Disclaimer : Masashi Kishimoto
Main Pair: Ino Y x ?, Hinata H x Madara U, Sakura H x Sasori
Rate: M (for lemon)
Genre: Romance, Drama, Hurt/comfort
Warning: AU, Typo, OOC, Lemon Inside, Crack Pair. Sebaiknya yang membaca fic ini min. 17 th yaa. Kalau masih ada yang nekat, Fuuyu gak tanggung jawab lhoo...
Don't Like, Don't Read!
~~* Happy Reading *~~
GEISHA dan Cinta
Chapter 1: Lily's story
Ino's POV
Konohagakure merupakan salah satu kota terbesar dan termaju di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Tak ayal banyak orang dari luar yang menetap bahkan mengadu nasib disini.
Selain itu konoha juga memiliki pemndangan alam yang indah seperti ladang lavender, air terjun, bukit hijau di belakang kantor hokage, dan masih banyak lagi. Fasilitas di konoha pun lebih maju dan lengkap di banding kota lain.
Oleh karena itu tak heran bukan banyak orang tertarik untuk sekedar mampir bahkan menetap disini. Perlu kalian tahu disini juga terdapat tempat hiburan untuk para lelaki dewasa untuk melepas penat setelah bekerja seharian atau sekedar bersenang-senang.
Kalian tahu lah maksudnya. Tempat ini cukup terkenal dan bisa di bilang legal karena salah satu pemiliknya merupakan 'kekasih' sang hokage, Jiraiya. Pria paruh baya yang terkenal kemesumannya dan ku akui masih terlihat muda dan perkasa di usianya yang menjelang setengah abad.
Kalian pasti heran bukan kenapa pria seperti itu bisa menjadi hokage? Baiklah saya jelaskan sedikit. Jiraiya merupakan salah satu dari 3 orang hebat yang melegenda di konoha bahkan di seluruh negeri.
Dua orang rekannya yaitu Orochimaru dan Tsunade Senju. Orochimaru kini menjadi buronan karena telah berkhianat kepada pemerintah dan memilih menjadi mafia,
sedangkan Tsunade sempat mengalami depresi karena kekasihnya Kato Dan yang meninggal saat bertugas menjaga keamanan dari pemberontak kiriman negri tetangga.
Sejak saat itu Tsunade berubah menjadi sosok yang kacau, sering mabuk dan berjudi. Hingga pada akhirnya terseret menjadi wanita penghibur.
Jiraiya sebagai sahabat dan juga orang yang memendam perasaannya selama ini kepada Tsunade telah berusaha untuk menyelamatkan dari dunia hitam tersebut, meskipun sering mengalami penolakan.
Saat ini Tsunade yang menjadi salah satu pemilik dari tempat hiburan malam yang terkenal ini bersama sahabatnya Mei Terumi. Mereka perempuan cantik yang tetap awet muda bahkan di usianya yang sudah tua.
Tsunade kurang lebih akhir 40 an sedangkan Mei Terumi sekitar 30an. Yap, itulah sekilas cerita mengenai konoha. Sekarang aku akan memperkenalkan diri dan memulai kisah ini.
Nama ku Ino Yamanaka, bekerja di tempat ini sudah 3 tahun. Sungguh bukan kemauanku untuk tenggelam di dunia laknat ini. Dulu kehidupan kami sangat bahagia ketika Tousan dan Kaasan masih ada di dunia ini.
Tousan, Inoichi Yamanaka merupakan seorang pengusaha toko bunga yang cukup terkenal dan juga bekerja di instansi pemerintah.
Tousan bekerja sebagai intel di kepolisian. Oleh karena itu saat menjalankan misi ia tewas dibunuh salah satu mafia yang merupakan anak buah orochimaru.
Sejak itu hidup kami mulai terasa suram. Walaupun Kaasan masih menjalankan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga dan mengurus toko bunga peninggalan Tousan tapi ia sepertinya cukup mengalami depresi hingga akhirnya jatuh sakit.
Aniki ku Deidara mulai berubah. Selama ini dia merupakan sosok panutanku setelah mendiang Tousan. Karena ia sangat dewasa, ceria dan menyayangiku. Tapi semua berubah sejak kepergian Tousan.
Nii-san jadi jarang pulang kerumah, kalaupun pulang hanya sekedar makan atau meminta uang. Pernah sekali aku melihat Nii-san pulang dalam keadaan mabuk dan mengamuk dirumah.
Aku dan Kaasan hanya bisa pasrah ketika tahu barang-barang dirumah mulai menghilang dan ternyata dijual oleh Dei-Nii. Aku tidak tahu apa yang Dei-Nii kerjakan diluar sana. Sungguh ironis melihat keluargaku yang dulu harmonis kini hancur berantakan.
Dei-Nii seperti orang asing bagiku. Sampai akhirnya aku terdampar di tempat ini. Ternyata semua ulah Nii-san ku sendiri. Diluar sana Dei-Nii memiliki banyak hutang karena kalah berjudi dan ia juga menjadi teroris perakit bom.
Kaasan pun ikut menyusul Tousan karena stress berat ketika tahu ulah Nii-san. Kini aku tak punya apa-apa lagi. Harta benda dan rumah semuanya hilang disita oleh bandar judi Nii-san. Tak luput aku pun menjadi salah satu barang sitaan itu. Mereka melelangku di tempat laknat ini.
End Ino's POV
Flash back
Siang hari di kediaman yamanaka. Masih dengan suasana duka. Dei-Nii tidak seperti biasanya, ia menghampiriku dan mengajakku mengobrol di ruang tengah.
"Ino cepat kemasi barang-barangmu, kita akan pergi dari sini. Kau tahukan rumah ini bukan milik kita lagi"
Ino menghela nafas sambil menghapus air matanya. "Iya semua ulahmu Nii-san! Kau yang membuat Kaa-san meninggal dan kau juga yang membuat hidup jadi begini!
Sekarang mau apa lagi kau! Jangan bilang kau juga berniat menjualku!" Jawab ino dengan marah dan membentak.
Deidara sempat kaget sang adik mengetahui rencananya. Namun sungguh bukan kemauannya menjual sang adik kepada keparat itu. Ia sungguh menyayangi adiknya apalagi sekarang hanya ino satu-satunya keluarga yang tersisa.
Tapi nasi sudah menjadi bubur. Andai ia tidak mabuk saat itu, ia tidak mungkin mau menandatangani perjanjian sialan itu.
Deidara menghela nafas, 'Gomennasai Ino.. Maafkan Anikimu yang payah ini' ucap Dei dalam hati. Lalu ia memasang wajah Tegasnya seolah tidak ada apa-apa.
"Iya aku tahu.. Maafkan Anikimu yang bodoh ini. Aku hanya ingin membawamu pergi dari sini sebelum orang-orang itu menyita rumah ini" ucap Dei dengan santai.
"Hah.. Sudah terlambat Nii-san! Memangnya kita mau kemana hah! Apa Nii-san memiliki uang untuk pergi dari sini!" jawab ino sinis.
"Iya aku tahu. Pokoknya sekarang cepat kau berkemas. Jangan lupa bawa semua barang-barangmu. Aku sudah membereskan barang-barang milik Tousan dan Kaasan untuk ku bawa" Ucap Dei sambil menyeret Ino ke kamarnya dari ruang tengah.
"Hei baka! Kita mau kemana! Untuk apa kau membawa barang-barang milik Tou-san dan Kaa-san! Memangnya kau peduli!" jawab Ino sambil berusaha melepas cengkraman tangan Deidara.
Tiba-tiba dei memeluk tubuh Ino. Hal yang sudah lama sekali tak pernah dilakukannya lagi. Terakhir kali saat ia SMA kelas 1. Ino masih meronta dalam pelukannya, lama-lama rontaan itu melemah dan terdengar isak tangis ino.
Dei mengusap-ngusap punggung Ino dan mengecup dahinya. Ino tertegun melihat sikap Nii-san yang telah lama berubah kini seperti dulu lagi.
'Dei-Nii.. Sudah lama sekali kau tak begini padaku.. Kemana kau yang dulu Nii-san? Sungguh aku menginginkanmu yang dulu' inner Ino.
Tak disangka Deidara mengecup bibir Ino untuk pertama kali dalam hidupnya. Entah apa yang dipikirkan oleh Nii-san? Ino sangat terkejut dengan ulah Deidara.
"A-apa yang-ng Nii-san lakukan? Kenapa Nii-san tiba-tiba begini? Tanya Ino yang masih terkejut.
Dei terkesiap dari lamunannya. Mencoba mencari kata-kata yang tepat pada adik tercintanya ini. 'Mungkin sekarang waktunya Ino tahu kebenarannya' inner Dei.
"Ino.. Kuharap kau mau dengarkan semua penjelasanku sampai selesai. Sudah waktunya kau tahu semua" Ucap Dei dengan hati-hati.
"Kebenaran? Kebenaran apa Nii-san? Apa yang selama ini tidak ku ketahui?" jawab Ino yang masih dalam pelukan sang kakak.
Deidara menghela nafas sejenak, jemari tangannya masih memainkan helaian rambut Ino yang kini duduk di pangkuan Dei dengan posisi membelakanginya. Kepala Dei bersandar di bahu Ino.
"Sebenarnya aku bukan kakak kandungmu Ino. Aku adalah anak dari Yamanaka Santa, kakak dari Tousanmu. Tapi ia sudah meninggal karena tugas. Sama seperti paman Inoichi. Saat itu umurku baru 2 tahun.
Kaasan sudah lebih dulu pergi setelah melahirkanku. Akhirnya paman Inoichi lah yang mengurusku dan berjanji pada Tousan bahwa ia akan menganggapku sebagai anaknya sendiri.
Lalu paman menikah dengan Kaasanmu dan setahun kemudian kau lahir. Aku senang sekali tinggal bersama paman dan bibi. Mereka sudah seperti orang tuaku sendiri.
Dan kau tahu? Betapa senangnya aku ketika kau lahir. Aku memiliki seorang adik yang sangat cantik dan pintar sepertimu. Setiap hari kita bersama, mengajarimu banyak hal, namun perasaan itu muncul saat kita duduk di bangku SMP.
Awalnya aku tak menghiraukan perasaan itu, tapi aku tak tahan lagi. Sejak itulah aku sedikit menjauh darimu Ino. Sungguh bukan karena aku membencimu. Aku takut kau jijik kepadaku karena aku menyukai adikku oh tepatnya sepupuku sendiri"
Ino mematung tak percaya, seakan hidup sedang mempermainkannya. Tiba-tiba Ino menampar Deidara. Dei yang tidak waspada pun terkejut dengan reaksi Ino. Tapi Dei diam dan memaklumi sikap ino.
Baru saja Dei membuka mulut, Ino sudah berbicara lebih dulu.
"Bodoh.. Kau bodoh Dei-Nii. Aku.. Aku pun sangat bodoh.. Ternyata hati memang tak pernah salah,, seperti kata teman-temanku. Kenapa tak kau ceritakan dari dulu Niisan?!
Kau tahu, aku mengira diriku sudah gila karena aku.. Aku menyukai Anikiku sendiri. Oleh karena itu aku tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun Niisan! Karena aku menyukai Dei-Nii" tutur Ino sambil terisak.
Spontan kedua mata Dei membelalak mendengar ucapan Ino. Ia tak pernah menyangka perasaannya selama ini sudah terbalas. Mendengar hal tersebut Deidara ingin menyampaikan sesuatu pada Ino.
"I-Ino k-kau... Oh tuhan apa ini nyata? (Sambil mencubit pipinya) Aauuww sakit.. Hehehe" Deidara tersenyum bahagia.
"Hehe baka.. Ini nyata Dei-Nii sayang.." ucap Ino sambil terkikik melihat tingkah Deidara.
"Hehe iya iya Ino sayang. Sungguh aku sangat bahagia saat ini Ino. Tapi aku punya 1 permintaan.. Kalau kau tak mau, aku tidak akan memaksa" ucap Dei sambil membelai pucuk kepala Ino.
"Aku juga Niisan.. Emm permintaan apa Dei-Nii? Apa pun yang kau minta aku pasti bisa" jawab Ino dengan senyum yang terkembang. Sudah sangat lama ia menunggu hal seperti ini.
'Apapun yang terjadi aku tak akan menyesalinya nanti' inner Ino.
Perlahan Dei mendekati Ino. Hingga jarak wajah mereka semakin menipis, mereka bisa merasakan hembusan nafas mereka yang menderu dan bibir mereka kembali bersentuhan.
Dimulai dengan kecupan-kecupan lembut dan manis. Lalu berubah menjadi lumatan-lumatan yang liar dan menuntut lebih.
Lidah Deidara menyapu bibir Ino meminta izin untuk memasuki mulutnya. Ino pun menanggapi dan mempersilahkan lidah Dei menyapu rongga mulutnya. Pertarungan lidah pun mendominasi permainan mereka.
Lengan Ino yang menggantung di pundak Dei meremas-remas rambut panjang Deidara. Tangan Dei pun tidak tinggal diam. Kedua tangannya kini meremas pinggul Ino yang padat berisi.
Setelah beberapa menit melakukan ritual tersebut, mereka melepaskan diri untuk menghirup oksigen dengan nafas yang sedikit terengah. Mereka saling trsenyum seakan bertelepati dengan pikiran masing-masing.
*******Warning! Lemon Starts Here!************
Dei menggendong Ino dengan bridal style menuju kamar Ino dilantai 2. Sesampainya di kamar Dei meletakkan tubuh Ino di atas ranjangnya. Ia membelai rambut dan wajah Ino, masih dengan senyum yang sedari tadi tidak terlepas dari bibir mereka.
Mereka berciuman kembali dan kali ini lebih liar serta penuh dengan nafsu yang selama ini mereka tahan. Ino mengusap-ngusap punggung Deidara dan Dei melepas satu persatu kancing baju Ino.
Dei melepaskan ciumannya. Kini terpampang dua bukit yang cukup besar milik Ino. Dei menatap penuh takjub maha karya seni ciptaan tuhan itu. Wajah Ino memerah malu dan tangannya ia silangkan di dadanya.
"Kenapa di tutupi sayang? Ini sangat indah. Benar-benar seni yang luar biasa. Kau tahu imoutoku sayang? Kau adalah perempuan paling cantik yang ada di dunia ini" puji Dei dengan senyum yang sangat manis dan sexy.
"Aku tahu.. Hehehe. Dan betapa beruntungnya aku memiliki Niisan sepertimu. Lakukan saja apa yang Dei-Nii inginkan. Jangan ditahan lagi, karena aku pun sangat menginginkannya" Ucap Ino dengan sungguh-sungguh.
Mendapat lampu hijau, Deidara pun membuka bajunya serta celana panjangnya. Menyisakan celana pendek yang dipakainya. Lalu ia membuka bra Ino serta rok yang dipakainya dan menyisakan celana dalam yang cukup basah.
Dei melahap dada kanan Ino. Menghisap dan menjilat putingnya. Sensasi yang membuat tubuh Ino bergetar penuh nikmat.
Tangan kanan Dei memelintir lembut dan memainkan tonjolan dada kiri Ino. Membuat sesuatu didalam celana Dei mengeras. Desahan demi desahan Ino mengisi ruangan tersebut.
"Aahh.. Emmhh.. Ni-Nii-san... A-aku menginginkanmu Nii-san"
Dei menghentikan sejenak aktifitasnya lalu menatap Ino. "Baiklah imoutoku sayang. As your wish"
Lalu dei membuka celana dalam ino yang sudah basah. Membuangnya asal dan menjilati sepanjang belahan kewanitaan milik ino.
"Aahh.. Aahh.. Oouuhh.. Nii-san.. Aahh.. Terus Dei-Nii.." racau Ino sambil meremas surai blonde Deidara dengan penuh nafsu.
Deidara terus menjilati lubang kewanitaan Ino dan klitorisnya. Membayangkan senikmat apa cairan yang akan keluar dari sana. Puas dengan menjilat kini jarinya yang mulai memasuki lubang tersebut.
Perlahan satu jarinya di masukkan. Terdengar rintihan Ino menahan sakit. Pelan-pelan Dei memutar jarinya didalam lalu memundur dan memajukan jarinya. Sungguh nikmat yang Ino rasakan saat ini.
Lubang itu sangat sempit dan meremas-remas liar jari Deidara. Membuat Dei mengerang membayangkan bagaimana jika miliknya yang berada disana.
"Oohh.. Aahh.. Nii-san... Le-lebih cepat.. Aahh.." racau Ino penuh nikmat sambil meremas seprai kasurnya.
Kini Dei membahkan satu lagi jarinya kedalam lubang kewanitaan Ino disertai Kecepatan yang bertambah. Tubuh Ino meronta-ronta. Seprai yang dicengkramnya sudah kusut. Sepertinya Ino akan mendapat orgasme pertamanya.
"Aahh.. Aaahh.. Nii-san... Ahh.. A-Akuh.. Emmhhh.. Aaaaaahhhhhh..." Lengkingan panjang Ino menandakan ia sudah orgasme.
Segera Deidara mengeluarkan jarinya yang di basahi cairan Ino lalu menjilatnya. "Emm.. Manis" ucap Dei.
Ino masih terengah-engah berusaha menormalkan nafasnya. Dei menjilat cairan yang keluar dari lubang Ino, menyesap habis cairan itu. Membuat Ino kembali mendesah saat lidah Deidara menyentuhnya dibawah sana.
Puas membersihan cairan Ino, kini Dei membuka celana pendeknya. Membebaskan kejantanannya yang sedari tadi membuat sempit celananya. Ino yang baru pertama kali melihatpun merona malu dan berpikir apakah bisa benda sebesar itu memasukinya?
"Tentu bisa Ino-chan.. Aku akan berusaha membuatmu senyaman mungkin dan tidak menyakitimu sayang.." ucap Dei menenangkan seolah bisa membaca fikiran Ino.
Dei kembali menindih tubuh Ino. Menyerang lagi bibir Ino yang merah dan sedikit bengkak akibat ciumannya. Lidahnya kembali menyapu rongga mulut Ino serta mengajak lidah Ino kembali bergelut dengan lidahnya.
Tangan Ino bergerak kebawah mencari kejantanan Dei yang cukup menantangnya. Dei mengerang merasakan tangan Ino meremas dan memainkan kejantanannya. Dei pun menghentikan ciumannya.
Membiarkan Ino bermain dengan miliknya yang sedari tadi minta di manjakan. Kocokan Ino pada kejantanan Dei kian cepat membuat Dei mendesah-desah nikmat. Lalu Dei menghentikan aktifitas Ino memainkan kejantanan karena Dei tidak mau orgasme sekarang.
Dei memposisikan penisnya di depan lubang Ino. Menatap mata Ino seolah meminta izin untuk melakukannya sekarang.
"Lakukan saja Nii-san... Puaskan aku.. Buat aku menjadi milikmu" ucap Ino disertai senyumannya.
"Baiklah Ino. Ini akan terasa sakit di awal. Aku akan berusaha sepelan mungkin. Ingatkan aku jika aku mulai kasar. Dan panggil aku Dei-kun mulai sekarang" Ucap Deidara sambil mengusap dan mengecup dahi Ino dan dibalas anggukan oleh Ino.
Dei mulai mengarahkan penisnya ke depan lubang kewanitaan Ino. Lalu menggesek-gesekkan ujungnya pada klitoris Ino. Terdengar desahan keluar dari bibir Ino yang terlihat membengkak akibat pergulatannya beberapa waktu yang lalu.
Dei mulai memasukkan ujung penisnya, kini sudah hampir setengahnya memasuki lubang kewanitaan tersebut. Dei mengerang nikmat akibat remasan dari lubang Ino.
"Ssshhh... Ino..hhh... Milikmu hangat dan nakal ya.." ucap Dei di sela kegiatannya.
"Aahh.. D-Dei-kun,,, ini terasa s-sakiitt.." rintih Ino merasakan sakit dan perih meskipun baru setengah penis Deidara memasukinya.
"Iya Ino-chan, pada awal memang sakit. Tolong tahan sebentar lagi ya" ucap Dei sambil mengecup bibir Ino. Perlahan Dei memundurkan penisnya keluar, ia menarik nafas dan dengan sekali hentakkan penisnya berhasil merobek selaput dara milik Ino.
Ino pun menjerit histeris "Aakkkhhh! Ittaaiii.. Hiks.. Hikss!" merasakan tubuhnya seperti terbelah dibawah sana. Air mata pun mengalir dan darah selaput daranya mengalir membuat noda pada seprai kasurnya.
Deidara membiarkan penisnya didalam sana, merasakan pijatan yang membuat gairahnya meningkat. Akan tetapi ia juga kasihan melihat Ino yang kesakitan akibat perbuatannya.
Segera Deidara melumat bibir Ino dan memainkan lidahnya, berusaha membuat Ino rileks dan melupakan rasa sakitnya. Tak lupa tangan Dei memainkan puting Ino dan meremas payudaranya.
Setelah beberapa menit mereka beradu lidah, Ino mulai melupakan sakitnya dan rasa nikmat mulai menjalari tubuhnya. Seakan memberi kode, Ino menggerakkan pinggulnya yang menandakan bahwa ia siap melanjutkan kegiatan yang sebelumnya tertunda.
"Apa sudah tidak terasa sakit sayang?" tanya Dei pada Ino.
"Lakukanlah Dei-kun, aku sangat menginginkanmu. Aku ingin merasakan 'adik kecilmu'.." ucap Ino dengan penuh nafsu.
"Ahh.. Kau nakal sayang,,, aku akan membuatmu terus meneriakkan namaku Ino-chan.." ucap Dei seduktif di telinga Ino. Dei pun mulai memaju mundurkan pinggulnya. Keduanya mendesah penuh nikmat. Sungguh ini merupakan pengalaman pertama dan sangat nikmat bagi mereka berdua.
Deidara masih menghentakkan penisnya didalam lubang kewanitaan Ino dengan kecepatan yang masih normal.
"Akkhh.. Oouuhhh.. Dei-kuunn.. A-aku tidak tahan lagi.." racau Ino ditengah pergulatannya. Mengerti hal tersebut Deidara menambah kecepatannya demi memuaskan Ino.
"Aahhh.. Dei-kun.. Aahhh iyaahh.. Dei-kun.. Lebih cepaatt.. Ahhhhh!" Ino sampai pada orgasmenya yang kedua. Kali ini terasa lebih nikmat dibanding yang pertama. Cairan Ino membanjiri seprainya dan penis Deidara masih tertanam disana, merasakan hangatnya cairan Ino.
Deidara masih terus memacu gerakannya. Ino yang memang masih menginginkan 'sentuhan' Deidara pun kembali menikmati yang Deidara lakukan.
Dei masih memacu pinggulnya sambil menghisap puting Ino, tangan kanannya meremas-remas dada Ino. Ino terus mendesah nikmat dengan perlakuan Deidaranya.
"Aakkkhhh.. Dei-kun,,, eemmhh.. Iyaahh Dei-kun,, teruuss.. Aakkhh.."
Deidara pun mengerang nikmat dengan sensasi yang dirasakan kejantanannya.
Eerrrhhh.. Inooo.. K-kau nikmat.. Aahh" Dei merasa penisnya dijepit kuat oleh lubang kewanitaan Ino, pertanda Ino akan kembali orgasme. Dei pun merasakan hal yang sama, sesuatu dalam penisnya seperti akan meledak.
"Aahhh.. Dei-kun.. Lebiihh cepaattt.. Aakkhh.." ucap Ino yang sudah akan orgasme.
"Eemmhh.. Iyaa Ino.. Aku juga akan keluar.." ucap Dei yang sudah hampir pada puncaknya.
"Deii-kuunn.. Aahhh.. D-Dei-kuunn.. Oouuccchh... Eemmhh..."
"Inoo.. Ooouuhhh.. Aishiteru I-Inoo.. Eerrggh.." Teriakan mereka terdengar keras menandakan keduanya telah mencapai puncak kenikmatan bersama. Cairan Ino segera keluar di ikuti sperma Deidara yang membanjiri rahimnya.
Terasa hangat dan nikmat bagi Ino. Rasanya membuat Ino ketagihan. Tubuhnya masih belum lelah, ia masih ingin merasakan surga dunia bersama Deidara seolah hari esok mereka tidak bisa melakukannya lagi.
Deidara melepaskan kejantanannya dari lubang kewanitaan Ino dan berbaring disampingnya. Tubuh mereka sama-sama dibasahi peluh. Deidara dan Ino tidur berhadapan, Dei mengusap peluh di dahi Ino lalu mengecup keningnya.
"Arigatou hime. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa dalam hidupku. Aishiteru hime" ucap Deidara.
"Arigatou juga Dei-kun, aku senang bisa melakukannya denganmu. Aishiteru mo Dei-kun.." jawab Ino sambil mengecup kening Deidara. Mereka berpelukan sejenak sampai akhirnya Ino tiba-tiba bangkit dan duduk diatas Deidara.
TBC
Hallo minna ini fic Rate-M pertama Fuuyu. Hehehehe... Maaf ya kalo kurang greget. Maklum masih tahap belajar. #hayooo belajar apaa..# semoga ceritanya bisa diterima oleh readers ya.
Ditunggu reviewnya ya minna. Fuuyu tidak menerima flame dalam bentuk apapun. Hanya Review positif dari minna yang Fuuyu tanggapi. Jaa na~~
