Jurnal Ruki

Moshi-moshi minna-san. Meet with Ai again, sure in my new Fanfic. Aku buat fic baru lagi nih. Padahal fic-fic sebelumnya belum aku selesaiin. Hehehe… mumpung lagi ada ide cermelang, ya aku tinggal ketik aja. Toh sekarang aku lagi ada waktu. Ok, in this story have many chapter *nggak tau akhirnya nanti gimana?* so, follow this story until finish *sok inggris*. Enjoy.

Summary : Rukia seorang gadis biasa yang hobinya suka menulis dan mengarang. Sehari tanpa hobinya itu serasa koma seribu tahun. Karena hobi menulisnya yang tinggi, dia mempunyai keinginan untuk membuat jurnal. Apa saja isi dari jurnal yang di buat Rukia itu?

Disclamer : I don't own Bleach. So, Bleach haven't me.

Rating : T *only Teens*

Genre : Romance/Drama/Humor *now… I like humor*

Pairing : Rukia Kuchiki & Ichigo Kurosaki *my favorite pairing… not be to change this pairing in my heart*

Jurnal Ruki : Isi Pertama Jurnalku

+ Night at 9 PM +

Hai… namaku Rukia kuchiki. Seorang anak perempuan remaja biasa yang hobinya menulis. Tanpa menulis atau mengarang, hidupku serasa hampa. Pernah satu hari aku tidak di perbolehkan untuk mengarang, dan rasanya… iuh… aku nggak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.

Kalian tau. Aku mempunyai ide untuk membuat sebuah jurnal harian. Yah… sejenis catat-mencatat lah. Di pagi terjadi apa, siangnya ada apa dan malamnya ngelakuin apa, semuanya akan di tulis di jurnal yang akan ku buat.

Aku sudah menceritakan ini kepada seseorang. Sebut saja dia si kepala jabrik-Ichigo kurosaki. Hanya dia saja yang tau aku akan membuat buku seperti ini. Sebenarnya aku sudah menceritakannya beberapa bulan yang lalu. Tapi aku baru siap-siap membuatnya sekarang. Sudahlah… yang penting intinya aku ingin membuat jurnal dengan sembunyi-sembunyi.

Baiklah… aku akan memulainya sekarang. Jadi… apa saja yah yang telah aku lalui hari ini. Mulai dari pagi ini. Ah iya… baiklah… aku akan menulisnya di jurnalku sekarang.

=- 11 Agustus 20XX -=

~ Morning ~

Jalan-jalan pagi

Pagi itu aku di ajak Ichigo dan teman-teman lainnya jalan-jalan pagi untuk refreshing. Hari ini aku libur sekolah. Yah mungkin gara-gara para guru berpergian, jadi kami di suruh libur saja.

Pukul 5.30 pagi. Aku di bangunkan Ichigo untuk bersiap berangkat jalan-jalan. Kami memilih jalan-jalan di saat semuanya masih terlelap karena memang kami menginginkan suasana yang hening dan sejuk. Di Karakura kalau sudah pukul 6.00 kan sudah bejibun orang yang berlalu lalang.

Setelah melewati rintangan di rumah, aku dan Ichigo baru bisa keluar limabelas menit kemudian. Dan di luar sudah ada Inoue, Momo dan Tatsuki yang sudah stand by dari tadi.

Tanpa banyak acara lagi, kami berlima berjoging ria menuju bukit yang berada di sebelah pusat kota Karakura.

Tanpa sadar kita sudah sampai di atas bukit. Aku, Momo, Inoue dan Tatsuki berjalan duluan untuk melihat-lihat sekeliling bukit yang masih banyak pohon-pohonnya. Sedangkan Ichigo sedang asyik melihat-lihat pemandangan pagi kota Karakura yang kelihatan masih sepi itu.

Saat enak-enakan bercerita dan bercanda ria, tiba-tiba Tatsuki berkata 'Ada anjing.' Saat kami semua melihat ke arah yang di tunjuk Tatsuki, kami semua bergidik ngeri. Inoue yang memang paling takut sendiri langsung berlari di ikuti Momo dan aku. Tatsuki yang tau kami berlari jadi ikutan berlari karena anjing yang di tunjuk Tatsuki tadi mengejar kami semua. Teriakan histeris kami semua terdengar di penjuru bukit ini.

Sampai di tempat Ichigo berada kami berhenti. dan tak lama kemudian ada seekor anjing-hitam putih berhenti tak jauh di depan kami. Dia kelihatannya takut dengan ekspresi Ichigo yang kelihatannya sudah siap menyerang anjing itu. Karena merasa di usir, anjing itu berbalik kembali ke hutan dan menghilang di semak-semak.

~Afternoon~

Semua Pada Teler

Karena kejadian tadi pagi, kami semua teler ketika sampai di rumah Ichigo. Tanpa sungkan, kami semua terduduk lemas di kursi ruang keluarga Ichigo tanpa permisi. Yuzu-adik Ichigo yang tau kami sedang dehidrasi, langsung mengambilkan minuman dingin rasa jeruk. Meski terasa segar, tapi tetap saja badan ini rasanya masih lemas.

~Evening~

Playing Badminton with Ichigo

Sorenya setelah aku mandi, aku di ajak Ichigo bermain Badminton di halaman rumah. Meski tanpa net, tapi kami selalu bisa menyeimbangkan semuanya.

Karena memang perbedaan tinggiku dan tingginya Ichigo beda jauh, terkadang aku agak kesulitan menerima kok yang di mainkan Ichigo. Tapi tetap saja, karena smash-anku yang mahuttt… Ichigo jadi kalah 5-11.

Saat aku mau mengajak Karin, tiba-tiba saja paman Isshin keluar dari klinik dan sudah membawa raket. Dengan semangat, dia mengajakku bermain. Aku yang memang sudah panas langsung menerima permintaannya.

Ternyata paman Isshin hebat juga-meski orangnya aneh. Aku saja sampai kewalahan menerima smash-annya. Sungguh beda dengan Ichigo yang tidak memiliki semangat bermain badminton sama sekali.

~Night~

Bermain Kembang Api dan Kehilangan Karin

Karena aku tadi main badminton, aku jadi mandi keringat lagi. Dengan terpaksa aku harus mandi lagi karena badan rasanya lengket semua.

Saat aku keluar kamar, aku langsung di geret Yuzu untuk melihat kembang api yang sudah di siapkan Ichigo dan paman Isshin. Ternyata keluarga Kurosaki menyukai kembang api juga.

Sampai di depan rumah Ichigo sudah siap membakar ujung kembang apinya. Dia melihat ke arahku dan mengedipkan sebelah matanya. Aku tersenyum simpul dan mengangguk.

Duorrr…

Hanya suara itu yang ku dengar saat kembang apinya meletus dilangit. Setiap letusan berbeda bentuk dan warnanya. 'Indah sekali' kataku dan kata Yuzu barengan. Apalagi pas warna ungunya, sangat bagus seperti bola mataku.

Tanpa kami sadari dari tadi Karin tidak ada. Paman Isshin dan Ichigo yang dari tadi di luar saja tidak tau di mana Karin.

Kami semua mencari Karin di sekitar rumah keluarga Kurosaki. Sungguh baru kali ini-bagiku, aku mencari orang hilang yang tidak ada jejaknya. Petunjuk saja tidak ada. Karena capek mencari, kami berhenti sebentar dan menenangkan diri di ruang tamu. Yuzu yang sudah mulai kecewa sekarang mulai menangis dan merengek-rengek minta Karin di kembalikan. Aku hanya bisa diam dan terus menghela nafas.

Karena memang sudah kecewa total, kami semua beranjak berdiri untuk kembali ke kamar. Besok kalau Karin tidak kembali, kami akan meminta polisi membatu mencarinya.

Bertepatan saat itu, pintu depan keluarga Kuorsaki terbuka. Di sana ada Karin yang mukanya berseri-seri sambil membawa bolanya yang biasa dia gunakan untuk latihan.

Dengan semangat dia memamerkan tanda tangan pemain sepak bola favoritnya. Kami semua yang melihat tingkah Karin itu hanya bisa sweatedrop dan geleng-geleng kepala.

Setelah itu, kami semua kembali ke kamar masing-masing untuk tidur.

Aku menghela nafas lega karena aku sudah menyelesaikan cerita ini. Huh… sungguh mengasyikkan. Lain kali aku akan membukanya untuk kenang-kenangan di masa mendatang. Semoga saja jurnal ini tidak terlupakan.

Aku menutup jurnalku dan menyimpannya di lemariku. Aku berharap Yuzu tidak membukanya dan membaca isinya.

Saat aku mau berbaring di tempat tidurku, tiba-tiba saja kakiku di tarik ke bawah. Pelaku yang menarik kakiku tak lain adalah Ichigo. 'Kenapa anak ini berada di kamarku?'

"Ichigo… kamu nggak tidur?" aku menatapnya heran.

"Tadi kamu nulis apa Ruk, jurnalmu ya? yang pernah kau ceritakan ke aku itu kan?" tiba-tiba aja Ichigo mengintrogasiku. Mukaku menjadi merah.

"Kalau iya memangnya kenapa? Lagian ini hanya untuk kesenangan pribadiku kok," aku mayun dan membuang muka.

"Ok… tersereah deh… aku ke sini buat ngajak kamu tidur bareng. Mau ya, aku nggak bisa tidur nih," Ichigo memohon-mohon di depanku. Aku menatapnya heran.

"Kau gila ya Jabrik… nanti kalau paman Isshin tau gimana?"

"Gampang… orang itu sangat gampang di tipu," kata Ichigo mencoba meyakinkanku.

"Tetep nggak mau."

"Kalau gitu sebagai gantinya, cium aku… di… sini," Ichigo menunjuk pipinya.

"Dasar Oren-oren jabrik mesum… cepat keluar dari kamarku…"

Bug… glodak… glek… jdak… bummm…

'Rasakan itu jeruk. Kau pikir segampang itu ya mendapatkan ciuman malam dariku. Enak saja, minta seenaknya, blak-blakan lagi.'

Mukaku merah total ketika mengingat wajah polos Ichigo yang sedang menunjuk pipinya. Aku tersenyum simpul dan dengan ringan aku berjalan ke ranjangku.

^_TSUZUKU_^

Aye-aye… ceritanya geje ya? alurnya terlalu cepat ya? sedikit pemberitahuan, ini di ambil dari kisah nyata *yang ps jurnalnnya* cuman ada yang di rubah dikit. Hohoho… moga aja ficku kali ini ada yang ngereview. Kalau mau kasih saran dan de el el tolong review ya. tapi kalau flame, nothinggg… aku nggak suka. Ok itu aja. Akhir kata…

! REVIEW !
I I
I I
I I
I I
V