Satu! Dua! Tiga!

By : Imeelia

Disclaimer : Siapalah EXO itu aku hanyalah butiran debu.

.

.

.

Minseok, cewek itu sedang berjalan di kebun sekolahnya. Di wajahnya terlihat seyum manis, meihat seorang pria bermata rusa yang saat ini sedang menutup matannya di bawah pohon rindang. Minsek ikut mendudukkan dirinya di bawah pohon, bahkan bahunya sapai bersentuhan dengan Luhan.

"Minseok? Ada apa?"

Bukannya menjawab pria berwajah 'cantik' itu, Minseok malah memejamkan matanya.

Luhan mendengus kesal, merasa diabaikan. Dengan cepat ia mencubit hidung Minseok keras dan terkikik setelahnya. Minseok terlihat kaget sekaligus kesal. Pipinya menggembung karena kesal. Membuat Luhan makin ingin mencubitnya gemas.

"Luhan! Jahil banget sih!"

"Lebih ngeselin mana sama yang pura-pura tidur?" goda Luhan. Minseok hanya memukul lengan Luhan kesal.

"Habisnya aku penasaran. Ngapain kamu tidur di bawah pohon? Kamu kayak penunggu pohon tau nggak sih," ejek Minseok. Giliran Luhan yang mendengus kesal.

"Lagi bosen di kelas, cari udara aja di luar." Jawab Luhan. Minseok terkikik geli.

"Kelas kamu ruang hampa banget ya, sampai udara aja harus di cari. Bulan ya? Haha,"

Luhan kesal karena Minseok –lagi-lagi- mengejeknya. Mendadak, Luhan menarik Minseok mendekat ke arahnya, dan menggelitik pinggang ramping gadis berambut hitam panjang itu. Membuat Minseok merasa kegelian, dan berusaha menjauh dari Luhan.

"Luhan! Geliiii!" pekik Minseok, namun malah membuat Luhan makin menggelitiknya. Semakin Minseok mronta, semakin gencar pula Luhan menggelitik Minseok.

Dan ketahuilah bahwa Minseok adalah gadis yang tidak mau kalah. Terlebih terhadap Luhan. Ketika Luhan lengah –karena Minseok meronta terus, Luhan kewalahan- Minseok menarik leher sensitive Luhan dan mengusapnya pelan. Membuat Luhan menggeliat kegelian.

"Minseok!"

Luhan dan Minseok saling menggelitik, dan keduanya sama-sama menggeliat karena kegelian. Sampai mereka jatuh berguling di atas rerumputan, menghadap birunya langit yang indah, walau sedikit tertutup ranting pohon. Mereka berdua berhenti karena kelelahan, lalu saling tertawa satu sama lain.

Luhan tidak tahan untuk tidak mengelus rambut Minseok, membuat si empunya rambut menoleh. Ketika mata keduanya bertemu, Luhan tersenyum sebegitu manisnya membut dunia terasa berhenti sebentar –bagi Minseok.

"Semoga kita bisa menikmati waktu tenang seperti ini terus ya,"

"Semoga sa-"

"LUHAN! MINSEOK! SEDANG APA KALIAN? MENGAPA TIDAK MASUK KELAS?" suara menggelegar guru Kim membuat mereka terlonjak kaget.

Luhan dan Minseok sudah bangkit dari acara menatap birunya langit, dan kini saling bertatapan. Guru Kin mendekat kea rah mereka, dan tentu saja kedua remaja ini gelagapan. Dari kode mata Luhan, Minseok menangkap sesuatu yang langsung di amini oleh Minseok.

"Satu,"

"Dua,"

"Tiga!"

"Kabuuuurrr!"

Dan kemudian para murud –dan mungkin beberapa guru- menikmati tontonan gratis dimana dua murid berbeda jenis kelamin dan guru ketertiban saling berkejaran di lingkungan sekolah.

.

.

.

Finish


Mel's note :

Hai semua, ini ff debutku /apa

Maksudnya, ff debut di tahun 2014 gitu. Biar bisa di sebut author baru. heh.

Iya, ini ff comebackku setelah bertahun-tahun hiatus. Eits, bukan tanpa alasan juga sih. Sibuk banget plus susah banget buat di buka. geezz, dan akhirnya ketika di tangan saya sudah ada laptop dan wi-fi yang menunjang, saya akan menguasai dunia buakaka

Mungkin karena sudah lama, kaku banget buat ngetik. uhg, padahal ide banyak lagi ngalir deras~ Dan ternyata ffnet ini sudah banyak berubah. hiks. Bahkan sampai kehilangan 2 member... eh...

Last time, terimakasih sudah mau menikmati drabble ini haha

p.s aku ada di pm (mungkin) (ngarep banget)