Cast:
Ryeowook, Eunhyuk, Donghae, (Heechul, Hankyung, Kyuhyun)
Yuk, baca!
-Eunhyuk POV.-
"Wookieee! Berhati-hatilah kau bersepedanya!" teriakku pada Ryeowook yang sedang bersepeda. Ryeowook, anakku. Anakku yang pertama. Dia Nampak manis sekali. Seperti ayahnya, Donghae-ah.
"Donghae-ah! Jaga baik-baik anakmu itu!" teriakku pada suamiku.
"Ne! Hyukkie!" jawab Donghae padaku dengan melambaikan tangannya. Aku jadi ingat, ketika aku melahirkan Wookie. Sangat amat susah rasanya. Namun sekarang ia tumbuh dengan wajah yang manis, dan sehat.
Donghae-ah mengajari Ryeowook bermain sepeda di taman. Ia sangat sabar sekali. Berkali-kali Wookie terjatuh dari sepedanya, namun Donghae-ah tak lelah untuk membantu Ryeowook bangun.
-Eunhyuk POV end-
-Donghae POV.-
"Appa! Mengapa Eomma tidak ikut bersepeda?" tanya Wookie padaku dengan wajah aegyo-nya.
"Eomma sedang sakit, honey... Jadi kau bersepeda dengan appa saja ya?" kataku dengan membasuh muka Wookie. "Sudah cepat, lanjutkan bersepedanya. Jadi besok saat Hankyung ahjusshi dan Heechul ahjumma datang, kau sudah bisa bersepeda. Ne?" kataku dengan maksud memberikan semangat pada Ryeowook.
"Baiklah appa! Siaap bos!" serunya semangat. Setelah itu ia mencoba bersepeda kembali. Ada kemajuan dari kemarin. "Appa! Tolong! Aku terjatuh!" teriak Wookie.
Aku segera menghampirinya. Kakinya terluka. Aku segera menggendongnya ke dalam rumah, dan membiarkan sepeda miliknya tertidur di taman rumah belakang.
Aku mengambil obat untuknya. "Hey! Kau kenapa Wookie?" tanya Eunhyuk pada Wookie. "Yak! Kau apakan anakku yang manis ini, Donghae?!" teriak Eunhyuk. Yah, lagi-lagi aku kena marah.
"Dia terjatuh." Jawabku singkat. Biasanya Ryeowook akan menangis. Namun tidak dengan hari ini. "Bertahanlah, honey!" kataku. "Ini akan sedikit perih.." kataku mencoba menenangkan Ryeowook.
Aku mengobati luka di kaki Ryeowook. Sesekali ia merasa perih, dan berkata, "Aaw" namun ia adalah namja yang kuat. Setelah luka sudah dibereskan, "Terimakasih, appa!" kata Ryeowook dengan memelukku. Aku membalas pelukannya. Dan setelah itu Eunhyuk hyung segera menggendong Ryeowook. Dan ia bermain-main bersama Wookie di kamar milik Wookie.
Aku mendengarkan pembicaraan mereka dari luar kamar. "Eomma, mengapa perut eomma menjadi gendut sekali seperti itu?" tanya Wookie dengan memegang pelan perut Eunhyuk hyung yang membesar.
"Ini berisi adikmu, honey. Kau akan punya adik.." jawab Eunhyuk hyung.
"Waaah, laki-laki atau perempuan eomma?" tanya Wookie. Eunhyuk hyung sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan Wookie. Karena Eunhyuk hyung tau, umur segitu memang jagonya bertanya-tanya. Bahkan dalam hal yang tak penting pun.
"Laki-laki, honey. Kau ingin kasih nama siapa?" tanya Eunhyuk hyung.
"Ummm, ingin aku kasih nama Lee Kyu Hyun. Bagaimana?" jawabnya. "Agar namanya sama sepertiku dan seperti appa, ada 'Lee' nya eomma. Boleh ya eomma?" pinta Wookie.
"Boleh kok honey.."
"Bolehkah aku memeluk adikku ini, eomma?"
"Boleh dong…" jawab Eunhyuk hyung.
Mereka nampak rukun sekali. Aku sangat menyayangi mereka. Mereka adalah keluargaku. Terimakasih tuhan, kau memberikan aku keluarga yang nyaman. Cepatlah lahir, anakku yang ke-dua.
-Donghae POV end-
-Ryeowook POV.-
Aku berlari menuju teman-temanku di taman kompleks rumah. "Hey! Aku akan mempunyai adik laki-laki. Aku akan mengajaknya bermain-main bersamaku nanti!" seruku pada teman-temanku di taman.
"Waah, hati-hati kau Ryeowook. Nanti kau tidak dipedulikan lagi oleh eomma dan appamu, ketika kau mempunyai adik." Jawab Siwon hyung temanku. Benarkah? Masa mereka akan melakukan itu padaku. Tidak, appa dan eommaku orang yang baik kok.
"Tidak mungkin. Appa dan eommaku orang yang baik. Mereka tidak mungkin melupakanku!" jawbku yakin.
"Yah! Kau tidak percaya! Appa dan eommaku juga seperti itu. Untungnya aku adalah anak terakhir, jadi yang dilupakan hanya hyung-hyungku, tidak denganku!" kata Siwon hyung. Benar juga ya, aku sering melihat hyung-nya Siwon hyung dimarahi oleh appa dan eommanya. Apa benar aku akan diperlakukan seperti itu? Seperti hyung-nya Siwon hyung?
"Ah! Sudahlah! Aku tidak percaya!" kataku marah dan meninggalkan mereka. Aku berlari menuju rumah dengan wajah penuh air mataku. Di depan rumah, aku melihat appa dan eommaku sedang bermain-main dengan mahkluk yang ada di perut eommaku. Ah atau jangan-jangan benar yang dikatakan Siwon hyung. Aku benci! Aku benci!
Aku masuk kamarku dengan berlari. Appa melihatku, "Kau tunggu disini saja, aku yang mengejarnya. Berhati-hatilah dengan kandunganmu itu, hyung…" Kata Appa pada eomma. Hah! Lagi-lagi membicarakan mahkluk di perut eomma itu. Aku benci!
Tok! Tok! Tok! Appa mengetuk pintu kamarku, dan ia membuka pintu dengan perlahan. "Wookie, kau kenapa?" tanya appa padaku. Aku masih dalam keadaan menangis. "Hey, kenapa kau menangis?" tanyanya begitu melihat air mataku. Eommapun datang masuk ke kamarku.
"Kau kenapa, honey?" tanyanya padaku.
Aku terbangun menatap appa dan eommaku. Aku masih terisak. Nafasku belum menentu. "Appa, eomma… Apakah ketika mahkluk di perut eomma itu keluar, kalian tidak akan mempedulikanku lagi?" tanyaku pada appa dan eommaku.
"Hey, kau! Kenapa kau berbicara seperti itu?" tanya appa lembut.
"Aku bilang kepada teman-temanku kalau aku akan mempunyai adik. Lalu mereka berkata ketika adikku lahir, aku akan dilupakan oleh appa dan eomma.." jawabku mulai menjelaskan. Masih dalam keadaan menangis.
"Hey, Wookie! Dengarlah! Kau adalah anak eomma dan appa yang paling manis. Tidak ada yang mengalahi itu. Dan kami akan selalu menyayangimu, akan selalu mengingatmu. Kau percaya kan? Ne?" jawab eomma dengan lembut. Aku mengangguk pelan. Eomma tersenyum, "Sini datang ke pelukan eomma, honey…" katanya padaku dengan membuka tangannya lebar. Dan aku memeluk eommaku itu. Dan diikuti oleh pelukan appaku. Aku tersenyum hangat. Ternyata teman-temanku hanya berbohong.
-Ryeowook POV end-
