^^Smile Again^^
Drabble : Smile Again
Main Pair : KaiHun with Taeoh
Other Pair : Seiring berjalannya cerita
Genre : Family and Hurt/Comfrot
Rated : T
Dicslaimer : FF ini asli milik saya.
Summary : Demi Taeoh, Jongin rela melakukan apapun demi mengembalikan senyum manis sang anak. Termasuk, membawa seorang namja manis masuk ke dalam kehidupan mereka. Namja manis yang memiliki wajah seperti mendiang istrinya yang sudah meninggal.
Warning : GaJe, Shounen-ai, Crack Couple, Typos, Bahasa menyesuaikan, EYD berantakan.
Note : Terinspirasi dari lagu Ryeowook dengan judul yang sama untuk awalannya dan terinspirasi dari lagu EXO dengan judul LOVE ME RIGHT untuk di akhir :v.
.
.
.
^^BerryKyu^^
.
.
.
Presents
.
.
.
^^BerryKyu^^
"Ini Mommy, 'kan?"
"Tae sayang, ayo makan." Seorang namja tampan tengah berusaha menyuapkan sesendok bubur kepada bocah lelaki berusia sekitar tujuh tahunan di depannya. Tetapi, bocah itu hanya diam dan memandang lurus ke depan, sorot matanya terlihat kosong.
Namja tampan itu kembali menghela nafasnya, entah sudah yang ke berapa kalinya ia menghela nafas sehari penuh ini. Ia menyerah. Sudah dua hari sang anak tidak mendapatkan asupan dan hanya bergantung pada infuse yang menyalurkan nutrisi lewat cairan.
Kim Jongin, nama namja tampan itu, ia meletakan mangkuk kecil itu ke meja nakas yang berada tepat di samping ranjang anaknya. Kedua tangannya mencengkram lembut kedua lengan kecil itu.
"Sayang, Daddy mohon jangan seperti ini, heum?" Iris kelam itu menatapnya sendu. Taeoh, sudah lama anak manisnya ini hanya berdiam diri seperti itu sejak ibu-nya meninggal dunia enam bulan yang lalu, karena mengalami pendarahan hebat pada usia kandungannya yang masih berusia tujuh bulanan.
"Mommy…" Suara itu terdengar bergetar di gendang telinga Jongin. Air matanya seakan menggelitik matanya. Ia tidak tahan melihat keterpurukan anaknya ini. Sungguh…
"Dad, mana Mommy-ku?" Pipi chubby Taeoh sudah di banjiri air mata. Ia menatap Jongin penuh harap. Berharap, Jongin akan mengembalikan ibunya padanya. Walaupun, itu adalah hal yang sangat mustahil.
"Maaf…" Taeoh menunduk, membiarkan bulir-bulir air matanya jatuh ke selimut yang menutup pahanya. Jongin beranjak dari ranjang Taeoh, ketika seorang namja cantik memasuki kamar rawat Taeoh.
"Sayang, kamu di temani paman Luhan, ya? Daddy akan pergi bekerja." Taeoh masih diam, tidak merespon kembali. Luhan ini adalah kakak laki-lakinya Jongin yang berprofesi sebagai psikolog. Jongin berharap Luhan bisa mengembalikan sosok ceria Taeoh, sama seperti sebelum Kyungsoo -serta bayi yang di kandungnya- meninggalkan Jongin dan Taeoh untuk selamanya.
Jongin memegang pundak Luhan, sedikit mencengkramnya. Luhan tersenyum pada sang adik. Namja cantik itu tahu bahwa ini adalah masa terberat yang harus adik dan keponakannya lalui.
Jongin mendongakan kepalanya, menatap Luhan. "Jaga Taeoh untukku, Hyung." Luhan mengangguk. Jongin tersenyum tipis, lalu beranjak keluar. Namun, saat ia berada di ambang pintu, "Jongin!"
Luhan kembali memanggilnya. Jongin pun membalikan badannya kembali dan menemukan Luhan yang sudah berada tepat di belakangnya. "Aku ingin berbicara denganmu sebentar." Luhan menarik tangan Jongin keluar, kemudian ia menutup pintu kamar rawat Taeoh.
"Ada apa, Hyung?" Tanya Jongin yang tampak lelah menghadapi semua ini.
"Sepertinya, kau harus kembali membawa sosok ibu ke dalam kehidupan Taeoh, Jong." Alis Jongin bertautan. Apa maksud dari perkataan kakak laki-lakinya ini?
"Apa maksudmu, Hyung?" Tanya Jongin. Luhan menghela nafasnya,
"Tanpa kau tanya pun, pasti kau tahu apa yang kumaksud." Well, Luhan benar. Ia sangat paham dengan maksud Luhan. Hei, dia tidak bodoh untuk menyadari arah pembicaraan Luhan.
"Aku masih takut, Hyung."
"Rasa takut harus di lawan, Jong. Lagipula, Kyungsoo sudah tenang di alamnya. Dan satu lagi, ini semua demi Taeoh, Jong. Aku akan masuk ke dalam kamar rawatnya. Ingat, Jong? Ini semua demi Taeoh." Luhan meninggalkan Jongin yang berdiri termangu di depan pintu kamar rawat anaknya itu.
Jongin mendudukan dirinya pada kursi tunggu sembari memijit pangkal hidungnya yang terasa nyeri. Tak berapa lama kemudian, ponsel genggamnya berdering di dalam saku celananya. Jongin lalu merogohnya, mengangkat panggilan itu tanpa melihat nama yang terpampang pada layarnya.
"Yeobeoseyeo, Sajangnim. Sekretaris baru anda sudah menunggu di ruangan anda." Ternyata orang yang menelepon Jongin adalah Resepsionis di kantornya. Jongin kembali berdiri dari posisinya, "Baiklah. Saya akan segera ke sana."
Jongin melangkahkan kakinya pergi dari sana. Ia berharap, sekretaris barunya ini tidak kembali menundurkan diri dengan cepat. Well, seluruh sekretaris Jongin ini jengah pada atasan mereka yang sering sekali membolos dan menyerahkan seluruhnya pada mereka. Apalagi, saat ini Jongin sedang menjaga Taeoh sepenuhnya, pastinya Jongin akan kembali mengambil waktu libur yang sedikit lama. Dan membuat, Mereka, para sekretarisnya, selalu mengundurkan diri dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Hebat sekali, bukan?
Ia segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Jongin kembali teringat pada masa-masa saat Kyungsoo masih hidup. Bayang-bayang Taeoh yang masih ceria dan Kyungsoo yang tengah memangkunya di jok penumpang benar-benar membuatnya kehilangan konsentrasi menyetir dan terpaksa juga ia harus memberhentikan mobilnya di tepi jalan.
"Daddy! Ayo senyum pada kamera!"
"Say… Kimchi!"
Sosok Kyungsoo tersenyum padanya diikuti dengan senyuman ceria Taeoh. Bayangan itu kembali berganti dengan bayangan dimana Kyungsoo duduk terdiam di jok penumpang sembari memeluk perut besarnya. Hanya mereka berdua saja di sana.
"Aku akan tetap menjaganya, Jonginnie. Aku akan tetap membawanya ke dunia! Aku tak akan pernah menggugurkannya! Aku bersumpah!" Bayangan itu sewaktu ia mengantarkan Kyungsoo ke dokter kandungan untuk memeriksa kehamilannya yang memasuki bulan ke enam itu.
Dokter mengatakan bahwa kandungan Kyungsoo kala itu benar-benar sangat lemah dan menyarankan Kyungsoo menggugurkan kandungannya guna menyelamatkan nyawanya, namun Kyungsoo bersikeras tetap akan mempertahankan bayi mereka.
Semua bayangan itu hilang. Dan kini, semuanya terasa hampa, sampai-sampai Jongin merasa lehernya seperti tercekik. Ia memukul stir kemudi dengan kuat, lalu meremas rambutnya frustasi. Ini terlalu menyakitkan baginya.
Jongin menyandarkan kepalanya pada kepala kursi, menutup matanya sejenak, berusaha mengatur nafasnya yang memburu. Setelah itu, ia kembali menjalankan mobilnya.
^^BerryKyu^^
Di tempat lain, seorang namja manis tengah duduk di sebrang kursi direktur. Bibirnya menggumamkan sesuatu, mempersiapkan apa yang akan di bicarakan pada atasan barunya, mungkin? Ah, dia merasa gugup sekarang. Well, tentu saja ia gugup, ini adalah hari kerja pertamanya.
"Annyeonghaseo, Sajangnim. Bagaimana pagi anda? Apakah menyenangkan? Ah! Bodoh! Kau kira kau siapanya Sajangnim, huh?!" Monolognya dan di akhiri dengan acara mengatai diri sendiri. Ia kembali memposisikan tubuhnya untuk kembali rileks seraya menatap kursi kosong yang berada di sebrangnya dengan sebuah meja berbentuk persegi panjang yang menjadi pembatasnya.
"Annyeonghaseo, Sajangnim. Perkenalkan, namaku—,"
CEKLEK
Sontak, namja manis itu membulatkan matanya setelah mendengar pintu ruangan yang di buka. Oh Tuhan, rasanya jantungnya akan meledak sekarang juga.
Namja manis itu segera berdiri dari tempat duduknya, lalu berbalik arah untuk langsung bertemu pandang dengan atasannya. Ia tersenyum saat mata mereka saling menatap. Tetapi, yang membuat namja manis itu bingung adalah wajah atasannya itu terlihat sangat errr terkejut?
Tapi, perasaannya berkata ia tidak pernah bertemu dengan direktur tampan itu sebelumnya.
"Perkenalkan, nama saya Oh Sehun, Sajangnim. Saya harap anda sudi bekerja sama dengan saya." Namja manis itu sedikit meringis, lalu berbisik pada dirinya, "Apa ada yang salah, ya?"
"Kim Kyungsoo…" Dahi Sehun mengerut saat Jongin menyebutkan sebuah nama yang sangat asing di telinganya.
"Ehem!" Dehem Sehun dan kembali mengembalikan kesadaran Jongin. Ia menatap wajah manis itu dengan intens, sampai-sampai membuat Sehun sendiri salah tingkah.
"Kalian sungguh sangat mirip," Lirih Jongin sambil berjalan mendekati Sehun. Memang ada yang sedikit berbeda dengan Kyungsoo-nya jika di pandangi secara mendetail. Namun, jika di pandangi sekilas, wajah mereka benar-benar mirip.
Jongin tersenyum penuh arti, sedangkan Sehun mengerejapkan matanya beberapa kali guna mengusir rasa gugup karena Jongin semakin mendekatkan ke arahnya.
"Aku punya pekerjaan lain untukmu,"
"M-maksud, Sajangnim? Pekerjaan apa?" Tanya Sehun ragu. Lagi-lagi ia di respon dengan senyuman manis yang sungguh membuat pipi Sehun tidak bisa untuk tidak merona.
"Mengembalikan senyuman ceria anakku."
.
.
.
.
.
.
.
END
Gantung? Sengaja hehehe biar pada penasaran gitu :p #Tega… Maaf kalau momentnya sama sekali gak manis… Aduh, maaf banget untuk kedatangan FF ini yah :3 aku tahu ini jelek banget atau apalah. Jadi, untuk FF ini, aku gak bakalan maksa kalian buat review. Lagipula, selama ini juga aku gak pernah maksa kok yah hehehe.
FF ini juga pas di baca di waktu yang lumayan gak terlalu senggang yah, karena pendek :3… yah, namanya juga drabble :v. Dan juga, ini juga alurnya memang terlalu cepat hahaha…
Kurang halnya mohon di maafkan. Berry undur diri dulu yahh…
PAI~ PAI~
