Disclaimer : Vocaloid - Yamaha & Crypton

Perhatian! Cerita ini mengandung typo(s), sedikit gore, OOC, EYD yang salah, alur yang berantakan dan lain lain.

Naglfar

Chapter 1 – Sacred Weapon, Naglfar!

.

.

Berdiri di ruang bawah tanah yang hanya diterangi oleh lilin lilin di dinding untuk menyaksikan orang tua yang keras kepala adalah suatu hal yang paling Kaito Shion benci. Matanya menatap dengan penuh amarah kepada sosok menyedihkan yang berlutut di depan sebuah prasasti kuno berukuran besar di tengah ruangan. Rambut putih pria tua itu dinodai darah dari tubuhnya sendiri. Wajahnya sudah babak belur. Tubuhnya telanjang tanpa sehelai benang, menampilkan sekujur tubuhnya yang kurus kering dengan penuh luka.

Keluarga Shion menculiknya sebulan yang lalu. Identitasnya sebagai orang tua yang bisa membaca sebuah prasasti kuno sudah terendus oleh keluarga Shion. Para petinggi keluarga Shion yang menemukan prasasti jauh di bawah tanah wilayah kerajaannya, memaksanya untuk membaca apa isi yang ada di sana. Naglfar. Sebuah senjata mematikan yang memberi kehendak luar biasa kepada pemiliknya. Itulah yang diucapkan pria tua itu pertama kali dengan rasa takut yang teramat sangat. Hanya sedikit pihak keluarga Shion yang mengetahui soal ini. Keluarga Shion yang amat tertarik dengan senjata itu memaksanya untuk mengatakan di mana senjata itu berada.

Sebuah ambisi membara keluarga Shion untuk menguasai provinsi VocaShire membuat mereka melakukan apapun kepada pria tua itu untuk memaksanya berbicara. Kenyataannya tidak demikian. Pria tua itu selalu menolak tiap kali dipaksa berbicara, mengatakan bahwa Naglfar bukan sesuatu yang dapat dimanfaatkan seenaknya. Disiksalah ia habis habisan, baik fisik ataupun mental. Kaito menginginkan senjata itu. Ya, dia menginginkan Naglfar. Perang dingin antara ketiga kerajaan digdaya di VocaShire lah yang mendorongnya. Bayangkan jika ia memiliki Naglfar, semuanya akan tunduk di bawah kekuasaan keluarga Shion. Dan dengan begitu perang besar antar tiga kerajaan yang bisa meletup kapanpun akan terhindar.

"Kalian tidak mengerti apa apa! Sekelompok orang ambisius seperti kalian akan membuat sebuah bencana besar!" Kaito menggeram kesal, ia ingin menyiksanya lebih. Namun kegiatannya harus tertahan. Sosok berwibawa datang diiringi sejumlah pasukan yang mengawalnya. Akaito Shion. Pria yang baru datang itu adalah ayah dari Kaito Shion, petinggi utama dari keluarga Shion. Kaito sontak mundur memberi hormat kepada ayahnya. Akaito berjalan menghampiri pria tua di tengah ruangan. Ia harus menunduk sedikit untuk mencapai telinga pria tua itu dengan bibirnya.

"Dasar iblis!" Umpat pria tua itu kepada Akaito yang kini sedang berdiri di hadapannya. Kaito menatap heran, apa yang dilakukan Akaito sehingga membuat pria itu menggeram kesal kepadanya. Kaito ingin tahu, tetapi ia bukan saat yang tepat untuk menanyakannya.

"Katakan!" Seru Akaito menggema di setiap sudut ruangan.

Pria tua itu mendecih pelan sebelum membisikan sesuatu kepada Akaito. Akaito tertawa terbahak menyadari rencananya berhasil. Dirinya kini telah menang, Naglfar akan berada di hadapannya. Bagaimanapun juga ia akan mendapatkannya.

"Apa yang kau lakukan kepadanya, Ayah?" Kaito meluapkan rasa penasarannya kepada satu pertanyaan yang dilontarkan kepada ayahnya. Ia sudah menyiksanya habis habisan untuk mengatakan keberadaan Naglfar dan pria tua itu selalu membungkam mulutnya. Tetapi kini, ayahnya yang tiba tiba muncul dan membisikan sesuatu kepada pria tua itu bisa mendapatkan lokasi Naglfar.

"Penyelidikanku berbuah manis. Akhirnya aku mengetahui siapa dirinya, asal usul dan keluarganya. Dengan ultimatum memberi tahu lokasi senjata itu atau melakukan genosida di kampung halamannya, aku dengan mudah mendapatkan informasi yang selama ini kita cari. Menyingkirkan dua kerajaan tetangga bukan lah sebuah impian lagi." Kaito membelalakan matanya. Ia tidak menyangka ayahnya akan menjadi senekat ini. Kaito berani bertaruh jika saja pria tua itu tidak mengatakan di mana lokasi Naglfar, maka ayahnya benar benar akan melakukan genosida. Ya, itulah sosok ambisius Akaito yang Kaito kenal.

"Tidak… menghancurkan kerajaan tetangga, Megurine dan Kagene adalah sebuah hal mudah. Dengan Naglfar kita bisa menguasai seluruh dataran di dunia ini!" Akaito menyeringai. Memang Naglfar adalah jawaban untuk memenangkan perang di masa datang. Tetapi bukan suatu hal yang mustahil jika memang ingin menaklukan dunia sekalipun. Naglfar. Begitulah kata pria tua itu, sebuah senjata yang akan memberikan kekuatan yang diinginkan bagi setiap pemiliknya, bahkan kekuatan penghancur dunia sekalipun. Akaito pergi meninggalkan ruang bawah tanah dengan perasaan puas. Ia harus memberi tahu keberhasilannya dalam menemukan lokasi Naglfar kepada setiap petinggi keluarga Shion. Kaito masih membeku di tempat. Membawa kedamaian kepada VocaShire adalah tujuannya. Ia tidak menginginkan hal lebih. Dalam hati ia berharap, suara penolakan akan menguasai dunia terdengar di pertemuan nanti.

(-)

Pertemuan dilaksanakan sehari setelahnya. Kaito juga mengunjungi pertemuan itu, dilihat juga saudara saudaranya yang duduk manis di tempat pertemuan. Para petinggi keluarga Shion begitu antusias mendengarnya. Prospek memperoleh kekuatan Naglfar begitu menarik perhatian para petinggi sehingga membuat angan angan Kaito tidak akan pernah terwujud. Kaito mendengar penjelasan ayahnya dengan cermat. Apa yang dikatakannya adalah mengenai Naglfar, lokasi Naglfar, dan tujuan ambisiusnya.

Lost Island. Itulah lokasi Naglfar yang diucapkan Akaito tadi, sebuah pulau yang terlupakan yang bahkan tidak tergambar di peta sekalipun. Pulau itulah yang dipercayai sebagai lokasi dari Naglfar. Ini bukan pertama kalinya Kaito mendengar kata Lost Island. Banyak sekali rumor mengenai pulau tersebut. Pulau yang paling berbahaya, itulah rumor yang paling terkenal. Kaito percaya akan hal itu, mungkin apa yang ada di dalam Lost Island lah yang membuat setiap orang tidak ingin mendekati keberadaannya dan bahkan melupakannya.

Dan disusunlah rencana untuk melaksanakan ekspedisi ke Lost Island. Para petinggi sudah siap mengorbankan para prajurit dan kesatria mereka. Sinting. Itulah pemikiran Kaito saat ini, ambisi mereka terlalu meluap luap sehingga mereka terlalu meremehkan Lost Island.

"Kurasa kita harus menambahkan beberapa orang luar yang cukup kuat untuk melakukan ekspedisi ini." Usul salah satu petinggi. Ya memang sudah seharusnya seperti itu, pikir Kaito yang melirik ke arah petinggi tersebut. Sebagian kecil dari kesatria dan prajurit dari kerajaan Shion tidaklah cukup untuk menaklukan Lost Island.

"Tetapi… dengan anggota ekspedisi yang acak acakan akan sulit untuk mengatur mereka." Petinggi yang lain mulai menanggapi. Suara riuh mulai terdengar, para petinggi nampak menyetujui tanggapan tadi.

"Maka dari itu, kita memerlukan komandan yang akan memimpin mereka. Seorang komandan dari keluarga Shion. Dan orang itulah yang akan menerima kekuatan Naglfar. Kekuatan untuk menaklukan dunia." Akaito berdiri dan berbicara dengan suara lantang. Kaito mengerutkan keningnya, ia memiliki perasaan buruk. Sejak awal ia sangat tidak menyukai gagasan ini.

"Kaito. Kau dan saudara saudaramu akan mengikuti ekspedisi ke Lost Island." Lanjut Akaito menatap lekat kepada anak anaknya. "Kalian juga bisa menambahkan orang orang yang kalian percayai untuk masuk dalam ekspedisi ini."

"Baik!" Ucap Kaito dan kedua saudaranya dengan serempak membuat Akaito tersenyum puas. Ketiganya membungkuk hormat, sebagai wujud suka rela dan rasa terima kasih. Kaito tidak bisa menolak, jika sesosok Akaito sudah meminta maka tidak ada seseorang yang bisa menolaknya. Sekarang, Kaito harus mengatur segalanya termasuk menambahkan orang orang ke dalam kelompoknya. Ia tidak boleh sembarangan dalam memilih, orang orang yang harus masuk dalam kelompoknya haruslah orang orang berkekuatan dahsyat. Ia sudah memiliki beberapa kandidat. Termasuk salah satu sahabatnya, seorang kesatria muda dari keluarga Kagene.

TO BE CONTINUED

.

.

Pojok Author :

Fic selingan dari Let There be Light. Terinspirasi dari Poneglyph di wanpis, serta novel Hailstorm.

Semoga aja bisa dilanjutin sampai tamat.

.

.

Saya akan berterima kasih jika para senior mau memberikan masukan lewat review.

Sampai bertemu di chapter depan!