DESCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO
RATED : RATED T
NOTE : Ini fic kedua Ayumi. Maaf menemukan typo yang menganggu saat membaca. terima kasih
banget sama om Masashi yang sudah membuat tokoh-tokoh seperti ini. minjam dulu ya om. 'ya
pinjam aja'. ini ceritanya sedikit mengutip dari novel 'the tears of the little star' hanya sedikit,
beberapa adegan aja. lalu fic ini terinspirasi dari lagu "PERAHU KERTAS-MAUDY AYUNDA". yosh
happy reading minna :D
Perahu kertas ku kan melaju membawa surat cinta bagimu
kata-kata yang sedikit gila tapi ini adanya
"Perahu kertas lagi hm?" Tanya Ino yang tiba-tiba datang menghampiri Sakura. seperti biasanya Sakura baru saja mengisi selembar kertas dengan tinta pena yang ia tuliskan lalu melipatnya menjadi perahu. Selanjutnya ia akan menaruh perahu itu diatas aliran air sungai.
"Iya Ino seperti biasanya" ucap Sakura menatap perahu kertasnya yang berlayar mengikuti aliran air sungai. Berharap dalam hati apa yang ia tuliskan akan sampai pada orang yang ia maksud. Ya hanya sekedar harapan.
"Kenapa tak kau ungkapkan saja padanya? Kau sudah melakukan ini lebih dari 2 tahun, mugkin sungai dan tempat ini sudah seperti buku diarymu Sakura" ujar Ino yang prihatin dengan sahabatnya itu.
"Aku sudah mengungkapkannya kok Ino, mengungkapkannya diatas selembar kertas. Hanya saja aku tak bisa mengungkapkannya secara langsung" mata emeraldnya masih menatap kearah perahu kertas yang ia buat.
"Karna dia sahabatmu?" sela Ino. Gadis di hadapannya hanya mengangguk pelan. Ino mendesah pelan. Hanya karna Sakura ingin menjaga persahabatannya, ia rela harus memendam perasaanya sendiri.
"Ino, kau percaya pada harapan?" Tanya Sakura yang masih membelakangi Ino. "Harapan?" Tanya Ino mengulangi pertanyaan Sakura.
"Iya harapan, aku pernah dengar kalau kita percaya pada harapan maka harapan tersebut akan menjadi kenyataan"
"lalu kau akan terus percaya pada harapan itu?" Tanya Ino
"Yaaa, aku hanya bisa melakukan itu. Setidaknya aku masih bisa percaya pada takdir. Kalau memang apa yang kutuliskan di perahu kertasku tak terwujud bagiku tak mengapa Ino. Setidaknya aku masih memilikinya sebagai sahabat" kini Sakura berbalik dan menampilkan senyumannya yang tulus.
'Sakura' batin Ino prihatin sekaligus kagum pada sahabatnya itu. Setegar itukah Sakura?
.
.
.
Masih Sakura ingat bagaimana ia bertemu dengan Sahabatnya yang bernama Kakashi. persahabatannya berawal sejak ia duduk di bangku kelas 1 SMA.
Flash back
Seorang gadis berambut merah muda yang tampaknya baru pulang sekolah tengah berjalan seorang diri di sebuah taman. Taman yang biasa ia kunjungi setiap pulang sekolah juga setiap minggu sore. Ia sangat menyukai es krim. Baginya es krim adalah belahan jiwanya. Tanpa es krim sehari saja akan membuatnya tidak berniat untuk melakukan apapun.
Gadis yang di ketahui bernama Sakura Haruno itu berjalan ke arah tempat biasanya ia membeli es krim, namun kali ini ia tak menemukan penjual es krim favoritnya, mata hijaunya malah menemukan gerobak es krim lain. Itu tandanya penjual es krimnya berbeda. Tapi bagi Sakura itu tak jadi masalah, yang penting ia bisa menikmati makanan favoritnya. Setelah mendapatkan es krimnya ia pun berjalan perlahan meninggalkan sang penjual es krim.
"DUUAAKKK"
"Ittai" ringis Sakura yang jatuh terduduk. "APA YANG KAU LAKUKAN HAH ?" teriak Sakura yang melihat seorang pria tengah merunduk di hadapannya.
"M-maaf, apa kau baik-baik saja ?" Tanya pria itu yang mengulurkan tangannya bermaksud untuk menolong gadis yang ia tabrak. Sakura malah tak memperdulikannya. Ia memalingkan wajahnya ke arah kanan. Mata hijau nya membulat ketika mendapati es krim yang baru ia jilat sekali jatuh berantakan. Baginya itu lebih buruk dibandingkan dengan ulangan mendadak matematika.
"KAU" geram Sakura, rasanya ini tak bisa dimaafkan.
"CPLOK , CEPLOK , CEPLOK, CEPLOK"
"SRRRRRR"
Mata Sakura yang tadinya terpejam seketika terbuka perlahan. Mata emeraldnya melihat ada sekitar 4 orang pria di belakang lelaki itu dan diantaranya tengah memegang sebuah kantong kosong bekas tepung. Indra penciumannya menangkap suatu bau seperti. . .telur dan tepung. Apa yang terjadi, pikirnya.
Setelah mengamati lelaki di depannya beberapa saat barulah ia menyadari kalau lelaki itu tengah berlumuran telur dan juga tepung.
"HAHAHAHAHAHAHA" tawa Sakura pecah ketika melihat lelaki di depannya berlumuran tepung sehingga wajahnya terlihat seperti badut, belum lagu cairang kuning yang berada di kepalanya. Benar-benar buruk.
"B-BHUAHAHAHAHAHAHA" tawa lelaki itu juga pecah dan jari telunjuknya mengarah pada wajah Sakura.
"Apa yang kau tertawakan hah?" Tanya Sakura heran. Buru-buru ia melihat kearah gerobak yang samar-samar memantulkan bayangannya yang juga terkena tepung dan beberapa buah telur. SIAAAALLL.
Sakura bangun dari posisinya, di tatapnya lelaki di hadapannya yang tengah tertawa terbahak-bahak. Ia berjalan kea rah lelaki itu dan mendorong tubuhnya.
"A-apa yang-?"
Telat, tangan Sakura yang memegang Es krim yang telah hancur mendarat di wajah lelaki itu. Teman-temannya semakin tertawa melihat hasil akhir yang dibuat oleh Sakura.
Tanpa memperdulikan panggilan dari lelaki yang berlumuran tepung, telur dan juga eskrim itu Sakura melangkahkan kakinya menuju arah gerbang taman. Moodnya benar-benar hilang karena kejadian ini. Benar-benar hilang.
Lelaki yang menjadi sasaran ceplokan telur, guyuran tepung dan juga tamparan eskrim itu berniat ingin meminta maaf pada gadis yang ia tabrak dan juga korban atas kejahilan teman-temannya. Mereka melakukan itu karna ternyata lelaki itu sedang berulang tahun.
Mata onyxnya melihat sebuah benda yang terjatuh di tanah tempat gadis berambut merah muda tadi terjatuh, ia mendekati benda itu lalu mengambilnya. Sebuah pena yang kelihatannya pena berharga cukup mahal. Ini pasti miliknya, pikir lelaki itu yang mengamati pena dalam genggamannya.
.
.
.
.
Keesokan harinya sepulang sekolah seperti biasanya Sakura pergi ke taman tempat biasa ia berjalan-jalan dan membeli es krim. Ia sudah tidak mengingat kejadian kemarin lagi. Tapi kalau ia bertemu dengan lelaki itu, ia akan memberi pukulan telak di wajah lelaki yang membuat moodnya hilang.
Sekitar 10 menit berjalan ia sudah sampai juga di tempat tujuannya. Setelah mendapatkan es krimnya ia pun bermaksud meninggalkan area itu dan berjalan di sekitar taman, tapi langkahnya terhenti ketika bahunya di pegang oleh seseorang. Ia pun berbalik untuk menemukan siapa makhluk yang memgang bahunya.
"KAU?" tangan Sakura sudah mengepal hendak memukul wajah lelaki saja ternyata lelaki itu adalah lelaki yang membuat harinya buruk.
"Maaf" ucap lelaki itu penuh penyesalan. perlahan tangan Sakura mengendur, tapi emosinya masih naik.
"Kau tau, gara-gara kau aku jadi tidak bisa memakan es krim ku. Dan gara-gara telur dan tepung mu itu aku jadi tidak mood untuk membeli es krim lagi kemarin. Kau pikir kau siapa dengan mudahnya minta maaf, semua orang bisa minta maaf, tapi apa kau tau memaafkan tak semudah mengucapkan?" omel Sakura.
"Maaf, aku tak sengaja,kemarin teman-temanku ingin mengerjaiku karna aku berulang tahun kemarin. Aku tak bisa mengerem langkah kakiku pada saat itu. Sekali lagi aku minta maaf" ucapnya tertunduk.
"kau bicara pada ku atau pada lantai?" bentak Sakura.
Seketika itu juga Kakashi menatap kedalam mata Sakura. Tatapan Kakashi begitu hangat dan lembut. Sakura bisa menemukan kenyamanan di dalam iris onyx pria di hadapanya. Ia memandangi wajah Kakashi yang terlihat sangat tampan. Entah mengapa Sakura merasakan pipinya merona.
Ia memalingkan wajahnya kekanan, takut kalau lelaki itu menyadari pipinya yang merona. "Sudahlah, aku tak perduli denganmu" ucap Sakura dengan ketus.
"Tolong maafkan aku ya,, aku tau aku memang salah, tapi ku harap kau bisa memaafkan kesalahanku" tukas Kakashi.
"Pria selalau berbicara manis, dan aku muak itu" Sakura berbalik membelakangi lelaki itu.
Astaga, kenapa dia keras kepala sekali, dia tadi memarahiku karna aku tak menatapnya sewaktu bicara, dan sekarang malah dia yang tak menatapku sewaktu bicara. pikir Kakashi. ia menghela nafasnya. Tapi entah ide dari mana Kakashi tau bagaimana caranya agar gadis itu mau memaafkannya.
"Kau boleh beli es krim sebanyak apapun yang kau mau selama seminggu, aku yang akan mentraktirmu" ucap Kakashi.
"Benarkah?" Tanya Sakura masih tak percaya.
"Iya tentu saja" jawab Kakashi mantap.
Seringaian licik muncul di wajah gadis bernama belakang Haruno itu. Ia tertawa pelan.
"Oke, aku terima, tapi apa yang bisa menjamin kau akan mentraktirku?" Tanya Sakura yang akhirnya berbalik menatap lelaki di depannya.
Kakashi mengeluarkan dompetnya, lalu mengeluarkan sebuah sim dari dompetnya. "Kau bisa menahan SIM ku selama seminggu" ucap Kakashi sambil memeberikan simnya.
"Kau kira aku polisi lalu lintas?" sindir Sakura. ia hanya menatap sim itu sambil berfikir.
"Kau bisa menjadikan ini sebagai sandera"
Setelah menimbang-nimbang akhirnya gadis itupun menyetujuinya. "Kakashi" panggil Sakura, ia baru mengetahui nama lelaki itu adalah Kakashi Hatake.
"Ya Sakura?" respon Kakashi.
"Kau… tau darimana namaku?" Tanya Sakura heran mendengar lelaki itu mengetahui namanya.
"Oia aku lupa, ini..." bukannya menjawab pertanyaan Sakura ia malah memberikan sebuah pena. Melihat Kakashi memberikan pena yang sangat ia kenal barulah ia teringat bahwa namanya terukir disisi pena tersebut.
"T-terima kasih" ucap Sakura mengambil penanya dari genggaman Sakura.
"Itu sepertinya pena limited edition, apa itu hadiah dari seseorang?" Tanya Kakashi .
"Ya" jawab Sakura singkat, ia membuka tasnya lalu memasukkannya kembali kedalam tas, ia tak mau keteledorannya terjadi lagi. Pasti kemarin ia menaruhnya di sakunya dan membuat pena itu terjatuh.
"Dari ayahku" lanjut Sakura yang sudah memakai tas ranselnya kembali. Kakashi hanya terdiam mengamati gadis di depannya. Gadis itu sangat manis.
"Rambutmu indah" ucap Kakashi yang menatap Sakura dengan intens. Ucapan Kakashi tadi sukses membuat pipi Sakura memerah.
"Indah? Apanya yang indah? Ini aneh. Bahkan aku sendiri tak menyukai rambutku, makanya aku selalu memotong rambutku" tukas Sakura.
"kenapa kau potong? Rambutmu indah, mengingatkanku pada musim semi" Kakashi mengadahkan wajahnya kelangit. Sakura menautkan alisnya. 'Apa yang difikirkan pria ini?' batin Sakura.
"Yosh, kalau begitu traktir aku dengan 2 es krim rasa coklat" ujar Sakura bersemangat.
"Iya iya, tapi habiskan dulu es krimmu"
"Baiklah" ucap Sakura.
Mereka pun duduk di sebuah bangku taman dekat dengan penjual es krim. Kakashi memerhatikan Sakura yang sedang memakan es krimnya. Gadis itu sangat lucu, caranya memakan es krim seperti anak kecil, belepotan. Kakashi pun mengeluarkan sapu tangannya dan mengelap sudut bibir gadis itu. Hal itu membuat Sakura terdiam menatap Kakashi.
Onyx bertemu emerald. Dalam. Tatapan yang dalam,emerald itu tertembus oleh pesona yang terpancar dari tatapan onyx milik Kakashi.
"Ah, maaf" ucap Sakura, ia tertunduk malu. "Kau lucu Sakura, kau memakan es krimmu seperti anak kecil , belepotan" Kakashi tertawa ringan.
"Ya aku memang memakan es krim seperti ini, es krimnya mudah meleleh jadi belepotan deh" Sakura tersenyum.
"Tunggu" ujar Sakura ketika melihat Kakashi memasukkan sapu tangan berwarna coklat itu kedalam saku celananya.
"Kenapa?" Tanya Kakashi mengehentikan kegiatannya. "Sapu tanganmu kotor, biar ku kembalikan dalam keadaan bersih" Sakura mengambil sapu tangan itu tanpa mendengarkan penolakan halus dari Kakashi. lelaki itu tak ingin merepotkan gadis yang duduk di sebelahnya. Tapi mau bagaimana lagi tangan gadis itu sangat cepat mengambil sapu tangannya.
"Kau mengapa suka dengan musim semi?" Tanya Sakura yang memasukkan sapu tangan milik Kakashi kedalam tasnya.
"bagiku musim semi itu sungguh indah. Aku suka berada di bawah pohon Sakura dengan helaiannya yang berjatuhan. musim semi itu melambangkan keindahan dan kekuatan. Dan musim semi juga mengingatkan kita kalau musim yang dingin telah berakhir" jelas Kakashi yang kini menatap langit yang biru. Udara terasa panas meski mereka sudah berteduh di bawah pohon, mau bagaimana lagi , ini kan musim panas.
"Kau membenci musim dingin?" Tanya Sakura yang kini mengamati wajah Kakashi yang entah mengapa semakin tampan. Apakah ini Cuma perasaannya saja?
"Tidak, karna salju sama dengan warna rambutku" jawab Kakashi. Ia menurunkan wajahnya dan mendapati Sakura tengah memandanginya. Semburat merah tipis muncul di wajah Kakashi.
"Um, ano. Apa kau mau memesan es krim lagi?" Tanya Kakashi membuat Sakura jadi salah tingkah.
"eh, iyaa, paman, es krim coklat satu ya !"
"Baiklah" sahut sang penjual es krim.
"Kau tak mau?" Tanya Sakura.
"Tidak, aku tidak suka makanan manis" Kakashi menyunggingkan senyumannya.
TO BE CONTINUE
hehehe. . . bagaimana dengan ceritanya? menarikkah ? atau membosankan ? atau flat ? yang mau ngasih kritikan dan saran silahkan meriview aja .
buat fic ''MAY FALLEN ANGEL'' lagi bingung mau bikin lanjutannya gimana. . . pas lagi ngedengerin lagu nya Maudy Ayunda yang judulnya perahu kertas langsung deh muncul inspirasi untuk membuat fic baru .. hehhehe terima kasih semuanyaa.. jaa nee
