Author:Huay semuanyhaaaaaaaa Juju datang dengan penpik lain yang tentu saja berating M dan Angst!! Huahahahahaha… Kali ini daku menyiksa Matt!! Heheheheh abis ganteng sih!! (alasan bodoh)

Dislaimer :Ai du not owen detnot. Sumpe dah…

Summary :Matt hidup menderita. Mello tidak lagi mencintainya. Matt hanya ingin hidup bersama orang yang benar-benar ia cintai. Bukan Mello? Walaupun mereka tidak bisa bersama. Namun ia hanya bisa mendapat penderitaan. MelloxMatt, MelloxNear, LightxL, LightxMatt. Rape, Torture.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Chapter 1 : Love me

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Matt membuka matanya perlahan. Beberapa detik kemudian sakit di kepalanya membuatnya menutup matanya kembali. Perlahan-lahan, ia bangkit dari lantai dingin kamar mandi yang ia duduki. Ia berjalan terhuyung ke kamar tidurnya. Pergelangan tangannya mengucurkan beberapa tetes darah namun ia hiraukan.

Ia berjalan sangat pelan bahkan tanpa suara. Ia ketakutan bahwa Mello akan menemukannya. Ia takut Mello akan berada disana dan melukainya lagi. Ia takut kepada Mello.

Ya, Mello… Teman baiknya… Pacarnya… Yang kini menjadi orang yang paling ia takuti. Mello berubah, benar-benar berubah. Ia tak pernah bersikap lembut kepadanya. Tidak pernah lagi memberikannya ciuman lembut. Tidak pernah lagi menyentuhnya dengan cinta.

Kini Mello hanya menjadikannya pelampiasan. Hanya menjadikannya budak. Ia akan melukainya jika sedang marah. Ia akan mem "fuck" nya dengan kasar. Lalu meninggalkannya begitu saja. Ia benci, ia tidak suka Mello yang seperti ini. Untuk pertama kalinya Matt benar-benar menyesal telah memilih bersama Mello.

Memang ia mencintai Mello, tapi tidak sebesar cintanya kepada seseorang. Seseorang yang kini bersama orang lain. Dulu Mello mencintainya. Ia kira ia akan hidup bahagia bersama orang yang mencintainya. Tapi, kini Mello mencampakannya. Membuangnya seperti sampah.

Matt berjalan hingga sampai ke tujuannya. Ia baru menyadari bahwa Mello telah pergi. Lagi… Matt memandang pergelangan tangannya. Darah segar mengucur dari lukanya. Luka akibat perbuatan Mello. Perlahan ia bangkit dan mulai mencari perban. Setelah menemukannya ia melilitkannya di pergelangan tangannya. Setetes air matanya jatuh.

Kenapa Mello dengan mudahnya melukainya? Hanya karena ia tidak ingin menuruti keinginan Mello. Hanya karena ia tidak ingin tidur dengan Mello lagi. Padahal, Mello baru saja tidur dengan orang lain. Hatinya sakit, Mello hanya menganggapnya "sex slave" nya. Perlahan-lahan dibukanya bajunya. Ia pandangi semua luka yang dibuat Mello. Hampir di sekujur tubuhnya terdapat luka yang dibuat Mello.

Ia benci, ia benci dengan dirinya sendiri yang tidak mampu melawan Mello. Ia harus pergi… ia harus pergi dari Mello…

Perlahan Matt bangkit ia memakai bajunya kembali lalu mengambil dompetnya. Ia berjalan keluar apartemen miliknya dan Mello. Ia berusaha berjalan lebih cepat tetapi kakinya sakit. Saat ia sudah mencapai lantai 2, ia mendengar suara yang membuatnya ketakutan.

" Matt?! Mau pergi kemana kau?!," teriak Mello.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Mello memukulnya. Memukulnya lagi karena ia mencoba kabur. Kali ini Mello marah besar kepadanya.

" Mau kabur kemana kau tadi?!," teriak Mello sembari melayangkan pukulannya ke pipi Matt.

" Kau ini tidak punya hak untuk kabur!!," teriak Mello lagi. Kali ini ia menendang perut Matt. Darah keluar dari mulut Matt namun Mello tidak perduli. Ia terus memukuli Matt walaupun kini Matt sudah muntah darah. Mello menjambak rambut Matt dan menariknya hingga Matt memandang lurus ke matanya.

" You!! Are nothing!! Nobody wants you!! You should be happy coz I'm the one who save you!! Who keep you and you want to fucking escape!! You're fucking whore!!," seru Mello. Matt yang sudah kehabisan tenaga hanya terdiam lemas memandang Mello. Setetes air mata jatuh dipipinya.

" I know what you want," kata Mello. Ia menarik Matt dari lantai lalu melemparnya dengan kasar ke ranjangnya. Matt mengawasi Mello yang kini mulai membuka bajunya sendiri. Ia menyadari apa yang akan dilakukan Mello. Kali ini suaranya keluar dari mulutnya.

" No… No… Mello… please… I won't do it again… Please…," suaranya terdengar sangat lemah. Mello hanya memandangnya dengan seringai jahatnya.

" I'll fuck you so hard…," kata Mello.

sensor… Author tak tega menulis rape scene jadinya sensor aja…-

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Mello berdiri dan memakai bajunya. Ia menyeringai kepada Matt yang kini tergeletak di tempat tidurnya. Terdengar isakan darinya yang terendam oleh bantal. Mello memandang Matt sembari menyeringai lebih lebar. Darah mengucur deras diantara kedua kakinya. Menodai seprai putih yang ia tempati. Mello selesai memakai bajunya, ia berjalan mendekatinya dan menjambak rambut Matt hingga ia berhadapan dengannya.

" This. Is what you get if you tried to run away from me," katanya jelas. Matt memandangnya dengan mata hijaunya yang sekarang dibasahi oleh air. Seluruh tubuhnya gemetar saat Mello menyentuhnya.

" Don't even think to run away from me!," seru Mello. Ia menarik tubuh Matt yang lemas hingga sejajar dengan matanya. Dengan kasar ia mencium Matt hingga bibirnya berdarah.

" You're mine. Mine forever…," katanya sembari menggigit bibir bawah Matt hingga mengeluarkan darah lagi. Matt mengejapkan matanya. Ia menangis. Ini bukan ciuman Mello yang dulu. Mello menciumnya dengan kasar dan penuh amarah.

" Kau bukan apa-apa tanpaku! Kau bukan apa-apa. Tidak ada yang menginginkanmu. Kau hanyalah sampah dimata mereka! Seharusnya kau berterimakasih kepadaku. Lihat dirimu sekarang! Kau seperti mainan rusak! Dan kau mencoba lari dariku, Matt!," teriak Mello. Dia menjatuhkan tubuh Matt yang lemas ke ranjangnya. Matt hanya diam tidak bergerak. Air matanya turun secara sunyi, tanpa suara.

Mello memberinya seringai terakhir sebelum berjalan pergi keluar dari apartemen mereka. Matt hanya diam disana. Menangis. Darah dari tempat diantara kedua kakinya terus bercucuran. Ia merasa sakit yang luar biasa dari sana. Mello mem "fuck"nya tanpa persiapan. Tanpa rasa peduli. Benar-benar kasar.

Air matanya terjatuh lagi saat mengingat kata-kata Mello. Dia bukanlah apa-apa. Dia hanyalah sampah. Matt terisak pelan di bantalnya. Dia mencoba menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya yang tidak memakai apa-apa. Tetapi dia segera diam saat rasa sakit di antara kedua kakinya terasa lebih hebat. Matt kembali terisak di bantalnya.

Mello benar-benar kasar kepadanya. Ia tidak mempunyai tenaga lagi untuk bangkit. Seluruh tubuhnya terasa sakit. Dia menangis Ia tahu kemana Mello pergi. Ia tahu dengan jelas. Mello pergi sekali lagi meninggalkannya.

Mello sudah mencampakannya. Tidak mencintainya lagi. Menganggapnya hanya sebagai sampah. Hanya memanfaatkan tubuhnya.

Matt perlahan bangkit dari tempat tidurnnya. Hanya untuk mendapati dirinya jatuh kembali ke lantai. Darah di kedua kakinya masih mengucur. Ia hanya ingin bicara. Ia hanya ingin mendengar suara orang yang paling dicintainya. Suara orang yang juga mencintainya.

Perlahan ia berjalan ke tempat ia menaruh handphone nya. Sakit di tubuhnya membuat air matanya menetes tetapi ia tidak peduli. Ia hanya ingin mendengar suaranya. Beberapa kali ia hampir terjatuh. Saat menemukan yang dicarinya, ia memencet beberapa nomor yang ia sudah hapal dengan jelas. Perlahan dibiarkannya tubuhnya jatuh ke lantai. Ia duduk disana mendengarkan dering telepon. Menunggu…

" Hallo…," terdengar suara lembut. Air mata Matt mengalir lagi.

" Ha… lo…," ucapnya. Suaranya terdengar sangat lemah diiringi oleh beberapa isakan.

" Matt?," terdengar suara khawatir dari handphonenya.

" Apa yang terjadi? Ada apa?," tanya suara itu lagi. Matt menutup matanya membiarkan beberapa air matanya mengalir. Ia diam mendengarkan suara yang paling ingin ia dengar. Suara yang mampu menenangkannya.

" Ada apa, Matt?! Matty!!," seru suara itu lagi. Matt tersenyum mendengar nama sebutannya.

" Light…," akhirnya ia menjawab. Diseberang sana Light merasa sedikit lega mendengar jawaban Matt.

" Mello lagi, bukan?," tanyanya tajam. Diam-diam didengarnya Matt menangis.

"…."

" Apa yang ia lakukan?," tanya Light lagi. Ia berusaha untuk tenang namun ia benar-benar khawatir.

" Light…," terdengar suara lemah Matt.

" Ya?," jawab Light tenang. Ia tidak akan kehilangan control dan membuat Matt cemas.

" Can you… help me…?...," kata Matt sangat lemah.

" Please… help me…," kata Matt lagi. Suaranya sangat lemah. Light terdiam.

" You know I can't…," jawabnya. Setetes air mata jatuh kepipi Matt.

" I know… Sorry… Nobody can… Nobody can help me…," kata Matt lemah.

" It hurts… it hurts like hell…," kata Matt lagi. Light terdiam mendengar kata-kata Matt.

" I'm sorry I can't. I can't even help myself," jawab Light. Nada menyesal terdengar jelas dari suaranya.

" Light…," kata Matt lagi.

" Ya?," jawab Light.

" Mello tidak lagi mencintaiku…," kata Matt lemah.

" aku tahu… Aku tahu…," jawab Light.

" Light… Walau aku tahu bahwa kita tidak akan bisa bersama… please…," kata Matt lemah pandangannya sudah mulai kabur karena banyak kehilangan darah. Light terdiam menunggu.

" Tell me that you love me… And you'll never change…," kata Matt.

" I love you… And I'll never change…," terdengar suara lembut Light. Matt tersenyum. Sedetik kemudian ia terjatuh pingsan.

" Matt? Matt?," terdengar suara khawatir Light.

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Light mendengar suara jatuh dari handphone nya. Matt pasti terjatuh.

" Matt? Matt?," panggilnya. Namun tidak ada jawaban. Tiba-tiba sepasang tangan melingkari tubuhnya.

" Siapa itu, Light-kun?," tanya L. Light berbalik dan menaruh handphonenya ke sakunya.

" Bukan siapa-siapa…," kata Light. L memandangnya tak percaya.

" Light-kun, jangan coba-coba untuk selingkuh…," kata L. Light menggeleng kepalanya perlahan sembari melayangkan senyumannya kepada L.

" Tidak…," katanya. L tersenyum sembari menarik Light hingga mereka sangat berdekatan.

" Good… Because you're mine…," kata L. Lalu ia mencium Light lembut. Light membuka mulutnya untuk memperdalamnya ciumannya. L melingkarkan tangannya di leher Light sembari menarik Light lebih dekat. Saat mereka berciuman hanya satu yang ada di pikiran Light.

' Matt….'

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Author: Horeeeeeee Akhirnya Chapter pertama selese… Ripyu ya semuanya!! Yang

Ga ripyu berarti GEMBEL!! Hehehehhe….