Something that is so easy you can take away from me is…
.
.
.
.
My Gift Jokes around That Moonynight
Disclaimer: Naruto is not my rights for now and forever, then. Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Rachel Cherry Giusette
AU. Fluffy. A(ny) disturbing crispy peanut humors. SasuSaku.
Enjoy!
.
.
.
.
"Sasuke?"
Suara deburan ombak meningkahi senja yang jatuh di salah satu spot berpasir yang dihiasi parasol biru-putih itu. Api-api kecil yang dikurungi anyaman bambu bertiang menancap di sepanjang area parasol menyoroti dua sosok yang tengah bercengkrama dalam temaram.
Sakura Haruno adalah gadis yang surai sweet pale pink sebahunya terhempas angin marina dengan lembut, yang beberapa detik lalu meluncurkan nama seorang lelaki yang sedang duduk berselonjor dengan kaki telanjang di sisinya.
"Hn?"
Satu gumaman tak jelas menjadi jawaban si Sasuke ini.
Kendati mendapat respon cuek-bebek, Sakura tetap berniat untuk melayangkan lengannya bergelayut ke lengan di sampingnya yang lebih besar. Memeluknya dengan gemas.
"Aku sedang senaaaangggg sekali~"
Meski Sasuke terlihat tidak kebaratan lengan kanan yang menjadi tumpuan duduknya sedari tadi digelayuti bak guling dakron yang empuk, kedua netra sepekat lubang black hole miliknya terputar malas. Melirik sekilas sepasang kaki mungil yang dibalut gaun pantai bermotif floral kombinasi pastel yang masih basah—sisa-sisa air laut yang merembes ke seratnya akibat ceburan antusias si pemilik kaki sebelum petang turun tadi.
"Karena kau bermain di pantai?"
Sebuah gelengan, "Nah-ah."
"Terus?"
Bibir pastel peach efek sapuan lipgloss itu melengkung membentuk sabit, "Tahu tidak? Kau itu maniissss sekali~"
Netra sewarna black hole terputar kembali. Diiringi gerutuan rendah bernada bosan. Oke, pertanyaannya telah diabaikan.
"Tsk. Mulai…"
Tapi sepertinya Sakura memang sudah kebal dengan respon menyebalkan sang kekasih, karena selanjutnya gadis itu mendendangkan tawa renyahnya yang nyaring.
"Hahahaa…."
.
.
Sepasang kekasih itu memberi jeda ombak, angin marina, dan alunan musik yang sayup-sayup terdengar dari pondok di belakang mereka menjadi melodi ritmis utama.
Lengan Sasuke masih menjadi guling dakron bagi Sakura. Sekarang ditambah dengan sebelah bahu si cowok raven emo menjadi bantal dakron, sehingga Sasuke bisa merasakan napas Sakura melalui dermis di sekitar belikatnya.
"Sasuke?"
Tidak ada respon.
Sakura mulai menoel-noel paha Sasuke, membuat cowok itu menyernyit.
"Hn? Apa? Mau bilang aku ganteng sekali?" tukas cowok itu akhirnya. Sakura praktis langsung menegakkan badannya. Melepas si guling dan si bantal dakron. Netra emerald-nya menyuruk ke netra black hole sang pacar.
"Rese! Gede kepala!" cetusnya plus diakhiri tawa. Sasuke mengangkat bahunya acuh.
"Terus?"
"Tahu Captain America—Chris Evans?" tanya Sakura.
Sepasang alis kelam terangkat, dan sebuah gumaman, "Hn... Terus?"
"Kamu itu lebih keren dari dia!" Cetus si gadis berambut sweet pale pink itu ceria.
Satu seringai narsis terbit. "Bukannya dari dulu?"
Tawa meledak kembali dari bibir pale peach diiringi toyoran main-main ke lengan bak dakronnya.
"Sasuke, tahu tidak?" satu pertanyaan terbit setelah tawa Sakura reda.
"Hn. Tahu. Kau sedang bertanya."
Sebuah toyoran lagi.
"Ihh! Saskey dodol ah!"
"Dodol enak dimakan, Sakura. Aku enggak."
Byasshhhh…
—mendadak gemerisik ombak menjadi alunan tunggal diantara dua sejoli itu.
.
.
.
"Oh haaa~ lucu lucu lucu~"
"Hn."
.
.
.
"Sasuke, tahu tidak?"
Masih, tanggapan malas entah untuk keberapa juta kalinya.
"Hn~"
Cup.
.
.
.
Si mata black hole mengedip dua kali.
"Ngapain?"
Netra emerald berbinar polos.
"Ha? Apanya?"
Kedua alis kelam naik sebelah, dengan pemiliknya sudah benar-benar menoleh ke kiri—tepat menyuruk ke dua emerald yang masih sok polos.
"Cium. Ngapain kau tiba-tiba menciumku?"
Satu senyuman lengkung sambil menatap ke permukaan laut yang menari-nari digoyang arus.
"Hmm… bukan apa-apa sih. Hanya saja aku bersyukuuuuur~ sekali, karena Saskey-dodol-ku ini adalah cowok yang bisa mencuri hatiku!"
Well, Sasuke mendengus geli sekarang. "The robber-man. Yang benar saja. "
"Saskey-dodol the robber-man!—Oh, great banget kedengarannya! Hahaha!"
.
.
.
"Sakura?"
Sekarang gantian si cowok raven emo yang ambil cuap duluan. Si sweet pale pink menyurukkan emerald-nya dengan riang.
"Yaa~?"
"Bulan itu sebenarnya ada tiga."
"Err… sebentar, maksudmu bulan satelit bumi itu, kan?"
"Aa."
"Ha? Ya enggak lah. Ngaco!" Respon spontan Sakura ditingkahi sepasang alis merah mudanya yang bertaut.
Wajah datar Sasuke tetap datar tar tar.
"Ada tiga. Tapi orang-orang hanya tahu satu." Katanya (masih) datar, tapi ngotot (ngotot bahwa statement-nya tidaklah ngaco).
Oke, Sakura ikuti saja apa katanya. "Yang dua kemana?"
Sasuke diam sejenak, menyuruk netra black hole-nya ke arah Sakura sebelum berkata;
"Yang dua berada tepat di hadapanku."
Tik.
Tok.
Tik.
Byaasshhh…
—Jeda dengan bermacam efek suara mengiringi alis merah muda Sakura yang mengerut makin dalam.
"Ha? Aku nggak ngerti, Saskeey~ Kau mencoba membodohiku, ya?"
Sepasang black hole tetap konstan menatapnya.
"Serius."
Well, Sakura cemberut sekarang. Memalingkan wajahnya dari Sasuke.
"Dua yang lain itu dua bola matamu, bodoh." Cowok berambut raven emo itu menyentil dahi Sakura. "Cewek kok kurang cerdas."
"Eeeeehhhhh?"
.
.
.
Oke, Sakura sebal dikatai bodoh oleh pacarnya sendiri. Tapi bukannya marah dan menjitak kepala besar yang tertutup helai-helai kelam itu, Sakura malah tersenyum. Kejengkelannya sudah jadi uap, sekarang dia jadi speechless—Apa? Apa? Dua bola mata yang sama indahnya seperti bulan fase penuh yang menggantung di atas mereka, begitu kah maksudnya?
"Gombal." Satu kata itulah yang bisa muncul kemudian. Dan tahu-tahu saja, air mata sudah menggenang di pelupuk mata Sakura.
Meski Sasuke gombalnya sangat kacang sekali, gadis berkepala sweet pale pink itu merasa kebahagiaannya naik drastis dari level sepuluh ke level seribu—sejuta.
Seringai lebar nan seksi terlukis di wajah tampan si raven emo begitu si sweet pale pink menariknya kedalam pelukan erat.
"Sebegitu bahagianya sampai menangis?"
Sakura menggangguk di dadanya, isakannya teredam.
"Sangat—Sangat sangat sangaaaat bahagiaaaa~!"
.
.
.
.
Something that is so easy you can take away from me is my heart.
And I'm so gracefully for it.
.
.
.
Selesai.
A/N: Okaaay~ satu pik kacangan yang bener-bener kachang keluarlah sudah. Efek penat mendera sebelum try out bimbel, uhuk! =_=
Ah dikit curcol nih readers, lagi galau milih jurusan sejarah atau psikologi nih~ aku kan anak IPS, nahh binun :'3
Mind to review? Ayok ah, lagi pengen baca opini (komen/bacotan/racauan/anything dah) orang nih.
Oh ya anyway. Lagi mikir fic ku yang Darkest Soul itu nah. Yang minta sequel, sebenernya dari awal aku udah rencana bikin parade-fic. Jadi kemungkinan gabakal aku update di seri Addicted to the Heartbeat yang SasuSaku itu, dan bikin judul baru. Mirip side story sih, cuman yang mau aku bikin itu make pair berbeda tiap fic nya (kepikirannya NaruHina en SaiIno x')) Tapi tetep, ceritanya berhubungan.
Got it? Heheheh. Intinya gitu dah. Yang gak setuju sama ide itu, maafin yaaa :( nanti bakal ada pair gabungan di fic finalnya kok :) Sekaliaan, bacotin opini kalian soal ini di kotak review yah~ #modesmodus
Daaaannnn gatau itu update DSnya kapan, karena inspirasi kachang yang dateng seenak patat itu selalu nyingkirin sense fic yang udah ada konsep. Te-hee~
Yang udah RnR, thanks banget. Apresiasi kalian itu super emejing sementara pik gue yang gajelas semua ini. Yangsayangsayaaaanggg kalian deh. Nih gue bonusin pelukan! xD
Eniwei, happy Kartini's Day! (telat) Di Jepara masih ramai rentetan festival nih sampe Mei. Gak heran ane jalan-jalan mulu, trus uang jajan udah ludes dalam seminggu, ha!
Jepara;24042017;02.17AM
