Chapter 1

Calon Menantu

o-o-o-o-o-o

Title : Calon Menantu.

Disclaimer : Masashi Kishimoto.

Warning : AU, OC, OOC*semuanya OOC disini*, Super duper GaJe, Bahasa tidak baku, DLL.

Rated : T

Genre : Romance 60%and Familiy 40% slight humor 10%(maybe).

Pairing : NaruSaku.

Summary : Naruto membayar Sakura untuk berpura-pura menjadi calon istrinya di depan Minato dan Kushina. Apakah akan ada bunga-bunga cinta yang tumbuh di antara NaruSaku?


Ohayou…

Setelah hiatus selama beberapa hari..(?)

Mya-chan kembali lagi dengan membawa fict terbaruku…

Padahal lagi UTS tapi aku nekad aja bikin fict hehe..

O y buat fict NaruSaku aku yang judulnya 'Kyuubi My Lovely Cat' akan aku update setelah UTS..

Begitu juga dengan fict-fict ku lainnya akan aku update setelah UTS selesai...

Fict ini terinspirasi dari sebuah FTV...

Entah kenapa akhir-akhir ini aku lagi suka banget ama pair NaruSaku?

Spesial for my Nee-chan "Fidy Discrimination" and semua penggemar pair NaruSaku lainnya!

Semoga sukaaaa ya semuaaa...

Happy Reading Allll!^o^


Chapter 1

Sakura di musim semi

Mentari pagi bersinar, membuat semua orang membuka matanya dari alam mimpi. Tetesan embun pagi yang menyejukkan jiwa terlihat dimana-mana. Udara segar sangat terasa di pagi yang cerah ini. Orang-orang mulai terbangun dan memulai aktifitas paginya. Di sebuah rumah besar yang lebih pantas disebut istana, tepatnya di sebuah kamar besar, terlihat seorang pria berumur 24 tahun sedang tertidur pulas di atas kasurnya yang super king size itu. Tiga pasang goresan tipis terlihat di kedua pipinya, warna kulitnya yang kecokelatan terlihat indah ditengah pantulan sinar mentari.

'Tok-tok-tok.'

Suara pintu kamar yang diketuk.

'Tok-tok-tok.'

Suara pintu kamar yang diketuk.

'Tok-tok'

Suara pintu kamar yang lagi diketuk.

'Tak-tik-tuk-tik-tak.'

Suara sepatu kuda lho?

"Naru-kun, bangun My Hunny Bunny! Udah siang nanti rezekinya dipatok ayam loh!"

Terdengar lembut namun tegas suara seorang wanita dari arah pintu kamar. Namun Naruto masih terbang di alam mimpinya.

'Tok-tok-tok.'

Lagi-lagi terdengar suara ketukan pintu.

"NARU-KUN BANGUUUNNNNNNNNN!" teriak Kushina.

Naruto tidak menunjukkan reaksi apapun, membuat Kushina kesal bukan kepalang. Tiba-tiba lewatlah seorang pria dewasa berumur 50 tahun bermata biru laut berambut kuning, dengan membawa seember cairan berwarna putih keruh.

"Kushi-chan, sedang membangunkan Naru-kun lagi?" tanya Minato.

"Ya begitulah Mina-kun, anak itu selalu susah dibangunkan," ucap Kushina agak kesal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kushina mendongak ke arah ember yang sedang dibawa Minato.

"Aku punya ide bagus Mina-kun, kemarikan ember itu! Nah sekarang tolong dobrak pintunya!" ucap Kushina sambil mengambil ember yang ada di tangan Minato.

"Kau mau apa Kushi-chan?" tanya Minato.

"Sudahlah, lakukan saja!" ucap Kushina.

Minato pun mendobrak pintu kamar Naruto.

'Bruk.'

Terdengar suara yang cukup keras namun tetap tidak bisa membuat Naruto terbangun. Kushina tersenyum tipis melihat anak lelakinya itu. Perlahan ia berjalan mendekat ke arah Naruto.

"Naru-kun bangun! Kau tidak bekerja hari ini?" tanya Kushina sambil mengoyang-goyangkan tubuh Naruto.

"Naru-kun, bangunlah! Kasihan Kaasanmu dari tadi ia berusaha membangunkanmu!" ucap Minato.

Tetap saja Naruto terlelap di alam mimpinya.

"Hh, kau memang suka dengan cara halus ya Naru-kun!" ucap Kushina sambil menyeringai.

'BYUUUURRR.'

Kushina menumpahkan cairan seember itu tepat di atas tubuh Naruto yang sedang terlelap.

1 detik-

2 detik-

3 detik-

"WHATTTT? TSUNAMI!" teriak Naruto histeris sambil langsung bangkit dari posisi tidurnya.

"WADUH, HAPE MANA HAPE! LAPTOP MANA LAPTOP HADUHHHH! HARUS CEPET-CEPET NGUNGSI NIH!" ucap Naruto panik sambil berlari bulak-balik di kamarnya sebari mengemas HP dan Laptopnya.

Kushina dan Minato hanya sweatdrop berat dengan mulut sedikit menganga melihat tingkah bodoh anak bungsunya itu.

"Emm- Naru-kun," ucap Kushina.

"KAASAN! OTOUSAN! AYO CEPAT KITA NGUNGSI!" ucap Naruto sambil menarik tangan Kushina dan Minato.

"Eh tunggu, kalo ada tsunami, mana ombaknya?" tanya Naruto.

"Huh, Naru-kun kau ini ada-ada saja! Tidak ada tsunami disini!" ucap Minato.

"Terus, tadi apaan dong?" tanya Naruto innoncent.

"Tadi itu Kaasan mengguyurmu dengan air, habis dari tadi kau tidak bangun juga," ujar Kushina ringan.

"Oh, tapi kok badanku jadi bau gini ya? Emang tadi Kaasan nyiram aku pake air apa?" tanya Naruto sambil menutup hidungnya.

"Cuma air bekas mandi Kyuubi kok!" ucap Minato.

"HAH? WHATTT? KYUUBI! DIA KAN UDAH GAK MANDI SELAMA SETAHUN OTOUSAN! TERUS DIA KUTUAN LAGI! JANGAN-JANGAN NANTI AKU JADI KUTUAN JUGA!" ucap Naruto panik sambil berlari ke kamar mandi.

"Hei Naru-kun kau mau kemana?" tanya Kushina.

"Tentu saja aku mau mandi Kaasan! Nanti aku kutuan kaya Kyuubi lagi, Hiiiiii..." ucap Naruto sambil masuk kamar mandi.

"Ckckck anak itu! Sifat konyolnya itu mirip sekali denganmu Mina-kun," ucap Kushina.

"Hehe, tapi sifat konyolku membuat kau jatuh cinta padaku kan, Kushi-chan!" ucap Minato sambil memeluk Kushina dari belakang..

"Ka-Kau ini," ujar Kushina sambil melepas pelukan suaminya itu, terlihat garis merah tipis di kedua pipinya.

"Oh ya kapan kita akan membicarakan hal 'itu' kepada Naruto?" tanya Minato serius.

"Em, kurasa sekarang umur Naruto sudah cukup, sebaiknya kita bicarakan sekarang!" ucap Kushina.

"Baiklah," ujar Minato sambil beranjak dari kamar Naruto.

"Naru-kun, setelah mandi temui Kaasan dan Otousan di ruang keluarga ya! Ada yang ingin kami bicarakan!" ucap Kushina sambil beranjak dari kamar Naruto.

"Baik Kaasan," jawab Naruto dari dalam kamar mandi.

Setelah selesai mandi, Naruto mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, juga dilengkapi dengan blazer hitamnya serta dasi berwarna merah terang. Setelah selesai berpakaian ia segera menuju ke ruang keluarga. Ia kemudian duduk di sebuah sofa panjang.

"Jadi apa yang ingin Kaasan dan Otousan bicarakan?" tanya Naruto sambil merapikan dasinya.

"Begini Naru-kun, umurmu sekarang hampir 25 tahun kan?" tanya Kushina.

"Iya Kaasan tepatnya 4 bulan lagi usiaku genap 25 tahun," ujar Naruto.

"Begini Naru-kun, sudah menjadi tradisi di klan Namikaze, kalau setiap pria harus menikah di usia 25 tahun, jadi—" ujar Minato tak terselesaikan karena Kushina memotong ucapannya.

"Jadi, apa kau sudah punya calon istri Naru-kun?" tanya Kushina to the point.

"Er- sebenarnya aku..." ucap Naruto sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Apa kau masih mengharapkan gadis Hyuuga cinta pertamamu itu hm?" tanya Kushina.

'Aduh apa yang harus kukatakan, aku memang masih mengharapkan Hinata tapi aku tidak mungkin bilang pada Kaasan dan Otousan,' batin Naruto.

"Tentu saja tidak Kaasan, aku sudah 5 tahun tidak berkomunikasi dengannya," ucap Naruto agak berat.

"Baguslah, jadi kau sudah punya calon kan?" tanya Kushina lagi.

'Kuso! Sekarang apa yang harus kukatakan? Apa aku jujur saja pada Kaasan dan Otousan kalau aku belum pernah sekalipun berhubungan dengan wanita semenjak lost contact dengan Hinata? Tapi aku tidak ingin membuat mereka kecewa,' batin Naruto lagi.

"Hehe, err—sudah kok Kaasan," ucap Naruto sambil tertawa kecil.

"Oh ya siapakah gadis beruntung itu?" tanya Minato.

"Err- dia-dia sekarang sedang kuliah di LA," ujar Naruto asal.

"LA? Lemah Abang?" tanya Minato.

'Bletak.'

Satu jitakan Kushina sukses mendarat dengan indahnya di kepala Minato.

"Mina-kun, suamiku yang pintar, LA itu Los Angeles bukannya Lemah Abang," ucap Kushina kesal.

"Hehehe, gomen Kushi-chan aku kan cuma bercanda," ujar Minato sambil nyengir kuda.

"Oke, kembali ke topik pembicaraan! Jadi siapa calon istrimu Naru-kun? Dari keluarga mana dia? Bagaimana rupanya?" tanya Kushina lembut.

'Aduh aku harus jawab apa nih,' batin Naruto.

Naruto pun mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Terlihat pemandangan Pohon Sakura yang tengah bermekaran di musim semi yang indah ini.

'Indah sekali Bunga Sakura itu,' batin Naruto.

"Sakura," gumam Naruto setelah terkagum dengan keindahan bunga Sakura itu.

"Oh jadi nama calon istrimu Sakura? Hm.. nama yang indah," ucap Kushina.

"Bu-Bukan, eh iya-iya maksudku iya nama calon istriku Sakura, hehe," ujar Naruto sambil tertawa kecil.

"Lalu nama depannya apa?" tanya Kushina lagi.

'Sakura, aduh Sakura apa ya? bingung! Atau jujur aja ama Kaasan dan Otousan? Tapi udah tanggung bohong,' batin Naruto.

"Naru-kun? Apa nama depannya?" tanya Kushina lagi.

'Sakura- Sakura di musim semi,' batin Naruto.

"Haruno Sakura! Ya namanya Haruno Sakura," ucap Naruto cepat.

"Oh, Haruno Sakura, nama yang cantik, apa gadis itu secantik namanya?" tanya Minato.

"Hehehe, tentu saja Otousan, err- rambutnya berwarna merah muda seperti bunga Sakura, dia-dia-dia juga memiliki mata emerald yang indah," ucap Naruto asal.

"Waw! Dia pasti gadis yang sangat cantik." ujar Kushina.

"Ya begitulah Kaasan hehe," ucap Naruto lagi.

"Kalau begitu kapan kau akan mengenalkannya pada kami?" tanya Kushina.

'Aduh, mana ada di dunia ini seorang gadis berambut merah muda, bermata emerald, dan bernama Haruno Sakura sekaligus! Haduuh apa yang harus kukatakan?' batin Naruto gelisah.

"Hehehe, tentu saja secepatnya Kaasan! Kalau begitu aku pergi kerja dulu! Sudah siang!" ucap Naruto mengalihkan pembicaraan sambil beranjak dari sofa.

"Baiklah, hati-hati Naru-kun jangan lupa cepat kenalkan calon istrimu itu ya!" ucap Kushina.

"Iya-iya," ucap Naruto sambil pergi ke luar.

Naruto pun masuk ke dalam mobil jaguar hitamnya dan bergegas pergi ke kantor.

*Sementara itu di bagian lain cerita ini*

Seorang gadis dengan rambut merah mudanya yang dikuncir ala 'ponytile' tengah mengendarai motor honda tiger-nya di jalan raya. Spedometer di motor itu menunjukkan angka 150 km/jam. Lalu terdengar suara teriakan dari arah belakang.

"WOY BERHENTI!" teriak seorang pria paruh baya bermata hijau sambil mengendarai motor vespanya(?).

"ATAS NAMA DEWA JASHIN! KUPERINTAHKAN UNTUK BERHENTI!" teriak pria berambut abu-abu yang tengah dibonceng oleh pria bermata hijau tadi.

Sang gadis tidak menghiraukan panggilan para pria tadi, ia malah semakin semangat menambah kecepatan motor gedenya. Ia terus memacu cepat motornya di jalan raya yang ramai, seringkali ia mendapat umpatan-umpatan kecil dari para pengemudi. Dan sampailah ia di sebuah perempatan, lampu hijau terlihat tengah menyala dengan timernya yang menunjukkan sisa waktu 3 detik lagi. Sang gadis pun menyeringai, lalu ia mempercepat laju motornya. Dan berhasil! Ia tidak terjebak lampu merah. Sementara dua orang pria yang mengejarnya sampai di perempatan tepat saat lampu merah menyala.

"KUSO! GADIS ITU LOLOS LAGI! KITA TIDAK PUNYA WAKTU HARUS SEGERA KITA KEJAR SEKARANG!" ucap sang pria bermata hijau sambil mengerem motor vespanya.

"Sudahlah Kakuzu! Tenanglah, Dewa Jashin menyukai umatnya yang penyabar. Makanya kita harus sabar!" ucap pria yang tengah dibonceng oleh Kakuzu.

"Halaah, persetan dengan Dewa Jashinmu itu Hidan! Yang terpenting sekarang kita harus menangkap gadis itu dan menagih uang sewa motorku yang sudah nunggak 3 tahun," ucap Kakuzu.

"Dewa Jashin tolong ampuni temanku yang sedang khilaf ini!" ujar Hidan sambil mengangkat kedua tangannya.

"Cih," gumam Kakuzu.

Sementara Kakuzu dan Hidan menunggu lampu merah, sang gadis telah berada jauh dari mereka.

"Hahaha, Haruno Sakura dilawan!" ujar gadis itu bangga sambil masih memacu motornya.

Tiba-tiba saja..

'DUT-DUT-DUT-DUUUTTTTTT.'

Suara aneh itu berasal dari motor gede yang sekarang tengah dikendarai Sakura.

'BRMM-BRMM-BRMMMMMM.'

Sakura mengarahkan motornya ke tepi jalan. Dan motor itu pun berhenti mendadak.

"Cih, bensinnya habis! Mana aku tidak punya uang lagi," gumam Sakura kesal.

Sakura pun membuka helm hitamnya dan meletakannya di spion motor gede itu.

"Hahh, sepertinya kau harus kutinggalkan disini sobat!" ucap Sakura pada motor itu(?).

Sakura pun berjalan santai meninggalkan motor yang kehabisan bensin itu di pinggir jalan.

"Kakuzu! Lihat bukannya itu motormu?" tanya Hidan sambil menepuk bahu Kakuzu.

"Mana?" tanya Kakuzu.

"Itu yang di pinggir jalan!" ucap Hidan lagi.

"Oh iya! Itu kan motorku!" ucap Kakuzu girang.

Kakuzu lalu memakirkan motor vespanya tepat di depan motor honda tiger miliknya.

"Kemana gadis itu?" tanya Kakuzu.

"Entahlah, kenapa ia meninggalkan motormu disini?" tanya Hidan.

"Sepertinya bensinnya habis," ucap Kakuzu.

"Berarti dia pasti belum jauh dari sini, ayo Hidan kita kejar dia!" ucap Kakuzu.

"Iya-iya kau ini memangnya berapa sih hutang gadis itu padamu hah?" tanya Hidan.

"Er-sebentar," ucap Kakuzu sambil mengeluarkan kalkulator butut dari sakunya.

"Sebulan seratus ribu dikali 12 bulan dikali 3 tahun sama dengan plus bunga 50% - 5,5 juta!" ujar Kakuzu.

"Lho bukannya Cuma 5 juta 400 ribu ya?" tanya Hidan yang baru dapat pencerahan dari Dewa Jashinnya.

"Ya digenapin aja," ucap Kakuzu.*ckckck Kakuzu mata duitan*

"Sudahlah tidak penting! Lebih baik sekarang kita kejar gadis itu!" ucap Kakuzu lagi.

Kakuzu dan Hidan pun kembali mengejar Sakura dengan menggunakan vespa jadul milik Hidan.

"Itu dia!" ujar Kakuzu.

"WOOYY BERHENTI KAU!" teriak Kakuzu.

Sakura yang mendengar suara itu langsung menoleh ke belakang.

'Cih, pria-pria aneh itu lagi,' batin Sakura.

Sakura pun langsung berlari cepat, sementara KakuHidan masih mengejar Sakura. Dan sampailah Sakura di sebuah perempatan jalan. Sakura terus menerus berlari tanpa melihat kanan-kiri dulu ketika menyebrang dan..

'CKITTTTTTTTTT.'

Suara mobil yang di rem tepat satu centi dari badan imut Sakura. Sang pengemudi mobil lalu keluar dari mobilnya dan menghampiri Sakura yang tengah diam membatu. Memamerkan mata biru laut serta rambut pirangnya.

"Kau tidak apa-apa Nona?" tanya sang pengemudi yang tidak lain adalah Naruto.

"KAU INI BISA MENYETIR TIDAK?" umpat Sakura kesal.

"Maaf Nona, tapi bukannya ini salah Nona yang menyebrang asal-asalan," ujar Naruto agak kesal.

"HEH! JELAS-JELAS INI SALAHMU KUCING!" ujar Sakura yang tidak mau disalahkan.

"Maaf Nona PINKY, saya rasa ini bukan kesalahan saya, dan jangan pernah memanggil saya KUCING," ucap Naruto sambil menekankan pengucapan pinky dan kucing.

"APA? PINKY KATAMU?" ucap Sakura sambil menggulung lengan baju panjangnya hingga sebatas bahu dengan posisi siap menghajar Naruto.

Tiba-tiba..

"WOYY TERTANGKAP JUGA KAU!" ujar Kakuzu yang ternyata sudah berada di belakang Naruto dan Sakura.

Sakura yang mendengarnya langsung menoleh ke arah suara itu. Seketika ia berlari kencang meninggalkan Naruto, Kakuzu, dan Hidan.

'HUH, kenapa pria-pria aneh itu mengejarku terus sih?' batin Sakura.

Kakuzu dan Hidan pun langsung memacu motornya dan mengejar Sakura. Sementara Naruto? Masih diam di tempat.

Sakura terus menerus berlari, ia menoleh ke belakang dan melihat Kakuzu juga Hidan yang semakin dekat.

'Aku harus sembunyi,' batin Sakura.

Sakura lalu melihat sebuah rumah besar dengan gerbang yang terbuka. Ia lalu masuk ke dalam rumah itu dan bergegas menutup pintu gerbangnya.

"Hah-hah-hah," gumam Sakura sambil menghela nafas.

Setelah menunggu beberapa menit, Sakura lalu mengintip dari balik gerbang.

"Sepertinya mereka sudah pergi," ujar Sakura.

Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh bahu Sakura dari belakang, sontak Sakura membalikkan tubuhnya.

"Siapa kau?" tanya suara lembut seorang wanita.

"A-aku, aku- aku," ucap Sakura bingung.

'Haduh, sepertinya wanita ini pemilik rumah besar ini, apa yang harus kukatakan?' batin Sakura.

"Siapa kau?" tanya suara wanita itu tegas.

"A-A-Aku Haruno Sakura Nyonya," ucap Sakura sambil membungkukkan diri.

Sejenak wanita itu memperhatikan penampilan Sakura, mata emerald hijau, rambut pink.

"Kau Haruno Sakura kekasihnya Naru-kun?" tanya wanita itu lagi yang tidak lain adalah Kushina.

"Naru-kun? Bu-bukan aku-aku," ujar Sakura bingung.

"Sudahlah, sepertinya kau kelelahan, lebih baik kau istirahat di dalam," ujar Kushina sambil menarik tangan Sakura.

Sakura pun hanya pasrah dan mengikuti ajakan Kushina.

TO BE CONTINUED…..


Huwaaaa Bagaimana ceritanya?

Aneh, GaJe? Gak ada humornya sama sekali?

Kalau gak suka? Flame kuterima dengan sejuta senyum..:D

Kalo suka? Berkenan? silahkan ripiuwwww..^_^

Kalo mu baca doang? Gapapa kok...

Maaf jika menyita waktu anda untuk membaca fict tidak bermutu inieeee...

KEEP OR DELETE?

JAAAA..^O^