Last Summer
Summary : Appa, boneka teddy bear-nya boleh Kevin beli?/Aku bukan Appamu! Jangan memanggilku Appa! Dasar anak bodoh!/ Dia membencimu, dia takut akibat ucapanmu kemarin./ Kemana Kevin?/ Bukannya sudah meninggal kemarin sore?/ KaiSoo/ not GS this is Yaoi/
Rated : M for save
Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin, Do Kevin (Siapalah pokoknya balita ), Krystal Jung (mianhae..)
Disclaimer: Fanfic ini selalu milik saya, selama ada kesamaan tempat, waktu atau alur cerita tolong dimaafkan karena saya sama sekali tak mengetahui hal itu. Cast bukan milik saya, saya hanya meminjam dari yang merasa punya.
Dangerous: BL, Yaoi, OOC, alur tidak diketahui, Typo, setting tempat ngawur walaupun beberapa betul! Ini hanya sebuah fanfic jangan pernah terobsesi oleh apa yang saya tulis. Jika memang ada beberapa kata baik atau perbuatan yang dapat kalian ambil hikmahnya, silahkan. Silahkan nge-bash atau flame, saya terima.
"Umma, Kevin lapar," seorang anak menghampiri seorang lelaki yang tengah duduk di kursi di depan halamannya tersebut. "Hum? Kevin lapar? Kalau begitu mau membantu umma membuat cookie?" lelaki kecil itu menghampiri orang yang ia panggil Umma tersebut. "Wah! Benarkah?! Kevin mau membantu Umma!" lelaki kecil itu melompat-lompat dengan senang, "Nah, Kevin. Ayo masuk," lelaki kecil yang bernama Kevin itu berjalan masuk dengan menggandeng tangan lelaki yang ia panggil 'Umma' tersebut. "Sekarang Kevin pakai apron punya umma, ne? Agak kebesaran, tapi tak apa.." Kyungsoo nama lelaki itu memasangkan apron biru langit tersebut ke tubuh kecil Kevin. Kyungsoo tertawa pelan memandang anaknya yang kini memakai apron miliknya yang kebesaran, sampai seluruh kakinya tertutup, "Lalu umma pakai apa?" tanya Kevin, "Memakai apron yang lainnya, umma punya 3. Tenang saja,"
Ting~Tong~
Bunyi bel berbunyi pada rumah mereka, "Sebentar, ne sayang?" Kyungsoo mengusap rambut anaknya tersebut. Kevin mengangguk, kemudian menaikkan dirinya di atas kursi di dapur tersebut.
"Siapa?" Kyungsoo membuka pintunya, dan mendapati seorang lelaki bertubuh tinggi berada di hadapannya, "Apa benar ini rumah Do Kyungsoo?" tanyanya. Kyungsoo mengangguk, "Aku sendiri, ada apa?" jawab Kyungsoo. Lelaki itu melongos, "Oh, jadi kau. Maaf, begini. Aku akan menjadi guru disini, dan aku belum punya rumah. Warga sekitar mengucapkan kalau kau hanya tinggal sendiri dengan anakmu? Benarkan?" selidik lelaki tersebut. Kyungsoo mengangguk, "Umma! hueee.." terdengar langkah Kevin yang menuju Kyungsoo, "Ada apa honey?!" Kyungsoo menjawab teriakan anaknya tersebut.
Brukh!
Kevin terjatuh di belakang Kyungsoo, karena menginjak apron milik Kyungsoo tersebut. "Hueee! Sakitt.." rintih Kevin. "Omo.. cup cup.. Diam ne? Nanti umma buatkan banyak cookie untuk Kevin. Sstt.." Kyungsoo menggendong anaknya tersebut. "Hiks.. Umma, kaki Kevin sakit.." Kevin menunjuk lututnya yang tergores, "Kevin-umma kuat, kan? Masa menangis, kalah dong sama umma yang kena pisau," Kyungsoo menunjukkan jari telujuknya yang kini tengah di plester. "Kena pisau? Apa tak sakit?" Kevin menyentuh telunjuk ummanya tersebut. "Tentu saja sakit, sekarang Kevin diam, ne? Umma kedatangan tamu," lirih Kyungsoo seraya menepuk-nepuk punggung Kevin. "Dia memanggilmu umma?" lelaki yang masih setia berdiri di depan pintu rumah Kyungsoo tersebut berucap. "Hehe, nanti akan kujelaskan semua, sekarang masuklah.." lelaki tinggi itu mengekori Kyungsoo dari belakang, lelaki tinggi tersebut memperhatikan Kevin yang tengah bergelanyut manja pada Kyungsoo. "Kevin nonton tv dulu, ne? Sekarang pororo sedang main. Nanti umma buatkan cookie," ujar Kyungsoo, Kevin mengangguk kemudian berlari menghilang dari hadapan Kyungsoo,
"Jadi namamu siapa?" mulai Kyungsoo. "Ah, aku Kai. Salam kenal, bolehkah aku bertanya?" jawab Kai. Kyungsoo mengangguk mendengar jawaban Kai. "Tadi.." belum selesai bicara Kyungsoo sudah memotong ucapan Kai, "Dia aku temukan di depan pintu rumah, dulu usianya masih 4 bulan. Manis, kan?" tanya Kyungsoo. Kai mengangguk, "Jadi, aku ingin tinggal disini bisakah?" pinta Kai. Kyungsoo mengangguk, "Ada kamar kosong di sebelah kamarku, kau dapat menggunakannya," jawab Kyungsoo kemudian berdiri. "Kau mau kemana?" balas Kai, "Membuatkan Kevin cooki, aku sudah menjanjikannya pada Kevin, bukan?" Kyungsoo mengendikkan bahunya, "Apa kau menganggapnya sebagai anak kandung?" Kai membuntuti Kyungsoo dari belakang.
"Dia sudah hidup bersamaku selama 3 tahun 2 bulan.. selama aku hidup disini. Aku hanyalah orang yang sebatang kara. Sampai Kevin datang, hidupku berubah, aku begitu menyayanginya. Aku tak rela jika orang tua kandungnya memintanya kembali," jelas Kyungsoo. Kai mengangguk mengerti, "Aku paham. Lalu mulai kapan aku bisa tinggal?" tanya Kai. Kyungsoo membalikkan badannya, "Sekarang, jika kau mau." Jawab Kyungsoo. Kai tersenyum, "Terima kasih, Kyungsoo," ujar Kai. Kyungsoo tersenyum membalas, "Kita Homemate, mulai sekarang. Kuharap kau tak memerlakukan Kevin seperti anak pungut, kalau kau sampai membuatnya seperti itu.. tak segan-segan aku membunuhmu! Karena Kevin adalah anugerah bagiku," ucap Kyungsoo. "Wow.. ok-ok! Aku mengerti." Jawab Kai, "Aku akan mengambil barang-barangku sekarang," Kai menunjuk pintu masuk rumah Kyungsoo, "Silahkan," jawab Kyungsoo acuh, kemudian memakai apronnya dan mulai membuat cookie.
"Umma! Kevin kenapa tak diajak?!" Kevin menghampiri Kyungsoo yang tengah me-mixer adonan tepung. "Oh, sini-sini sayang. Mianhae umma tak mengajakmu, sini baby.." Kyungsoo megulurkan tangannya. Kevin berlari kecil menghampiri ummanya tersebut. "Umma namja tadi itu siapa?" tanya Kevin. Kyungsoo tersenyum. "Apa orang tadi tampan menurut Kevin?" jawab Kyungsoo. "Sepertinya tampan, hehe." Jawab Kevin. "Aduh, Kevin sudah pintar berbicara. Dia appa-mu yang baru," ujar Kyungsoo, Kevin terdiam memandang Kyungsoo, "Ap-appa? Benarkah itu appa Kevin?" tanya Kevin. Kyungsoo mengangguk, "Lelaki tadi akan mulai tinggal disini, jadi itu appa Kevin juga," dengan seenak matanya Kyungsoo berucap. Kevin berteriak senang, "Kalian tampak senang sekali.." tiba-tiba seorang lelaki datang dengan membawa sebuah koper dan ransel. "Appa!" Kevin berlari kecil menghampiri Kai, kemudian dia memeluk kaki Kai, "Eh? Appa? Um, Kyungsoo, dia.." Kai hendak berucap. Namun ia membungkam mulutnya saat mengetahui Kyungsoo tengah menatapnya dengan tajam-Turuti apa kemauannya atau akan kuusir kau!-
"Hehehe,Kevin sekarang mau tidak mengantarkan appa ke kamar?" tawar Kai. Kevin mengangguk, "Mau! Ayo..." Kevin menarik ujung kemeja Kai, kemudian Kai sedikit membungkuk menggapai tangan kecil Kevin. "Appa-appa! Nanti temani Kevin makan cooki buatan umma, ne?" ajak Kevin menidurkan dirinya di kasur Kai. "Membantu makan? Wah, nanti cooki-nya habis dimakan appa, loh." Ujar Kai, tanpa menatap Kevin masih asyik memasukkan pakaiannya ke dalam lemari barunya. "Tidak boleh, appa makan sisa Kevin saja," Kevin mendudukkan dirinya kemudian memeluk kaki Kai dari belakang, "Apa Kevin sayang sama appa?" tanya Kai kemudian memangku Kevin, "Kevin belum punya appa sejak dulu. Kevin punyanya cuma umma.." Kevin memeluk leher Kai. Kai terdiam merasakan hembusan nafas kecil milik Kevin, "Benarkah?" selidik Kai kemudian menidurkan dirinya di kasurnya itu, sedangkan Kevin ia angkat keatas. "Benar! Kevin tak pernah berbohong!" Kevin menatap Kai dengan mata sipitnya tersebut. "Baiklah appa percaya," Kai mendekap Kevin kepelukannya, "Apa Kevin sudah sekolah?" Kevin mengangkat kepalanya dan menatap Kai, "Belum, Kevin belum sekolah.. kata umma, umma kesusahan untuk menjemput Kevin," jawab Kevin, Kai hanya ber-oh ria, "Masa hanya karena alasan itu Kevin tak sekolah?" tanya Kai lagi. "Umma pulangnya malam.. Kevin selalu ditinggal sendirian di rumah," cerita Kevin, Kai terkekeh melihat gaya Kevin yang tidak sesuai dengan usianya tersebut. Sekarang Kevin tengah menduduki perut Kai, dan Kevin tengah menunduk seakan-akan bahwa nasibnya benar-benar buruk. "Baiklah, mulai minggu depan appa akan mengusahakan Kevin sekolah," ujar Kai. Kevin menganga, "Benarkah itu?!" Kevin mendekatkan wajahnya ke wajah Kai. "Tentu," Kevin berteriak senang, kemudian dia mengecup pipi appa –barunya- tersebut. "Aku sayang appa.." Kevin memeluk Kai dengan erat, Kai tersenyu, "Nado. Nah, sekarang Kevin ke umma, ne?" perintah Kai. "Lalu appa?" Kevin menurunkan dirinya, "Appa belum selesai menyusun baju appa. Nanti appa menyusul," jawab Kai, seraya mengusap rambut Kevin. "Baiklah.." Kevin kemudian berlari meninggalkan kamar Kai.
"Hai, Kevin." Sapa Kyungsoo, "Umma.. kata appa minggu depan Kevin bisa sekolah!" pekik Kevin. Kyungsoo mendelik mendengar ucapan Kevin. "Se-sekolah? Appa?!" Kyungsoo emninggalkan piring berisi cooki-cookie coklat tersebut. "Kai!" Kyungsoo mendobrak pintu kamar Kai, "Ada apa?" Kyungsoo terdiam melihat keadaan Kai yang sedang bertelanjang dada tersebut. "YA! PAKAI BAJUMU!" Kyungsoo menutup pintu kamar Kai dengan muka memerah, "Omo-omo-omo... tubuhnya.." Kyungsoo memegang dadanya yang tengah berdetak keras. "Ada apa?" Kai keluar dengan baju yang sudah menutupi badannya tersebut. Kyungsoo terkejut, dan wajahnya langsung memucat. "Omo.." Kyungsoo mengelus-elus dadanya, "Kau.. kau bilang pada Kevin kau akan menyekolahkannya apa benar?" selidik Kyungsoo. Kai mengangguk, "Kau ini! Aku tak bisa menjemputnya! Lagipula usianya baru 3,5 tahun!" balas Kyungsoo. Kai terdiam, "Aku tau, biar aku yang menjemputnya. Memangnya apa pekerjaanmu?" tanya Kai. Kyungsoo terdiam, "Aku juga guru sepertimu. Di sekolah yang sama sepertimu," jawab Kyungsoo, Kai terdiam. "Kenapa sampai lembur?" tanya Kai lagi, Kyungsoo menghela nafasnya. "Setelah pulang aku harus pergi bekerja di cafe, aku butuh uang lebih," jawab Kyungsoo. Kai termangu, "Biar aku bantu keuanganmu. Kau berhenti saja dari pekerjaanmu yang di cafe. Akukan appa Kevin, tentu aku akan membantu ummanya!" Kai memegang bahu Kyungsoo, "Ki-kita belum menikah Kai.. Kevin hanya mengira kau appanya!" jawab Kyungsoo, "Biarlah, toh, aku sudah serumah denganmu dan juga Kevin."
tbc or delete?
Give me your review ^^ Gomawo for read. Oh, ya. di daerah tempat tinggal Kyungsoo cuma ada satu sekolah. jadi wajar, Kyungsoo bilang , "Sekolah yg sama,"
