Suatu pagi, disekolah, tampak di ruang kelas 10 sepi senyap. Hanya ada segelintir murid teladan yang baru datang ke sekolah, termaksud Sasuke, yaaah mumpung nggak punya kerjaan dia datang duluan, dari pada di rumah, liet muka kakaknya yang gonta-ganti softlens mulu. Tak seperti biasanya, murid yang pemalas+berisik+omdo+bodo' datang pagi banget.
"Hai Sasuke."Naruto berjalan dari pintu ke tempat duduknya.
"Super bodoh, tumben datengnya pagi banget, jangan-jangan ada yang nggak beres nih?"mendengar hal itu, Naruto langsung melototi Sasuke.
"Apanya yang nggak beres? Gue dateng pagi, emangnya ada yang aneh?"sambil bersungut-sungut Naruto duduk ke kursinya.
"Ya nggak, biasanya lo kan telat mulu, gue heran aja, kok bisa."
"Hahaha, gue kan murid teladan, mana boleh telat, dasar idiot."sambil menaboki (menampar deh kalau nggak ngerti, bahasa gue mah aneh.) Sasuke yang berada di sebelahnya. Sasuke hanya meringis kesakitan sambil memasang wajah cemberut (bibir sama hidung adu mancung). Beberapa murid pun berdatangan, mulai dari Kiba, Shikamaru, Hinata, Choji, dan Shino.
"Hei Kiba, loe kan nggak boleh bawa hewan ke sekolah."kata Naruto sambil menunjuk Akamaru yang dibawa Kiba.
"Terserah gue dong, emang siapa yang ngelarang? Jiraiya? Orochimaru? Atau Tsunade? Haah? Gue nggak takut."sambil memukul-mukul mejanya.
"Dibilangin juga."Naruto pun menyipitkan matanya tanda nggak suka.
"Hei Naruto, tumben lo dateng pagi." Naruto pun langsung menoleh Choji.
"Tadi malem gue nggak main PS, otomatis gue nggak begadang, soooooo gue nggak telat and bangun pagi banget."sambil bertekan dagu.
"Jadi lo sering telat, gara-gara main PS mulu ya? Pantes aja lo bego' nggak pernah belajar sih."Shikamaru pun mentertawakan Naruto.
"Walaupun gue sering begadang, tapi gue nggak punya kantung mata kan? Niiiiih."Naruto pun menarik kantung matanya dengan jari telunjuknya.
"Iya juga ya, kalau lo punya kantong mata, ntar kaya' Gaara lagi."Kiba pun tertawa terbahak-bahak di ikuti Naruto. Shikamaru pun sempat tersenyum, tapi senyumnya itu seketika sirna, saat melihat Gaara yang telah berdiri di depan kelas, Shikamaru pun memberikan isyarat gerak tubuh kepada Naruto dan Kiba, dan hasilnya gagal, mereka berdua terus tertawa.
"Lo berdua ngatain gue?"seketika Naruto dan Kiba berhenti tertawa dan mencari asal muasal suara, saat mereka melihat, Gaara yang telah berada di depan kelas.
"Sabaku kyuu."perisai pasir Gaara langsung menyerang Naruto dan Kiba, raut wajah Gaara yang cool, berubah menjadi mengerikan. Tak lama kemudian, Sakura dan Ino masuk ke kelas.
"Apaan nih? Siapa yang bikin jailangkung di kelas?"Sakura pun celingak-celinguk melihat hasil seni yang WAW itu.
"Kayaknya gue kenal deh."Ino pun mengelus-elus patung pasir itu.
"Tuuh, Gaara yang bikin, jailangkung Naruto ama Kiba."Sasuke pun menunjuk Gaara dengan mulutnya.
"Iya, gara-gara Gaara tuh."sambung Shikamaru sambil bertekan dagu.
"Diem lo."Ino pun melototi Shikamaru.
"Iya deh, gue diem."sambil sok memasang ekspresi lesu. Tak lama Itachi sang ketua OSIS masuk kekelas mereka, sambil membawa jadwal mata pelajaran baru, dan setelah itu balik lagi deh.
"Kakak lo tuh."Sasuke pun melihat Shikamaru tanpa bersuara. Tak lama Asuma-sensei masuk kelas. Naruto dan Kiba yang masih membatu tidak dihiraukan teman-temannya.
"Tolooooong"bisik pelan Naruto dan Kiba yang mulutnya udah kesumbet pasir.
"Wah, ada apa ini?"sambil berjalan mendekati meja guru.
"Gara-gara Gaara tuh sensei."kata Choji sambil terus mengunyah papan pembatas jendela (becanda kok, jangan serius amet).
"Gaara, sudah selesai main-mainnya, sekarang waktunya belajar."sambil melirik kearah Gaara. Gaara pun terdiam sambil merontokkan pasirnya. (pokonya pasirnya berjatohan gitu deh, dari padet jadi halus, gue nggak ngerti tu gimana nulisnya). Setelah pasir lepas dari tubuh mereka, Naruto dan Kiba langsung bisa bernapas lega.
"Gila lo Gaara, untung aja gue nggak mati, kalau gue mati, lo gue gentayangin, dijamin deh, tanpa di undi."Naruto pun melirik Gaara yang sejak tadi cuek.
"Sorry deh."singkat Gaara seolah tidak mau memperpanjang kejadian, situasi dan kondisi. Asuma-sensei yang telah berada di depan kelas pun celingak-celinguk kayak mencari Kurenai ilang.
"Kalian nggak punya spidol?"sambil terus celingak-celinguk.
"Ada sih sensei, tapi spidolnya permanen."sahut Sakura yang merupakan sekretaris kelas.
"Permanen bukannya yang sering nyanyi di jalanan ya?"cetus Naruto.
"Pengamen"sambung Kiba. Sakura pun langsung melototi mereka berdua, dengan sensasi cakra yang mengisyaratkan "diem idiot". Hinata hanya tertawa pelan, sementara Ino tertawa terbahak-bahak.
"Haa, kalau begitu kita baca buku latihan saja."Asuma-sensei pun mulai membolak-balik halaman bukunya. Diikuti seluruh murid yang ada di kelas.
"Bisa tolong bacakan halaman 34, emm."sambil melirik murid-murid yang ada di kelas, dan terhenti pada Shino.
"Shino, sejak tadi kamu diam terus, ayo cepat baca."perintah Asuma-sensei. Shino pun bergegas memulai membaca buku sambil terbata-bata.
"Kenapa Shino? Kamu nggak bisa baca?"singgung Asuma-sensei.
"Gimana mau baca, kacamata itemnya aja nggak dibuka."sambung Kiba sambil terbahak-bahak diikuti teman yang lainnya.
"Ini lagi trend bego."sambil membenarkan kacamatanya. Beberapa jam kemudian sekolah pun berakhir, bel pulang menggema diseluruh pelosok sekolah. Tampak keramaian murid-murid pulang dengan bahagia. Hari itu, seperti biasa Sakura pulang bersama-sama dengan Ino dan Hinata. Saat di perjalanan pulang, mereka melihat Temari dan Kankuro sedang shopping.
"Temari-senpai."sapa Ino sambil menghampiri mereka berdua.
"Belanjanya kok banyak banget, beli apa aja nih?"tanya Sakura sambil melirik bungkusan yang mereka bawa.
"Nih, beli alat-alat fitness, kami ngeborong loh."Temari pun menunjukkan bungkusan itu kehadapan Sakura and friends.
"Alat fitness? Buat apaan?"tanya Ino sambil mengerutkan keningnya.
"Buat Gaara."sambung Kankuro.
"Buat Gaara?"Hinata pun mulai bersuara.
"Iya, tuh bocah kan males banget bergerak, jadi kami beliin ini aja, siapa tau nanti dia bisa jadi atlet."sambil menoleh kearah Kankuro.
"Loh, Gaara kan emang atlet."Ino pun mengangkat satu alisnya. Temari pun ikut mengangkat satu alisnya juga, dengan maksud ingin mengetahui jawabannya.
"Atlet lempar lembing, wuuhhh jago banget deh, tepat sasaran mulu."mendengar hal itu, Temari menarik napas panjang.
"Yeee, kalau itu sih gue tau, maksud gue yang kerenan dikit kek, atlet lari kek, silat kek, yang banyak gerakan gitu. Biar dia cepet tinggi."sahut Temari sejadi-jadinya.
"Iya sih, kalau diukur-ukur, Gaara yang paling pendek di kelas."kata Sakura sambil menekan dagunya dengan mata melirik keatas.
"Aduh, gossip mulu, gue pegel nih, dari tadi pegang burden."protes Kankuro yang sejak tadi tidak begitu dihiraukan para girls.
"Ah iya, gue lupa ada lo."sambil menoleh Kankuro. "Kalau gitu, kami balik dulu ya."Temari melambaikan tangannya kearah Sakura and friends. Sementara itu dirumah Naruto, berkumpul temen-temen cowo'nya.
"Idih, rumah lo banyak pasir Naruto, jorok banget sih."protes Shikamaru sambil meneliti tiap sudut lantai rumah.
"Yeee, Gaara tuh yang bikin, kalau masuk kerumah, sepatunya nggak digetok, kan pasir yang nempel dikakinya jadi berantakin rumah."sambung Naruto sambil mengambil sesuatu dari kulkas untuk dihidangkan.
"Gue kirain gara-gara dia main jutsu dirumah lo, nggak tau nya…"perkataan Shikamaru terhenti saat melirik Gaara.
"Apa lo bilang? Enak aja nuduh gue. Periksa nih ada ato nggak pasir disepatu gue?"sambil duduk santai dipojokan.
"Heheh, becanda, kan kalau yang berhubungan ama pasir, pasti bekennya Gaara, jadi gue nuduh lo aja."sambil membawa setoplas keripik dan beberapa gelas orange juice untuk dihidangkan sama Gaara, Shikamaru ama Kiba. Choji nggak diajak, abisnya rakus ntar ngabisin semua makanan lagi, Shino nggak pernah mau gabung nggak tau deh kenapa, mungkin bantu-bantu cuci piring kali ya, Sasuke mau les tuh, tumben-tumbenan aja nggak ikut. Biasanya always.
"Hei Naruto, punya daging nggak? Akamaru laper nih."sambil mengelus-elus kepala Akamaru dan menilahat Naruto yang menaruh makanan diatas meja.
"Apa kata lo? Daging? Gue tiap hari aja ngirit, makan ramen mulu, lo mau kasih anjing daging."sambil menunjuk-nunjuk Kiba dengan spatula.
"Kalau gitu apa aja deh yang lo punya, kasian nih, anjing gue laper."Kiba memasang ekspresi memelas.
"Oh, kemaren Sasuke bawa empek-empek, itu aja ya."sambil bergegas lari kedapur.
"Terserah deh, suka-suka lo."tak lama Naruto kembali sambil membawa sepontong empek-empek. Gaara mengambil komik yang letaknya tak jauh dari kepala Shikamaru. Tak sengaja Gaara mengendus bau rambut Shikamaru.
"Lo pake sampo ya?"kata Gaara yang telah mengambil komik sambil menutup hidungnya.
"Kok tau, aduh ketahuan ya?"sambil menggaruk-garuk kepalanya yang mungkin nggak gatel.
"Sampo cewek lagi, sunsilk kan? Yang urang –aring?"tebak Gaara sambil mulai membuka halaman awal komik.
"Hahaha? Pake sampo cewe? Mendingan lo pake sampo anjing aja, kayak gue."ledek Kiba.
"Idih, jorok, ntar kayak mbah surib lagi (alm)"balas Shikamaru sambil mulai membaringkan tubuhnya kelantai.
"Loh, kok lo tau Gaara? Tau dari mana? Jangan-jangan lo pake juga?"sambung Naruto yang mulai duduk didekat mereka.
"Enak aja, tuh sampo yang biasa Temari pakai, baunya gue nggak tahan, pengennya dia sih, pakai itu biar rambutnya item, ehh masih aja pirang."jelas Gaara sambil sibuk membaca komik.
"Oh, dia pake itu juga ya?"sambung Shikamaru.
"Emang kenapa?"Gaara mengerutkan keningnya.
"Nggak, gue pernah ketemu dia waktu beli sampo itu, dia ngetawain gue, ehh, ternyata dia ikut-ikutan gue juga pake sampo itu."jelas Shikamaru sambil tertawa-tawa. Kiba masih tetap asik memberi makan Akamaru.
"Hei Gaara, lo tiap pulang sekolah nggak pernah langsung balik kerumah, nggak takut dimarahin ya?"tanya Naruto.
"Nggak."singkat Gaara. Naruto, Shikamaru dan Kiba pun terdiam sambil menatap Gaara. Merasa menjadi pusat perhatian, Gaara pun menghentikan bacaanya dan melihat ketiga temannya.
"Kenapa?"tanya Gaara heran.
"Kami tau kok, sebenernya lo mau cari tau tentang kematian ibu lo."jawab Naruto yang membuat Gaara ternganga beberapa detik. (kalau beberapa jam masuk laler mampus tuh).
"Enggak."singkat Gaara lagi dan kembali memfokuskan bacaanya.
"Kami mau kok, bantu lo."Gaara pun langsung menatap ketiga temannya itu.
"Kalau mau bantu, kita cari bokap gue dulu, sampe sekarang gue nggak tau dia kemana."jawab Gaara yang sepertinya setuju dengan ide teman-temannya itu.
"Lo masih sering kontak nggak?"tanya Shikamaru sambil mengunyah keripik kentang.
"Dia aja nggak suka gue, gimana mau kontak ama gue."
"Eh, kemaren kan gue sempet pegang hp Temari, terus gue bukan inbox, kayaknya ada pesan deh dari bokap lo, tapi nggak gue buka."pernyataan Shikamaru membuat teman-temannya curiga.
"Lo macarin kakak gue ya?"tanya Gaara.
"Eh, bukan tunggu dulu."
"Iya juga, kalau nggak, kenapa lo bisa pegang hp dia?"sekak Naruto.
"Dengerin dulu."bantah Shikamaru.
"Udah, ngaku aja, udah ketauan kok."ledek Kiba sambil tertawa.
"Apaan sih?"
"Tapi cocok juga ya, couple rambut duren."ledek Gaara sambil menarik-narik rambut Shikamaru.
"Iya ya, rambutnya sama-sama tajem, bisa aja lo."sambil memukul Gaara. Gaara hanya menyipitkan matanya melihat Naruto tanda tangannya sakit dipukul. Dimeja, setoplas keripik kentang kosong, minuman orange juice bersih, Gaara, Shikamaru dan Kiba mulai memasang gaya SMP (selesai makan pulang). Namun hal itu telah terbaca oleh Naruto, gimana nggak terbaca, setiap hari selalu begitu kok.
"Eh eh eh, enak aja, cuciin nih piring gue, beresin nih meja, SMP lo pada."bentak Naruto sambil menarik baju teman-temannya.
"Kita kan udah SMA sekarang, (selesai makan amiiiin)."jawab Kiba yang bajunya masih ditarik Naruto. Mau nggak mau mereka membereskan rumah Naruto, Gaara beresin meja, Shikamaru cuci piring, Kiba nyapu lantai, Naruto berleha-leha sambil mandor.
"Sekalian ya, kacanya dilap juga."perintah Naruto pada Gaara. Mendengar hal itu, Gaara diam, tak lama Gaara menyemprotkan cling ke muka Naruto. Spontan Naruto yang berbaring di lantai kaget, diikuti Kiba yang mengusap-usap kemoceng di wajah Naruto. Belum sempat Shikamaru ikut-ikutan, Naruto udah nuduh duluan.
"Eh, mau apa lo?"Naruto bersiap-siap menerima keusilan temannya.
"Apaan lo? Orang gue mau lewat juga."Shikamaru pun berjalan melewati Naruto. Naruto menyipitkan matanya sambil memasang kuda-kuda dengan dua tangan didepan wajahnya, kayak mau karate. Tiba-tiba Gaara meringis kesakitan sambil memegangi dadanya. Ketiga temannya pun panik dan bergegas mendekati Gaara.
"Eh, Gaara, lo nggak apa-apa?"tanya Naruto sambil memegang pundak Gaara.
"Sesek napas nih."kata Gaara yang masih memegangi dadanya dan berbicara sambil ngos-ngosan.
"Nggak biasa kena debu ya?"terka Shikamaru.
"Nggak, ngaco lo."Gaara pun berusaha membusungkan dadanya agar terlihat baik-baik saja.
"Muka lo pucet tuh?"sambung Kiba yang ikut mengkhawatirkan temannya itu.
"Gue pulang duluan ya."jawab Gaara tanpa menghiraukan perkataan Kiba.
"Mau kami anter nggak? Ntar lo pingsan dijalanan lagi."tawar Naruto sambil mengikuti Gaara berjalan ke pintu.
"Nggak usah, emang gue mau mati apa? Kalau gue koma, baru lo semua harus jenguk gue."perkataan Gaara pun membuat teman-temannya kaget+curiga.
"Maksud lo ngomong gitu?"Naruto pun mengerutkan dahinya.
"Becanda bego, udah gue mau pulang."Gaara pun bergegas meninggalkan teman-temannya itu. Bukannya pulang kerumah, malahan Gaara berhenti di sebuah toko untuk membeli minuman, setelah itu Gaara langsung mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Gaara pun mengeluarkan beberapa butir obat dan langsung menegaknya sekaligus dengan air yang ia beli tadi.
"Kok makin sering kambuh ya?"kata Gaara sambil menatap botol minuman yang ia genggam.
.
.
.
Keesokan harinya.
Semua murid melihat pengumuman yang ada di mading, Gaara yang baru datang pagi itu pun penasaran apa yang sedang dilihat teman-temannya itu.
"Liet apa sih?"kata Gaara sambil mendekati teman-temannya.
"Eh, nih, sekolah ada A-CA-RA."dikte Naruto kepada Gaara. Gaara hanya tercengang.
"Iyaaa, kita bakal nginep di sekolah selama 2 hari, kayak acara LKS (latihan kepemimpinan siswa) gicuu deh."sambung Kiba dengan senangnya.
"Ahh, gue nggak ikut."Gaara pun menunjukkan ekspresi lesunya tanda tak tertarik.
"Kenapa? Pasti lo takut kan?"sambung Naruto.
"Enak aja!"
"Trus kenapa nggak mau? Asik lagi, kita bisa seneng-seneng bareng selama masih ada waktu."terang Kiba. Gaara pun diam sejenak seperti ada sesuatu yang menganjal dipikirannya, ya mungkin itu kali yang menyebabkan Gaara nggak mau ikut. Setelah beberapa detik berpikir.
"Iya deh, gue ikut."spontan Naruto langsung memeluk Gaara.
"Nah, gitu baru temen."Gaara pun langsung menjauhkan diri dari Naruto.
"Apaan sih?"melihat tingkah temannya itu, Kiba hanya tertawa. Tak lama datang Sasuke dengan mata yang membengkak.
"Hah? Kenapa mata lo? Jelek banget. Cocok sama muka lo."ledek Naruto sambil menunjuk muka Sasuke.
"Enak aja lo, mata gue iritasi nih."Sasuke pun memasang kacamata hitamnya.
"Iritasi kenapa?" ngintip orang BAB yaaa?"ledek Kiba juga.
"Menurut gue sih, pasti lo kecapean belajar di les baru lo, jadi bengep gitu."terka Gaara sambil menatap Sasuke.
"Hah payah, tebakan lo semua meleset nih."
"Terus kenapa?"tanya Naruto penasaran.
"Gue coba-coba pake softlens Itachi, ehh abis itu mata gue perih banget, langsung merah, gue bawain tidur, eh pas bangun mata gue bengkak gini."jelas Sasuke. Mendengar hal itu, teman-temannya hanya terdiam sambil ternganga.
"Aneh lo."sambung Gaara melepas kesunyian beberapa saat. Gaara dan teman-temannya pun kembali kekelas, tapi sepertinya Naruto tidak, (kenapa nggak hayoo? Kasih tau nggak yaa? "hyaaaaahhh" langsung dirasengan Naruto).
"Eh Gaara, kemaren gue pinjem loket lo kan buat naroh celana olahraga gue?"Gaara pun berhenti dan membalikkan badannya kearah Naruto.
"Iya, kenapa?"
"Pinjem kuncinya dong, foto bokap ama nyokap gue ketinggelan disitu, mana satu-satunya lagi."pinta Naruto sambil menadah tangannya. Gaara pun mengambil kunci dari saku celananya.
"Jangan bongkar-bongkar barang gue ya."sambil memberikan kuncinya pada Naruto.
"Oke deh."Naruto pun bergegas berlari menuju loket yang tidak jauh dari papan mading. Gaara dan teman-temannya pun kembali kekelas dan duduk dibangkunya masing-masing.
.
"Mana ya fotonya?"sambil bongkar-bongkar loket Gaara, padahal udah diingetin jangan dibongkar.
"Nah ini fotonya."sambil melihat foto dan menciumnya. "Untung nggak ilang."belum sempat menutup loketnya Naruto menemukan sesuatu di loket Gaara yang membuatnya kaget.
.
"Kok lama banget sih Naruto?"gerutu Kiba sambil mencari kutu Akamaru.
"Hah, jangan-jangan."Gaara pun langsung berdiri dan berlari keluar kelas. Kiba dan Sasuke tercengang melihat Gaara.
"Kenapa sih?"kata Sasuke heran.
"Nggak tau tuh."sahut Kiba. Gaara pun bergegas berlari menuju ruang loketnya.
"Kalau sampai Naruto ngeliet itu, gawat!"gerutu Gaara sambil terus berusaha berlari kencang. Saat sampai diloket, Gaara melihat Naruto dengan ekspresi yang mengerikan. Gaara pun mendekati Naruto, tanpa diduga pukulan keras melayang ke pipi Gaara yang membuat Gaara sampai terduduk.
"Apa-apaan lo?"tanya Gaara heran sambil meringis kesakitan memegangi pipinya.
"Kenapa lo nggak bilang masalah ini ke kita?"bentak Naruto sambil mencengkram kerah baju Gaara. Gaara hanya diam tanpa berani menatap Naruto.
"Loe nemuin itu ya? Kan udah gue bilang, lo jangan bongkar barang-barang gue."sambil menepis tangan Naruto.
"Kita tuh temenan udah lama, kenapa masalah besar kayak gini lo sama sekali nggak cerita? Lo nganggep kami apa?"bentak Naruto lagi.
"Bukannya nggak mau bilang, gue nggak bisa bilang sama lo."jawab Gaara pelan sambil menunduk. Naruto hanya menghembus napas panjang.
"Gue mohon, lo jangan bilang siapa-siapa tentang ini."pinta Gaara yang akhirnya mulai berani menatap Naruto.
"Tapi kenapa?"
"Gue Cuma nggak mau, dipandang lemah gara-gara hal kayak gini."Gaara pun mulai berdiri. Naruto hanya mengerutkan keningnya.
"Hanya lo yang baru tau masalah ini, Kankuro ama Temari juga nggak tau, ini rahasia, jangan pernah bilang siapa-siapa."pinta Gaara sambil menutup loketnya. Naruto pun hanya terdiam, dan membuat ruang loket yang sepi menjadi hening.
.
"Mana tuh Gaara, jadi ikutan ngilang?"tanya Kiba penasaran.
"Emang Gaara ama Naruto kemana?"Shikamaru yang tak tahu apa-apa karena baru datang pun ikut-ikutan celingak-celinguk.
"Apa kita susul aja ya?"Sasuke pun mulai berdiri. Tak lama kemudian munculah Naruto dan Gaara.
"Dari mana aja lo bedua?"tanya Sasuke kepada mereka.
"Gue dari loket, kenapa sih?"jawab Naruto sambil berjalan masuk kekelas.
"Lama banget?"tanya Kiba juga.
"Sebenernya…"Gaara langsung menatap Naruto.
"Sebenernya apa?"Sasuke pun melirik Naruto. Gaara terus menatap Naruto dengan cemas. Perkataan Naruto pun terhenti.
To be continued
