Can I Love You? Kim Jaejoong
Title: Can I Love You? Kim Jaejoong
Genre: Drama, romance
Pairing: Yunjae
Author: KazumiHaruka17
Rating: T+
Length: Chaptered
Disclaimer: Yunho milik Jaejoong. Jaejoong Milik Yunho
Warning: Yaoi,Typo(s)!
Characters: Jung Yunho, Kim Jaejoong, Kim Junsu, Park Yoochun,dkk.
Summary:
Aku benar – benar tidak menyesal mengundang namja cantik itu dalam hidupku. Namja yang mampu membuat detak jantungku berdetak lebih cepat hanya dengan memandangnya. Namja yang membuat seluruh perhatianku hanya tertuju padanya. Matanya yang indah seakan menghipnotisku untuk tetap memandanginya. Walaupun aku tahu caraku salah.
CHAPTER 1
.
.
.
.
Kulangkahkan kakiku dengan berat. Hari ini adalah hari dimana aku harus di-interview untuk mendapatkan pekerjaan baru. Aku harus bekerja dengan baik untuk menghidupi kebutuhanku seperti, makan, sewa apartementku, pakaian,dan lain – lain. Aku mengembangkan senyumanku tiap kaki ini melangkah, tiap bertemu orang – orang yang tidak aku kenal. Bukan karena ingin dibilang ramah, santu, atau pun sopan. Tapi aku senang saja jika membagikan keceriaan kepada semua orang.
.
.
Kutatap jam didinding, kurasakan tanganku mendingin seiring berjalannya waktu. Gugup, hanya itu yang dapat ku deskripsikan sekarang, perasaan gugup apakah aku diterima atau tidak.
"Kim Jaejoong.." panggil panitia.
Berapa lama aku menunggu pasti namaku akan terpanggil juga setelah sekian lama menunggu. Kulangkahkan kakiku masuk kedalam ruangan tersebut.
"Annyeonhaseyeo.. Kim Jaejoong imnida" ucapku sopan,
dan interview pun dimulai.
.
.
Author Pov~
Beberapa hari kemudian, Jaejoong terlihat cemas dan berharap dipagi hari. Hari adalah pengumuman keputusan penerimaan karyawan baru, tempat kemarin ia melamar. Pantas saja Jaejoong sedari tadi harap harap cemas. Ia sangat cemas, ingin sekali ia mendapatkan pekerjaan itu. Mengingat tak pernah sekalipun ia mendapat pekerjaan yang bagus dan cocok untuknya. Suara gemetar handpone-nya berbunyi, ia terlihat semakin gugup. Ya, dilihat dari nomor si penelpon ini tidak salah lagi, ini adalah nomor telpon perusahaan dimana Jaejoong melamar pekerjaan tempo hari. Jaejoong meremas celana panjang yang ia kenakan. Berharap rasa gugup itu bisa menjalah kecelananya dan menghilang.
"Yeoboseyeo?" salam Jaejoong sopan.
"Annyeong.. bisa bicara dengan Jaejoong-shi?" pinta suara disebrang sana.
"Ah.. Annyeong.. ini saya sendiri" Jawab Jaejoong.
"Jaejoong-shi.. selamat, anda diterima diperusahaan kami"
tubuh Jaejoong terasa membeku, akhirnya yang ia harapkan telah menjadi kenyataan.
"Gamshamnida.." hanya itu yang dapat di ucapkan pemilik bibir cherry ini.
Salahkan rasa bahagia itu yang menguras tenaga dan suara Jaejoong.
"Dan mulai besok, kau sudah bisa bekerja Jaejoong-shi" lanjut suara diseberang sana.
"Ne.. jongmal gamshamnida.." ucap Jaejoong. Telpon itu pun akhirnya tertutup.
Jaejoong segera berlari ke kamar tepat disebelah kamarnya, tempat sahabat satu – satunya melepaskan lelahnya.
"Sueii..!" teriak Jaejoong.
Tak berapa lama kemudian seorang namja yang tidak kalah manis dari Jaejoong itu keluar dari singgahsananya.
"Wae?! Jaejoong-ah..? apa yang terjadi?!" ucap namja manis yang bernama Junsu itu.
Sahabatnya itu pikir, sahabatnya tadi sedang dalam masalah besar dan meminta pertolongan kepadanya. Bayangan yang tidak – tidak menghiasi kepala Junsu. 'apa Jaejoong punya hutang dan tidak dapat membayarnya? Apa dia bully oleh teman – teman lamanya? Apa dia tersandung kedalam organisasi berbahaya dan sekarang ada polisi didepan untuk menangkap Jaejoong?' semua prasangka itu membayangi otak Junsu, salahkan Jaejoong yang tidak langsung menjelaskannya.
"Itu... itu.. " ucap Jaejoong tidak jelas.
"Masuklah kekamarku Jae.." ajak Junsu sambil menarik tangan mungil Jaejoong.
"duduklah.. tunggu sebentar, aku ingin mengambil minuman sebentar" Junsu menepuk-nepuk kasurnya dan bergegas keluar untuk mengambil minuman.
"Ini minuman untukmu Jae.." Junsu menyodorkan minuman yang hangat untuk Jaejoong.
Jaejoong meneguk minuman itu perlahan – lahan.
"Tarik nafas yang dalam, tenangkan dirimu Jae" ucap namja disebelahnya.
Setelah dirasa Jaejoong sudah cukup tenang, Junsu mulai angkat bicara
"Nah.. sekarang apa yang terjadi padamu Jaejoong-ah? Ceritakanlah padaku.." ucap Junsu lembut.
"Sueii.. mereka menerimaku! Mereka menerimaku!" perkataan Jaejoong hanya dibalas dengan tatapan bingung oleh seorang Kim Junsu.
"Perusahaan tempat aku melamar pekerjaan tempo hari, menerimaku Sueii.."
"WOAH!~ Jincha?! Daebak! Kau hebat Kim Jaejoong" terlihat sahabatnya ikut bahagia mendengar berita bagus itu.
"Karena kau sudah mendapatkan pekerjaan baru.. ayo kita merayakannya" ucap Junsu.
"Dengan masakanmu Jae~" lanjut Junsu.
Ya, Jaejoong bisa disebut namja yang multitallent yang ketika berurusan dengan Kim Junsu akan selalu berakhir didapur. Selain ia seorang pekerja keras, memiliki suara yang indah, selalu mendapatkan beasiswa dimana pun ia bersekolah, ternyata dia bisa juga memasak.
Beberapa jam berlalu, terlihat masakan lezat telah tersedia diatas meja makan yang sederhana. Mencium aroma masakan yang teramat lezat, hidung Junsu seakan ditarik untuk menuju masakan itu berada.
"Woah.. Lezatnya.. masakanmu memang selalu enak Jae.. tak ada yang bisa menandingi masakanmu yang lezat ini" aku Junsu sambil melahap semua makanan yang tersedia didepannya.
"Ne.." terlihat senyuman mengembang diwajah cantik Jaejoong.
.
.
Disisi lainnya..
"Ketua, aku sudah mengurusnya.. kau tidak perlu khawatir" ucap seseorang berpakaian serba hitam.
"Kerjamu bagus, lanjutkan pekerjaanmu" ucap seseorang yang dipanggil 'Ketua' ini.
"Kalau begitu saya undur diri" jawab sang bawahan sopan.
Seorang yang dipanggil sajangnim itu mengambil beberapa helai foto namja cantik dengan obsesi.
"I WANT YOU KIM JAEJOONG!"
#Flashback
Interview sudah selesai dari beberapa jam lalu, tetapi panitia penyeleksi penerimaan karyawan baru belum selesai menyeleksi orang – orang yang sudah diseleksi tapi akan diseleksi lagi untuk menentukan satu diantara mereka yang akan mejadi karyawan baru diperusahaan ini sekaligus sekertaris bagi pemilik perusahaan ini.
Tiba – tiba mereka mendengar hentakan sepatu yang tidak asing lagi bagi telinga mereka, semakin lama suara itu semakin mendekat. Mereka lantas menghentikan pekerjaannya sebentar. Terlihat sosok namja dengan tubuh tinggi, tegap, tampan, dan sempurna dihadapan mereka.
"Sajangnim.." Ucap semua orang yang ada didalam ruangan itu sambil berdiri dengan tegap, menyapa atasannya dengan hormat.
Jung Yunho, namja yang dipanggil dengan sebutan 'sajangnim' ini merupakan ketua sekaligus pendiri 'Jung Cooperation' tidak heran semua orang sangat hormat kepadanya.
"Boleh aku ikut menyeleksi calon sekertarisku?" ucap Yunho ramah.
"Tentu boleh sajangnim.. silahkan.. silahkan.." seorang bawahannya membawanya ke salah satu meja kosong.
"Ini identitas para pelamar yang kita telah seleksi tadi siang sajangnim" ucapnya lagi sambil menyodorkan berkas di meja yang ditempati oleh Yunho.
Setelah beberapa lama Yunho membolak – balikkan berkas – berkas itu. Tatapannya tertuju tak henti – hetinya kepada foto namja yang kelewat cantik menurutnya.
'Kim Jaejoong, 26 Januari 1990, pendidikan terakhir: S1 di Yonsei University, orang tua...' Yunho terlihat mengerutkan keningnya
"orang ini, kenapa data orang tuanya tidak ada?" tanya Yunho kepada orang disekitarnya.
"Itu.. karena orang ini memang tidak memiliki orang tua, dia dititipkan ke panti asuhan tanpa asal – usul yang jelas"
"Pendiri panti asuhanlah yang memberikan marganya kepada para anak asuhannya, dia mengatakannya saat interview tadi siang sajangnim" lanjutnya. 'sendirian rupanya' gumam Yunho dalam hati. Yunho membalikan berkas identitas namja yang bernama Jaejoong itu, terlihat foto namja cantik itu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Menampakkan betapa indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini. 'Sempurna' gumam Yunho lagi.
"Aku mau dia menjadi sekertarisku" ucap Yunho pada asistennya.
"Ne, Sajangnim.. saya akan menelponnya besok" ucap asistennya itu.
#Flashback end
.
.
Jaejoong Pov~
Sudah tiga jam aku berdiri disini, menatap penampilanku dari benda yang dapat memantulkan bayangannya ini. 'apa aku sudah cukup rapih?' Kukumpulkan semua tenaga dan rasa percaya diriku. Hari ini merupakan hari pertamaku bekerja di 'Jung Corp'. 'Lancarkanlah semua yang akan kujalani hari ini Tuhan..' do'a-ku.
.
.
Meja kerjaku terletak dalam ruangan khusus. Tepat disebelah mejaku terletak ruangan atasanku. Hari ini aku terlah menjadi sekertaris dari pemilik perusahaan ini. Tak henti – hentinya senyumanku mengembang tatkala menantikannya. Kantor masih terlihat sepi, hanya ada aku dan beberapa staff kantor ini. Kulirikan pandanganku kearah jam yang menempel dilengan kiriku,ternyata jarumnya masih menunjukkan pukul 06.15. mungkin aku terlalu pagi untuk datang kekantor. Satu jam sudah berlalu, terlihat sudah banyak staff maupun karyawan lainnya yang telah datang. 'kenapa ia belum datang juga?' tiba – tiba seorang namja dengan tubuhnya yang tinggi dan tegap berjalan memasuki ruangan yang aku tempati. Tahu bahwa aku menatapnya sedari tadi, ia mengalihkan pandangannya ke arahku.
"Annyeonghaseyeo.. sajangnim, Kim Jaejoong imnida.. a-aku sekertarismu yang baru mulai hari ini sajangnim" sapaku sopan sambil menunduk.
"Ne.. selamat datang dikantor ini, bekerjalah dengan baik" jawabnya.
Kuangkat kepalaku yang sedari tadi menunduk. Ku tatapwajahnya, 'tampan' hari ini adalah pertemuanku yang pertama dengannya dan aku akui Jung Yunho, atasanku ini sangat tampan.
"N-ne.. Gamshamnida sajangnim.." atasanku pun memasuki ruangannya.
.
.
"Jaejoong-shi.. ini sudah waktunya istirahat makan siang" tegur seseorang yang menyadarkanku dari pekerjaanku yang menumpuk ini.
"Ne?" kulirik jam yang menempel pada tanganku itu.
"Ah.. iya sajangnim, baiklah.. aku akan istirahat untuk makan siang" jawabku.
"Makan sianglah bersamaku" tawarnya.
"Ne..? ah.. ne.. ne.." diraihnya tanganku dengan lembut.
Entah mengapa wajahku menjadi panas, jatungku berdegup kencang. Kenapa aku jadi gugup? Entahlah.. aku tak mengerti.
.
.
"Habiskanlah makananmu Jae.." ucap Yunho setelah makanan yang kami pesan tadi telah datang.
"Aku akan mentraktirmu hari ini, karena kau baru bergabung diperusahaan kami" lanjutnya.
"Benarkah? Gamshamnida sajangnim.." ucapku sambil mengembangan senyumanku.
"Jae.." panggilnya.
"Ne.. ada apa sajangnim?"
"Jangan panggil aku sajangnim lagi"
"Waeyeo?" tanyaku bingung.
"Panggil saja aku Yunho"
"Tapi sajang-" baru saja aku ingin memprotes, tapi kata – kataku dipotong olehnya.
"Y-U-N-H-O" ucapnya dengan intonasi mengeja.
"Ne.. sajang.. eum.. Y-yunho" terlihat senyuman Yunho mengembang.
.
.
Author Pov~
Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Seharusnya seluruh orang kantor sudah pulang. Tapi, disinah Jaejoong.. masih berkutat dengan komputer dan beberapa berkas disampingnya. Yunho keluar dari ruangannya, ia terkejut mendapati Jaejoong yang masih belum pulang. 'Syukurlah' gumam Yunho dalam hati, entah apa yang ia maksudkan.
"Jae.." namja tampan itu memanggil namja cantik yang ada didepannya.
Tapi sepertinya namja cantik yang dipanggilnya sedari tadi itu tidak menjawab. Kini, kedua tangan Yunho meraih wajahnya namja cantik yang ada didepannya. Akhirnya pandangan Jaejoong pada layar komputer berpaling dan mendapati pandangan ke wajah Yunho
"Jae.." Panggil namja tampan itu dengan lembut.
"Sajang-.. Y-yunho.. apa kau sudah menunggu lama disini?" tanya Jaejoong.
"Aniyo.. ayo pulang.. sudah malam" ajak Yunho, dengan cepat Jaejoong merapikan meja kerjanya.
Lagi.. tangan hangat itu meraih tangan dingin Jaejoong. Membuat sang pemilik tangan merasa hangat dan nyaman. Mereka pun keluar dari gedung tinggi tersebut.
"Jae.. masuklah.." ucap Yunho.
"Apa masih ada pekerjaan lain yun?" tanya jaejoong bingung.
"Aniyo.. biarkan aku mengantarkanmu pulang sampai rumahmu Jae.." ajak Yunho.
"Eh?" memiringkan wajahnya semakin bingung.
"Ayo cepat masuk Jae.. diluar dingin.." Jaejoong pun hanya menuruti apa yang diperintahkan sang atasannya itu.
.
.
"Yang mana rumahmu?" tanya Yunho.
"Yang itu.." Jaejoong menunjuk apartement sederhananya.
"Aku tinggal bersama Junsu disana" lanjut Jaejoong.
"Junsu?" tanya Yunho ingin Tahu.
"Dia adalah sahabatku, dari aku kecil sambai sebesar sekarang dia selalu menemaniku" tutur Jaejoong, Yunho mengangguk mengerti.
"Terimakasih atas tumpangannya Yun.." sepertinya Jaejoong usudah dapat beradaptasi untuk menyebut namja tampan itu.
"Tidak usah sungkan.." jawab namja yang merasa namanya dipanggil itu.
Jaejoong melangkahkan kakinya masuk kedalah apartementnya.
"Sudah selarut ini kau baru pulang Jae?" tanya Junsu.
"Banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan tadi su.." Jaejoong melempar senyum pada satu – satunya sahabatnya itu.
"Tapi.. tadi siapa yang mengantarkanmu pulang tadi Jae?" selidik Junsu.
"I-itu.. bosku su.." Jawab Jaejoong gugup.
"Woah.. kau bahkan sudah dekat dengannya pada hari pertama kau bekerja Jae? Jangan – jangan dia suka padamu lagi Jae..hahaha.." ucapan Junsu tadi dihadiahi deathglare gratis dari Jaejoong.
Dan.. berakhir dengan perang bantal. Bukankah tingkah laku mereka seperti Yeoja, aniya?
Disisi lain..
"I Want You Jaejoong! You must to be mine" ucap namja dengan suara yang sangat berat
.
.
.
To Back Countinued
