Title:The Mysterious Bubbletea Shop
Author: chan
Rating : T
Genre : fantasy, romance gagal
Disclaimer : semua cast milik Tuhan YME, I just own the story.
Pairs: HunHan, Kaisoo, Baekyeol, dsb.
Warning : YAOI, tidak sesuai EYD, typo, feelnya kurang dapet, ancur, cerita jelek, dll.
Annyeonghaseyo, chan imnida :3 aku author baru yang lagi coba-coba aja bikin fanfic. Dan entah ini fanfic ada yang baca apa enggak. Sebelumnya aku cuma reader aja, tapi lama-kelamaan pengen juga coba-coba bikin fanfic. Dan fic ini memang gaje, dan judulnya gak sesuai sama ceritanya karena chan engga tahu mau dikasih judul apa. Juga ceritanya mungkin aneh karena chan juga baru pertama bikin ff.
Fanfic ini berasal dari otak chan yang sedang gila mikir UN, dan imajinasi lebay chan. No plagiat. Semoga suka :3
Genderswitch for baek and Kyungsoo.
PLEASE JUST CLICK 'BACK' IF YOU DON'T LIKE THIS FIC AND DON'T BASH. I'VE TOLD YOU.
RnR JUSEYOO~
HAPPY READING.
.
.
.
Chapter 1
Summary
Eden, sebuah negeri yang makmur dan damai. Negeri tersebut terbagi menjadi daerah selatan dan utara. Kerajaan selatan dipimpin oleh seorang raja berkulit putih pucat, tinggi, sedikit bicara, dan dingin. Di kerajaan bagian selatan, ada sebuah perjanjian yang dibuat oleh raja terdahulu sehingga setiap 50 tahun sekali, kerajaan selatan akan kedatangan manusia asing dari luar Eden yang memiliki masalah kehidupan, dan akan diperbaiki di kerajaan selatan tersebut. Sang manusia dari dunia lain diberi waktu maksimal 1 tahun untuk hidup di kerajaan selatan. Selanjutnya, ia akan diberi pilihan. Ingin tetap tinggal di negeri Eden dan meninggalkan segala kehidupan yang sebelumnya, atau kembali ke asalnya namun meminum pil agar melupakan kejadian-kejadian di negeri Eden yang penuh warna?
.
.
.
"TERIMA INI, KAU KEPARAT!" Luhan mengerahkan tinjuan tangannya ke seorang namja yang wajahnya sudah dipenuhi luka dan memar itu. 2 anak buah namja yang babak belur tersebut sudah melarikan diri terlebih dahulu karena tidak ingin bernasib sama dengan si ketua.
"h-hentikan Lu- han, a- aku m-minta ma-af" ujar namja yang masih dipukuli Luhan tersebut dengan parau. Ia sudah pasrah dipukuli oleh seorang Luhan yang sedang mengamuk ini.
"KAU PIKIR DENGAN MAAF AKU BISA MEMAAFKANMU HAH?! JANGAN PERNAH MENYINGGUNG SOAL KELUARGAKU DI DEPANKU, ATAU KAU AKAN MENERIMA AKIBATNYA" Luhan lalu kembali memukuli namja itu lagi bertubi-tubi.
Setelah dirasa kekesalannya mereda, Luhan menyudahi pukulannya. Ia menatap wajah namja tersebut yang dipenuhi hasil pukulannya. Ia menyeringai seram melihat namja yang dipukulinya babak belur dan hampir pingsan.
"kau tahu, jangan pernah mencoba melawan atau berpikir kau bisa menang dariku. Karena kau tidak lebih dari seorang anak cengeng yang lemah dan hanya sok keren saja. Memangnya siapa kau, mencoba melawanku, hah." Luhan berkata dengan seringai masih terpampang di wajahnya yang sebenarnya sangat manis kini berubah seram berkat seringai. Namja babak belur yang baru saja mendapatkan 'hadiah' dari Luhan tersebut diam saja. Ingin sekali ia membalas perbuatan Luhan, namun ia yang setengah sadar dan sekujur badannya sakit semua, bergerak pun susah. Jadi ia hanya menatap kepergian Luhan yang meninggalkannya begitu saja di tepi sebuah lapangan, tempat Luhan memukulinya tadi dengan perasaan kesal. Pertanyaan 'mengapa aku tidak bisa sekali saja mengalahkan anak sialan itu?!' terus ia pertanyakan.
Dan mengapa tidak ada yang melihat mereka berkelahi? Tentu saja ini adalah pukul 9 pagi yang merupakan masih jam sekolah dan bekerja. Apalagi lapangan tempat Luhan memukuli namja yang kini lemas tersebut sangat sepi dan jarang dilewati orang. Seharusnya Luhan dan namja tersebut juga berada di sekolah dan belajar di kelas dengan tenang sekarang. Namun memang sudah kebiasaan Luhan membolos. Ia biasanya hanya hadir di sekolah 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Itu juga ia datang dengan penampilan sangat tidak rapi dan hanya membuatnya mendapat omelan dan hukuman-hukuman.
Luhan, adalah seorang siswa kelas 2 SMA bernama Detroit, sekolah elit tempat anak-anak pintar, kaya, dan terhormat. Ia naik kelas karena tentu saja appanya pemegang kekuasaan terbesar sekolah tersebut dan bisa dengan mudah menaikkan Luhan. dikelilingi siswa pintar dan mendapat kasih sayang orangtuanya membuatnya iri pada teman-temannya sendiri. Oh salah, bukan teman. Luhan tak menganggap mereka teman dan mereka pun hanya menganggap Luhan pengganggu, dan pembuat kekacauan. Luhan sebenarnya hanya seorang namja kecil yang lemah dan butuh kasih sayang dan mudah terluka. Namun ketika ia dicaci maki,mendapat cibiran sana-sini, disiksa dan dipukuli, rasa kesalnya tidak sekesal saat seseorang membahas keluarganya.
Keluarga Luhan merupakan keluarga kaya raya. Namun, Luhan tidak merasakan kebahagiaan apapun saat berada di sekitar keluarganya. Ia lebih memilih untuk jadi miskin namun memiliki keluarga yang bahagia.
Appa Luhan adalah salah satu pemilik perusahaan besar di China. Terkadang appa Luhan menengoknya, namun pasti Luhan akan mendapat tamparan dan cacian setelahnya karena nilainya yang sangat buruk, hobinya berkelahi, dan kenakalan lainnya.
Dulunya tidak seperti itu. Dulu mereka merupakan keluarga yang sangat bahagia sampai Luhan menduduki kelas 3 SMP. Setelah itu, kebahagiaan itu hilang tak berbekas. Keluarga Luhan mulai berubah setelah Luhan mengetahui ternyata ia adalah hasil dari perkosaan. Eomma yang selama ini merawatnya bukan eomma kandungnya. Dan juga appanya ternyata meninggalkan eomma kandung Luhan setelah Luhan lahir dan menikah dengan eomma tirinya. Luhan sangat terpukul saat itu, dan ia pun mulai minum minuman keras, merokok, berkelahi, dan sering membolos sekolah. Perubahan pesat anaknya itu membuat appanya marah dan perlahan rasa sayangnya berkurang. Meskipun begitu, Jea-eomma tiri Luhan- tetap menyayangi Luhan. Jea sebenarnya ingin menemani Luhan di Korea, namun appa Luhan memaksa untuk ikut dengannya dan melarang Jea bertemu Luhan.
Setelah puas berjalan kaki dengan tujuan entah kemana, Luhan melirik jam tangannya. Pukul 09.54.
Itu berarti ia sudah berjalan cukup lama dan tanpa arah. Luhan belum ingin pulang, ia ingin menenangkan pikirannya. Tiba-tiba Luhan menangkap sebuah kafe dari ekor matanya. Kafe bubble tea. Entah kenapa tempat itu menarik perhatian Luhan sekaligus membuatnya heran. Karena seingat Luhan, ia tidak pernah melihat kedai bubble tea di sekitar sini, apalagi ia sering lewat daeran sini. Dan Luhan belum pernah mencoba bubble tea sebelumnya, jadi ia memutuskan untuk membeli satu.
Lonceng yang tergantung di atas pintu kafe bubble tea tersebut berbunyi, menandakan ada pelanggan masuk. Di kedai tersebut belum ada pengunjung satu pun, hanya Luhan saja. Menyadari ada pelanggan, seorang pelayan cantik segera menghampiri Luhan dan bertanya dengan ramah.
"selamat pagi, tuan muda. Ada yang bisa saya bantu?"
Luhan mengangguk merespon pertanyaan pelayan tersebut.
"aku ingin mencoba salah satu bubble tea disini" lanjut Luhan. Pelayan itu tersenyum mendengar perkataan Luhan.
"anda ingin yang mana tuan muda?" Tanya pelayan tersebut. Luhan hanya menunjuk asal ke sebuah daftar menu yang berada ditangan sang pelayan.
"tunggu sebentar, tuan muda. Silahkan pilih tempat duduk sesuka anda" ujar pelayan tersebut lalu pergi ke dapur. Luhan memilih duduk di pojokan kedai tersebut, memandang ke jalanan. Luhan bersenandung kecil, kebiasaannya untuk menenangkan diri.
"silahkan tuan muda" pelayan yang tadi menanyai Luhan, kini muncul dengan bubble tea entah rasa apa, Luhan pun tak tahu karena ia hanya asal menunjuk saja.
"kamsahamnida" pelayan tersebut mengangguk dan tersenyum ramah dan baru saja ia akan kembali ke tempatnya bekerja, Luhan menahan tangannya.
"chogiyo.." ucap Luhan malu-malu. Pelayan tersebut tersenyum lalu mengambil duduk di hadapan Luhan.
"ne, tuan muda? Ada yang bisa saya bantu lagi" Tanya pelayan tersebut. Masih dengan senyuman.
"aku ingin bertanya, apa kedai ini baru?" Tanya Luhan. Ia cukup penasaran dengan tempat ini. Pelayan itu mengangguk.
"ne, kami baru buka kemarin. Dan belum banyak pelanggan juga tentunya" pelayan cantik tersebut tertawa kecil. Luhan tersenyum tipis.
"siapa nama noona?" Tanya Luhan lagi.
"ah, namaku Baekhyun… dan anda, tuan muda?" luhan berdecak kesal dipanggil tuan muda.
"jangan panggil aku tuan muda, noona. Panggil aku Luhan" lanjut Luhan.
"baiklah. Tapi, kenapa kau tidak ke sekolah Luhan-ssi? Bukankah kau anak sekolahan?" Tanya pelayan bernama Baekhyun tersebut penasaran.
"bukan apa-apa, Baekhyun noona. Hanya saja tadi guru-guru ada rapat, jadi kami dipulangkan cepat." Bohong Luhan dan ia mulai mencobloskan sedotan ke dalam gelas bubble tea yang dipesannya.
"begitu rupanya. Baiklah, masih ada banyak yang harus ku kerjakan. Anda santai saja disini." Baekhyun memamerkan senyumnya sebelum kembali ke dapur. Tanpa Luhan tahu, Baekhyun ber-smirk ria dalam perjalanannya kembali ke dapur. 'kau tak bisa membohongiku, anak muda' batin Baekhyun.
.
.
.
Seorang namja tampan dan yeoja cantik bermata burung hantu sedang melihat keadaan melalui bola Kristal di kamar milik sang namja.
"Kyungsoo noona, besok kau persiapkan apa saja yang diperlukan" seorang namja tampan berkulit putih pucat itu melihat sebuah pantulan kejadian dalam sebuah bola Kristal sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Di bola Kristal tersebut tergambar seperti seorang namja SMA berandalan meminum bubble tea sambil melamun.
"ne, Yang Mulia Sehun" Kyungsoo, yeoja cantik bermata bulat disebelahnya hanya mengangguk tanpa mengalihkan perhatiannya dari bola Kristal tersebut.
Tiba-tiba namja yang menjadi incaran mereka tersebut beranjak dari duduknya. Bubble tea yang dipesannya telah bersih dan setelah ia membayar ia pun keluar. Semua itu dapat Sehun dan Kyungsoo lihat dari bola Kristal yang terletak dihadapan mereka.
Beberapa detik setelah namja yang diincar tersebut meninggalkan kedai bubble tea, perlahan gambaran kejadian mulai hilang dari bola Kristal tersebut. Lalu muncul yeoja manis yang entah kapan sudah berada dibelakang Sehun dan Kyungsoo. Yeoja tersebut menepuk bahu Kyungsoo dan Sehun.
"kau sudah selesai, Baekhyun noona?" Tanya Sehun, namja yang diyakini seorang saja tersebut. Baekhyun tersenyum puas.
"ne, kau tahu yang mulia, ia manis sekali. Ia punya masalah keluarga. Juga sepertinya tidak mempunyai teman. Dia juga sering berkelahi dan mabuk, sepertinya." Baekhyun melaporkan informasi yang didapatnya.
"ah begitu. Kemampuanmu membaca pikiran sangat bisa diandalkan, ByunBaek noona" Sehun lalu menaruh bola Kristal tersebut di rak sesudah membungkusnya dengan kain. "kalau saja ini bukan perjanjian dari kakek moyang, aku tidak mau mengurus anak itu. Sepertinya merepotkan." Lanjut Sehun datar.
Baekhyun menggelengkan kepalanya. "aniya yang mulia, aku dan Kyungsoo yang akan mengurusnya. Lagipula anak itu mungkin terlalu tertekan dan perlu kasih sayang. Dengan menyayanginya, aku yakin ia akan melupakan masalah-masalahnya dan kita dengan mudah menyelesaikan tugas dari kakek moyang yang mulia."
Sehun menghela nafas lalu keluar dari kamarnya.
"Kyungsoo, Yang Mulia kenapa? Sebelumnya ia sangat tertarik dan tidak sabar menunggu kedatangan manusia itu?" Tanya Baekhyun bingung. Kyungsoo hanya mengangkat bahu tidak mengerti.
.
.
.
Luhan berjalan menuju rumahnya dengan malas. Sekarang sudah menunjukkan pukul 11 siang. Besok Luhan berniat untuk berangkat ke sekolah dan mengunjungi kedai bubble tea itu lagi. Entahlah, ia merasa ada yang aneh dengan kedai tersebut yang sayangnya dipikirkan beberapa kali tidak ketemu jawabannya. Luhan suka dengan pelayanan kedai tersebut, dan bubble tea tidak seburuk yang ia kira.
Drrt drrt
Sesuatu di saku celananya bergetar. Menandakan ada pesan masuk ke ponselnya. Luhan menatap malas kea rah ponselnya mengetahui pengirim pesan tersebut.
From : appa
Kau besok harus pergi sekolah. Besok ada ulangan Kimia dan belajarlah dengan baik. Appa akan mencabut semua fasilitasmu jika nilaimu kurang dari 70.
Luhan menatap pesan itu malas dan mengantongi ponselnya kembali.
.
.
.
TBC/DELETE?
