MinGa Dudes "White Day Event" Fanfic Project

Prompt Q12 : Kiss Me and You will know how important I am

.

.

Suavium

(Ciuman)

A fanfic by Lionbun

.

.

Main Casts : Jimin x Yoongi/Suga

Genre : Romance, Fluff, Semi-Canon

Length : Oneshoot

Rated : T

.

ALL CASTS BELONG TO THEMSELVES, NO PROFIT TAKEN

DON'T LIKE DON'T READ!

.

Happy Reading~

.

.

"Kiss me and you will know how important i am." (Q12)

.

.

"Park Jimin's BTS & Kim Seulgi's Red Velvet Possibility of dating?"

Lagi – lagi headline seperti itu muncul dalam layar ponsel seorang Min Yoongi. Lihatlah wajah manisnya sekarang, terlihat jelas kemarahan disana. Yoongi heran, kenapa bisa kekasih bocahnya selalu dirumorkan berpacaran sih. Tunggu, kekasih bocahnya? Ya, Park Jimin adalah kekasih bocah dari seorang Min Yoongi manis. Sudah sekitar 2 tahun Yoongi menjalin kasih dengan teman se-groupnya itu. Perjuangan Jimin lumayan panjang untuk menaklukan Yoongi sebenarnya. Jadi, tidak mungkin Jimin selingkuh darinya kan?

Oke, kembali lagi ke headline itu. Tak terhitung sudah Jimin dirumorkan berpacaran dengan artis peremuan lainnya. Seingat Yoongi sih dulu dengan Shannon William, dan sekarang dengan Seulgi Red Velvet. Terus kapan Yoongi dirumorkan pacaran dengan Jimin?

"Eh? Kalau aku dengan Jimin bukan rumor dong namanya. Kan Jimin benar pacar Yoongi," Gumam Yoongi. Dilihatnya layar ponselnya kembali lalu berpikir. Apa lelakinya itu sekardus itu sampai orang – orang merumorkannya? Atau Jimin benar – benar selingkuh dengan perempuan itu?

"Jiminie menyebalkan!" teriak Yoongi. Untung saja dia sedang di studionya, jadi tidak akan ada yang mendengar Yoongi berteriak. Di scrollnya layar ponsel itu kembali namun berita yang ada tetap sama. Sial, Yoongi sudah benar – benar badmood sekarang.

"Malam ini Yoongi tidak akan pulang ke dorm. Yoongi malas ketemu Jimin," ucap Yoongi sambil mengerucutkan bibir mungilnya. Tak lama kemudian ponsel yang ada di genggamannya itu berdering dan memunculkan nama Byuntae Park. Siapa lagi kalau bukan kekasih Yoongi yang mesum itu. Yoongi yang melihat nama itu langsung melemparkan ponselnya ke ujung sofa yang didudukinya dan melipat kedua tangannya di depan dada, "Jangan harap aku akan mengangkat telepon mu, Park," Sinis Yoongi. Masih mengabaikan ponselnya yang terus berbunyi, Yoongi melangkahkan kakinya menuju pintu studio dan menguncinya. Dia bisa menebak Jimin akan menyusulnya setelah ini.

Setelah selesai mengunci pintu, Yoongi menyeduh cup ramyeon yang ada di ruangan itu. Sebenarnya dia belum makan sejak tadi siang, dan Jimin pasti menghubunginya untuk makan malam. Dan untung saja masih ada beberapa bungkus cup ramyeon di studionya jadi dia tidak perlu keluar untuk membeli makanan, bukan?

Setelah menyeduh cup ramyeon, Yoongi melangkahkan kaki rampingnya itu menuju singgasana yang ada didepan layar komputer miliknya. Sekilas Yoongi melihat layar ponselnya yang telah menunjukkan warna hitam, "Ah, sepertinya baterai ponselku habis," ujarnya cuek lalu mendudukkan tubuh indahnya itu diatas kursi kerjanya. Sembari menikmati ramyeonnya, Yoongi memutar musik yang sempat dibuatnya. Sepertinya rapper manis ini lupa kejengkelannya dengan berita tadi.

Tak lama kemudian, suara ketukan dari balik pintu mengganggu aktivitas yang dibuatnya. Dengan kesal dia meletakkan cup ramyeonnya lalu melipat kedua tangannya di dada dan memutar kursi kerjanya menghadap pintu itu. Samar – samar ia mendengar suara dari luar sana. Dengan malas Yoongi menjalankan kursi berodanya itu mendekati pintu.

"Sayang? Kau ada didalam kan?" Ah, itu suara Jimin. Sebelum Yoongi membuka kunci itu, ia kembali ingat oleh berita yang sempat dibacanya tadi. Wajah Yoongi pun kembali ditekuk dan duduk diam menunggu kekasihnya bicara.

"Hyung, aku tahu kau ada didalam. Bukakan pintunya, oke?" Ujar Jimin dari balik pintu. Dan Yoongi masih bergeming.

"Hyung, keluarlah. Kau harus makan," Ujar Jimin semakin keras.

"Sayang, kau mendengarku?" selain suara Jimin yang semakin keras, ketukan di pintu pun semakin keras. Tak lama kemudian terdengar helaan napas dari Jimin. Yoongi yang masih setia di depan pintu hanya diam. Setelah suara Jimin tidak terdengar kembali, Yoongi mengintip melalui peephole yang ada di pintunya. Dilihatnya Jimin yang tengah berjalan ke ujung sana dengan box makanan di genggamannya. Yoongi yang melihatnya jadi cemas, "Apa aku salah mendiamkan Jimin? Tapi kan dia menyebalkan. Jika Jimin tidak menyebalkan pasti dia tidak akan di beritakan seperti itu," gerutu Yoongi. Yoongi memilih mengabaikan rasa bersalahnya dan memilih untuk mendudukkan dirinya di sofa. Tanpa sengaja dirinya menatap ponsel yang layarnya telah menghitam itu. Namun Yoongi tetap mengabaikannya dan memilih merebahkan tubuh mungilnya di sofa yang tidak terlalu besar itu. Tak lama kemudia rasa kantuk yang hebat dirasakannya dan tertidurlah putri tidur kita.

Sedangkan Jimin, ia masih penasaran dengan Yoongi. Terkadang Yoongi mudah diluluhkan, namun tak jarang juga ia harus banting tulang ketika Yoongi sedang sulit. Seperti saat ini, Yoongi sedang dalam mode sulitnya. Di telepon tidak diangkat, di chat tidak dibaca, bahkan setelah itu ponselnya tidak dapat dihubungi. Dan saat dirinya ke studio-Jimin sangat yakin Yoongi ada di studionya- kekasihnya itu tidak mau membukakan pintu untuknya. Yoongi termasuk orang yang peka, suara samar – samar pun dia akan mendengar. Jadi, satu kesimpulan yang Jimin ambil dari kekasihnya hari ini, adalah Yoongi sedang tidak ingin bertemu dengannya, atau lebih tepatnya Yoongi sedang merajuk. Entah apa yang membuat Yoonginya merajuk, Jimin tidak tahu. Hari ini saja mereka hanya bertemu di pagi hari, mana Jimin tahu jika Yoongi akan merajuk seperti ini.

Setelah tiba di dorm, Jimin melihat Seokjin yang masih terjaga di depan televisi. Dihampirinya hyung tertuanya itu dan mendudukkan dirinya disebelahnya. Seokjin yang ada disebelahnya pun memberi perhatian kepada adiknya itu.

"Jimin sudah pulang? Kok box nya dibawa pulang lagi? Tidak bertemu dengan Yoongi?" tanya Seokjin bertubi – tubi. Dan dirinya semakin heran saat Jimin menunjukkan senyum masamnya.

"Yoongi sedang merajuk, Hyung. Jadi ya, seperti itu," jawab Jimin sembari menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Ah, sepertinya Yoongi melihat berita itu," Celetuk Seokjin. Jimin yang mendengarnya mengernyitkan dahinya dan menatap Seokjin, "Berita apa, Hyung?" tanya Jimin sembari menegakkan tubuhnya.

"Berita dirimu yang berpacaran dengan Seulgi Red Velvet, Jim," Jawab Seokjin santai. Jimin yang mendengarnya langsung saja kaget. Hell, dia diberitakan seperti itu?

"Hah? Aku dan Seulgi-ssi berpacaran? Yang benar saja, Hyung!" ucap Jimin.

"Iya, Jim. Ini sudah berita kesekian kalinya. Entahlah aku lupa," Jimin yang mendengar jawaban Seokjin memijat kepalanya yang mendadak pening.

"Bagaimana bisa ada berita seperti itu?" Jimin pun kembali menyandarkan tubuhnya. Astaga, pantas saja kekasihnya merajuk. Terkutuklah siapapun yang membuat berita itu.

"Kau tidak tahu? Aish, kau tidak update sekali, Jimin-ah," Ucap Seokjin.

"Itu karena aku tidak ingin membuang waktuku untuk hal yang tidak penting Hyung," Jawab Jimin santai. Seokjin yang mendengarnya lantas memukul kepala Jimin keras. Enak saja dia dibilang membuang – buang waktu.

"Kenapa kau memukul kepalaku, Hyung!" protes Jimin. Ugh, tenaga sang uke dari leadernya ini tak main – main, hampir sama dengan uke milik sahabatnya lah. Pantas saja Namjoon patuh sekali dengan hyungnya ini.

"Kau secara tersirat mengatakan jika aku membuang waktu untuk hal yang tidak penting Jimin!" balas Seokjin. Para member yang ada dikamar masing – masing hanya mampu mengasihani Jimin dalam hati. Tidak berani keluar, takut jika mereka kena amukan juga.

"Astaga, aku tidak bermaksud seperti itu, Hyung." Jawab Jimin melas. Seokjin yang mendengarnya masih menatap Jimin sinis.

"Oke, aku minta maaf, Hyung. Besok karakter Mariomu akan bertambah." Tawar Jimin. Seokjin yang mendengarnya tersenyum penuh kemenangan. Dirinya benar – benar cocok menjadi aktor sepertinya.

"Call. Sebagai bonus, besok aku akan berbicara dengan Yoongi. Aku akan mengajak Kookie juga. Aku tahu kau besok ada latihan dengan Hobi, dan aku juga cukup yakin jika malam ini Yoongi tidak akan pulang," Ujar Seokjin. Jimin tersenyum lega mendengarnya. Biasanya, pembicaraan dengan sesama uke itu lebih manjur. Jadi Jimin bisa lebih mudah untuk meyakinkan Yoongi nantinya.

"Terimakasih, Hyung. Aku ke kamar dulu ya, Hyung. Selamat malam," Ujar Jimin sembari meninggalkan ruang tengah itu.

"Selamat malam, Jimin," Balas Seokjin. Ia tersenyum hangat melihat Jimin telah memasuki kamarnya. Sebenarnya ia cukup kasihan melihat Jimin menghadapi Yoongi yang tengah merajuk seperti ini. Fyi, Yoongi cukup susah dibujuk ketika merajuk. Terlebih pada awalnya Jimin tidak mengetahui apapun permasalahannya. Jujur saja, ia dan para memberpun sempat berpikiran negatif saat membaca berita itu, namun ucapan Jimin tadi langsung saja mematahkan segala pemikiran tersebut. Seokjin juga cukup yakin jika adik – adiknya tadi mendengar percakapannya dengan Jimin. Maka dengan yakin, ia akan mengajak Jungkook untuk berbicara dengan Yoongi besok.

Ketika Seokjin menghadap kedepan, ditemukannya box makanan yang Jimin beli tadi. Senyum setan pun terpatri di bibir kissable itu. Selamat makan Kim Seokjin!

.

.

-oOo-MinGa-oOo-

.

.

Keesokan harinya

Pemuda seputih susu itu mengeliat pelan saat terbangun dari tidurnya. Sembari menguap lebar, ia mendudukkan tubuhnya di sofa. Saat kesadarannya mulai terbentuk, dilihatnya jam dinding yang ada di ruangan itu, "Sudah pukul sembilan ternyata. Lama sekali tidurku," Gumam Yoongi.

Dengan malas Yoongi berdiri dan menuju wastafel yang ada diruangannya untuk cuci muka dan menggosok gigi. Setelahnya, Yoongi mengambil ponselnya yang telah mati dan keluar dari studionya untuk kembali ke dorm.

Saat tiba di dorm, ia melihat Seokjin, Taehyung dan Jungkook sedang duduk diam diruang tengah sambil memainkan gadget masing - masing. Seokjin yang ditemani cemilan, dan kedua maknae yang posisinya membuat Yoongi sungguh merindukan Jimin. Taehyung yang bersandar di sandaran sofa dengan Jungkook yang bersandar di dadanya. Intinya, mereka main gadget satu berdua. Merasa ada yang memperhatikan, ketiganya pun menolehkan pandangannya dan menemukan Yoongi di depan mereka.

"Yoongi kenapa baru pulang?" tanya Seokjin. Yoongi melangkahkan kakinya mendekati Seokjin dan mendudukan dirinya disebelahnya.

"Yoongi semalam ketiduran, Hyung," Bohong Yoongi. Padahal kan dia tidak ingin pulang karena malas bertemu Jimin, "Oh ya, yang lain dimana, Hyung?" lanjutnya.

"Bukan karena tidak ingin bertemu Jimin?" telak Seokjin. Yoongi langsung saja mati kutu mendengar ucapan Seokjin.

"Ngomong – ngomong, Jimin dan Hobie sedang latihan dan Namjoon sedang bertemu dengan teman - temannya."

"Kok Hyung tahu?" tanya Yoongi. Ia kembali menekuk wajahnya saat teringat kejadian semalam.

"Yoongi kenapa hmm? Merajuk karena membaca berita dating Jimin dengan orang lain? Yoongi cemburu?" tanya Seokjin halus.

"Yoongi tidak cemburu, Hyung! Yoongi hanya kesal saja," Elak Yoongi. Sedangkan Seokjin dan kedua maknae itu tersenyum melihat Yoongi yang sedang menggemaskan ini. Sudah kelihatan jika sedang cemburu tetap saja mengelak. Pantas saja Jimin betah sekali dengan Yoongi.

"Yoongi kesal kenapa? Apa Jimin berbuat salah dengan Yoongi? Apa semua itu kemauan Jimin? Bahkan Jimin sendiri tidak tahu jika ia diberitakan seperti itu," Ujar Seokjin dengan lembut.

"Jiminnya nakal, Hyung! Jika dia tidak nakal dia tidak akan diberitakan dengan orang lain," Kesal Yoongi.

"Jimin hyung kan tidak melakukan apa – apa Hyung. Itu hanya kelakuan orang – orang yang ingin beritanya laku saja. Tidak hanya Jimin Hyung, Taetae juga dulu diberitakan dengan orang lain. Banyak malah. Dulu Kookie juga sedih, namun sekarang Kookie bisa berpikir jernih karena Kookie percaya dengan Taetae. Hyung tidak percaya dengan Jimin Hyung, ya?" ujar Jungkook panjang lebar. Taehyung yang mendengar perkataan Jungkook tersenyum lebar dang mengecupi pipi gembul kekasihnya itu. Tangannya yang tadinya terkulai di perutnya kini memeluk erat tubuh Jungkook yang masih bersandar di dadanya.

Yoongi yang mendengar perkataan Jungkook terdiam sejenak. Dia tidak percaya dengan Jimin? Tidak kok, dia percaya Jimin. Hanya saja, entahlah, Yoongi hanya takut jika suatu saat Jimin meninggalkan dirinya. Jujur saja, Yoongi sudah terlalu jatuh dalam pesona Jimin. Dari Jimin mengejarnya, Jimin menjaganya, Jimin mencintainya, Yoongi tidak ingin kehilangan itu semua.

Melihat Yoongi merenung, mereka bertiga tersenyum senang. Syukurlah mereka dapat membantu Jimin kali ini. Yoongi sepertinya telah sadar bahwa Jimin tidak dapat disalahkan disini.

"Yoongi-ya, kau tahu kan jika kau sangat penting untuk Jimin? Jadi Jimin tidak akan meninggalkanmu," Ujar Seokjin.

"Apakah aku sangat penting untuk Jimin?" gumam Yoongi. Entahlah, terkadang Yoongi merasa ragu juga dengan Jimin. Kadang perhatian yang diberikan Jimin pada Yoongi juga Jimin berikan pada member lain, terlebih ke Jungkook. Yoongi 'kan suka bingung jadinya.

"Hyung tidak mengetahuinya?" tanya Jungkook.

"Atau kalau tidak, Hyung minta saja Jimin mencium hyung dan suruh dia untuk mengatakan seberapa penting diri Hyung untuk Jimin," Celetuk Taehyung. Seokjin dan Jungkook mengernyitkan dahi mereka setelah mendengar perkataan Taehyung. Mana ada yang seperti itu. Namun berbeda dengan Yoongi, sepertinya ia terpengaruh oleh perkataan Taehyung.

"Baiklah, nanti setelah Jimin pulang aku akan melakukannya." Ujar Yoongi. Seokjin dan Jungkook tercengang mendapati Yoongi yang mempercayai Taehyung.

"Aku mau ke kamar dulu," Lanjut Yoongi. Setelah Yoongi menghilang dari pandangannya, Seokjin dan Jungkook secara serentak memberi cubitan maut di perut Taehyung.

"Ad-uh, aduh, ampun! Aku hanya ingin memberi hadiah Jimin kok," Ujar Taehyung memelas sembari mengelus perutnya yang terasa di panggang. Panas sekali cubitan kedua uke itu, Bung. Selamat Kim Taehyung!

Menjelang sore Jimin dan Hoseok akhirnya kembali. Para member -minus Namjoon yang belum pulang- menoleh kearah keduanya. Jimin pun bisa melihat Yoongi yang mengalihkan pandangannya saat ditatap oleh dirinya. Dirinya juga sempat melihat Seokjin memberikan jempol untuknya. Dan setelah menyapa membernya, Hoseok dan Jimin menuju kamar mereka untuk membersihkan tubuh masing - masing. Yoongi yang melihat Jimin merasa ragu, apa harus ia melakukan itu? Tapi kan Yoongi penasaran juga. Maka setelah melihat Hoseok yang sudah bersih keluar dari kamar, Yoongi memilih masuk ke kamar trio superactive.

Setelah tiba di kamar itu, Yoongi mendudukkan dirinya di tempat tidur milik Jimin. Yoongi hafal? Tentu saja, kan mereka sering 'melakukannya' disini. Yoongi mengipasi wajahnya yang terasa panas karena mengingatnya, hingga tanpa sadar Jimin telah menyelesaikan ritual mandinya. Melihat sang kekasih duduk di tempat tidurnya, Jimin pun menyusul dan mendudukkan dirinya disamping Yoongi.

"Kau kenapa, Sayang?" tanya Jimin. Yoongi yang mendengar suara di sampingnya tersentak kaget. Pipi gembul milik Yoongi memerah begitu saja saat melihat Jimin disampingnya sedang topless. Ugh, Yoongi jadi ingin pegang.

Jimin yang melihat Yoongi seperti buah strawberry pun jadi gemas sendiri. Tahan Jimin, tahan. Masih ada yang perlu diselesaikan terlebih dahulu.

"Sayang," Panggil Jimin. Yoongi pun menatap Jimin yang sedang menatapnya.

"Ya Jiminie," Jawab Yoongi pelan. Kemana perginya Min Yoongi yang angkuh eoh?

"Kenapa, hmm? Kenapa melamun?" tanya Jimin lembut. Tangannya yang sedari tadi gatal untuk membelai pipi Yoongi kini melakukan tugasnya. Di belainya pipi Yoongi lembut.

"Eumm- Yoongi minta maaf karena semalam tidak mau membukakan pintu untuk Jimin. Harusnya Yoongi tidak boleh kekanak-kanakan," ujar Yoongi. Jimin yang mendengar penuturan Yoongi tersenyum manis. Kekasihnya benar – benar menggemaskan jika bersama dirinya.

"Jadi Yoongi Hyung benar - benar merajuk karena berita itu, eoh?" tanya Jimin lembut.

"Jangan ingatkan soal berita itu, dan ya Yoongi kesal," Ujar Yoongi dengan kesal. Jimin pun tersenyum tampan melihat kekasihnya kesal. Dengan segera dibawanya tubuh mungil Yoongi kedalam pelukannya. Dikecupnya berkali – kali kening putih milik kekasihnya tersebut.

"Yoongi Hyung tidak perlu kesal lagi, oke. Percaya pada Jimin,'kan?" dibelainya surai hitam milik Yoongi dengan lembut.

"Yoongi hanya takut kalau nanti Jimin meninggalkan Yoongi," Ujar Yoongi pelan. Jimin yang mendengarkan penuturan kekasihnya pun mengeratkan pelukannya.

"Jimin akan mati jika meninggalkan Jibangie ku yang manis ini," ujar Jimin di telinga Yoongi. Sedangkan Yoongi yang dipanggil Jibangie pun mencubit punggung Jimin.

"Aku tidak segendut Jibang, Jiminie!" teriak Yoongi sembari melepaskan pelukannya dari Jimin. Ditatapnya Jimin yang kini tertawa renyah didepannya. Melihat itu Yoongi mengerucutkan bibir merahnya. Tak tahan melihat bibir itu mengerucut, Jimin pun melumat bibir Yoongi intim dan berlangsung lama hingga Yoongi mendorong bahu Jimin untuk melepaskan ciuman mautnya. Meski Yoongi rapper, Yoongi juga manusia kan, jadi butuh bernapas juga.

"Aku sangat mencintaimu, Hyung. Sangat – sangat mencintaimu. Jangan merajuk lagi seperti kemarin, ya? Aku khawatir mengingat Yoongi Hyung belum makan, terlebih sampai tidak pulang seperti kemarin," Kembali Jimin merengkuh Yoongi kedalam pelukannya.

"Ya, Jiminie. Yoongi tidak akan seperti itu lagi. Dan aku juga sangat mencintai Jimin." Perkataan Yoongi itu memelan diakhir kalimatnya. Sepertinya masih ada yang malu untuk menyatakan perasaannya. Mereka masih berpelukan dalam keheningan hingga Yoongi mengingat perkataan Taehyung tadi pagi.

"Jiminie, seberapa penting diriku untukmu?" tanya Yoongi tiba – tiba. Jimin yang mendapat pertanyaan pun kaget. Kenapa Yoongi tiba – tiba bertanya seperti itu.

"Kenapa Hyung bertanya seperti itu? Bukankah Hyung sudah tahu jawabannya?" ujar Jimin. Yoongi yang mendapat balasan seperti itu merasa tidak puas. Dia harus mendapatkan jawaban yang jelas.

"Tidak, aku tidak tahu. Jimin harus menjelaskannya pada Yoongi," Mutlak Yoongi.

"Tapi aku tidak dapat mengungkapkannya melalui perkataan, Hyung." Balas Jimin mencoba memberi pengertian.

"Kalau begitu, cium aku. Kau akan tau seberapa pentingnya diriku. Setelah itu Jimin harus mengungkapkannya," Jimin yang mendengar perkataan Yoongi semakin heran. Dapat dari mana Yoongi tentang hal seperti itu. Sepertinya ada yang tidak beres.

"Tapi Hyung-"

"Cium aku, Jimin!" perintah Yoongi. Meski masih heran, Jimin pun melakukan apa yang diminta oleh Yoongi. Dikecupnya bibir mungil Yoongi dengan lembut. Mereka mencoba menyalurkan perasaan masing – masing melalui kecupan itu, hingga Jimin merubah kecupan itu menjadi lumatan pelan hingga menjadi ciuman yang penuh dengan gairah. Merasa napas Yoongi mulai tersengal, Jimin pun melepaskan ciumannya itu.

"Kau ingin tahu jawabannya, sayang?" tanya Jimin sembari menatap Yoongi. Yoongi pun menganggukan kepalanya semangat dan membalas tatapan Jimin.

"Setiap kali aku menciummu, aku tahu jika kau adalah oksigen dalam hidupku. Kau tahu artinya kan?" Pipi dan telinga Yoongi memerah kembali saat mendengar jawaban Jimin. Tentu saja ia tahu artinya. Siapapun membutuhkan oksigen untuk hidup. Jadi, jika Yoongi adalah oksigen Jimin, artinya Jimin membutuhkan Yoongi untuk bertahan hidup. Yoongi sangat penting untuk hidup Jimin. Dipeluknya tubuh Jimin erat untuk menyatakan bahwa Jimin juga hal yang terpenting dalam hidup Yoongi. Mereka terus berpelukan hingga Jimin bertanya kepada Yoongi.

"Oh ya, sayang. Siapa yang mengajarimu untuk berkata seperti tadi?

"Taehyungie."

"Pft- pantas saja."

"Eh? Kenapa Jimin tertawa?"

"Kau dikerjai oleh Taehyung, sayang. Kau bahkan bisa tau pentingnya dirimu dari aku yang memperjuangkanmu, menjagamu dan mencintaimu. Jadi ciuman untuk tahu penting atau tidaknya itu tidak ada, oke."

"..."

"..."

"..."

"..."

"KIM TAEHYUNG SIALAN!"

"Tapi aku berterimakasih pada Taehyung, karenanya kau meminta ciuman dariku. Hahaha."

"..."

"Hahaha."

"..."

"Haha-AW! YOONGI HYUNG AMPUN!"

"RASAKAN PARK JIMIN BRENGSEK!"

.

.

-oOo-MinGa-oOo-

.

.

Meanwhile

Taehyung yang saat ini sedang bersama kekasihnya di ruang tengah pun langsung bergidik ngeri mendengar teriakan Yoongi- juga teriakan penuh kesakitan milik Jimin. Cubitan maut dari kedua uke pagi tadi saja membuat perutnya membiru. Apalagi cubitan Yoongi yang penuh dendam, bisa - bisa hilang organ dalamnya.

"Sayang, kau harus menyelamatkan pangeranmu ini," ujar Kim Taehyung seolah – olah ia tidak akan memiliki kesempatan hidup lagi.

"Mana ada pangeran sepertimu, Hyung. Dan rasakan pembalasan Yoongi hyung nanti. Kookie tidak ikut – ikutan," Jawab Jungkook santai.

"Aku ini pangeran berkuda putihmu Kookie. Bagaimana jika setelah ini kau akan jadi janda karena aku terbunuh oleh senjata Yoongi Hyung, Kookie," Ujar Taehyung semakin mendramatisir. Jungkook yang ada disampingnya semakin merasa mual mendengarnya.

"Asal Hyung tahu, kuda putih saja lebih tampan daripada Hyung. Kookie tidak masalah menjadi janda, masih banyak lelaki – lelaki yang setia menunggu Kookie," Tekan Jungkook seraya meninggalkan Taehyung yang tercengang dengan perkataan Jungkook.

"ANDWAE! Jeon Jungkook selamanya milik Kim Taehyung!" teriak Taehyung lalu berlari untuk menyusul Jungkook, takut - takut jika Jungkook sudah mencari suami lain sebelum dirinya mati oleh cubitan Yoongi. Oke, biarkan imajinasi orang tampan mengalir.

Terakhir, NamJin fokus bermesraan dan Hoseok masih setia berdoa untuk didekatkan dengan jodohnya. Selesai.

.

.

END

.

.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA

MIND TO REVIEW?

.

.

Author's note :

Semoga hasilnya ga aneh ya :' dan maafkan kerecehan saya disini.

Btw, suavium itu artinya ciuman ehe

HAPPY B-DAY JIBANGNYA JIMIN:*

HAPPY WHITE DAY- SEMOGA KETEMU JODOH/?

#LETSSPREADMINGALOVES #MINGA #MINYOON

.

.

MGD's Notes :

Terima Kasih untuk semua Authors yang ikut berpartisipasi meramaikan Event ini, kami tidak mengubah alur cerita serta penokohan di sini, kami hanya membeta typo di beberapa bagian. Semoga di event yang akan datang, bisa turut berpartisipasi kembali. Kepada para reader sekalian untuk membantu kami jika pernah membaca cerita yang serupa. Kami akan mengambil tindakan lebih lanjut jika benar terdapat unsur plagiat di dalam karya ini. Terima Kasih atas kerjasamanya serta terima kasih telah membaca karya ini.

Regards,

MGD