Author: MamangTukangBakso

Gendre: Hurt, Drama, Action

Cast:

-Sehun

-Kai

-Seulgi

.

.

FROZEN HEART

Dulu Sehun adalah seorang pria yang bisa dibilang normal. Dia memulai kariernya sebagai pengamat dari titik terbawah. Perlahan meloncat keatas hingga akhirnya ia mapan. Dia menjadi penyidik yang bagus. Terkadang lembaga swasta menyewanya untuk menyelidiki keuangan mereka. Apakah ada uang yang dikorupsi atau tidak? Apakah ada yang seharusnya tidak ditempatnya? Terkadang dia juga digandrongi kasus berat seperti pembunuhan. Dia mengumpulkan pundi-pundi uangnya hingga akhirnya ia hidup sebagai orang berkecukupan. Lalu ia mulai tau apa itu bersenang-senang. Awalnya dikala ia sedang banyak fikiran dia akan pergi ke bar untuk minum-minum. Awalnya bir. Beberapa minggu kemudian tequila. Lalu berlanjut ketingkat yang lebih tinggi. Lalu merasa tidak lengkap dengan alkohol iapun mencoba menyewa wanita. Awalnya hanya beberapa kali dalam sebulan tetapi lama kelamaan menjadi hampir tiap hari.

Dia berubah. Menjadi bajingan. Kariernya masih sama. Sehun tetap berusaha mempertahankan keprofesionalan saat mengumpulkan uang. Tetapi dirinya yang didalam telah berubah. Lama kelamaan ia menjadi egois, tinggi hati, dan sombong.

Sehun ingat sekali , waktu itu malam Sabtu. Dia melajukan mobilnya ketempat biasa. Bar ini adalah bar favoritnya diantara yang lain. Karna fasilitas mereka lengkap. Dengan DJ musik yang baik dan pelacur dengan badan bagus yang dites kesehatannya setiap minggu. Dia memesan minuman kerasnya seperti biasa. Hampir semua bartender mengenalinya tetapi tidak ada yang berani mendekatkan diri dengannya. Sehun tidak tau karna apa. Normalnya hari itu berjalan seperti biasa. Normalnya ia akan meniduri seornag pelacur setelah ini. Tapi ia tidak. Begitu ia menemukan matanya yang kelam.

Mata seorang wanita cantik. Wanita itu menggunakan pakaian kantor. Sepertinya ia ditemani beberapa kru kantornya. Mereka terlihat seperti merayakan sesuatu. Tetapi Sehun tidak peduli dengan apapun yang mereka rayakan. Yang menarik perhatiannya saat ini adalah mata itu. Senyumnya . Hidungnya. Menarik. Hampir sempurna.

Entah bagaimana ia berhasil duduk selama ini hanya untuk menatapnya. Sehun hanya diam memperhatikan sampai akhirnya wanita itu berdiri dan berjalan kearahnya. Ia kaget tetapi kemudian menyadari bahwa ia duduk tepat didepan meja bartender. Wanita itu berhenti tepat disampingnya. Menyandarkan sikunya pada meja bartender. Memesan beberapa minuman. Sehun diam disitu. Menyaksikan lekuk tubuhnya yang indah dan menarik.

Tatapan mereka kembali bertemu. Dan untuk pertama kalinya ia merasa gugup. Tetapi itu hanya sebentar sampai ia melihat senyum ramahnya. Sehun dengan segala keberaniannya mengucapkan sapaan ringan. Ia mengucapkan kalimat pembuka dari sebuah kisah yang tak akan ia sangka-sangka.

Beberapa hari kemudian mereka menjadi bertambah dekat. Namanya Seulgi. Baru pertama kali Sehun mendapati wanita yang begitu menarik hatinya. Dia menyukai semua yang ada pada diri gadis itu. Sikapnya yang baik, senyumnya. Dia juga pribadi yang hangat dan perhatian. Tidak melihatnya membuat Sehun sedikit uring-uringan. Tetapi ia tetap pergi ke bar dan meniduri siapapun yang ingin ia tiduri.

Beberapa bulan hubungan mereka awalnya harmonis tetapi karna sifat Sehun yang seperti itu. Cepat atau lambat pasti akan ada masalah. Suayu saat Sehun menyadari jika ia bahkan belum pernah menyentuh Seulgi dari semenjak hari mereka bertemu. Sehun belum pernah membawa wanita itu ke ranjang.

Jadi ia berusaha melakukannya. Sekarang dibawah sinar bulan. Ia berusaha mengeluarkan sisi romantisnya. Karna Seulgi sedikit lebih special dari gadis lain. awalnya mereka berciuman, Seulgi terima. Tetapi ia mulai merasakan penolakan saat tangannya mulai bekerja. Menjalar kepunggung, masuk ke dalam pakaian. Seulgi bergerak gelisah tapi Sehun memaksa. Dia menginginkan setiap gadis diranjangnya, dan dia tidak akan berhenti jika mereka sudah berciuman. Ini asalah satu dari sifat egoisnya.

Ia dapat mendengar suara jeritan dan pemberontakan Seulgi yang tambah lama tambah histeris. Tetapi Sehun tidak peduli , dia akan melakukannya dengan atau tanpa persetujuan. Bahkan jika itu melukai Seulgi.

Setelah kejadian itu Sehun dan Seulgi tidak pernah bertemu lagi. Sehari , seminggu, sebulan. Tidak ada kabar dari Seulgi dan itu membuat hati Sehun sedikit kosong bagaimanapun juga hanya Seulgi yang mampu membuat Sehun menjadi sedikit luluh. Sehun mulai merindukannya. Tetapi itu hanya perasaan yang ia jadikan sebuah teori karena menurut prakteknya tiap malam ia masih pergi ke bar favoritnya dan berpesta hura.

Pada akhirnya Sehun kembali kekehidupannya yang rusak. Secercah harapan itu menghilang.

-o-

Malam ini entah kenapa ia sedang tidak ingin melakukan aktifitas malamnya yang panas. Ia hanya ingin teler. Tetapi dirinya yang sudah biasa mengkonsumsi minuman keras tidak bisa mabuk berat semudah itu. Hampir dua puluh gelas hanya cukup membuat kepalanya pusing.

Lantai dansa hanya terasa bagai dengungan diantara pendengaranya yang berdengung dan berbayang. Perlahan ia merayap menuju pintu keluar. Dia bahkan kesulitan mencari mobilnya yang berwarna merah mencolok diantara kegelapan malam dan lampu remang-remang yang menerangi parkiran.

Dibarisan kedua lorong keempat. Demi kepalanya yang pusing akhirnya ia menemukan mobilnya.

Bug

suara itu mendengung tepat disamping kepalanya. Diikuti rasa sakit yang luar biasa. Sehun terjatuh. Sikapnya berubah waspada dan dalam seketika ia menjernihkan penglihatannya. Tetapi pukulan itu datang lagi sebelum ia sempat melawan. Lagi, dan lagi.

Sehun menggertak marah.

"Apa masalahmu?!" Teriaknya tepat didepan wajah orang yang memukulnya. Orang itu berhenti , memberikan Sehun kesempatan untuk melihat pelakunya. Diantara bau anyir dari sobekan diwajahnya Sehun melihat wajah seorang pria dengan kulit tan. Alis tebal , hidung bengkok , dan rahang diantara semua itu yang paling menyita perhatian saat ini adalah matanya. Mata elang itu menatap Sehun seakan ia adalah musuh terbesarnya. Penuh dengan amarah, dengki , dan jijik kepada Sehun. Di suatu moment Sehun terdiam. Tatapan itu bukan sekedar tatapan tidak suka. Tatapan itu membuatnya ketakutan, membenci Sehun hingga ketulang tulangnya.

"Masalahku?" suara berat itu membuat Sehun tercekik dengan sendirinya.

Ada beberapa jeda nafas sebelum pria itu berkata.

"Kau membunuh adikku."

TBC

Jelekkah? Baguskah? Mind To riview?