Main Cast : Kakashi & Anko
Other Cast : Nanti juga ketemu, belum nentuin so baca terus ya!
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Rated : T
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : OC, OOC, TYPO and many more
Sumary : Kisah Cinta Anko dan Kakashi, yang berawal dari sebuah teman. Bagaimanakah Anko bisa menaklukkan hati Kakashi yang dingin seperti es batu? Akankah ia menyerah demi sebuah Harga dirinya? Penasaran? baca terus cerita ini per Chapternya. Mohon maaf pada yang sudah baca Fanfic ini sebelumnya, karena ceritanya nista banget bagi saya jadi saya ubah total. Okey selamat membaca!
.
.
.
Notice me Kakashi! (Kakashi x Anko)
.
.
.
By : Kaneityo
.
ENJOY!
Angin kencang menusuk menyelinap di sela - sela pakian Jounin-nya, cuaca malam Desa Konoha sangat gelap, bahkan menyamai pikiran dan hati seorang Jounin cantik bersurai ungu itu, ya Anko Mitarashi, suana hatinya saat ini membuat ia ingin saja menghantam benda yang lewat didepannya, siapa sangka, siang yang cerah tadi bukannya hari dimana ia bisa berlibur dan bersenang - senang dengan temannya tetapi Anko malah terkena sayatan di hatinya sakit bagai api yang menjalar di dalam tubuh, panas, perih itulah yang ia rasakan.
-FLASHBACK-
"HEI!"
Suara lengkingan khas milik Anko menggema di ruangan apartemen kecil yang tak lain adalah milik Hatake Kakashi, si Jounin elit yang selama ini Anko idam - idamkan.
"Kakashi, kau sedang apa? kalau tidak ada waktu tolong antar aku ya ke kedai dango, nanti kau akan ku traktir! jadi tenang saja" Pekik Anko yang masih memasang wajah binar - binarnya.
"Memangnya dia siapa? seenaknya saja memutuskan sesuatu dasar Anko." pikir kakashi sambil asik anteng memegang buku buku kesayangannya Icha Icha Paradise karangan Sannin Legend Jiraiya.
"Hei Kakashi jawab aku, apa kau tuli kakashi?
"Hmm."
"BAKA Kakashi memang tuli, kau tidak mendengar perkataanku sedari tadi kan, hm?"
"Memangnya kau siapa, seenaknya saja menyuruhku menghantarkanmu ke kedai dango, lagipula aku tidak menyukai makanan yang manis - manis kau mengerti, dan satu hal lagi berhentilah menggangguku"
Seketika meledak, Anko merasa tertusuk ribuan kunai tajam di dadanya, ia menahan napasnya berusaha untuk tidak marah di depan orang yang ia cintai, baru pertama kali ini Anko mendengar perkataan pedas itu dari mulut Kakashi lebih sakit dari perlakuan Kakashi yang tak menghiraukannya selama ini. Malu, itulah yang Anko rasakan saat ini, secepat kilat ia menghilang dari hadapan Kakashi, senada dengan angin yang berhembus kencang menerpa wajah si surai silver itu.
-END FLASHBACK-
Tes
Tes
Tes
Tak terasa butiran air mata Anko mengalir di pipinya yang tirus, membuat wajahnya yang cantik itu bersemu merah bukan karena malu, tapi karena kesedihan hatinya yang telah mencapai puncak, dimana sekarang ia berpikir untuk menyerah atau mengukuhkan hatinya tetap mencintai Kakashi, begitu lamanya, berhari - hari ia menunggu, menunggu cintanya yang tulus dibalas, namun bukan seperti yang Anko harapkan, kenyataanya cintanya bertepuk sebelah tangan Kakashi tidak menginginkannya ia membencinya.
"Kami-sama, sebaiknya aku menyerah saja kan? mungkin ia bukanlah takdirku, bukan hanya satu bintang yang bersinar di langit malam bahkan berjuta - juta banyaknya, Kami-sama aku mohon bimbinganmu, bantulah aku melupakan Kakashi-kun." Curahan hati Anko yang masih dengan tersedu di bawah langit malam yang menyaksikan kepedihannya.
Fajar telah tiba, kicauan burung bersiul - siul merdu di depan apartemen bernuansa sederhana yang sangat terasa nyaman bagi seseorang Jounin mantan murid Orochimaru itu, Anko Mitarashi, perlahan - lahan manik violet nya terbuka karena sinar cahaya matahari yang begitu cerah masuk ke kamar Anko melewati celah - celah ventilasi di Apartemennya. "Ngh" ia mendesah pelan karena mimpi indahnya terganggu oleh pagi yang memaksanya untuk bangun dan menjalani lagi kenyataan pahit akan cinta yang selama ini menyerang Anko.
Dengan paksa ia menjalankan tubuh mungilnya, menuju kamar mandi, menjalani rutinitas pagi yaitu mengajar di Akademi desa Konoha, sebenarnya ia sangat tidak ingin pergi ke Akademi karena wajahnya yang sembab beserta lingkaran hitam di bawah matanya yang setia menemani penampilan Anko disetiap pagi, bukan hanya itu kenyataan harus diterima Anko karena ia akan bertemu dengan Kakashi di Akademi nanti.
Di Akademi, seperti biasa suasana sangat ramai dipenuhi oleh hiruk pikuk para murid – murid Konoha Akademi yang sedang bermain bersama temannya, karena waktu ini adalah jam istirahat bagi para murid dan guru pengajar tentunya.
Anko mengusap peluh tanda lelahnya, menuju bangku yang tak jauh dari lokasi Akademi, duduk bersantai menikmati sebotol air putih dingin untuk sedikit menetralkan rasa lelahnya. Hingga terdengar suara derapan sepatu menggema menuju dimana tempat Anko beristirahat, Anko sama sekali tidak memperdulikannya, ia masih setia meneguk air putih milikya.
"Anko"
Tiba – tiba orang yang tadi mendekati Anko mulai menyapa duluan, entah kenapa suara baritone itu sangat familiar bagi Anko, dengan cepat Anko mendongakkan kepala ke arah dimana sumber suara tersebut yaitu tepat disampingnya duduk sekarang "BRUSHHH! ha-ahh?" seketika Anko menyemburkan air putih yang diteguknya tersebut lantaran kaget melihat sosok orang yang tidak ingin dia temui saat ini.
"Ka-Kakashi?" aku tidak ingin be-bertemu denganmu lagi" ucap Anko sembari mengusap air yang tersisa disekitar mulutnya dengan terbata lantaran sangat gugup bahkan sangat – sangat gugup menghadapi sosok yang sangat ia benci itu yang notabenenya sebagai Jounin Elit Konoha Kakashi Hatake.
"Cih, percaya diri sekali kau Anko siapa yang ingin bertemu denganmu, aku hanya ingin duduk beristirahat disini dan memberikan surat misi padamu, kalau bukan karena Tsunade-sama yang memaksanya aku tidak mau bertemu denganmu, memangnya hanya kau saja yang bisa duduk disini, dasar bodoh."
"Ma-maafkan aku."
ANKO POV
Segera saja aku mengambil surat misi dari Hokage yang diperantarakan lewat Kakashi. Mungkin benar apa yang dikatakan Kakashi, aku ini memang terlalu percaya diri, dan sampai sekarang aku juga masih terlalu mengaharapkannya. Tidak, aku harus menghilangkan rasa ini, aku harus mengungkapkannya pada Kakashi bahwa aku akan menyerah aku akan menyerah mengharapkan cinta darinya.
"Anoo, Kakashi maafkan aku selama ini selalu mengganggumu, aku berjanji tidak akan mau bertatapan muka bahkan berbicara lagi padamu jika itu membuatmu senang Kakashi."
Monoton, setelah aku mengatakan itu, ekspreksinya sama sekali tidak berubah, sama seperti sebelumnya sangat datar, meskipun aku tidak dapat melihat wajahnya saat ini, tetapi aku dapat merasakan aura kelam disekitar dirinya.
"Hm, baguslah dengan pernyataanmu itu, aku merasa bebas tanpa diganggu olehmu lagi, yang setiap hari tidak ada lelah – lelahnya mengikutiku, kau tahu kau ini tidak lebih dari penguntit yang tidak tahu malu"
Oh dengarlah itu Kami-sama, Hatiku sangat sakit, sesak sekali Kami-sama kenapa kata – kata sinis itu terlontar keluar lagi dari mulutnya? Benar – benar Kakashi BAKA! Tidak mengerti perasaan perempuan, tck! Bodohnya aku selama ini menyukai MAKHLUK ES ini.
END POV
Anko tak kuasa menahan kepedihannya ia sangat kecewa dengan Kakashi, bulir - bulir crystal bening itu terus mengalir sederas air hujan dimalam hari. Kakashi dengan santainya meninggalkan Anko yang masih mematung di tempat meratapi nasibnya yang malang.
"Hah, dasar bodoh, kau sangat bodoh Anko kelemahan dan kebodohanmu membuatmu sangat lamban mengerti akan suatu hal yang belum kau tahu."
Apa maksudnya itu, Anko masih mencerna perkataan Kakashi tadi.
.
.
TBC
.
.
Thanks untuk semuanya yang udah ngereview, ngefav, dan ngefollow Fanficku, bagi yang tertarik untuk kelanjutannya berikan aku semangat ya dengan cara mereview!
.
Gomen ya, kalau alurnya kecepetan atau kata – katanya agak abal – abal, soalnya aku masih berusaha buat Fanfic yang bagus
.
Okey salam ka-ne-it-yo!
