Snow white

Written by hye jin park 2014©

Disclaimers : the stories and characthers are originally from my mind but the casts in the fanfiction belong to God, their family, and themselves.

Warning : Gs|OOC|KyuMin|Typo|family_tragedy-hurt|Gaje|Bad dict| Don't like don't read|

Don't bash if you dont like this fanfiction, but you can leave a review or comment

Cast's: Kyumin

Genre : romance tragedy

Leght : chaptered

Rate : M

Happy Reading


.

.

Hari ini udara berada dalam suhu minus dua derajat celsius,salju tutun tanpa henti semalam, ini sudah pukul sepuluh pagi tetapi masih tampak seperti pukul enam pagi. Semuanya memutih tanpa ada cahaya jingga yang menerobos masuk gumpalan awan –awan mendung itu.

Baju berlapis , jaket berbahan tebal dengan sarung tangan dan penutup telinga sampai masker yang menutupi tubuh Lee Sung min tak cukup membuatnya hangat. Ia berjalan tergesa-gesa agak kepayahan dengan sepatu bootnya. Sapuan uap tipis mengepul keluar dari mulut gadis itu ketika ia mulai di perhatikan seksama akan terlihat hidung bangir gadis itu memerah bukan, bukan hnaya hidungnya saja yang memerah tapi juga pipi chabi gadis itu , semakin tampak merona contras dengan kulit wajahnya yang sudah pucat. Yang ia ingin adalah satu cepat sampai di stasiun dan pulang kerumah, bergemul dengan selimut di kamarnya yang hangat.

Sungmin berdiri mengantri menunggu kereta tujuan nya datang. Gadis itu semakin mengeratkan jaketnya. Ia terlihat seperti buntalan saat ini,bahkan wajahnya pun tidak tampak kerena sweater kerah turtle yang ia kenakan.

Sungmin menghembuskan nafas lega saat kereta yang ia tunggu sudah tenang ia masuk ke dalam kereta yang tampak lenggang itu. lenggang, hei! Bukankah musim dingin sedang berada dipuncaknya sekarang.

Manik rubahnya tidak henti menatap lekat pemandangan luar jendela. Seseklai ia merasakan jika tangannya mulai beku sekarang.

"Apa dia sudah bangun?"

"Atau ku telepon saja?"

"Tidak!, nanti juga bertemu "

Ucapnya lagi seraya menyimpan kembali smartphonenya ke saku.

Pukul sebelas lewat tapi masih belum ada tanda suhu akan mengahangat. Tidak beda jauh dengan tadi pagi. Bahkan langit semakin gelap. Gadis berjalan tergesa memasuki kawasan apartement di daerah Cheondamdong.

"Ini hari dingin !" sapa seorang security padanya di areal pintu masuk apartement mewah itu.

"Ne" jawab Sungmin seadanya lalu bergegas menuju lift. Tangannya sudah mati rasa sekarang karenanya iatidak mau berlama-lama meladeni sapaan security tadi.

Untuk yang sekian kalinya ia merindukan kamar nya. Tidak bukan kamarnya tapi sebaskom air hangat untuk mencairkan tangan dan kakinya yang mulai membeku.

"1307"

Digit password apartement Sungmin dengan kepayahan tentunya untuk menekan deretan angka itu. Namun sebelum ia menekan angka terakhir pintu apartementnya terbuka dan menampakkan sesosok pria dengan kaos dan training panjang yang langsung membawa gadis itu masuk.

"Kenapa memaksakan diri begitu, kau tidak sadar dengan suhu udaranya?"

"Bukunya harus dikembalikan hari ini kalau tidak aku bisa di denda"

"Ara!, tunggu sebentar disini"

Sungmin mengangguk lalu duduk di sofa panjang itu. Bibir shape M-nya agak bergetar masih merasakan dingin.

"lain kali bangunkan aku saja, aku bisa mengantarmu kan . Aigoo sampai merah begini"

"Sungmin-ah jangan membuatku jengkel arachi!"

ucap Pemuda itu setelah merendam kaki dan tangan Sungmin di baskom air hangat yang ia bawa. Tidak lupa ia menaikkan suhu ruangan agar gadisnya tidak legi kedinginan.

Dengan lembut ia melepaskan syal dan jaket tebal Sungmin, gadis itu hanya pasrah dengan perlakuannya. Tampaknya ia masih menikmati sensasi hangat direndaman kaki dan tangannya.

"sudah makan?" tanya Sungmin membuka suara

"Belum aku menunggu mu, apa masih dingin?"

"tidak lagi"ucap sungmin sekenanya saat tiba-tiba tangan besar itu merengkuh pinggangnya untuk lebih lebih dekat dengannya.

"Kkyu, jangan begini. Aku akan siapkan makannannya sekarang." Cicit Sungmin namun dengan mengendus aroma pemuda itu. Tangannya yang lembab mengusap –usap lembut punggung hangat sang pria.

Tidak mau kalah Kyuhyun pun demikian. Ia semakin gencar menarik Sungmin untuk lebih dekat dengannya. Menghirup aroma gadisnya , merasakan detak jantung dan nafas teratur dari sang gadis hingga berakhir pada kecupan kecupan lembut di tengkuk leher Sungmin.

"ssshhh Kyuh, jangan begini!" cicit Sungmin lagi

Kyuhyun merasa terganggu oleh tepukan tangan sungmin di tidak rela ia menyudahi pekerjaannya itu.

Seraya mendengus ia menarik Sungmin kedalam pangkuannya. Disandarkannya kepala gadis itu ke dada bidangnya.

Sungmin dapat mendengar jelas detak jantung Kyuhyun. Jari-jari Sungmin ikut bergerak konstan mengikuti alunan detak jantungitu didada sang pria.

"menggodaku oh?"

"ani!, detak jantung Kyuhyun disini."

Ucap Sungmin polos dan dihadiahi oleh senyuman Kyuhyun.

Hening ...

"Ming, tadi aboeji menelpon mereka bertanya kapan kita akan melakukannya lagi ini bahkan sudah lewat dari waktu yang ditetapkan."

Sungmin mengerinyitkan dahinya lalu mendongak menatap Kyuhyun,

"Bukankah kita sudah punya Minhyun?"

"hei Cho Sungmin!, yang mereka butuhkan adalah seorang bayi bukannya boneka kelinci."

Ucap kyuhyun lalu mencubit hidung itu gemas...

"Bagaimana dengan Minho? Dia juga bayikan kenapa masih memintanya dari kita?" ucap Sungmin dengan suara sengau karena Kyuhyun sejak tadi tidak melepaskan cubitannya di hidung Sungmin.

Kembali tertawa geli bukan lebih tepatnya miris... Kyuhyun memandang Sungmin sebentar lalu memeluknya lagi .

"aku lapar! Siapkan makanannya."

Pintanya lembut dan langsung diamini Sungmin yang melesat menuju dapur.

.

.

.

Sesekali aku tersenyum melihat tingkahnya di dapur. Sungminku yang ceroboh kembali hampir menghasuskan daging panggang itu.

Aku Cho Kyuyhyun suami dari Lee ani Cho Sungmin. Kami menikah tanpa dasar cinta... saat itu usianya baru enam belas tahun. Kami di pertemukan di sebuah gereja tua di Jeju oleh orang tua kami.

Tanpa ada perundingan denganku atau dengan Sungmin, mereka dengan seenaknya menikahkan kami.

Aku mengingat ekspresi Sungmin saat itu. Ia ketakutan dan bingung. Tidak tahu harus berbuat apa. Yang aku dengar dari ceritanya seusai pemberkatan kami, Sungmin disuruh oleh mertuaku-ibu Sungmin untuk berdoa ke gereja sebuah alasan yang sama yang dibuat oleh orang tuaku.

Aku memang sudah mengenal Sungmin sebelumnya namun hanya berpasapasan sekali itupun saat gadis itu masih balita. Aku yang waktu itu masih berusia enam tahun...

Ia tidak berubah masih tetap sama. Sungmin ku yang saat itu berdiri di altar dengan gaun putih selututnya memamerkan kaki nya yang putih iacukup tinggi untuk anak seusianya saat ia hanya sebatas ketiakku dan sekarang ia sudah sebatas pundakku, (hei?), ia hanya bertambah tinggi sedikit. Memeluknya adalah posisi ternyaman dalam hidupku.

Jujur sampai saat ini aku belum mengerti apa alasan orang tua kami menikahkan kami di usia Sungmin yang belia. Terlebih diriku, aku bahkan sepuluh kali lebih terkejut saat aku dituntut untuk menjadi seorang suami diusiaku baru sembilan belas tahun.

Egois memang jika mengingat kelakuan seenaknya dari mereka. Namun mau berontak juga Sungmin , sifat penurutnya keterlaluan ia begitu patuh pada perintah mereka- orang tua kami sedangkan padaku, ia juga sangat patuh namun, ada rasa bersalah dalam diriku saat menatapnya.

"Minhyun"

Sebuah penggabungan nama kami berdua empat tahun lalu saat aku hilang kendali untuk tidak menyentuhnya...

.

.

.

(flash back)

Ini adalah tahun kedua aku dan Sungmin hidup bersama. Setelah kejadian mengejutkan di altar dua tahun lalu, kami memutuskan untuk menjalani ini bersama-sama.

Kami sepakat untuk tidak menyembunyikan ini dari siapapun toh ya orang tua kami cukup kaya hingga kami bebas dari isu miring tentang pernikahan dini kami.

Satu satunya alasan tentang kami menikah adalah ayah Sungmin. Beliau terkena kanker lambung dan harus di operasi dan menjalani perawatan cukup lama di Amerika.

Ia takut tidak ada yang menjaga Sungmin terlebih ibunya sudah lama pergi saat ia masih bayi. Sehingga ide gila dari ibuku muncul untuk mempercepat pernikahan kami yang memang sudah di jodohkan.

"benar-benar seenaknya"

Ini sudah dua tahun tapi kami tidak pernah berhubungan badan. Itu karena janjiku untuk tidak menyentuhnya hingga usianya dua puluh tahun. Namun kejadian malam itu sungguh diluar perkiraanku.

Sungmin demam tinggi dan menggigil seusai pulang dari les gitarnya. Aku bingung harus melakukan apa tangan pucatnya terus menggapai keudara memanggil –manggil ibunya.

"eomma!"desahnya lemas

Aku hanya memeluk tubuhnya yang semakin menggigil hingga , entah datang dari mana ide gila itu aku melucuti pakaian kami. Menurut cerita yang kudengar cara seperti ini ampuh untuk membuat hangat.

.

.

.

"Oh Tuhan!, aku baru sadar betapa indah Sungminku."

Tanpa sadar aku meraupnya, mengulumnya dan merasakan manis bibirnya... bukan bukan hanya bibirnya tapi semua yang ada di dalam diri Sungmin manis bahkan memabukkan.

Aku tekejut saat Sungmin membalas perlakuanku entah ia sadar atau tidak yang jelas aku menenggang dibuatnya dan,

"ouh"

Kami begesekan secara tidak sengaja, panas dapat kurasakan di sekujur tubuhku kurasakan jika aku sudah mengetat aku tidak tahun lagi ketika kami sama-sama berkeringat menahannya.

Sungmin melenguh saat aku kembali menandainya, ia sudah bangun sejak ciumanku yang pertama. Ia tidak menolak ia hanya pasrah menerima perlakuanku sudah di bilang bukan jika Sungminku ini penurut... "kkkkk",

"Kkkyuhhhh!sshh, aakku..."Sungmin kembali melenguh dapat kulihat wajanya merona hebat , cantik ia sangat cantik ketika menahan gejolaknya.

"neh,,hh Mingh!" aku berhenti sejenak dari permainan lidahku di miliknya dan membiarkannya keluar,

Sungmin terpejam lega aku pun meraih wajahnya kembali mengusap keningany yang basah oleh keringat dan salivaku, kukecup sebentar lalu kubisikan kata-kata menenangkan padanya. Aku benar tidak tahan lagi menunggunya begitu lama ini menyiksaku. Hingga ia mengangguk dan kami melakukannya, melanggar waktu kami untuk empat tahun ke depan.

.

.

.

"Dii sanhhahh... eummhhh!" Sungmin melenguh ia menarik tengkukku dan menenggelamkannya di dadanya yang kenyal. Akupun mempercepat tempoku,

"Cho Sungmin kau membuatku gila!"

"ahhh...!" Sungmin kembali melenguh saat aku menyentuh titik terdalamnya, ia bahkan hingga melengkungkan punggungnya dan mengapit milikku di dalamnya.

"Minhghh kau ya! Ouh!" akupun melenguh di buatnya.

"Sungmin/Kyuhyun"

Kami melenguh bersama saat semuanya terlepas, jutaan peluh mengikat tubuh kami yang lengket, menyetabilkan nafas kami yang menyempit.

Dapat kulihat Sungmin menahan perih sesudahnya. Jujur aku merasa bersalah namun satu kecupan mendarat kembali di pipiku,

"gomawo kyu!" ucapnya lalu terlelap dalam pelukanku.

"ani aku yang harus berterimakasih padamu yeobo !".

.

.

.

Setelah kejadian itu, Sungmin dinyatakan positive hamil tentu saja kami bingung tentang penjelasan untuk orang tua kami. Namun di luar dugaan, mereka justru senang dengan kabar ini. Hingga ayah Sungmin yang saat itu masih dalam perawatan di Amerika meminta untuk pulang demi melihat kondisi putrinya itu.

Kami melewatinya dengan bahagia menunggu calon bayi kami lahir, Sungmin menuruti setiap wajengan yang di berikan ibuku padanya.

Aku juga sangat protektif padanya tidak pernah Sungmin terlepas dari penjagaan kami tapi hari itu ia terlepas dari pengawasanku.

Minhyun nama puteriku , ia meninggal sebelum ia terlahir. Saat itu usianya baru delapan bulan di perut Sungmin. Dan hanya boneka kelinci itu lah yang membuat Sungmin menjadi seorang yang linglung. Ia mengalami traumatis karena kejadian itu. Ia menganggap jika Minhyun itu hidup yah meskipun ia masih bersikap normal bersama kami namun jika sudah melihat Minhyun- boneka kelinci ia menganggap bahwa itu adalah Minhyun kami...

Cukup!, aku tidak mau mengingatnya lagi bagiku Sungmin tetap tersenyum hingga sekarang sudah lebih dari cukup.

(flash back end)

.

.

.

"kyu? Kau kenapa?"

Kyuhyun terkejut saat Sungminn tiba tiba di depannya. Ia tersadar dari lamunanya.

"Makanannya sudah siap!"

"Ne, kkaja kita makan!"

"eh tidak ajak Minhyun?"

'deg'

Jantung kyuhyun seakan mengeras kembali...

.

.

.

Tbc

.

.

.

Oke yang berminat silahkan meriview^^

Terimakasih sudah membaca

Sign

Hye jin park