Title: Living With A Ghost

Cast: Jungkook, Suga, Jimin #KookGa #KookMin

Lenght: Three Shoot

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]

Inspired By Korean Drama "Let's Fight Ghost".


"Pria mungil berkulit pucat itu sudah mengejar cinta pertamanya sejak tahun lalu. Namun cinta pertamanya itu justru terlalu sibuk memandang ke arah pria lain."

.

.

.

YOONGI POV

Aku sudah jatuh cinta padanya sejak pertama kali ia menjadi mahasiswa baru di kampusku.

Usianya empat tahun dibawahku, tapi ia sangaaaaaat tampan, dan gayanya sangat manly.

Aku benar-benar terpesona dibuatnya sejak pertama kali berpapasan dengannya di lobi kampus.

Aku masih ingat betul apa yang dikatakannya waktu itu.

"Maaf, aula penerimaan mahasiswa baru ada dimana ya?" tanya pria itu kepadaku dengan wajah tampannya.

Dan hatiku sudah dicuri olehnya detik itu juga.

Padahal aku belum pernah menyukai siapapun sebelumnya.

Haruskah kukatakan, ia cinta pertamaku?

Mungkin kalian bertanya, mengapa perbedaan usia kami empat tahun tapi kami bertemu di kampus?

Ya, tepat! Aku terlambat masuk kuliah karena masalah keuangan keluargaku yang bermasalah beberapa tahun lalu, sehingga aku baru mulai masuk kuliah dua tahun setelah aku lulus dari bangku SMA.

Semua teman-teman sekelasku kelahiran 1995.

Dan itu berarti aku berbeda dua angkatan dengan cinta pertamaku itu.

Aku kelahiran 1993, dan cinta pertamaku kelahiran 1997.

Namun, segala cara sudah kulakukan selama satu tahun ini, dan hasilnya nihil.

Kenyataan yang sangat pahit harus kuterima, yaitu bahwa pria tampan cinta pertamaku itu menyukai teman sekelasku.

Sainganku itu kelahiran 1995.

Tiba-tiba aku merasa malu dengan usiaku. Apakah pria bernama Jeon Jungkook itu lebih menyukai si mungil Park Jimin karena usia Jimin lebih muda dariku?

Maksudku, aku sudah berkali-kali, dengan tanpa malu, mengutarakan perasaanku pada Jungkook, namun aku selalu ditolaknya.

Dan aku tahu betul dari setiap tatapan Jungkook yang selalu diam-diam memandang teman sekelasku yang bernama Park Jimin itu.

Entah karena Jimin lebih muda dariku, atau karena mereka sama-sama kelahiran Busan, tapi aku dapat melihat jelas betapa Jungkook sangat mengangumi sosok seorang Park Jimin.

Tak terasa sudah setahun berlalu, dan aku tetap saja tidak bisa melupakan Jungkook, dan semua perjuanganku selama setahun ini juga tidak membuahkan hasil apa-apa.

Huft...

.

.

.

AUTHOR POV

"Pagi, Jungkookie~" sahut pria bertubuh mungil berkulit pucat bernama Min Yoongi ketika ia melihat pria yang dicintainya itu ada dihadapannya.

"Ah, pagi hyeong~" sahut Jungkook sambil menganggukan kepalanya, memberi salam kepada sunbaenya.

"Kau semakin hari terlihat semakin tampan... Aigoo~" sahut Yoongi, dengan tanpa malu, berjalan bersebelahan dengan Jungkook, lebih tepatnya mengikuti Jungkook.

"Bukankah kau tadi mau ke arah sana hyeong?" sahut Jungkook sambil menunjuk arah yang berlawanan.

"Tadinya aku mau ke perpustakaan karena kelasku baru dimulai satu jam lagi, tapi karena aku melihatmu bagaimana kalau kita sarapan bersama?" sahut Yoongi sambil menatap Jungkook dengan mata kecilnya itu.

"Uhm..." Jungkook menganggukan kepalanya. "Baiklah, tapi jangan berharap lebih padaku hyeong... Aku mau sarapan denganmu karena kau salah satu senior yang jadi panutanku..."

Memang, Yoongi tergolong mahasiswa yang sangat cerdas dan selalu mendapat nilai yang bagus.

"Kau benar-benar mengerti bagaimana cara menyakiti perasaanku..." sahut Yoongi sambil menganggukan kepalanya.

"Mian..." jawab Jungkook sambil menundukan kepalanya.

"Gwenchana... Setidaknya kau tidak menjauhiku..." sahut Yoongi.

"Bukankah sudah kubilang, kau salah satu senior yang menjadi panutanku karena kecerdasanmu... Mana mungkin aku menjauhimu? Aku tidak sejahat itu..." jawab Jungkook.

Mereka tiba di kantin dan mulai sarapan bersama.

Tiba-tiba Jimin duduk beberapa meja tak jauh dari meja Jungkook dan Yoongi.

Jungkook terus menatap Jimin dari kejauhan, dengan tatapan yang sangat lembut. Sangat menunjukkan betapa ia mencintai sosok Park Jimin.

"Cih~" gumam Yoongi ketika menyadari apa yang tengah Jungkook lakukan.

.

.

.

YOONGI POV

Aku terus memandangi Jimin yang duduk di bangku di depanku, tepat di depanku.

Sebenarnya apa yang membuat Jungkook begitu menggilai Jimin, hingga berbicara dengan Jimin sangat sulit baginya karena terlalu grogi?

Jimin cukup manis, tapi kurasa aku tak kalah manis darinya!

Kami sama-sama bertubuh mungil, walau Jimin sedikit lebih tinggi dariku. Dan tentu saja, lebih muda dariku.

Yaissssh~ Aku benar-benar tak habis pikir mengapa Jungkook begitu menyukai Jimin.

Sudahlah, toh aku harus fokus pada pelajaranku.

Dan baru saja aku berusaha fokus pada pelajaranku, tiba-tiba Jimin membalikan tubuhnya dan menatapku.

"Hyeong, nanti sepulang kuliah kelas kita akan karaokean bersama, kau ikut ya~" sahut Jimin dengan senyuman manis di wajahnya, dan tatapan layaknya seorang anak kucing yang meminta makanan dengan penuh harap.

Ya, harus kuakui~ Jimin memang pria yang ramah, sangaaaat ramah.

Ia sering menyapaku dan mengajakku ngobrol di kelas.

Seandainya Jungkook tidak menyukai Jimin, aku rasa aku dan Jimin bisa menjadi sahabat yang sangat dekat...

Apakah karena ia ramah, jadi Jungkook menyukainya?

Sedangkan aku, banyak yang bilang kalau aku sedang diam wajahku terlihat sangat galak dan menyeramkan sehingga awal-awal aku masuk kuliah dulu memang banyak yang menjaga jarak denganku karena mereka takut padaku dan berpikir bahwa aku ini galak dan tidak mau bergaul.

Dan Jiminlah yang pertama kali menyapaku di kelas dan berbincang-bincang denganku, hingga akhirnya aku bisa berbaur dengan baik di kelas.

Ya, memang sejujurnya aku ini agak sedikit pendiam.

Uhm... Memang aku ini pendiam dan jarang bicara, kecuali jika diajak bicara terlebih dahulu oleh lawan bicaraku.

Dan aku sendiri bingung, mengapa setiap bersama Jungkook aku bisa mengeluarkan sisi cerewet dan sisi imutku?

Maksudnya, aku bisa melakukan aegyo atau membuat puppy eyes jika sedang bersama Jungkook, padahal karakterku itu sebenarnya jarang bicara dan paling benci jika disuruh melakukan aegyo ataupun hal-hal imut lainnya.

Aura Jungkook yang begitu manly membuat sisi cerewet dan aegyoku bisa muncul dengan tiba-tiba setiap berhadapan dengannya.

Dan walaupun aku sering kesal kepada Jimin karena Jungkook menyukainya, tapi setiap Jimin mengajakku bicara, aku tidak bisa marah padanya karena karakter Jimin yang sangat ramah padaku.

Ah~ Seandainya Jungkook tidak mencintai Jimin, aku berani jamin aku dan Jimin bisa menjadi sahabat yang begitu akrab sekarang...

"Oke, hyeong? Ya.. Ya.. Ya...?" tanya Jimin lagi.

Aku baru ingat, dompetku tertinggal di kosanku, dan uang yang kubawa di saku celanaku tinggal sedikit karena sudah kupakai untuk membayar sarapanku dengan Jungkook tadi pagi!

Yaishhh! Aku bahkan tidak membawa handphoneku karena baterainya habis dan aku malas mencharger sehingga kutinggalkan dalam keadaan mati di kosanku.

"Tapi aku tidak bawa dompet, Jimin a~ Otte?" tanyaku pelan sambil menatap Jimin.

"Gwenchana~ Pakai uangku saja dulu hyeong, kau bisa ganti besok..." jawab Jimin sambil berbisik, takut didengar oleh sang dosen yang sedang mengajar kelas kami.

"Uhm~ Baiklah... Call~" sahutku sambil tersenyum sekilas.

"Oke~ Ayo kita menggila bersama sore ini di ruang karaoke~ Hehehe~" sahut Jimin sambil tersenyum.

Cih~ Senyumannya memang manis. Dan itu membuatku kesal...

.

.

.

AUTHOR POV

Yoongi dan Jimin beserta teman sekelas mereka menghabiskan waktu yang sangat menyenangkan di karaoke sore itu.

Setelah berkaraoke selama dua jam, mereka berjalan-jalan ke sebuah tempat yang sedang mengadakan festival jajanan pasar.

"Whoaaa~ Tteokbokki ini sangat enak~ Coba hyeong buka mulutmu..." sahut Jimin sambil menyodorkan tteokboki yang baru saja dibelinya ke mulut Yoongi.

Yoongi memakan tteokboki itu.

"Whoaaa~ Ini sangat enak..." sahut Yoongi.

"Enak kan hyeong?" sahut Jimin sambil tersenyum.

Yoongi menganggukan kepalanya.

Jimin tersenyum dan menggandeng lengan Yoongi. "Aku senang bisa dekat denganmu, hyeong~ Kau pria yang menyenangkan... Aku anak paling tua di keluargaku, makanya aku sangat ingin memiliki seorang hyeong.. Kau mau jadi hyeongku, hyeong?"

"Uh?" Yoongi tercengang karena Jimin tiba-tiba menggandeng lengannya, bahkan memintanya menjadi hyeong.

"Ya.. Ya.. Ya...?" tanya Jimin lagi dengan puppy eyesnya. "Jadi hyeongku ya~"

"Uh~ Baiklah..." Yoongi menganggukan kepalanya. Keramahan Jimin memang membuat Yoongi kesulitan menolak permintaan Jimin, padahal Jimin adalah saingan cintanya!

Setelah puas berjalan-jalan dan mencoba jajanan di festival itu, tak terasa langit semakin gelap, jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, sehingga akhirnya mereka kembali ke rumah masing-masing.

"Perlu kuantar pulang dengan taxi, hyeong?" tanya Jimin kepada Yoongi.

"Dasar anak orang kaya, begitu mudahnya membuang-buang uang, huft~" sahut Yoongi sambil memukul pelan bahu Jimin.

"Ah... Mian... Bukan itu maksudku... Aku tak bermaksud menyindirmu, hyeong..." Jimin merasa bersalah, karena ia tahu Yoongi berasal dari keluarga sederhana, tidak seperti dirinya yang hidup dalam kemewahan yang diberikan orang tuanya untuknya.

"Gwenchana~ Aku tahu kau hanya berniat menolongku yang sedang lupa bawa dompet ini kan?" sahut Yoongi sambil tersenyum.

Jimin menganggukan kepalanya.

"Gwenchana, Jimin a~ Uang di sakuku masih cukup kalau hanya untuk membayar bus ke kosanku... Sana, kau pulang saja, sudah malam... Hati-hati ya..." sahut Yoongi.

"Neee, hyeong~ Sampai jumpa besok di kelas ya hyeong~" sahut Jimin sambil tersenyum manis.

Tanpa Jimin sadari, itu mungkin akan jadi hari pertama dan terakhirnya memiliki Yoongi sebagai hyeongnya.

.

.

.

JUNGKOOK POV

Aku heran.

Sudah seminggu ini aku tidak melihat Yoongi hyeong sama sekali, padahal biasanya setiap hari, tanpa absen seharipun, ia selalu menghampiriku dan mengikutiku kemanapun aku pergi.

Aku bertanya kepada teman sekelasnya, katanya sudah seminggu ini ia tidak masuk kuliah, tanpa kabar, dan tak ada seorangpun yang bisa menghubunginya karena nomor handphonenya tidak aktif.

Dan anehnya lagi, ternyata tidak ada seorangpun yang tahu dimana alamat kosannya, karena memang Yoongi hyeong agak pendiam jika di kelasnya, dan tidak pernah sekalipun mengajak teman-temannya mampir ke kosannya.

Aku sendiri heran mengapa ia begitu cerewet saat bersamaku. Hmmm...

Aku bahkan sudah mencoba bertanya kepada bagian administrasi kampus, namun data yang tercantum adalah alamat rumahnya di Daegu.

Daegu?

Apa mungkin ia ada urusan mendadak dan pulang ke Daegu tiba-tiba?

Molla~

"Ya, Jeon Jungkook, bukankah seharusnya kau senang ia tidak membuntutimu lagi?" sahut hati kecilku.

Benar! Mengapa aku pusing mencarinya?

Bukankah lebih bagus jika seperti ini? Aku bisa menatap Jimin sunbae dengan tenang tanpa diiringi cerocosan yang keluar dari mulut Yoongi hyeong?

Uhm... Hanya saja, aku sedikit merasa, uhm..., agak sepi?

Tanpa kusadari ternyata cerocosan Yoongi hyeong selama setahun ini berdampak bagiku. Aku terlalu terbiasa dengan kecerewetannya sampai-sampai aku merasa mendadak agak sepi tanpa kehadirannya.

Ah! Lupakan Yoongi hyeong!

Jimin sunbae lewat tak jauh dari hadapanku sambil tertawa dengan beberapa teman sekelasnya.

Aigoo~ Manisnya senyuman Jimin sunbae...

Ya, aku sudah menyukainya sejak pertama kali melihat senyumannya di perpustakaan saat aku masih duduk di semester satu.

Saat itu aku sedang membaca buku di perpustakaan, dan Jimin sunbae duduk tak jauh dari meja tempatku duduk, sedang tertawa kecil dengan beberapa temannya, dan aku langsung jatuh cinta pada senyumannya.

Aku berusaha beberapa kali menyapanya, namun aku terlalu gugup dan akhirnya hanya bisa terus memandanginya diam-diam dari kejauhan.

Dan inilah yang membuatku begitu salut kepada Yoongi hyeong.

Ia bisa, dengan berani dan tanpa malu, mendekatiku, menyatakan perasaannya padaku secara terang-terangan.

Sementara aku, yang kata Yoongi hyeong terlihat sangat manly, justru tidak bisa mengungkapkan perasaanku kepada Jimin sunbae...

.

.

.

AUTHOR POV

Sudah hampir sebulan Yoongi menghilang tanpa kabar, dan alamat rumahnya di Daegu pun sudah kosong.

Pihak kampus mencoba menghubungi Yoongi dan orang tuanya namun tidak ada satupun yang berhasil dihubungi, sampai-sampai mereka mendatangi rumah Yoongi di Daegu namun ternyata rumahnya sudah kosong.

Menurut info dari para tetangga disana, keluarga Yoongi sudah pindah sejak empat bulan yang lalu ke Taipei karena ayah Yoongi mendapatkan pekerjaan dan ditugaskan untuk bertugas di Taipei.

Pihak kampus semakin kebingungan bagaimana cara menghubungi Yoongi ataupun keluarganya.

Awalnya pihak kampus berencana menghubungi pihak kepolisian namun tidak jadi karena kampus mereka kampus ternama dan jajaran para petinggi di kampus itu menolak jika masalah ini sampai ke pihak kepolisian dan diketahui oleh media.

Sore itu Jungkook sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya dan tubuhnya memang sedang tidak fit karena Jungkook terkena serangan flu dan kepalanya agak pusing.

Memang, beberapa waktu belakangan ini Jungkook sering merasa pegal-pegal di bahunya.

Dan terkadang ia merasa menggigil tiba-tiba karena seperti ada angin yang berhembus di belakang lehernya.

Bahkan dadanya sering terasa agak sesak setiap ia tertidur.

Mungkin karena itulah, ia jadi kurang tidur sehingga kelelahan dan terkena serangan flu.

Jungkook tengah menyeberang jalan, dan dari arah berlawanan ada sepeda motor yang melaju dengan cukup kencang.

Karena Jungkook sedang merasa pusing, ia tidak menyadari ada sepeda motor yang tengah melaju kencang menuju ke arahnya.

Sang pengendara sepeda motor berusaha mengerem namun ternyata ada masalah dengan remnya.

Dan terjadilah kecelakaan.

DUG!

CIIIIIIIIIIT!

BRUK!

"Arghhhhhhhh..." rintih Jungkook sambil terbaring di tengah jalan.

Darah mengalir dari kepalanya akibat benturan dengan aspal jalanan.

Tak lama kemudian Jungkook tak sadarkan diri.

Sang pengendara sepeda motor juga terluka cukup parah dan motornya rusak.

Beberapa orang yang ada disana segera memanggil ambulans dan membawa Jungkook serta sang pengendara sepeda motor ke rumah sakit terdekat.

Orang tua Jungkook segera dihubungi pihak rumah sakit setelah pihak rumah sakit menemukan handphone Jungkook di dalam tas Jungkook.

Untung saja handphonenya ada di dalam tas sehingga tidak rusak.

Jungkook dioperasi dan butuh waktu dua hari bagi Jungkook untuk sadarkan diri.

Untungnya operasi berjalan lancar dan ajaibnya tidak ada anggota tubuhnya yang patah padahal menurut informasi beberapa orang yang melihat kejadian itu, motor yang menabrak Jungkook melaju sangat cepat.

Luka yang Jungkook peroleh hanya kepalanya yang sedikit bocor dan akan segera sembuh setelah dijahit, dan beberapa luka lecet di lengannya.

Pemulihan Jungkook cukup cepat, hanya butuh waktu satu setengah minggu, dan Jungkook diijinkan kembali ke rumahnya.

.

.

.

JUNGKOOK POV

Aku masih bingung, mengapa tidak ada tulangku yang patah padahal katanya motor itu melaju sangat kencang?

Dan yang paling aneh bagiku adalah, sejak aku sadar setelah dioperasi, aku bisa melihat sesuatu yang tak pernah bisa kulihat sebelumnya.

Ya, aku tiba-tiba, dengan sangat tiba-tiba, jadi bisa melihat hantu!

Ya! Hantu!

Dan wujud mereka bermacam-macam, dari yang biasa saja sampai yang hancur dan sangat menyeramkan!

Aku bingung harus bercerita atau tidak kepada orang tuaku, karena pertama kali aku melihat para hantu itu dan aku mengatakan kepada dokter yang jaga malam itu, ia malah menatap aneh ke arahku dan berkata mungkin efek biusku belum hilang total sehingga aku hanya sedang salah lihat.

Jadi aku putuskan biar aku saja yang tahu, daripada aku dianggap gila oleh orang-orang disekitarku!

Untungnya aku bukan pria yang penakut, karena memang sejak SMP aku suka menonton film horor. Jadi aku tidak terlalu takut melihat para hantu yang memunculkan wujudnya dihadapanku.

Hanya, kadang-kadang aku terkejut karena kemunculan mereka yang sangat tiba-tiba.

Dan sesuatu yang paling mengejutkanku adalah, ketika aku pulang ke rumah setelah keluar dari rumah sakit.

Aku melihatnya!

Sosok yang sudah satu setengan bulan ini terus dicari oleh pihak kampus!

Ya, aku juga terkadang mencarinya karena aku kadang-kadang merindukan kecerewetannya.

Namun, sosok Yoongi hyeong dihadapanku itu sedikit, uhm..., aneh?

Kulitnya terlihat pucat.

Ah aku lupa! Kulitnya memang pucat sejak dulu.

Tapi kali ini berbeda. Kulitnya terlihat lebih pucat dari biasanya. Dan anehnya, untuk apa ia duduk sambil menundukan kepalanya seperti itu di depan rumahku?

Apakah ia mendengar kabar kecelakaanku dan bernecana menjengukku?

Bagaimana ia tahu aku pulang sekarang? Kan tidak ada yang tahu aku pulang hari ini selain aku dan keluargaku?

Anehnya lagi, kedua orang tuaku berjalan masuk begitu saja ke dalam rumah, tanpa menyapanya.

Apa yang terjadi selama aku dirawat di rumah sakit?

Apa Yoongi hyeong bertengkar dengan orang tuaku?

Tiba-tiba tatapan kami bertemu.

Yoongi hyeong mengangkat kepalanya dan menatapku.

Kami bertatapan beberapa detik lamanya, dan aku akhirnya menyapanya.

"Sedang apa kau disitu hyeong? Darimana saja kau selama ini? Pihak kampus mencarimu.. Kau dalam masalah besar karena kabur tanpa kabar..." sahutku.

Dan dengan sangat aneh, Yoongi hyeong membelalakan kedua matanya dan ekspresinya terlihat sangat terkejut.

"Kau... Kau bisa melihatku?" sahutnya.

"Uh?" Aku tidak mengerti apa maksudnya. Tapi perasaanku mengatakan sesuatu yang sangat aneh.

"Kau bisa melihatku, Jungkookie?" tanyanya lagi, masih dengan ekspresi terkejut.

Aku menganggukan kepalaku. "Itu kau kan, Yoongi hyeong?"

Yoongi hyeong menganggukan kepalanya.

"Mengapa kau bisa melihatku?" tanya Yoongi hyeong lagi.

"Ya, hyeong~ Kau menghilang tiba-tiba dan sekarang bicara seperti ini, apa kau sakit?" tanyaku.

"Jungkookie~ Aku sudah menjadi hantu... Dan aku sudah mengikutimu sejak sebulan yang lalu... Dan selama ini kau kan tidak menyadari keberadaanku... Bagaimana kau bisa melihatku sekarang?" sahut Yoongi hyeong.

DEG!

Detak jantungku rasanya berhenti beberapa saat.

"Apa... Maksudmu... Hyeong..." sahutku dengan terbata-bata.

"Aku sudah menjadi hantu, Jungkook a..." sahut Yoongi hyeong sambil menatapku dengan tatapan sangat sedih.

Aku hanya bisa membuka lebar mulutku dan kedua mataku.

Apa yang sebenarnya terjadi saat ini?

.

-TBC-


Note: FF Semi Misteri three shoot tercipta dari otak ini setelah nonton drama Let's Fight Ghost nya Kim Sohyun dan Taecyeon sunbae~ (aigoo dedek sohyun bias kesayangan, cantiknya jadi hantu~ #abaikan/?)

Idenya dari sana tapi dijamin alurnya berbeda... Ya pasti beda sih, kan dramanya aja masih belum tamat tapi FF ini bakal tamat di minggu depan karena FF ini FF Three Shoot, tiga chapter tamat, dan insya allah 2 chapter berikutnya akan saya post di selasa dan kamis minggu depan :)

Yang bikin agak mirip ya karakter Jungkook yang bisa liat hantu dan karakter Yoongi yang jadi hantu, serta karakter Jimin yang diem-diem ditaksir Jungkook :)

Semoga FF ini bisa menghibur readers sekalian ya /deep bows/

Thx a lot udah nyempetin baca, jangan lupa reviewnya ya :)

Next chapter dan last chapter akan saya usahakan post, insya allah, minggu depan :)

Selamat menunggu lanjutannya and happy reading all~ /bows/