prompt: memories/kenangan
Hari itu Spain mengusulkan agar dia dan mantan koloninya (Romano, Belgium, dan Netherlands) untuk berkumpul di rumah sang Country of Passion demi reuni, mengenang masa-masa indah (bagi Spain dan Belgium) saat mereka berempat hidup di bawah satu atap.
Romano, mau tak mau menerima undangan reuni dari sang mantan motherland, mengetahui Spain yang sedang ngambek itu lebih menyebalkan daripada mode normalnya. Belgium bersukacita menerima undangan Spain, sangat kontras dengan kakaknya yang dengan gamblang menyatakan tidak akan datang—meski pada akhirnya ia datang juga setelah digeret oleh adik perempuannya tercinta itu.
Reuni berjalan tenang sampai mata kehijauan Belgium menangkap album foto di rak buku sang Spaniard. Sementara Spain dan Netherlands sibuk adu mulut dan Romano terus menyumpal mulutnya dengan tomat, gadis itu perlahan membuka lembar demi lembar album tersebut.
Ada foto saat Spain masih bersama Portugal, foto Spain yang sedang berpose dengan Chibi Romano di ladang tomat, foto mereka berempat di depan mansion sang motherland—tertawa, penuh kebahagiaan, dan...
"Ah, ternyata Belgie-chan menemukan album foto itu ya~ Aku jadi kangen deh, membawa kembali memori indah kita berem—phah! Romano! Netherlands! Kenapa kalian menampar pipiku?" jerit Spain sambil memegang kedua pipinya yang bengkak itu.
"Ucapanmu menggelikan sekali, Spain." jawab Netherlands—yang tumben rambutnya tidak seperti tulip—dingin.
"Kau berisik, tomato bastard." kali ini Romano yang menjawab.
Belgium hanya tertawa kecil. "Tapi memang iya kan? Gambar-gambar dalam album foto Spain tentu membawa kembali kenangan bahagia kita yang hilang entah kemana," ujar gadis berambut pirang itu, tersenyum.
Ketiga pria yang bersamanya dalam ruangan itu terdiam sampai tawa ceria khas Spain memenuhi ruangan. Disusul oleh tawa kecil Romano dan senyuman Netherlands.
"Eeh? Kenapa? Ada yang salah dengan kata-kataku?" tanya Belgium kebingungan.
Jawabannya ada saat Spain memeluknya, juga sang kakak dan Romano, membawa kembali memori akan masa lalu yang tak akan menguap, meskipun ratusan tahun berlalu.
