"Ahra-ya,putri eomma yang paling cantik. Ahra-ya, eomma percayaakan mereka berdua padamu, sayangi mereka sebanyak yang kau bisa. Kau tahu? Hanya kau yang eomma percaya untuk menjaga mereka, tak ada yang lebih memahami mereka ketimbang dirimu. " tangan eomma mengelus surai lembut Ahra.
Dipandangnya sepasang bola mata kecoklatan milik eomma, Ahra bertahan dalam posisinya. Ia tak berkedip, ia tak berucap dan bahkan ia tak menangis ketika bertemu eomma yang sangat dirindukannya.
Iris kecoklatan milik eomma tampak berkaca, tak hentinya ia elus rambut hitam Ahra yang tergerai hingga punggung.
"Ahra-ya, eomma percaya padamu sayang."
Sekali lagi eomma mengucapkan kata yang sama seolah meyakinkan putrinya bahwa apa yang ia katakan memang benar.
Sementara Ahra, gadis itu. ia tak lepas memandang eomma, kali ini ia mengangguk walaupun awalnya ia sedikit meragukan apa yang eomma-nya katakan. Bukan ragu sebenarnya, hanya saja ia tak yakin apakah dirinya benar-benar bisa dipercaya untuk menjaga mereka.
Senyuman eomma merekah, diraihnya wajah Ahra dan menangkupnya dengan kedua tangannya yang terasa hangat bagi Ahra.
"terimakasih, eomma menyayangimu" ujarnya seraya mengecup kening Ahra lembut.
Kecupan hangat dari eomma,entahlah. Apakah perasaannya saja atau memang kecupan itu nyata. Ahra tak mengerti, hanya saja yang pasti ia yakin ia tengah bermimpi.
Mimpi sama yang selalu terulang, akan tetapi tak biasanya berakhir dengan kecupan dikening. Biasanya eomma akan memeluknya bukan menciumnya seperti itu.
"Noona~"
'Noona?' Ahra mengerutkan keningnya. Sejak kapan eomma memanggilnya noona?
"Noona ireona..."
Apakah ada yang salah dengan dirinya? Panggilan itu terasa semakin jelas, Ahra yakin ia tak salah dengar.
"Noona palli ireona!"
Ahra mengerjap setelah mendengar teriakan tepat didepan telinganya, dan bahkan sekarang telinganya terasa berdengung hebat. Ia terbangun dari alam bawah sadarnya, dan langsung terduduk saking kagetnya.
Napasnya berhembus kasar, siapa orang gila yang berani-beraninya membangunkan orang tidur dengan cara tak berprik kemanusiaan seperti itu?
Manik kecoklatannya berputar malas, melihat sekeliling dan akhirnya menemukan siapa pelaku yang merusak tidurnya.
Puppy eyes yang dibuat semanis mungkin tengah menatapnya dengan pandangan minta dikasihani. Ya memang manis, tapi baginya itu lebih ke menjjijikan dan membuatnya ingin mencekik orang itu.
Pelakunya, pemuda berperawakan tinggi namun tubuhnya tampak seperti tengkorak yang dibalut kaus putih lengan panjang dan juga celana training kebiruan yang terlihat kebesaran.
"Kau..." ucap Ahra menggantung, tatapannya kali ini beralih pada jam yang tergantung tepat didinding samping tepat tidurnya.
Baru jam 1.30, ini masih tengah malam. Ahra mendengus, "kau tahu ini jam berapa?"
Pemuda itu tersenyum manis, ia duduk bersila dengan tangan bertumpu diatas tempat tidur. "aku lapar" katanya menjawab pertanyaan Ahra dengan jawaban tak singkron.
Ahra menghela napas, ini jam 1.30 malam dan ia harus memasak untuk manusia berkulit pucat itu? astaga.
"suruh siapa kau makan sedikit tadi, eoh? Bukan kah sudah aku bilang, kau harus makan yang banyak. Kebiasaan setiap malam kau selalu membangunkanku dan memintaku memasak untukmu. Kau tahu? Ini tengah malam, tengah malam seperti ini adalah waktunya tidur bukan makan Kim Kyu, seharusnya kau..." akhirnya dimulailah ceramah terkenal milik Kim Ahra. Meski begitu tak urung Ahra melaksanakan keinginan adik bungsunya itu. sejak ia bangun, lalu memasak dan bahkan hingga semua makanan telah habis, bibirnya tak pernah berhenti mengomel.
Tapi Kyuhyun tak menyangkal ataupun mencoba menghentikan omelan kakaknya. Baginya itu lebih baik dibanding melihat kakaknya menangis atau tertidur dengan dahi berkerut seperti tadi. Kyuhyun sering melihat Eomma selalu mencium Ki Bum, Ahra, ataupun dirinya –mungkin- dikening jika mereka mengkerutkan dahi ketika tidur. Karena itulah tadi ia melakukan itu pada Ahra kakaknya.
Keributan terdengar disalah satu sudut rumah pagi itu, teriakan dan suara derap langkah yang menghentak menggema dilantai dua sana.
"Ya! Kim Ki Bum! Dimana PSP-ku?! Ya! Kau kemanakan, eoh?!"
Yang dipanggil berjalan cepat, menyambar tasnya dan turun kelantai pertama. "Aku tidak tahu." Katanya dingin, menyangkal pertanyaan Kyuhyun yang lebih terdengar seperti tuduhan.
"Jangan berbohong kau! Aku tahu kau menyembunyikannya!" Kyuhyun berlari mengejar seseorang yang ia panggil Kim Ki Bum.
Sementara Ki Bum ia berjalan melenggang kedapur, mendekat pada Ahra yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka. Ya, mungkin bisa disebut bersembunyi?
Ahra hanya menggeleng pasrah, suasana seperti ini sudah biasa ia alami. Tapi ternyata tetap saja meskipun hampir setiap hari terulang, telinganya tetap tak terbiasa dengan teriakan-teriakan kedua adik kembarnya itu.
Kembar? Ya, adiknya memang kembar. Kembar tak identik, Kim Ki Bum si kakak pendiam nan dingin dan Kim Kyuhyun si bungsu kurang ajar. Oh, ayolah. Memangnya siapa yang akan menyangkal kalau adiknya yang satu itu memang kurang ajar?
Entah gen darimana tapi adik bungsunya itu sepertinya memang terlahir menyebalkan, tak kurang dari lima kali ia dipanggil kesekolah karena kelakar adik bungsunya itu. kasusnya bermacam-macam, dimulai dari membolos, berlaku tak sopan dan bahkan sampai terlibat tawuran.
Ajaib bukan? ia masih dipertahankan disekolah padahal sudah berkali-kali mendapat surat peringatan. Namun dibalik sikapnya yang menyebalkan ternyata tuhan memang adil.
Kim Kyuhyun, adik bungsunya. Ia dianugerahi kecerdasan yang tak dapat dipandang sebelah mata, beberapa bulan lalu ia mendapat penghargaan dari kementrian pendidikan karena berhasil memenangkan olimpiade matematika diajang Internasional.
Dan sebenarnya ia juga mendapat beasisiwa penuh disekolah sebelum akhirnya beasiswa itu dicabut karena ia terlibat tawuran antar sekolah. Sungguh hebat buka adik Kim Ahra ini?
Kali ini Ahra memandang adiknya yang berdiri disampingnya dengan wajah dingin, tapi hey ada senyuman kecil disana. Ya, adiknya yang satu ini memang dingin tapi Ahra tahu dibalik sikap dinginnya Kim KI Bum memiliki sisi hangat yang jarang sekali ia perlihatkan, bahkan pada adiknya sendiri.
Kim Ki Bum, sebenarnya tak jauh berbeda dari kembarannya, ia juga sama menyebalkan. Hanya saja bedanya ia lebih penurut dan tak pernah melanggar peraturan. Tetapi sikap dingin dan so mandirinya kadang membuat Ahra kesal.
Adiknya yang satu ini jarang tersenyum, tak pernah bersikap manis seperti Kyuhyun. Ia selalu menempatkan dirinya sebagai lelaki tertua dirumah, sikapnya yang seperti itu malah membuatnya terlihat kekanakan. Memang menyebalkan tapi bagi Ahra itu juga tak kalah menggemaskan.
Oh, dan jangan lupa. Kim Ki Bum juga sama cerdasnya dengan Kyuhyun, mereka berdua seringkali bergantian peringkat setiap semesternya. Apakah mereka membuat sebuah perjanjian? Ah, entahlah.
"Ya! Kim Ki Bum! Dimana PSP-ku?!"
"Tidak tahu!"
"Bohong!"
Dan pertengkaran mereka terus berlanjut bahkan ketika sarapan sekalipun,
"Diam!"
Satu teriakan cempreng milik Ahra seolah menggema, Kyuhyun dan Ki Bum akhirnya berhenti berdebat. Mereka saling bertukar pandang dan lalu menunduk bersamaan, menghabiskan sisa sarapan mereka tanpa pembicaraan.
Ahra, gadis berusia dua puluh satu tahun itu menyeringai. Kenapa tidak dari tadi ia lakukan ini? kalau sudah mendengar kakak tertuanya berkata 'Diam' kedua makhluk berisik itu memang selalu menurut, dan sepertinya sadar kalau kakaknya mulai marah.
Acara sarapan berakhir dengan damai, Kyuhyun pamit lebih dulu dengan wajah tertekuk. Sepertinya ia marah karena belum menemukan PSP kesayangannya, sementara Ki Bum. Pemuda berkaca mata itu tersenyum sepeninggalnya Kyuhyun.
"Kim Ki, kenapa tersenyum?"
Ki Bum mendongak mendengar pertanyaan Ahra, senyuman kecilnya semakin berkembang dan Ahra hapal betul jenis senyuman apa itu. Senyuman jahil yang sepertinya hanya ia yang tahu.
"Jangan bilang kalau kau..." ucapan Ahra menggantung,
"Jangan bilang padanya Noona," sergah Ki Bum dengan kedua tangannya bersatu, "jebal," pintanya.
"Aigoo..." desah Ahra tak percaya, jadi benar Ki Bum menyembunyikan PSP milik adiknya? Astaga apa yang anak ini pikirkan.
"habisnya ia selalu bermain game ditengah pelajaran, kalau pelajaran guru lain tak masalah. Tapi hari ini ada pelajaran Yoo sonsaengnim," Ki Bum mencoba menjelaskan walaupun tak diminta, ia tahu kakaknya akan membutuhkan penjelasan darinya.
Ahra menatap Ki Bum, tanpa terasa ia tersenyum, "jadi kau takut adikmu dikeluarkan dari kelas lagi?" tanya Ahra sedikit menggoda Ki Bum.
Ki Bum tersedak air liurnya, mwo? Apa maksudnya ia peduli pada Kyuhyun? Oh, tidak.. tidak. sepertinya kakaknya salah paham. "Ani," sangkalnya cepat, "aku... aku, aku hanya malu kalau ia dikeluarkan lagi dari kelas, itu sangat sangat memalukan,"
Kembali Ahra tersenyum, "baiklah" katanya menerima alasan Ki Bum.
Ki Bum peduli, ia peduli pada adiknya. Ahra tahu itu, bahkan sangat tahu. Walaupun mereka selalu bertengkar tapi tanpa mereka sadari mereka saling melindungi, mereka saling peduli. Dan mereka saling menyayangi.
Ki Bum beranjak dari tempat duduknya, ia merapikan seragamnya sebentar. "Noona aku pergi dulu," katanya seraya berlalu.
"hati-hati! Jangan lupa jaga adikmu!"
"Ne!"
Ahra mengantar kepergian Ki Bum dengan senyuman, kini ia hanya tinggal sendiri. Ya, mereka memang hanya tinggal bertiga sejak... Appa meninggal empat tahun lalu karena kecelakaan dan eomma meninggal satu tahun kemudian karena sakit yang dideritanya.
Lalu darimana mereka hidup? Ahra hanya seorang mahasisiwi di jurusan bisnis yang sesekali bekerja diperusahaan peninggalan appa-nya, yang kini dipimpin oleh pamannya yang mau berbaik hati menjaga perusahaan sementara hingga Ahra siap nanti.
Ahra bersyukur walaupun kini ia dan kedua adiknya yatim piatu tetapi mereka memiliki orang-orang baik dan menyayangi mereka dengan tulus. Ya, ia bersyukur masih bisa berkumpul dengan kedua adiknya hingga saat ini.
Tiga tahun lalu, satu bulan setelah kepergian eomma. Ia hampir kehilangan salah satu adiknya, Kim Kyuhyun.
Sejak kecil Kyuhyun memang terlahir sedikit lebih 'istimewa' dari Kibum, setidaknya itulah yang eomma katakan. Dulu ia tak mengerti apa maksud 'istimewa' itu, tapi semakin dewasa ia semakin mengerti dan tahu apa maksudnya.
Kyuhyun, sejak kecil ia harus selalu mendapat perhatian penuh dari eomma. Setiap pergantian musim seringkali ia harus mendekam di rumah sakit.
Tubuhnya sulit bersahabat dengan cuaca yang terlalu dingin ataupun terlalu panas, bahkan seingat Ahra Kyuhyun tak pernah sekalipun bermain di tengah hujan. Oh, tunggu dulu. Kyuhyun dan Ki Bum pernah sekali bermain ditengah hujan dan berakhir dengan Kyuhyun yang mengalami demam tinggi dan Ki Bum yang kehilangan selera makan, apakah mereka saling merasakan sakit satu sama lain?
Oh, ya. Tiga tahun lalu, dokter bilang Kyuhyun mengalami stress. Dugaaa Ahra, itu karena kepergian eomma, ia menolak untuk makan hingga sampai batas kemampuannya. Ahra dan Ki Bum yang saat itu masih di kelas dua junior high School terpaksa harus membawanya ke rumah sakit setelah menemukannya terbaring di kasur kamar utama, kamar eomma dan juga appa dalam keadaan tak sadarkan diri dan juga demam tinggi.
Sejak saat itu Ahra menjaganya lebih ekstra, menuruti semua keinginannya dan memanjakannya. Sebenarnya Ahra juga ingin melakukan hal yang sama pada Ki Bum, tapi anak itu. ia tumbuh terlalu cepat, ia dewasa sebelum waktunya. Ia selalu menolak dimanjakan, Ahra ingat Ki Bum selalu bilang "Aku anak lelaki tertua dikeluarga ini," mengisyaratkan kalau dirinyalah yang harus jadi tumpuan dalam keluarga, sangat manis bukan?
Ki Bum memang memiliki tubuh yang lebih kecil dari Kyuhyun, tapi siapa sangka Ki Bum adalah pemegang sabuk hitam taekwondo.
Ahra menyadari sesuatu, ternyata kedua adiknya memang mempunyai satu kesukaan yang sama. Sama-sama suka berkelahi tapi tentunya berbeda, Ki Bum lebih teratur. Ia menyalurkan kesukaannya pada sesuatu yang positif tidak seperti Kyuhyun yang lebih suka 'freestyle' lalu berakhir babak belur dan demam setelahnya.
Keluarga kecilnya yang penuh teriakan setiap pagi, keluarga kecilnya yang penuh kehangatan, keluarga kecilnya bersama kedua adik kembarnya yang sama-sama keras kepala. Kim Ki dan Kim Kyu, panggilan yang manis.
TBC
Halo~ Khachoelf fanfiction here~ untuk pertama kalinya coba publish ff di sini. Mohon bantuan semuanya…
