu Ino tak mau percaya! Stupid!" Cela Sakura yang melihat pemandangan tak jauh di hadapannya itu. Sedangkan di sampingnya Sasuke sedang memutar kedua permata kelamnya dengan bosan.

"Hei Sasuke-kun."

"Hn?"

"Menurutmu, Sai dan Ino itu bagaimana?" Tanya Sakura tiba-tiba. Kepala pink-nya mendadak berputar 90º ke arah kanan -menghadap Sasuke.

"Mereka pasangan bodoh tapi manis." Ungkap Sasuke singkat. Langkah kakinya yang terbalut sepatu kets bergerak dengan gagah, menimbulkan suara dentuman yang lumayan keras.

Bingung, "Maksudmu?" Kilatan emerald milik Sakura kembali menyorot sang onyx dengan tajam. Meminta penjelasan.

"Aku tak mau menjawabnya."

Mencebik, Sakura sudah hapal itu. Jawaban itu. Jawaban singkat namun menyebalkan itu memang sudah berulang kali dilafalkan oleh bibir sang Uchiha.

'Sasuke menyebalkan, menyebalkan, menyebalkannn!' Rutuk Sakura dalam hati. Gadis Cherry Blossom itu berulang kali mengumpati Sasuke dalam hati, tentu saja.

'Sekalipun sebal. Kau tetap mencintainya kan, dasar gadis bodoh!' Ejek inner Sakura pedas. Tanpa Sakura sadari, kini dia tengah menggeleng-gelengkan kepalanya pelan -membuat Sasuke mengerutkan keningnya dalam, bingung dengan sikap Sakura yang mendadak abnormal.

"Kau tak apa Saku?"

"E-eh? Aku tak apa Sasu." Nyengir. Sakura memaksa segaris senyum hinggap di kedua belah bibirnya. Namun karena memaksa, jadinya malah seperti orang sakit gigi. =="

"Dasar gadis bodoh." ejek Sasuke sinis. Dan anehnya Sakura malah nyengir pasrah mendengarnya.

'Aku sudah biasa. Aku sudah biasa dikatainya seperti itu... bukan hal baru, bukan hal baruuu~' Hibur Sakura dalam hati. Ckckckck, mengenaskan sekali pemeran utama kita yang satu ini.

"Berhentilah memasang wajah seperti itu. Kita sudah sampai di lab dari tadi." Ucap Sasuke dingin. Sakura mendongakkan kepalanya yang berhelaikan mahkota berwarna pink itu ke arah papan kayu yang berada di atas pintu.

Laboratorium Anatomi.

Itulah tulisan yang terbaca oleh sepasang iris klorofil milik Sakura. Mengedarkan pandangan, dan dirinya telah menemukan Ino berdiri menyandar di sisi pintu. Dan anehnya, tanpa Sai pemirsa... kemana gerangan sang pangeran Shimura? Telah menyerahkah untuk mendapatkan hati sang Heiress Yamanaka? Ah, sudahlah, itu tidak penting.

"Kemana Sai, Ino?" Tanya Sakura bingung. Kepalanya meneleng ke kanan, bingung dan cengo. Apa itu berbeda teman-teman?

"Go to hell!" Balas Ino cuek. Andai Sakura tak mengingat Ino cuma bercanda, mungkin dia sudah spot jantung saat ini.

Dengan senyum terkembang, Sakura mengedikkan bahunya ke arah ruangan, menyuruh Ino memasuki ruangan dengan segera.

Pintu menjeblak terbuka, namun Ino maupun Sakura tak bergerak se-inchi-pun dari posisinya. Kedua badan gadis cantik itu seolah membeku di tempat. Sasuke yang heran segera melongokkan kepalanya kedalam, dan saat itulah dia tahu apa penyebab mematungnya kedua gadis itu.

-To be continue-

Aku tahu ini abal #pundung, aku juga bingung kenapa aku bisa buat ini fanfic #plak.

Tapi ini aku buat untuk Putri-nee, Sasu-nii, dan seseorang yang sedang aku rindukan xD.

Maaf kalau jelek banget, otak lagi nge-stuck nih. Tapi minta concrit-nya ya, taulah kalau saya senior aspal (?), iye, un. aye senior tapi masih kayak junior # malah curcol.

Aku masih bingung sebenernya. Tapi minta CnC + RnR-nya ya minna~