"Taehyung?"
"Mother?"
Jeon Jungkook atau kini telah mengganti marganya menjadi Kim Jungkook terkekeh.
Taehyung menelan ludahnya gugup diam-diam. Pemuda cantik yang sudah dinikahi Ayahnya menggantikkan posisi ibunya mengerling nakal padanya, melangkah dari tempatnya bersandar dipintu kamar terbukanya, kaki jenjangnya bergerak lambat mendekati Taehyung yang sedang duduk di meja belajarnya.
Memperhatikan pergerakan Jungkook membuat jantungnya berdentum cepat.
"kau sedang apa?"
Taehyung menaikkan sebelah alisnya mendengar pertanyaan tak bermutu yang keluar dari dua belah bibir merah gemuk Istri-Suami- Ayahnya, karena siapapun juga dapat melihat dengan jelas jikalau Taehyung sedang mengerjakan tugas akhir kuliah s2-nya.
"mau apa kau kemari?"
Taehyung sedang sibuk dengan skripsinya, tak ada waktu untuk meladeni Pemuda yang lebih tua 3 tahun darinya ini.
Jungkook tersenyum lebar mendengar nada ketus dari pertanyaannya. "aku akan melapor pada Namjoon jika kau tidak bersikap sopan padaku, Dear"
Taehyung mendecih dalam hati, Sang Ayah, Kim Namjoon sangat mencintai Pemuda didepannya ini.
Dan karena nya, Taehyung harus menerima Jungkook bagian dari keluarga KIM.
Sangat memanja istri barunya ini, menuruti semua keinginannya bahkan rela menghukum dan mengusir dirinya pergi dari MANOR Mewah KIM jika Taehyung kedapatan menghina atau menyakiti hati Pemuda yang harus dipanggilnya 'Mother' ini.
Taehyung bernafas kasar, mengalah pada egonya. "Maaf Mother"
Senyumnya kini berubah jadi seringai lebar, Jungkook menundukkan punggungnya mensejajarkan dirinya untuk berhadapan dengan wajah tampan anak tirinya yang terlihat seperti ingin menghabisinya.
Tangannya terangkat untuk mengusap helai Grey Ash Taehyung, jari jemarinya dapat merasakan betapa lembut surai miliknya. "Mother mu ini ingin lebih dekat dengan putera tirinya"
Kerlingan itu kembali diberi untuknya, Taehyung merasa AC dikamarnya sedang rusak.
Panas merambat diseluruh tubuhnya, entah mengapa pikiran GILA-nya menganggap Jungkook tengah menggodanya.
Jungkook menatap Taehyung lama, mata kelam malamnya dapat melihat pantulan dirinya didalam mata Hazel Taehyung yang tajam.
Taehyung selalu merasa mata kelam Istri Ayahnya ini mampu menembus dirinya, seakan mampu membaca apapun yang dipikirkan Taehyung tentangnya selama ini.
Jungkook memasang wajah datar.
Menegakkan kembali tubuhnya, kaki jenjang mulus seperti perempuan itu kembali digerakannya, sedikit menjauh dari Taehyung.
Mendudukkan pantat sintalnya dikasur empuk Taehyung, kepalanya menegadah sedikit, mata bulat Jungkook meneliti setiap sudut kamar Taehyung.
Seperti pemuda pada umumnya, kamar Taehyung berwarna Monochrome membosankan, dindingnya ditempeli berbagai Poster Band kesukaannya.
Menatap pada meja nakas disamping kepala ranjang, disana terdapat 3 figura foto ukuran 4R.
–satu foto Taehyung sendiri tengah berpose dengan Full Body, wajahnya menampilkan senyum memikat; Foto lainnya Taehyung dengan seorang wanita paruh baya yang Jungkook tau itu adalah Kim Seokjin, Ibunya, memeluk Taehyung dari belakang yang perkiraannya Taehyung berumur 16 tahun dan dagu yang ditompang di atas kepala Taehyung; Dan satu lagi foto Taehyung bersama perempuan cantik yang Jungkook kenal sebagai kekasih Taehyung saat ini, Samantha, perempuan yang satu jurusan dengannya.
Jungkook tidak heran, tidak mendapati adanya Foto suaminya bersama Taehyung yang ia pajang atau disimpan dikamarnya.
Meski orang luar selalu berpendapat bahwa Ayah dan Anak ini selalu kompak, dan menganggap mereka adalah keluarga bahagia dan sempurna. Nyatanya, Hubungan mereka tidaklah baik.
"kau kepanasan, Dear"
Mata tajam Taehyung menyelidik, "tidak. Kenapa Mother berkata seperti itu?"
"kau berkeringat, Taehyungku"
Kim Taehyung tak dapat menjelaskan kenapa nafasnya memburu, tatkala pendengarannya mendengar namanya disebut rendah oleh Sang Pemuda Penggoda yang membuat Ayahnya begitu tega membuang Ibunya, sampai ibunya bunuh diri.
—Mencelakakan dirinya sendiri dengan menembus pembatas jalan dan menjatuhkan Mobil yang dikendarainya kejurang hingga meledak.
Itulah alasan dia tak mau menganggap Jungkook.
Taehyung membenci pemuda yang kelakuannya berbanding terbalik dengan wajah Polos yang mampu membuat jatuh hati setiap orang.
"bisakah Mother keluar dari kamarku? Aku ingin menyelesaikan tugasku", nada mengusirnya masih terdengar sopan.
Jungkook tersenyum, Gigi Kelincinya menyembul keluar –memberi kesan manis dari wajah Baby Facenya.
"terkadang aku bertanya-tanya, apa benar kau membenciku? –hufh- atau ada alasan lain dibalik kau tak bisa menganggapku sebagai pengganti Ibumu?"
Taehyung mengerutkan dahinya, Tak Paham.
"kau seorang Straight kan, Taehyungku?"
—Masih tak paham. Taehyung mengangguk, ragu.
Mata Jungkook berkilat, "aku tak percaya. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya". Jeda yang diberi Jungkook membuat Taehyung gelisah ditempatnya duduk, "Kim Namjoon seorang Gay. Dan ada kemungkinan puteranya pun mengikuti jejaknya".
Ada hal yang tidak dapat dijelaskan dengan otak pintar Taehyung, seperti mengapa ia merasa tertekan saat ini?
"kau tau Taehyungku? Aku selalu dapat membaca pandangan tertarik yang terarah padaku"
Jungkook kembali mendekatinya. "kau menyukaiku bukan?"
Pertanyaannya menggelitik perutnya.
Taehyung ingin tertawa terbahak mendengar Pertanyaan sekaligus Pernyataan yang dilontarkan dua belah bibir gemuk yang mengkilat karena lidahnya terjulur membasahi bawah delimanya.
"apa yang membuatmu berfikir seperti itu, Mother?"
Hazelnya menggelap, menatap dingin pada Jungkook yang kembali setengah membungkuk -menempatkan kepala yang terbalut surai Coklat Dominan dengan percikan Keunguan -disebelah sisi kiri kepalanya yang tidak menoleh untuk melihat apa yang dilakukannya.
Mulut Jungkook didekatkan pada cuping kiri yang dihiasi tindik, "buktikan, Taehyungku. Buktikan, Jika apa yang kukatakan itu salah".
Nafas hangat Jungkook menggelitiknya, sengaja meniup lembut untuk menggodanya.
Kim Taehyung menolehkan kepalanya cepat, hidung bangir keduanya bersentuhan.
Binar bening Jungkook kini mengabut; menyayu. Darah berkumpul dikedua pipi gembilnya menciptakan semu.
Mata keduanya kembali bersitatap, Jungkook tersenyum begitu seksi.
Kedua tangan Taehyung mengepal hingga jari-jarinya memutih, wajahnya memerah karena emosi yang memutus setiap sel saraf diotaknya.
Berani sekali Jeon Jungkook ini menantangnya...
Note : (WARNING ALERT!) ini FF murni imajinasiku yang liar. HARAP BACA! ini rate T to M.
YAOI. mungkin akan ada adegan dewasanya, dan kata-kata frontal/sedikit kasar.
*hanya 3 atau mungkin 5 CHAPTER*
.
Main Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Kim Namjoon, Kim Seokjin
Genre : Romance, Suspense, Horror, Mystery, Tragedi
Aku tidak mengambil keuntungan dari cerita ini. semua cerita dalam cerita ini bukan milikku (milik TUHAN, BIGHIT, dan mereka sendiri).
.
.
.
-WILD THINGS-
Present
By, Kyanzha16
.
.
.
Kim Taehyung terbangun dari tidurnya dengan kepala pening.
Keringat membanjiri tubuhnya, bernafas terputus-putus, kerongkongannya kering. Semalam ia bermimpi lagi, bagian tengah selangkangannya basah, cairan yang juga ikut membasahi celana Pjamas yang dikenakannya.
Mengerang kesal, itu adalah mimpi buruk baginya meski harus ia akui mimpi itu membuatnya keluar –dimana ia yang tengah bercinta dengan sosok Pemuda yang selalu diagung-agungkan oleh Ayahnya.
Taehyung mengutuk mimpinya itu.
Sialnya, penggalan dari mimpinya yang terasa Nyata itu masih membekas.
Terbayang jelas dan kini tubuhnya meminta pelampiasan Nyata untuk menyalurkan hasrat yang menyiksa.
Melirik pada Jam Weker dimeja nakas, waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang.
Taehyung menguap lebar. Untung Hari ini ia tidak memiliki jadwal kuliah, jadi tak perlu bangun awal apalagi ini hari Sabtu.
Mengecek Ponsel pintarnya yang ia simpan dibawah bantal, bibir tipisnya menampilkan senyum tipis.
Pesan dari sang kekasih tercinta, Samantha, membuat awal bagus di harinya. Menghapus warna kelabu yang tadi terlukis.
Membalas cepat pesan yang berisi ucapan selamat pagi yang setiap hari selalu dikirimkan kekasih cantiknya itu.
Taehyung sebenarnya ingin kembali tertidur, malas untuk keluar kamar.
Kemarin malam, Ayahnya sudah pulang dari Bisnisnya di Luar Negeri selama 2 minggu lebih.
Ayahnya tidak mengabari kepulangannya padanya, tapi Taehyung mengetahui sang Ayah sudah kembali tatkala mendengar desahan yang menggema nyaring saat ia pulang dari rumah temannya.
Erangan yang mampu didengar orang padahal kamarnya tertutup rapat; suara tamparan tangan yang memukul gumpalan pantat sintal diselingi suara cambukkan terdengar pula oleh Taehyung.
Meneriaki nama Ayahnya keras, Pemuda penggoda itu termasuk kedalam Patner Seks yang berisik.
Membuat Taehyung kesal setengah mati, hingga membuatnya sulit untuk tidur. Tubuh lelahnya butuh istrirahat sampai ia harus pergi kedapur hanya untuk mengambil cairan yang membuatnya bisa terlelap.
Taehyung terbatuk kecil, kerongkongannya butuh dialiri air, dan gelas berisi air putih dinakas sudah kosong, sebab ia lupa mengisi ulang semalam.
Terpaksa—
Taehyung bangun dari tempat tidurnya. Menyiapkan dirinya dari Drama Picisan yang akan diperankan Ayahnya Dan Istrinya.
–Setiap hari Ayahnya yang lupa diri akan umurnya yang tengah memasuki usia kepala 4, selalu bermesraan layaknya Remaja Khasmaran dengan Jungkook; Pemuda Muda berusia 25 tahun.
Cih. Taehyung muak melihatnya, rasa mual ingin memuntahkan kembali makanan yang masuk keperutnya setiap Jam Makan. Keduanya akan menampilkan adegan Romantis; yang pantasnya keduanya terlihat seperti Ayah Dan Anak.
Kadang bermanja ria diselingi sentuhan-sentuhan kecil yang tangan nakal Ayahnya layangkan pada jemari putih mulus Jungkook.
Rasa tak nyaman melilit perut Taehyung, setiap tanpa sengaja matanya bersitatap sekilas dengan hitam malam.
Taehyung ingin menggebrak meja dan mengatakan pada Ayahnya, bahwa ia tak seharusnya bersikap MEMALUKAN, tapi kata hatinya tak mampu ia ucapkan lantang.
Hanya menghela nafas dalam hati, membiarkan pikirannya berkelana liar, Taehyung tak bisa bersikap tidak sopan seperti itu. Ia menghormati Ayahnya yang akan menyiksanya tanpa ampun jika bersuara lancang mengomentarinya, seperti dulu.
Ayahnya bakhkan selalu mengancam akan menghapusnya dari Daftar Waris apabila ia membangkang, bagi Ayahnya seluruh hartanya lebih baik dimiliki orang lain atau mungkin lebih suka kalau Jungkook yang memiliki semuanya.
Pemuda Penjilat, Taehyung tau Jungkook hanya lah lelaki yang ingin menguasi harta berlimpah Ayahnya.
Taehyung sangat menyayangi Ayahnya. ingin sekali menyadarkan Sang Ayah yang pikiran Warasnya diracuni seorang Jeon Jungkook.
.
.
.
Kedua alis Taehyung menaut, keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga satu persatu.
Suara melingking dan tawa Jungkook memang selalu menggema di lantai bawah, tapi kali ini suara ribut menggema bukan dari sosok Penjilat itu.
Taehyung sedikit mendengar suara marah Ayahnya dengan beberapa orang, tengah berdebat.
Detakkan jantung Taehyung terasa menyakitkan, berpalu sangat cepat.
Kekhawatiran tiba-tiba saja memenuhi dirinya, tanpa sadar kakinya berjalan setengah berlari mencari tau apa yang terjadi dilantai bawah, ruang utama MANORnya.
.
.
.
"Father?"
Kim Namjoon, 4 orang Pria berpakaian seragam Polisi dan 2 orang petugas medis, secara bersamaan menatap asal suara berada; Taehyung yang menginterupsi obrolan serius mereka.
Taehyung menatap bingung pada tempat Ayahnya berdiri, "ada apa ini Father?"
Kim Namjoon memijat pelipisnya, meredakan sakit yang membuat pusing dirinya.
"kembalilah ke kamarmu Taehyung"
Suara Ayahnya terdengar serak, wajah yang masih saja tampan diusianya menampilkan kesedihan yang mendalam. Taehyung dapat melihat mata Ayahnya yang terus menitikkan cairan bening.
Ada Apa Ini Sebenarnya?
Raut yang ditunjukkan Taehyung tampak jelas; meminta penjelasan mengenai apa yang tengah terjadi.
Kenapa Ayahnya Menampilkan Ekspresi Sama Seperti Ia Yang Dulu Melemahkan Pertahanan Dirinya Saat Mendengar Kabar Ibunya Meninggal Dunia?
Kemana Pemuda Kesayangannya?
"Taehyung jangan membuat emosiku naik. pergilah, dasar kau tidak berguna !"
Taehyung menahan goresan yang melukai hatinya, tidak terkejut dengan perkataan Ayahnya.
Tetapi sepertinya orang yang mengelilingi Ayahnya sedikit terkesiap mendengar suaranya yang menyentak tajam dari kedua belah bibir Pria yang terkenal Ramah dan Dermawan.
"tapi mungkin ia berguna untuk penyelidikkan ini"
Sesorang mendekati mereka dari belakang taehyung, langkahnya berat.
Pria sekitar umur 35 tahunan dengan Pakaian tidak terlalu Formal berdiri tepat disebelahnya, senyum cerah bak matahari menghiasi wajahnya.
Auranya tidak menekan hanya membuat Taehyung merasa tak nyaman.
Penyelidikkan? Taehyung semakin bingung, tak mengerti apa yang terjadi.
"saya Detektif Jung Hoseok"
Detektif?
Taehyung membalas salam tangan pria yang bernama Jung Hoseok yang terulur padanya, "Kim Taehyung"
"saya tahu, anda putera satu-satunya dari tuan Kim Namjoon"
Matanya sedikit menggulir kesamping, Taehyung melirik sekilas Sang Ayah yang hanya menampilkan raut pasrah.
Taehyung akan kembali bertanya, tapi Jung Hoseok sudah terlebih dahulu menyelanya. "dari ekspresi yang anda tunjukkan, saya berasumsi anda belum mengetahui insiden yang terjadi"
Berkedip beberapa kali, Kepala Taehyung mengangguk cepat.
Tatapan mata menyelidik Jung Hoseok sedikit membuatnya gugup.
"saya akan menjelaskan apa yang terjadi dan mungkin memberikan anda beberapa pertanyaan"
"huh?"
Taehyung sungguh-sungguh tak mengerti akan apa yang terjadi sebenarnya, mengapa Detektif ini membuat rumit pikirannya dengan menambah pertanyaan diotaknya.
"mari kita berbicara empat mata diruangan pribadi anda"
Taehyung menatap lama hoseok –terus menunjukkan senyumnya yang tak luntur.
Taehyung mengangguk kembali, berjalan menjauh dari ruang utama untuk membawa Detektif Jung Hoseok menuju kamarnya.
.
.
.
