—ox0xo—
KUROSHITSUJI / BLACK BUTLER © Yana Toboso
BANG BANG / MY BABY SHOT ME DOWN (quoted lyrics has been italicized) © Sonny Bono
.
for: readers, as comeback fic.
warning: my own headcanon, mild-AR, doublefic (bisa dibaca dari atas ke bawah seperti biasa dan sebaliknya), shortdrabble. CRACK!SebasAngela.
.
—xXXx—
.
Bang!
2014 © Charne Misaki (previously known as Cleisdyne)
.
That awful sound, bang bang
My baby shot me down
.
—xXXx—
.
Bagi Angela Blanc, dentuman nyaring di kejauhan itu telah menandai awal pertarungan antar dirinya dan kubu sang gagak hitam.
Langkah tegap terus memenuhi partikel-partikel udara, membiaskan pergerakan statis yang terencana—dan akan segera terlaksana. Debu yang tak berani bergerak sejengkal pun kecuali ketika kepakan sayap-sayap magis menepis mereka, menuntun kepada ronde pertama dari drama kekerasan itu. Kilatan mata amethyst setebal bara bercampur hangatnya api yang diam-diam merayapi tubuhnya. Suasana yang begitu klasik dan klise untuk sebuah pertandingan begitu dirindukan oleh Angela sendiri, meski telah berkali-kali mereka berdua berhadapan lalu mematenkan skor yang terlalu tipis.
Sebastian. Sebastian Michaelis.
Angela selalu (dan akan tetap) mengingatnya, menyimpan identitas sosok tersebut dalam botol kaca berkilauan di sudut hatinya yang termakan fraktur. Bukannya Angela tak mau menatah kembali retakan-retakan yang muncul, hanya saja ia merasa lebih baik keadaan ini dibiarkan apa adanya. Ya, di balik sisi putih yang memantulkan senyum pokerface, perempuan bernuansa lavender itu selalu menyimpan rapat-rapat luka yang mendidih bersama rasa sakitnya.
Ketika melihat cerminan yang telah melekat erat bersama jiwanya pergi, pergi ke sisi seberang dengan kesombongan serta ego tinggi yang dijunjungnya. Ketika harus menyaksikan kerakusan di dalam pria beriris delima itu terus bertumbuh dan memakan akalnya sendiri. Ketika menyaksikan merpati mencicip rasa jahanam hingga bertransformasi menjadi gagak bertanduk kejahatan.
Itulah yang membuat Angela sering menyesal dalam lirih, mengapa dirinya terlalu bodoh untuk bisa membiarkannya jatuh dalam jurang. Padahal kedamaian akan menjadi sempurna jika tak ada keinginan lain yang mengulik diri. Tapi toh, Angela dan kawan-kawannya—termasuk sang gagak—masih berupa ciptaan semata dan masih ada faktor-faktor lain yang bisa menyebabkan lepasnya DNA kebaikan dari mereka.
Sungguh kenyataan yang begitu miris.
Sebab Angela telah mengkalkulasi secara imajiner kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi ketika pertemuan mereka harus mengalami pergiliran dengan perpisahan tak menyenangkan. Puluhan, ratusan, ribuan, jutaan harapan akan sebuah comeback dari kawan 'sepermainannya' dahulu selalu pupus. Selalu ada tembakan-tembakan meleset dari bidikan mulus. Selalu ada luka fisik yang menambah beban dalam batin.
Diulang, berulang, dan terulang lagi.
Angela takkan pernah bosan untuk kembali menatap wajahnya, bahkan sekedar melihat senyum sinis tersebut. Dalam setiap detik, masa, dan abad yang mereka jalani, apapun keadannya. Mental kesabaran itu telah melatih diri Angela, membuat hati frakturnya tetap lembut meski telah dikoyak berkali-kali. Rasa sayang senantiasa mengendap di dalam nuraninya, berbisik untuk tak terbawa arus kejahatan makhluk dengan ras berlawanan itu, tapi berusaha menang melalui kebaikan. Di sinilah Angela, berdiri menantang angin dingin yang berlarian di tepi rambutnya. Pedang tergenggam erat di jemari, kepakan sayap magis membahana. Gaun melambai pelan, meniupkan keanggunan dari auranya. Dengan pokerface yang sama, dengan kepercayaan diri yang sama. Ia tahu betul bagaimana menghadapi lawannya—si gagak legam yang congkak itu—tidak hanya berlandaskan morfologi, tapi juga memahami secara dramatik.
Apa yang terpenting ialah, Angela tahu bahwa dirinya harus terus maju.
.
—xXXx—
.
That awful sound, bang bang
My baby shot me down
.
—xXXx—
.
.
.
Note:
Silahkan dibaca ulang dari bawah ke atas.
Ini adalah first attempt saya pada double fic, semoga tidak terkesan janggal atau membosankan. Lagu Shot Me Down (yang tidak sengaja saya dengar dari teman) adalah ide awalnya. Setelah riset, saya baru tahu bahwa lagu ini aslinya ditulis Sonny Bono. Dinyanyikan Cher, kemudian di-cover berkali-kali oleh banyak artis, termasuk Nancy Sinatra. Lalu muncul versi EDM milik David Guetta (feat Skylar Grey) yang menurut saya, bikin lagu itu terdengar seperti lagu setan dan saya nggak suka. Tapi ada suatu unsur sedih/miris/gelap yang tampaknya cocok untuk pair SebasAngela, karena itu saya pakai lagu ini—sambil mendengarkan cover version dari Charlotte Church yang lebih mellow.
Sedikit alterasi untuk karakter Angela. Saya harus mengatakan fic ini sebagai headcanon, sebab saya selalu mengandai-andai bahwa Angela bukanlah malaikat jahat yang harus melulu dibenci oleh orang. Angela (mungkin) sebenarnya baik, tapi beban yang ia tanggung dan betapa corrupted dunia ini membuat orientasinya berubah jadi psycho/freak/menyebalkan/sok seducing, apalagi dengan adanya counterpart laki-laki (Ash). Saya paling benci hermaphrodite part itu, jadi saya selalu membuat mereka sebagai sosok terpisah di dalam fanfik saya (akan selalu alternate reality).
Anyways, too much talk. Silahkan berikan review/pertanyaan/kritik pada saya. Akan saya apresiasi. Terima kasih telah membaca!