Hai readers. Ini ff baru lagi dari saya hehe bukannya lanjutin am i? malah berani beraninya bikin baru. Gatau kenapa inspirasi dateng gitu aja. Sayang kalau dilewatkan hahaha

Langsung baca aja deh ya. jangan lupa review ^^

Chanyeol, sehun, jongin = namja

Baekhyun, kyungsoo = yeoja

.

.

"salam kenal semuanya. Namaku byun baekhyun. aku pindah kesekolah ini karena ayahku dipindah tugaskan. Senang berkenalan dengan kalian."

Byun baekhyun. perempuan 18 tahun berparas ayu dan berkulitt putih seperti susu vanilla. Rambut coklat yang bergelombang di bagian bawah bahunya menjuntai indah dengan semerbak harum shampoo yang digunakan. Suaranya merdu. Bola matanya tenggelam dibalik kelopak matanya yang tertutup saat ia tersenyum dan tertawa. Pandangannya menyapu seluruh wajah teman – teman sekelasnya yang baru sebelum lensa matanya seperti tertarik magnet pada seseorang.

"hai baekhyun"/"hello, baek. salam kenal." suara teman-temannya menyapa.

"kau bisa duduk di kursi yang kosong. Tapi sayang hanya ada satu yang kosong di belakang. Kau tidak apa duduk disana?" guru kim menyela lamunanku "baekhyun?"

"ah, ya. terima kasih." Buru – buru baekhyun menuju kursinya. Sambil melempar senyum tipis kearah teman-temannya yang ia lewati. Di hari pertama ia pindah sekolah ia tidak ingin mendapat masalah. Setidaknya tersenyum sedikit tidak ada salahnya.

Baekhyun mendaratkan pantatnya dibangku kosong paling belakang. Nomor dua dari jendela.

"baek, apa benar itu kau?" seorang laki – laki yang duduk di bangku tepat samping jendela mencondongkan setengah badannya kearah baekhyun. ia berbisik. Meski tetap saja suara besarnya tidak dapat digolongkongan menjadi sebuah bisikan

Baekhyun menghiraukan suara itu. Ia fokus berbenah menempatkan tasnya dengan benar. Mengeluarkan alat tulis dan mencoba untuk memperhatikan keterangan guru kim.

"baek?" chanyeol. Park chanyeol. Laki-laki 17 tahun. 6 bulan lebih muda dari baekhyun. bertubuh tinggi namun tidak tegap. Rambutnya diwarna terang. Sengaja tidak ditata rapi. Persis seperti berandalan. Bodoh dalam akademik. Namun ia bersyukur dikaruniai wajah tampan. Mantan playboy sebelum seorang wanita dengan tepat membuatnya jatuh tersungkur untuk memohon belas kasihan 2 tahun lalu.

"park chanyeol! Papan tulisnya ada didepan!" guru kim setengah berteriak.

.

.

= kelas 3-1 =

"chanyeooll!" dua laki – laki masuk seenaknya ke kelas chanyeol. Padahal keduanya sadar jika mereka baru kelas 2.

"hey! Aku dengar dikelasmu ada murid baru?" oh sehun. 16 tahun. Sama seperti chanyeol, sehun bertubuh tinggi. Mungkin hanya terpaut kurang dari 7cm. kulitnya sangat putih. Lebih putih dari baekhyun. rambutnya diwarna blonde. Hampir seluruh keningnya tertutup poni. Tulang rahangnya tegas. Membuat sehun terlihat memiliki dagu yang panjang. Sama berandalnya dengan chanyeol.

"dia sedang ke kantin dengan yang lain"

"rupanya ia dengan mudah beradaptasi." Kim jongin. Laki – laki yang satunya mengeluarkan suara. 16 tahun sama seperti sehun. Keduanya bersahabat lama mulai sekolah dasar hingga sekarang. Dan di sekolah menengah inilah sahabatnya bertambah satu. Park chanyeol. Seorang senior yang dulu membimbing mereka saat masa orientasi sekolah. Bukan tepatnya bersatu padu membentuk ikatan berandal. Bersembunyi dibelakang sekolah untuk melihat video porno atau sesekali menyesap beberapa batang rokok. Tidak jarang ketiganya membolos pelajaran yang menurut mereka membosankan. "ah, kemana kyungsoo ku, hyung?"

"mana aku tahu. Memangnya aku ibunya." Jawab chanyeol dengan muka masam.

"hey, kenapa mukamu kusut sekali? Ada sesuatu?"

"hm"

"ayo kebelakang."

.

.

"jadi saat masa libur kelulusan sekolah menengah pertama aku dan baekhyun pernah menjalin hubungan. Dulu aku sangat berandalan. Meski sekarang masih menjadi berandalan."

"lalu apa bedanya, bodoh." Jongin menyesap sebatang rokok yang diapit diantara jari telunjuk dan jari tengahnya. Dengan sengaja menghembusakan asapnya ke seragam sehun.

"brengsek! Seragam ku bau rokok."

"dulu aku ini playboy. Dengan badanku yang tinggi dan paras yang tampan seperti ini dengan mudah aku masuk ke club malam milik teman saudaraku tanpa harus menunjukan kartu identitas."

"dulu? Lalu dengan sering bersiul saat perempuan perempuan seksi lewat dapat digolongkan tidak playboy lagi?" sehun bersandar di sebuah kursi kayu yang sudah rusak. Satu kakinya diangkat ke atas lututnya yang lain.

"itu hanya candaan. Biar seru. Melengkapi sikap kalian." Jongin dan sehun saling melirik. Mencibir laki - laki yang lebih tua.

"lalu?"

"dulu aku banyak memiliki kenalan perempuan di club itu. Tidak jarang pula aku dan perempuan yang baru aku kenal berkencan dan melakukan hal yang iya-iya."

"maksudmu sex?"

"hampir. Hanya bersenang – senang. Tanpa memasukinya."

"lalu bagaimana dengan baekhyun? kau melukainya?"

"ya. aku mencintainya. Tidak ada perempuan sebaik dirinya. Sikapnya dengan pria lain sangat berbeda jauh 180 derajat bila berhadapan denganku." Lensa matanya menatap langit-langit. Membuka kembali rekaman di memorinya.

"lantas kenapa kau meninggalkannya kalau kau mencintainya? Labil sekali." Sehun melipat kedua lengannya didepan dada.

"kau tahu aku berandal kan? Dan baekhyun sangat polos. Kami sama-sama saling mencintai. Hingga suatu hari kami terbuai hingga hampir melakukan sex."

"waw!"/"amazing.." sehun dan jongin menarik punggungnya kedepan. Mulai tertarik dengan alur cerita chanyeol.

"tapi saat aku akan memasukinya, baekhyun menolak."

"haaahhh~" sehun dan jongin kecewa. Kembali menempelkan punggungnya kesandaran kursi.

"baekhyun punya alasan untuk itu. Ia takut sakit saat aku memasukinya. Takut akan akibat yang ia dapatkan jika aku lalai menyemburkan cairanku dalam rahimnya. Takut kalau setelah aku memasukinya lalu aku meninggalkannya. Takut jika kedua orang tuanya tahu."

"yah..ketakutan perempuan. Karena merekalah yang banyak dirugikan nantinya." Jongin mengisap rokoknya sampai habis. Lalu membuang sisanya ketanah dan menginjak bara api yang tersisa.

"jujur saja aku kecewa tapi aku bangga. Perempuanku sangat ingin tahu rasanya bercinta tapi dia tidak melewati batasanya."

"lalu cerita sedihnya disebelah mana?"

"karena aku kecewa aku pergi ke club. Melampiaskan nafsuku yang belum selesai dengan baekhyun. lalu mencari seorang partner untuk bercinta dirumahku semalaman hingga pagi."

"kau gila."/"kau memasukinya?" seru sehun dan kai bersamaan.

"yah. Sebut saja aku gila. Dan aku memasukinya beberapa kali. Hingga pagi."

"fukk!"/"kau laki-laki brengsek."

"brengsek. Ya. aku ingat betul itu kalimat terakhir yang baekhyun ucapkan sebelum pergi dari rumahku, meninggalkanku, dan pindah jepang karena ayahnya bekerja disana selama dua tahun."

"terkutuk kau, park chanyeol."

"memang. Saat itu kakakku sedang bermalam dirumah kekasihnya. Jadi aku bisa bersenang senang dirumah. Tapi aku lupa bahwa baekhyun tidak jarang kerumahku pagi-pagi untuk mengantar sarapan dari ibunya." Chanyeol menunduk. Penyesalannya datang lagi.

"kau benar-benar keparat."

"biarkan aku yang memiliki baekhyun sekarang."

"sialan. Langkahi dulu penisku." Chanyeol mendaratkan telapak tangannya keras di kepala sehun.

.

.

Yap. Gimana ini ff? baru perkenalan tokoh dan latar belakang cerita sih. Kl mau saya lanjut silahkan review dulu yaa

-luana-