Cast : -Kim Taehyung
-Kim Seokjin
-Jeon Jeongguk
-Park Jimin
-Min Yoongi
-Seo Joohyun (pengasuh)
-etc
Pair : -VJin / TaeJin (main pair), KookMin
Rated : T
Warning : OOC, Gak tau siapa seme atau uke dari V dan Jin -_- tapi mungkin tau kalo udah lanjut chapter. Yang jelas Yoongi ku buat jadi uke walaupun dia orang ketiga. Tambah lagi, Jimin ceritanya uke Jungkook wkwk :p
This is yaoi fanfic. DON'T LIKE DON'T READ!
Panti asuhan.
Tempat dimana anak yang sudah tak memiliki kedua orangtua ditampung.
Banyak yang mengatakan, sebagian besar panti asuhan memiliki pengasuh yang kejam. Namun tidak dengan Panti Asuhan yang bernama Haruma itu. Pengasuh mereka baik, sangat baik, yaitu Joohyun. Bisa membuat anak-anak disana juga bertingkah baik dan sopan, namun tidak dengan satu anak berambut coklat gelap itu, Kim Taehyung, ia sangat dingin. Meskipun begitu, Taehyung tetap bersahabat baik dengan Jungkook.
"Sudah 6 tahun aku di Panti ini. Sekarang umurku 16 tahun. Tak adakah yang ingin mengadopsiku? Sudah banyak yang telah diadopsi, kini lebih banyak anak yang berumur dibawah 15 tahun yang tinggal disini" keluh Taehyung.
Jungkook menggeleng melihat sahabatnya. "Tidakkah kau bersyukur masih ada yang masih baik? Semua disini baik. Bahkan pengasuh kita wanita sangat baik."
"Aku tak membutuhkan banyak teman, aku hanya butuh orangtua!"
"Mereka sudah bahagia disana! Kau jangan merenggut kebahagiaan mereka!"
"Mereka bahagia? Bagaimana denganku hah?!"
Joohyun mendengar suara ribut di kamar tersebut, dan segera menegur juga memberi kabar.
"Kalian kenapa ribut? Ayo keluar, kita kedatangan anak baru."
"Apa kau bilang ahjumma? Anak baru?" kejut Taehyung.
"Iya, anak baru, mereka sepertinya seumuran kalian"
"Wah, apakah panti ini akan ramai?" Jungkook bertanya sendiri.
"Justru malah tambah kacau."
Jungkook menjitak keras Taehyung karena sikapnya dan hanya direspon keluhan. Lalu mereka berdua menuruti kata-kata Joohyun untuk segera keluar.
Semua anak panti yang jumlahnya tak sampai 40 pun berkumpul di ruang tengah untuk menyambut anak baru.
Ternyata ada dua orang, dan kedua-duanya adalah laki-laki yang terlihat cukup tampan.
"Anak-anak. Kita kedatangan anak baru. Ayo kenalkan diri kalian?"
"Perkenalkan, aku Kim Seokjin, umurku 19 tahun. Bangapseumnida."
'terlalu dewasa. Begini-begini dia malah masuk ke panti kami. Harusnya panti jompo saja' Batin Taehyung sambil memasang wajah dengan tatapan cukup nanar.
"Aku Park Jimin. Umurku 16 tahun, salam kenal."
Kedua orang baru itu pun membungkukan badan 90 derajat.
Jungkook berbisik pada Taehyung."Hey Taehyung, kau tahu? Yang seumuran denganmu itu sepertinya menarik."
"Terus?"
"Ya..."
"Taehyung, Baekhyun dan Yixing baru saja diadopsi kan?" Tanya Joohyun tiba-tiba.
Taehyung hanya berdehem, bermaksud mengatakan 'Iya'.
"Kalau begitu, kalian sekamar dengan Taehyung dan Jungkook ya.."
"Hah?! Jang... hmmmph"
Jungkook menahan mulut Taehyung dengan tangan kanannya. "Iya jumma. Baiklah, ayo bawa barang kalian ke kamar, kamar kami ada 2 ranjang yang masih kosong kok."
Di kamar, terasa sedikit sangat canggung karena kedatangan Jimin dan Seokjin yang ternyata lebih tua daripada Jungkook dan Taehyung.
Kecanggungan tak akan berlangsung lama, salah satu orang yang bisa memulai pembicaraan pasti bisa menjalin suatu hubungan yang akrab.
"Hey kau. Boleh kita berteman?" Jimin memecahkan keheningan pada Jungkook.
Jungkook sedikit terkejut karena Jimin, tak tahu mengapa Jungkook cukup senang ketika ia disapa.
"Berteman? tentu saja boleh!"
Taehyung melihat peristiwa itu dengan tatapan sinis.
"Hey, kau jangan ambil sahabatku."
Sahabat Taehyung itu hanya menatap sahabatnya sekilas tak peduli. Ia langsung merangkul Jimin dan membawanya keluar.
"Ayo kita keluar saja."
Jimin mengangguk."Iya"
"Menyebalkan sekali. Punya teman baru tapi teman lama malah dilupakan." Keluh Taehyung sendiri saat melihat pintu ditutup karena Jimin dan Jungkook keluar kamar.
"Jangan begitu. Adik sepupuku kesepian, ia sudah tak punya orangtua saat bayi, ia tinggal denganku, tapi kedua ortuku menyusul, lalu kami dikirim kesini." Respon Seokjin yang mendengar perkataan Taehyung.
Taehyung pun menghadap ke Seokjin ketika mendengar kata-katanya yang diperuntukkan padanya."Apa urusannya denganmu?"
"Tidak. Kau mengapa begitu saja mengeluh?"
"Banyak tanya."
"Aku hanya bertanya sekali, dan kau dengar itu?"
"Tidak."
'Dingin sekali.' Batin Seokjin.
Seokjin menyerah dengan Taehyung yang sangat susah untuk dilawan kata-katanya walau sangat singkat. Tapi hal itu membuat Seokjin malah semakin ingin lebih dekat lagi dengan Taehyung.
-True love and True friend
Pagi.
Walaupun mereka anak panti, mereka tetap bersekolah, seluruh murid yang berada disitu di sekolahkan di Sekolah yang sama. Kebanyakan mereka adalah murid SD dan SMP, namun untuk Taehyung, Jungkook dan Jimin, mereka adalah murid SMA. Sedangkan Seokjin kuliah.
"Kook, ayo kita sekolah bersama." Ajak Taehyung di depan teras panti.
"Hm... Jimin ikut kita, ya? Kasihan dia sendiri."
Taehyung memutar kedua bola matanya kasar. "Tidak. Kau pergi saja bersama dia sana!"
Taehyung berubah menjadi ketus pada sahabatnya hanya karena hal yang sepele, Jungkook pun terdiam sebentar dan langsung pergi Sekolah bersama Jimin walaupun Jimin adalah kakak kelasnya.
"Lagi-lagi... Anak baru itu mengambil sahabatku. Apakah tak ada orang lain di Panti yang bisa kau temani selain sahabat yang itu?!"
"Apa kau tidak keberatan bersamaku? Kampusku dekat dengan Sekolahmu."
Terkejut ketika melihat seseorang yang tiga tahun lebih tua kini berada di belakangnya.
"Tentu saja aku keberatan."
"Dasar kau ini."
Meskipun tahu jawaban Taehyung menunjukkan penolakkan, Seokjin langsung menarik tangan Taehyung dan segera menaiki bus yang langsung datang. Tangan Seokjin cukup kuat dan tak bisa dilepaskan, Taehyung hanya bisa mengikuti langkahnya dengan malas.
"Ku bilang kan aku keberatan!"
Semua orang yang berada di bus yang mendengar suara itu menatap ke arah sumbernya, otomatis mereka juga menatapi siapa yang berada di sebelah sumber suara.
Seokjin menaroh telunjuknya di bibir Taehyung."sstt.. jangan ribut, orang melihat ke kita semua."
Taehyung menghindarkan tangan Seokjin dari bibirnya ."Aku tak peduli."
Bus berhenti tepat di depan Sekolahnya. Taehyung langsung turun tanpa menghiraukan orang yang berada di sebelahnya. Namun Seokjin tetap mengikutinya.
"Hey, kenapa kau turun begitu saja?" tanya Seokjin sambil memegang pundak Taehyung dari belakang.
"Tujuan kita berbeda. Kau pergi sana ke Kampus mu."
"Baiklah..."
Mereka pun berjalan berlawanan arah.
'Dia hanya dekat dengan satu orang. Apa aku juga bisa dekat dengannya? Ku pikir dia sebenarnya orang yang baik. Aku jangan menganggapnya tidak baik dulu kalau baru saja bertemu kemarin.' Batin Seokjin seraya berjalan ke Kampus.
"Seokjin-ah!"
Ia mengenali seseorang pemilik suara tersebut. Seokjin langsung menolehkan kepalanya ke pemilik suara itu. Ternyata berasal dari sahabat SMP-nya, Min Yoongi.
"Yoongi! lama tidak berjumpa"
"Aku sangat merindukanmu.." Yoongi memeluk Seokjin. Dan Seokjin membalasnya.
"Aku juga sobat, sepertinya 3 tahun kita tidak bertemu. Dan kau akhirnya bisa menemuiku disini. Tak kusangka sebenarnya kita satu Kampus"
Mereka berdua langsung melepaskan pelukan.
"Aku tadi melihatmu di Bus, bersama... Seseorang?"
"Teman satu panti."
"Panti Asuhan?! Apa kau..."
"Iya. Ortuku telah meninggal dunia 2 hari yang lalu. Tak ada pilihan lain selain tinggal disana."
"Tak tinggal bersamaku saja? Panti asuhan mungkin tak baik untukmu. Kau akan tinggal bersamaku dan..."
"Ah sudahlah. Dosen sebentar lagi akan datang."
Yoongi menghela nafas kecewa. 'Apakah tadi kau sebenarnya menolak? Tapi.. Sebenarnya aku menyukaimu Seokjin-ah...' batin Yoongi.
...
"Kau mau ku antar ke Panti bersama sopirku? Beliau orang yang baik." tawar Yoongi pada Seokjin yang masih membereskan barang.
Seokjin tersenyum, namun memilih untuk menolak. "Tidak, tapi terima kasih. Aku akan pulang bersama ketiga teman satu panti ku, aku duluan ya."
Seokjin memakai tas punggungnya dan segera keluar dari kampus. Yoongi hanya memandangi sahabatnya yang makin jauh dan tak terlihat lagi di kelas.
"Saranghae." Yoongi mengatakannya walaupun kelas kosong.
-True love and True friend
Saat Seokjin keluar dari kampusnya, ia melihat Taehyung sendirian di depan Sekolahnya. Lalu langsung segera mendekatinya.
"Taehyung-ssi, kemana mereka berdua?" Tanya Seokjin.
"Ngapain kau memanggilku jadi se-formal itu? Jimin Jungkook? duluan, mereka meninggalkanku."
"Kita belum cukup dekat. Kalau begitu, ayo kita langsung naik Bus disana."
Hanya membalas dengan anggukan, karena Taehyung tak ingin pulang sendirian.
"Hey Taehyungie, ku kira kau pulang duluan tadi ku cari tidak ada." Ujar Jungkook ketika Taehyung bersama Seokjin memasuki kamar.
"Aku sengaja menghilang agar kalian tak terganggu." Jawab Taehyung.
Jimin menoleh pada Taehyung. "Apa maksudmu?"
"Kalian..."
"Sudah-sudah. Ayo makan sore dulu. Joohyun ahjumma sudah mempersiapkan." Potong Seokjin.
-True love and True friend
Semua anak panti telah berkumpul di meja makan panjang yang berjumlah 3 buah. Namun ada satu kursi yang terkosongi, kursi itu harusnya diduduki oleh Taehyung.
Joohyun bingung melihat kursi kosong itu. "Taehyung? Kemana dia?"
"dia masih tiduran, ahjumma. Ku pikir ia kecapean." Jawab Jungkook.
"Bisa kau memanggilnya? Makanan ini akan habis dan ia pasi tak dapat jatah." pinta Joohyun.
"Hmmm..."
"Biar aku saja" tiba-tiba Seokjin menawarkan dirinya.
"Oh baiklah. Kau panggilkan Taehyung, ia harus makan sekarang, bilang kalau aku yang menyuruh"
Seokjin mengangguk dan langsung membuka knop pintu kamar yang juga ia tiduri.
Cklek.
Ia melihat Taehyung yang terbaring, Seokjin duduk di pinggir ranjang dan menepuk-nepuk pelan pundak Taehyung agar ia mau terbangun.
"Taehyung. Ayo bangun, kau harusnya makan. Kasihan ahjumma sudah memasak tapi tak kau hargai."
"Ambil saja jatahku." jawab taehyung dengan nada suara seperti tidak ingin dibangunkan.
"Kau ini, makan sedikit saja. Setidaknya perutmu diisi." Seokjin menepuk pundak Taehyung semakin keras.
BRUK!
Taehyung terjatuh dari ranjang ke lantai karena pukulan Seokjin.
"Sakit sekali!" keluh Taehyung.
"Astaga... Taehyung maafkan aku..."
"Makanya bantu aku jika ingin ku maafkan!"
Merasa bersalah. Seokjin memberi tangannya bermaksud Taehyung menariknya agar berdiri.
Tapi, 'menarik' yang Taehyung lakukan tak berhasil untuk berdiri.
Taehyung menarik tangan Seokjin terlalu keras, pemilik tangan tak mungkin menahan jika sekeras itu. Sehingga ia terjatuh. Namun ia tak terjatuh ke lantai.
Namun
kini Seokjin yang terjatuh di atas badan Taehyung. Wajah mereka berhadapan dan jaraknya sangat dekat.
Mata mereka juga saling bertatapan satu sama lain. Taehyung hanya menelan salivanya dengan mata lebar. Mereka berdua diam seribu bahasa dan tak tahu harus berbuat apa lagi.
Wajah mereka sangat dekat.
.
Seokjin bingung. Mengapa Taehyung yang suka berontak kini menjadi sangat tenang?
.
Ah sudahlah, ia mungkin melupakannya.
.
Lalu kembali fokus pada wajah yang terlihat mulus dan sangat indah.
.
Ditambah Seokjin makin mendekatkan wajahnya lagi..
.
Taehyung memejamkan matanya karena tak ingin melihat apa-apa lagi.
.
Dan...
.
"Seokjin! Kenapa kau lama sekali?! Cepat bawa Taehyung ke meja makan!"
TBC
Don't be silent reader please^^
Aku perlu saran untuk siapa yang jadi seme, makasih~~!
