Early Morning
By : Remus Black
Pagi yang dingin, membuat semua orang malas. Rata-rata dari mereka memilih bergulat dengan selimut daripada bangun dan melakukan aktivitas masing-masing.
Ditambah lagi ini hari libur.
Benar-benar surga dunia.
Remus masih mendengkur pelan ketika dirasakannya perubahan temperatur yang begitu cepat menjalar menyusuri ujung kaki ke ujung kepalanya.
Ternyata ada yang seseorang menarik selimutnya.
Menggeram marah, Ia mengangkat kepalanya dan melihat—
"Pagi, Moony!"
Sialan.
"Mau apa kau?" kata Remus galak sambil menarik selimutnya kembali, "ini hari libur! Biarkan aku tidur!"
Sirius tersenyum nakal dan menggoyang-goyangkan bahu Remus, "kau lupa? Kau ada detensi dengan Slughorn pagi ini"
"Jangan bodoh! Aku ini murid kesayangannya" geramnya pelan, "lagipula mana mungkin orang taat sepertiku kena detensi?!"
Narsis juga nih anak, pikir Sirius.
"ARGH!" raung Remus ketika Sirius menyikutnya dengan keras, "BIARKAN AKU TIDUR!"
"Dasar pemalas! Ayo bangun!" kata Sirius sambil menindihnya.
"Sirius .." kata Remus dengan suara lambat-sok-sabar yang dibuat-buat, "bagaimana aku bisa bangun kalau kau menindihku?!"
Sirius menoleh ke bawah, "oh .."
Kantuk Remus sudah hilang sepenuhnya akibat interupsi terus-menerus dari Sirius. Ia mencoba bangun tapi rupanya Sirius menekan bahunya kuat-kuat seolah menyuruh Ia tetap pada posisinya.
"Kenapa saat aku mau bangun kau malah menyuruhku—tidur?" tanya Remus dengan nada janggal.
"Aku tidak menyuruhmu tidur .." kata Sirius sambil merendahkan kepalanya mendekati ujung hidung Remus, "aku memerintahkanmu untuk tiduran"
Remus memandangnya keheranan dan tanpa sadar menemukan bayangannya sendiri di bola mata Sirius. Begitu jelas.
Sedetik kemudian Ia bisa melihat setiap pergerakan dari bulu mata anak laki-laki di depannya, menghitung pori-pori di hidungnya.
Seluruh pandangannya tertutup sepenuhnya oleh wajah Sirius. Hal terakhir yang bisa Ia lakukan adalah melihat dan menghitung setiap spektrum warna yang terdapat pada iris matanya.
Sebelum akhirnya Sirius menunduk dan mencium bibir Remus sehingga membuatnya terpejam.
Ia terpejam tapi tak tertidur. Tangannya yang bebas meraba punggung Sirius, membuat Animagus itu makin bernafsu dan menciumnya makin dalam.
Remus membuka matanya, shock tapi senang.
"Tuh, kan .." rintih Remus pelan, "kalau begini aku tak bisa bangun, Padfoot .."
"Aku tidak mau kau bangun, kok" kata Sirius sambil menjulurkan lidahnya.
"Dasar plin-plan, tadi kau suruh aku bangun, sekarang .." kata Remus sambil memutar bola matanya.
"Kalau begitu, sekarang aku menyuruhmu untuk diam dan—" Sirius tidak menyelesaikan kalimatnya karena Remus menarik kerahnya dan menciumnya lagi.
tamat
CATATAN PENGARANG :
Beneran lagi bosen banget bikinnya. Lagi pelajaran kosong, gak ada gurunya. Ya—bikin, lah!
Ceritanya aneh. Dibuatnya aja sambil ditemenin teriakan anak-anak sekelas yang lagi maen-entah-apa-tapi-kelihatannya-seru-sekali. sigh
