Cast : Super Junior member, DO Kyungsoo ( EXO),
And the other cast.
Pairing : KyuMin
Rate : T - M : T for naration and M for blood scene
Genre : Action, Angst and Romance
Warning : YAOI (always), Typo (please forgive me)
Disclaimer : KyuMin is Real
Mereka milik pribadi masing-masing, Dhee hanya numpank pinjem nama
mereka he..he..
Sumarry : Apa yang ingin kau lakukan untuknya ? Ya, aku akan memilih untuk melindunginya ( I'll Protect U ). Karena itulah tujuanku sekarang.
Enjoy for read my story. This is special for all readers in Rachel137.
Please, Don't copy and Don't paste.
I'LL Protect U
Bangunan dengan arsitektur modern minimalis berdiri ditengah sebuah perumahan elit didaerah pusat kehidupan Korea Selatan. Bangunan dengan dinding berwarna abu-abu, pagar hitam dan tembok setinggi 2 meter mengitarinya. Taman kecil yang ditumbuhi beberapa bunga lili, anggrek dan mawar serta sebuah kolam bundar dengan pancuran kecil menambah asri pekarangan bangunan. Mungkin dari luar bangunan ini sangat mencerminkan rumah idaman yang asri dan nyaman. Seorang pria berumur sekitar 40 tahunan tengah duduk disebuah bangku kayu yang berada ditengah taman. Wajahnya tidak terlihat tua untuk pria seumurannya. Kulit putih mulus tanpa satu noda ataupun kerutan yang tercipta. Tubuh dengan postur tinggi ramping, memiliki tatapan mata tajam dan ekspresi tegas. Pria ini bernama Heechul. Ia adalah pemilik sebuah badan Intelejen setaraf dengan kepolisian Korea hanya saja bersifat Independen.
"Kau akan pulang ke Korea, Boy?" Heechul bertanya dengan nada penuh harapan dan menempelkan erat ponsel kearah telinganya. Sebuah untaian senyuman terlukis diwajah cantiknya.
"Ya, Appa. Aku akan pulang ke Korea besok."
"Maafkan Appa tidak bisa menjemputmu. Appa ada urusan yang harus diselesaikan. Nanti adikmu yang akan menjemputmu di Bandara." Nada penyesalan tergambar dari wajah dan suara Heechul.
"Baiklah, Appa. Aku tahu kau pasti sangat sibuk. Sampai ketemu di Korea. I Love you."
"I love u too, my Boy." Heechul menutup ponselnya dan berjalan masuk kedalam rumah. Heechul kini tengah duduk disebuah sofa panjang berwarna soft brown memandangi seorang pemuda berumur 20 tahun yang tengah asyik menatap laptop putihnya. Heechul mengelus rambut hitam pemuda itu dengan perlahan. Sementara sang pemuda membalas dengan melirik sekilas kemudian tersenyum. Ya, senyum yang sangat manis dan hangat seperti senyum Heechul.
"Appa, Kau kenapa?" Tanya sang pemuda kepada Heechul.
"Hyung-mu akan kembali ke Korea besok. Kau senang?"
"Benarkah, Appa? Tentu saja aku sangat senang sekali. Aku tidak lagi sendirian disini. Aku bosan karena Appa selalu sibuk dengan pekerjaan dan meninggalkan aku sendirian." Pemuda tersebut yang awalnya sangat antusias kini mendengus kesal sementara Heechul tertawa melihat anak lelakinya yang tengah memprotesnya. Ya, pemuda yang tengah duduk didepannya adalah anak kedua Heechul. Kyungsoo namanya. Sekilas ia seperti anak berusia 13 tahun, wajahnya terlampau imut dengan warna seputih susu, mata besar dan bibir tebalnya.
"Maafkan Appa, Kyungnie karena Appa selalu sibuk." Heechul mengacak-acak rambut anaknya dengan lembut. Kyungsoo hanya bisa mempoutkan bibir tebalnya. Suatu kebiasaan favoritnya saat Kyungsoo sedang merasa kesal.
"Aku tahu pasti Appa tidak bisa menjemput Hyung dibandara kan? Baiklah, aku akan senang hati menjemput Hyung dan mengatakan betapa jahatnya Appa karena selalu membuatku kesepian."
"Kau benar, Kyungie. Appa memang bukan Appa yang baik tapi Appa sangat mencintai kalian berdua." Heechul memeluk erat tubuh Kyungsoo dan mengecup pucuk rambutnya.
"Besok kau akan dijemput oleh anak buah Appa. Hati-hati dan kau harus mematuhi apa yang akan dikatakan mereka. Jangan nakal, Kyungnie!"
"Appa, Aku ini bukan anak kecil lagi." Kyungsoo kembali memprotes dengan menatap tajam Heechul.
"Aku hanya mengkhawatirkan dirimu, my little boy. Aku tahu kau sudah berumur 20 tahun tapi bagiku kau tetap putra kecilku."
"Appa, kenapa meperlakukan aku berbeda dengan hyung? Ia diijinkan untuk tinggal di Jerman selama 4 tahun. Sedangkan aku hanya boleh belajar di Korea." Kyungsoo menyandarkan punggungnya disofa sambil menatap kearah langit-langit.
"Hyungmu itu sedang belajar, Kyungnie. Bukan sedang bermain lagipula apa kau tega meninggalkan Appa sendirian di Korea? Eommamu sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Kalau kalian berdua belajar diluar Korea. Appa akan sangat kesepian."
Kyungsoo tak lagi melanjutkan pembicaraannya. Ia melihat wajah Heechul tengah tertunduk sedih. Ya, ditinggalkan oleh orang yang kau cintai. Tentu sangat menyakitkan bukan?
Flashback ( 4 tahun yang lalu)
Heechul dan beberapa tim lainnya tengah bekerja menyelidiki sebuah kasus penyelundupan heroin dari seorang geng mafia. Setelah melalui usaha yang sangat melelahkan. Akhirnya Heechul dapat menemukan markas sang mafia. Baku tembak dan perkelahian tentu saja mewarnai kejadian sore itu disebuah dermaga kecil.
Badan intelejen yang tengah dipimpinnya adalah pencetak sharpshooter dan sniper terhandal. Jadi tak membutuhkan waktu lama untuk meringus semua anggota mafia. Mereka semua dapat ditaklukkan hanya dalam kurun waktu 1 ½ jam. Semua berjalan dengan lancar mungkin itu yang dipikirkan oleh Heechul. Namun kenyataan berbalik berputar ketika pada detik berikutnya malapetaka terjadi. Heechul mendapat kabar bahwa Sang istri ditemukan tewas tertembak dirumahnya
Heechul segera memacu mobil Ferrari F12 Berlinetta dengan kecepatan penuh menuju sebuah rumah sakit. Sesampainya, Ia berlari menuju sebuah ruangan yang berada dilantai dasar. Ia melihat kedua anak lelakinya yang saling berpelukan sambil menangis menatap satu sosok yang tengah terbaring ditutupi oleh selimut putih. Seakan jiwanya telah hilang dari raganya. Entah melayang pergi kemana? Tubuhnya terasa mati dan seluruh sistem syarafnya seakan berhenti.
"Appa, eomma meninggal. Maafkan aku!" Putra pertama Heechul berjalan mendekat kearahnya. Suaranya terasa sangat dingin penuh kecewa.
"Ia tewas tertembak oleh salah satu suruhan dari anggota mafia yang sedang Appa tangani. Ia datang kerumah dan menembak eomma dengan brutal. Aku ingin menyelamatkan eomma tapi ia menyuruhku untuk bersembunyi dan melindungi Kyungsoo. Aku tak bisa berbuat apa-apa ketika proyektil itu tertembus dan darah mengalir dari tubuh Eomma. Aku hanya bisa bersembunyi didalam lemari pakaian Eomma ketika melihatnya bernafas untuk yang terakhir kali. Maafkan aku, Appa? Aku tidak berguna." Heechul menatap penuh kesakitan saat melihat putra pertamanya tengah duduk bersimpuh dilantai.
"Ini bukan salahmu, Boy?"
"Tidak Appa ini salahku. Kau harus menghukumku!"
"Buat eommamu dan aku bangga, Boy. Belajarlah di Jerman dan kembalilah menjadi sosok lelaki yang lebih kuat. Kau harus menjadi penerusku nanti. Aku akan menjaga Kyungsoo disini." Heechul memeluk erat putranya sambil mengelus perlahan surai pirang berwarna keemasan.
Flashback end
.
.
.
.
Dduar... Dduar... Dduar...
Proyektil yang melesat menembus tepat sasaran dan merobek objek yang berdiri dengan jarak sekitar 15meter. Gema yang ditimbukan sangat kencang terdengar. Ketiga pemuda bertubuh tinggi, berbadan tegap berdiri diposisi mereka masing-masing dengan menghadap sebuah sasaran papan bulat putih serta sebuah Berreta 92F yang terangkat ditangan kanannya. Headphone yang terpasang ditelinga memastikan indra pendengaran mereka tidak terganggu dengan bunyi yang menggema dan kacamata berwarna putih. Kemeja putih yang mereka kenakan mulai basah oleh keringat yang menjalar dari pori-pori mencetak jelas lekukan abs serta dada bidang ketiga pria itu.
Siwon, Donghae dan Kyuhyun adalah 3 orang sharpshooter andalan dari Heechul. Line 1, Siwon pemuda berusia 25 tahun. Pemilik tubuh atletis dan otot yang sempurna. Kemampuan beladirinya sangat hebat. Line 2, Donghae. Usianya sama dengan Siwon. Ia memiliki wajah tampan, senyum hangat dan tatapan menenangkan. Namun, saat Berreta tengah ia genggam sosoknya akan berubah menjadi dingin dan menakutkan. Line 3, Kyuhyun sang magnae dengan usia 23 tahun. Ia sangat terkesan serius dan tertutup. Wajah pucat, tatapan tajam serta senyum tipis menjadi andalannya.
Sudah berjam-jam mereka bertiga melakukan latihan menembak disebuah ruangan indoor. Mereka tidak berminat untuk menghentikan kagiatan mereka walaupun papan objek telah berlubang dimana-mana tertembus proyektil panas yang termuntahkan. Mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan dari belakang. Ya, Heechul tengah duduk disebuah bangku panjang sambil memperhatikan ketiga anak buahnya yang sedang berlatih. Heechul berjalan mendekat kesebuah posisi kosong diantara ketiganya. Tanpa mengenakan Headphone atau kaca mata. Heechul mengarahkan handgun-nya Walther P99 kearah papan objek yang masih kosong tanpa lubang. Heechul memejamkan matanya dan menarik pelatuk dari handgunnya. Dduar...
Proyektil yang terlepas menembus tepat dilingkaran papan objek. Heechul membuka matanya dan menyadari bahwa ketiga anak buahnya telah menghentikan latihan mereka.
"Aku ingin berbicara dengan kalian bertiga!" Perintah Heechul dengan nada tegas. Heechul menaruh handgunnya dan berjalan keluar ruangan latihan. Siwon, Donghae dan Kyuhyun melepas atribut latihan mereka dan berjalan mengikuti langkah Heechul.
Heechul berhenti disebuah lemari buku yang terletak disamping pintu ruang latihan. Heechul menarik beberapa buku tebal dan merubah susunannya. Beberapa detik kemudian lemari buku itu bergerak turun kebawah dan terlihat sebuah tangga kayu. Heechul melangkah maju menuruni tiap anak tangga. Begitu juga dengan Siwon, Donghae dan Kyuhyun. Ketika mereka semua sudah melangkah turun, lemari kayu itu tertutup kembali secara otomatis. Heechul berhenti disebuah pintu besi memainkan beberapa kode dipintu dan membiarkan sebuah sinar merah tertangkap bola matanya. Pintu besi itu terbuka. Mereka melangkah masuk kedalam ruangan besar. Disana terlihat sebuah meja panjang dikelilingi bangku-bangku yang terletak ditengah ruangan.
Sudah ada yang menempati kedua bangku diurutan ujung. Dua orang pemuda bernama Ryeowook (pemuda 24 tahun yang merangkap sebagai asisten pribadi Heechul. Ia tengah menatap lekat laptop didepannya. Tangannya sibuk berkutat diatas keyboard) dan satu lagi bernama Shindong (pemuda 26 tahun yang bertugas sebagai "gun maker". Ia terlihat memegang sebuah koper putih berukuran besar).
"Duduklah, kalian bertiga!" ketiga pria itu duduk sambil memperhatikan Heechul yang mulai menghidupkan sebuah LCD menghadap kearah layar putih.
"Aku ada tugas untuk kalian bertiga. Lihatlah! Kalian pasti tahu siapa dia?" Heechul menunjuk sebuah gambar pria berumur 50 tahun yang tengah memakai kemeja hitam dan celana panjang hitam yang sedang berpidato.
"Tuan Dong Shok. Gubernur provinsi Incheon?" Siwon menatap Heechul dan dibalas anggukan.
"Ada sebuah transaksi gelap yang tercium badan keuangan. Mereka meminta bantuan kita untuk menangkap basah orang ini. Coba kau jelaskan Ryeowook-ssi!" Heechul duduk disebuah bangku dengan sandaran yang agak tinggi.
"Tuan Dong Shok dari partai koalisi. Ia menjabat Gubernur Incheon baru 2 tahun dan badan keuangan telah mendapat laporan bahwa anggaran pengeluaran provinsi Incheon meningkat. Tapi tidak diimbangi dengan perkembangan Infrastruktur atapun kesejahteraan penduduk Incheon. Aku sudah meneliti data kekayaan Tuan Dong Shok dan mendapati kekayaannya meningkat 250%." Ryeowook berdiri dengan memainkan pointer ditangannya. Beberapa gambar dan data berupa tabel-tabel bergantian muncul.
"Tuan Dong Shok mengetahui bahwa badan keuangan telah mengincarnya diam-diam. Untuk itu sekarang ia jarang tampil dimuka umum. Ia selalu dikelilingi oleh pengawalan ketat dan tidak membiarkan pihak kepolisian Seoul untuk memeriksanya. Ikuti seluruh kegiatan Tuan Dong Shok tanpa ada cela sedikitpun dan segera laporkan jika kalian mendapat laporan yang mencurigakan. Bagikan segera Shindong-ssi!" Shindong segera berdiri setelah mendapat perintah dari Heechul. Shindong membuka koper putihnya dan membagikan sebuah gadget kepada Siwon, Donghae dan Kyuhyun.
"Ini bukan gadget seperti biasa. Ada sistem navigasi jarak jauh yang dapat membantu kalian menemukan keberadaan Tuan Dong Shok. Aku sudah memprogram dengan baik sehingga jaringan didalamnya sudah mencapai kesempurnaan dan keakuratan 98%. Gadget ini juga dapat menyadap seluruh jalur telekomunikasi dalam jarak sejauh 2 km. Serta dapat mengacaukan seluruh sistem komunikasi yang berjalan dalam jarak itu."
"Lalu ini apa? Seperti botol parfum." Donghae mengambil sebuah botol kecil setelah Shindong mengeluarkannya dari koper putihnya.
"Itu adalah cairan obat tidur, bekerja dalam waktu 1 jam. Seperti yang kalian tahu sistem kerja badan intelejen kita sekarang adalah mempersingkat jumlah korban yang tidak benar-benar terkait. Kalian bisa menggunakan cairan ini untuk anak buah Tuan Dong Shok jika sedang terdesak. Kalian cukup menaruh dipojok ruangan dan menekan spray-nya sekali. Cairan ini akan terbawa sendiri sejauh 50 meter dan langsung membuat mereka tertidur. Cairan ini digunakan sekali semprot pada ruangan yang sama. Karena jika kalian melakukan berulang kali maka korban bisa keracunan. Kalian punya waktu satu jam untuk bergerak. Untuk kalian aku siapkan masker. Masker ini dapat menetralisir udara yang terkontaminasi cairan. Jadi kalian tidak akan terkena efeknya." Shindong kini membagikan sebuah masker berwarna hitam.
"Baiklah, kalian mulai bekerja besok! Kalian akan bergabung dengan Yesung-ssi dan Kangin-ssi. Sekarang kalian boleh meninggalkan ruangan ini." Setelah mendapat perintah dari Heechul. Mereka bergegas beranjak dari kursi dan berjalan keluar ruangan.
"Kyuhyun-ssi dan Siwon-ssi. Bisa kalian tunggu sebentar?" Kyuhyun dan Siwon yang sudah berdiri didepan pintu kembali masuk dan mendekat kearah Heechul.
"Iya, Tuan Heechul. " Ucap Kyuhyun dan Siwon
"Aku hanya ingin kalian menemani Kyungsoo. Jam 3 sore ini Ia akan menjemput Hyung-nya di Bandara. Aku hanya ingin kalian mengawalnya dan memastikan bahwa mereka berdua pulang dengan selamat. Aku hanya takut ada orang yang menyerang mereka berdua."
"Baik Tuan. Kami akan melakukan tugas ini dengan baik. " Kyuhyun dan Siwon menjawab bersamaan. Setelah membungkuk hormat kepada Heechul. Mereka beriringan keluar dari ruangan itu.
.
.
.
Kyuhyun dan Siwon berjalan kesebuah mobil berwarna putih Maybach Landaulet. Siwon yang berada dibalik kemudi mengendarai dengan handal menelusuri jalanan padat pusat Korea sedangkan Kyuhyun duduk disampingnya. Ia terlihat serius membaca laporan-laporan pada notebook yang ia bawa. Mereka sampai disebuah perumahan elit dan berjalan keluar untuk menjemput seorang pemuda yang ternyata sudah terlebih menunggu di teras rumahnya.
"Tuan Kyungsoo, silakan masuk! " Kyuhyun membuka pintu mobil ketika Kyungsoo sudah berlari antusias menghampirinya.
"Benarkah, Appa sedang sibuk hari ini Kyuhyun Hyung?" Tanya Kyungsoo dengan perlahan begitu sudah masuk kedalam mobil. Selain bertugas untuk misi-misi berbahaya baik Kyuhyun ataupun Siwon sering kali mendapat tugas untuk mengawal anak kedua Heechul. Untuk itu Kyungsoo yang sangat akrab tak segan untuk memanggil mereka berdua dengan sebutan "Hyung".
"Ya... Tuan Heechul sedang ada urusan yang harus diselesaikan secepatnya." Kyuhyun menjawab dan dibalas anggukan singkat Kyungsoo. Setelah itu Siwon segera melaju mobil itu menuju Bandara.
Kyuhyun dan Siwon berjalan dibelakang Kyungsoo sambil mengawasi keadaan sekitar ketika sudah berada diBandara. Kyungsoo sudah tak merasa risih lagi dengan segala pengawalan. Ya, terlahir dari keluarga pendiri sebuah badan Intelejen membuatnya selalu berada dalam kawalan beberapa orang suruhan sang Appa. Kyungsoo berjalan santai menuju terminal kedatangan dan terlihat antusias menunggu kedatangan sang Hyung. Setelah hampir 20 menit, Kyungsoo tersenyum senang ketika melihat seorang pria dengan tinggi sekitar 175 cm dengan mengenakan t-shirt biru yang dibungkus jaket hitam serta celana dan sneaker dengan warna sama. Wajahnya tidak terlalu jelas karena pria itu menggenakan topi, kaca mata dan masker. Warna rambut pirangnya sedikit terlihat.
"Sungmin Hyung." Teriak Kyungsoo dengan suara keras. Pria itu yang menyadari namanya dipanggil segera melambaikan tangan dan berjalan kearah Kyungsoo.
Mereka saling berpelukan dengan erat berusaha melepas kerinduan yang sudah lama dirasakan oleh keduanya.
"Itu, Hyungnya ya?" Bisik Kyuhyun kepada Siwon. Siwon hanya menggerakan kedua bahunya keatas, tanda bingung. Mereka berdua memang baru 2 tahun bekerja dengan Heechul. Kehidupan pribadi sang Bos memang sangat tertutup rapat sehingga para anak buahnya pun tak mengetahui secara detail kehidupan Heechul. Terutama tentang anak pertama Heechul.
"Mereka siapa?" Tanya Sungmin kepada Kyungsoo setelah melepas pelukannya. Sungmin sedikit terheran walau ekspresinya tak terlihat jelas karena wajahnya yang tertutup kaca mata dan masker hitam. Sungmin menatap kedua pria yang berbadan lebih tinggi darinya dengan wajah datar.
"Mereka anak buah Appa. Mereka ditugaskan untuk menemaniku menjemput Hyung. Mereka berpakaian seperti itu agar tak ada yang mengetahui kalau mereka adalah anggota dari organisasi yang Appa pimpin." Kyungsoo menjelaskan dengan berbisik ditelinga Sungmin. Ya, Kyuhyun dan Siwon memang tengah memakai pakaian casual mereka. Kyuhyun dengan kemeja coklat, celana jeans biru senada dengan sneaker yang ia pakai. Sedangkan Siwon memakai kaos berkerah berwarna putih dan celana coklat selutut.
" Sungmin Imnida." Sungmin membungkuk sekilas
" Siwon Imnida."
" Kyuhyun Imnida."
Sungmin terperanjat dan refleks memperhatikan keadaan sekelilingnya karena merasakan aura dingin yang tiba-tiba terasa disekitar tengkuknya. Suasana bandara agak janggal seakan Sungmin merasa ada yang sedang mengawasi mereka berempat. Sungmin juga merasa bahwa Siwon dan Kyuhyun juga merasakan hal yang sama dengannya karena mereka bertiga tengah saling menatap dengan tatapan –kita sedang ada bahaya- . Seakan memberi kode, Kyuhyun mempersilahkan Sungmin dan Kyungsoo berjalan terlebih dahulu. Sungmin merapatkan tubuh Kyungsoo agar berada disampingnya sementara Kyuhyun dan Siwon berjalan dibelakang dengan mata yang terus mengawati keadaaan sekitar.
Sampainya diparkiran Bandara. Sungmin memasukan kopernya kedalam sedan mewah berwarna putih dan menyuruh Kyungsoo untuk masuk terlebih dahulu. Setelah itu Sungmin berjalan mendekat kearah Kyuhyun dan Siwon yang belum masuk kedalam mobil.
"Aku merasa dua mobil yang berada 10 meter dari kita sedikit mencurigakan. Jangan lengah selama perjalanan dan jangan biarkan mereka mengikuti kita! Pastikan kalian siap saat mereka akan menyerang nanti." Ucapan Sungmin yang terdengar pelan. Namun, sanggup membuat kedua pria berbadan tinggi itu terkejut dan bingung. Ya, Kyuhyun dan Siwon tengah memandang horor Sungmin.
"Kami memang merasa suasana agak sedikit aneh di Bandara. Tapi bagaimana kau tahu Tuan Muda kalau mobil itu akan mengikuti dan menyerang kita?" Kyuhyun mendekatkan tubuhnya kearah Sungmin dengan tatapan khawatir. Mereka hanya berjarak beberapa langkah saja.
"Sudahlah, lebih baik kita segera pergi dari bandara ini! Kadang sebuah insting itu menjadi sebuah alarm peringatan Kyuhyun-ssi. Jika mereka benar-benar menyerang kita, lindungi Kyungsoo dengan baik!" Sungmin menepuk pundak Kyuhyun perlahan.
"Kami akan melindungi Tuan Kyungsoo dan Tuan Sungmin." Ucap Siwon ketika Sungmin berjalan mendekat kearahnya. Siwon segera menutup pintu mobil ketika kedua tuan mudanya sudah berada didalam mobil.
Mobil putih itu tengah meninggalkan bandara dan kembali masuk kedalam kerumunan mobil-mobil yang telah memadati jalanan pusat kota. Sungmin berulang kali terlihat sedikit cemas dengan terus menatap kearah kaca mobil.
Siwon menekan tombol didashbord mobil. Sedan mewah berwarna putih yang mereka naiki tidak hanya sebuah sedan mewah yang mendapat predikat sebagai 10 mobil termahal. Ada yang berbeda, semua interior sudah dimodifikasi untuk menjadi sedan dengan tingkat keamanan tertinggi. Kaca mobil yang terlihat dari luar dengan tingkat pekat 100% tapi dari dalam sangat terlihat jelas keadaan diluar. Body mobil dengan ketebalan 10 cm dan sangat kuat untuk menghalau proyektil yang termuntahkan bahkan dari selongsong seruncing apapun atau dari senapan paling canggih. Alat navigasi yang tidak hanya bisa menunjukan sebuah jalan tapi bisa mendeteksi adanya kegiatan yang mecurigakan dari mobil lain dengan jarak 50m. Serta sebuah alat pemberi sinyal yang terhubung langsung dengan badan intelejen Heechul dan kepolisian.
"Jangan kau tekan tombol itu Siwon-ssi! Mereka mengendarai Aston Marin DBS. Ada sebuah sistem yang sama dengan yang mobil ini gunakan. Mereka akan mengetahui kalau kau tengah mengirim sinyal bahaya kepada Appa. Kita ambil arah yang sedikit menjauh!" Siwon menarik tangannya dan berkonsentrasi pada jalanan didepannya sambil sesekali melirik Sungmin dari kaca mobil.
"Benar-benar hebat bahkan Ia mengetahui semua hal. Aku mengagumimu Sungmin-ssi. Aku penasaran dengan wajahmu." Siwon menyunggingkan bibirnya dan berbicara dalam hati. Sungmin memang tak membuka kaca mata dan masker hitamnya sedari tadi. Jadi memang Siwon dan Kyuhyun tidak bisa melihat wajah langsung sang Tuan Muda.
"Ada apa, Hyung?" Kyungsoo melirik sekilas kearah Sungmin. Sungmin tersenyum dibalik maskernya. Mengambil Headphone yang ada diranselnya dan memasangkan ditelinga Kyungsoo.
"Tidak... Lebih baik kau beristirahat saja, perjalanan masih jauhkan? Nanti Hyung bangunkan kalau sudah sampai!" Sungmin mengelus rambut adiknya. Kyungsoo hanya mengangguk dan menyandarkan tubuhnya pada jok mobil dengan memejamkan mata.
Firasat Sungmin memang benar. 2 mobil berwarna silver yang berada di Bandara tadi memang terus mengikuti laju mobil yang tengah mereka tumpangi. Kyuhyun mengambil 2 buah Berreta 92F yang tersimpan dibawah jok mobil sambil terus mengawasi layar navigasi yang terus menampilkan dua titik merah dibelakang mobil mereka. Siwon menuruti perintah Sungmin untuk membuat mobil yang mereka tumpangi tidak langsung menuju kediaman Heechul.
"Kurasa mereka menyadari kalau kita menyesatkan perjalanan." Siwon menengok kearah belakang. Kearah Sungmin.
"Mobil satunya sudah ada didepan kita. Kurasa mereka akan menghentikan mobil kita diujung jalan sana. Apakah langkah kita benar dengan tidak memberi informasi kepada Tuan Heechul kalau ada bahaya?" Belum sempat Kyuhyun selesai berbicara. Siwon mengerem mobilnya mendadak. Mobil silver itu sudah menghalang laju sedan yang mereka kendarai. Beberapa pria bertubuh besar berpakaian serba hitam keluar dari dua mobil.
"Mereka hanya 8 orang Kyuhyun-ssi. Kita bisa menghadapi mereka sendiri tidak perlu membuat Appa panik. Sebaiknya kita bertiga cepat keluar! Mereka ingin bersenang-senang rupanya. Siwon segera kunci mobil ! Ketika kita semua sudah keluar. Biarkan Kyungsoo dimobil, Ia sedang tertidur. Aku tak ingin membuatnya ketakutan."
"Biar kami saja yang melawan mereka, Tuan Muda Sungmin."
"Tenanglah, Kyuhyun-ssi." Sungmin menghentakan sepatunya dan membuat alas sepatu itu terbuka. Sebuah Herstall FN57 dengan ukuran ramping terletak didalamnya. Sungmin mengambilnya dan menyembunyikan dibalik jaket yang Ia pakai. Keterkejutan Kyuhyun dan Siwon semakin bertambah melihat sikap Tuan Mudanya.
Siwon, Kyuhyun dan Sungmin keluar dari mobil mereka dengan ekspresi yang dibuat tidak panik bahkan terkesan biasa saja. Siwon segera menekan tombol kecil dengan diameter 1cm dipegangan pintu mobil untuk membuat pintu mobil tidak bisa dibuka dari luar. 8 orang pria tengah mengelilingi mereka bertiga.
"Apa yang sedang kalian lakukan? Kalian menghalangi jalan kami." Tanya Siwon dibuat sewajar mungkin.
"Kami tahu siapa kalian." Salah satu pria bertubuh besar itu berteriak. Dalam hitungan detik berikutnya orang-orang itu menyerang Siwon, Kyuhyun dan Sungmin.
BUAGH... BUAGH... BUAGH...
Kedelapan pria bertubuh kekar itu menyerang Siwon, Kyuhyun dan Sungmin. Mereka bertiga terus mencoba melawan dengan sekuat tenaga. Pelipis Kyuhyun sedikit robek karena mendapat pukulan dari beberapa pria itu. Ia tengah jatuh tersungkur ketika salah satunya memukul tepat diperutnya. Siwon berusaha membantu Kyuhyun dengan menyerang pria yang memukul Kyuhyun. Pukulan telak yang diberikan Siwon membuat 3 orang dari pria-pria bertubuh besar itu tak sadarkan diri. Jalanan aspal yang berwarna hitam perlahan tercetak oleh warna merah darah dari sudut-sudut luka yang ada pada mereka.
BUAGH...
Siwon tak sadarkan diri ketika salah seorang diantara orang-orang itu memukul punggungnya dengan sebuah balok kayu. Tubuh Siwon sudah terbaring diaspal. Kyuhyun yang melihat hal itu mencoba untuk kembali berdiri. Kyuhyun kembali menyerang dengan memukul mereka. Namun naas ketika salah satu diantaranya berhasil menahan tubuhnya dengan menaruh tangan kekarnya dileher Kyuhyun. Ya, Kyuhyun terperangkap sekarang.
Ia bisa melihat dengan jelas bagaimana Tuan Mudanya tengah berusaha keras melawan 4 orang yang terus saja bergantian memukulnya. Kyuhyun dapat melihat jelas bagaimana wajah putih mulus itu menjadi sedikit lebam dan mengeluarkan darah diujung bibirnya yang berwarna pink.
Kyuhyun menahan nafas ketika tubuh Sungmin tersungkur diaspal seperti Siwon. Sungmin masih sadar dan detik berikutnya salah satu diantara 4 orang itu mengarahkan handgun kearah pelipis Sungmin.
Semua organ ditubuh Kyuhyun menegang. Ya, ia harus menyelamatkan pria itu. Ya, Sungmin adalah anak dari Bosnya dan tugasnya adalah untuk melindunginya. Ia tidak boleh membiarkan hal buruk terjadi. Kyuhyun terus meronta melepaskan cengkaraman. Namun...
DUAARRR...
End of chapter 1
.
.
.
.
Note :
*** Untuk Chapter ini maaf yach? Kyumin momennya belum ada he..he... khan baru chapter awal ( ngeles aja kaya ban bajaj )
*** Untuk yang pernah baca n komen di "Love Wings" dan "Archadia chapter 1". Dhee ngucapin makasih dan maaf itu harus Dhee skip. Jujur, Dhee merasa kurang percaya diri untuk mempublishnya.
*** Mungkin ini sedikit berbeda dengan gaya bercerita Zen. Tapi tentunya Dhee bikin ini khusus untuk semua reader di Rachael137 'n untuk "Zen-Rachael" ( semoga pada suka, amien... )
*** Jadi, kalau ada yang ingin menyampaikan masukan2nya. Dhee tunggu yach?
*** Untuk MLS, tenang Dhee akan minta Zen update secepetnya. Coz Dhee juga termasuk penggemar dari MLS dan si- Zen itu sendiri he..he..he... –peluk Zen-
Regards
Dhee
