peluk
shouto/izuku
"Izuku, aku minta peluk."
Todoroki Shouto memandang ke arah kekasihnya yang tengah serius membaca manga. Kedua pipinya yang bulat menggembung, sibuk mengulum permen susu kesukaan. Shouto yang memperhatikannya sejak tadi mau tak mau merasa gemas juga. Pemuda pemilik quirk ganda dengan jahil menangkup kedua belah pipi Izuku, mulut mungil sang pemuda hijau sedikit terbuka dan Shouto bisa menangkap pemandangan butiran permen yang setengah melumer di dalam rongga mulut kekasihnya.
"Aku ingin pelukan. Hari ini kau belum memelukku,"ujar Shouto dengan nada tak bersemangat. Seharusnya ia mendapat jatah pelukan saat jam istirahat pertama, namun Izuku sepertinya lupa dan lebih memilih bergabung bersama Kirishima dan Kaminari, mengobrol seru tentang game keluaran terbaru. Shouto mendadak ingin ngambek.
"Ya ampun, Shouto-kun. Ini masih di sekolah. Lagipula sebentar lagi bel masuk berbunyi."
Shouto mengusap-usap pipi Izuku dengan ibu jari miliknya."Mumpung yang lain sedang makan di kantin. Tidak akan lama, aku hanya perlu lima menit."
Izuku melirik ke sana ke mari, setelah dirasa tak ada tanda-tanda manusia yang akan memasuki kelas, pemuda hijau itu mengangguk pelan. Senyum tipis mengembang menghiasi wajah Shouto, pemuda itu segera memperbaiki posisinya.
"Naik ke pangkuanku." Shouto menunjuk ke arah pahanya. Meski sudah sering kali melakukan skinship, Izuku masih tak terbiasa jika mereka melakukannya di lingkungan sekolah. Berbeda dengan Shouto, pemuda dengan bekas luka di sisi mata tersebut nampak santai dan tidak peduli.
Kini kedua remaja tersebut berhadap-hadapan. Shouto mengecup sekilas bibir Izuku sebelum merengkuh erat pemuda yang lebih kecil. Tubuh Izuku menguarkan aroma yang memabukkan, seperti campuran lemon dan mint. Jenis sabun apa yang dia pakai? Wanginya sangat menyegarkan. Shouto menyembunyikan wajahnya di antara ceruk leher Izuku, menghembuskan napasnya yang hangat di sana. Sepasang lengannya yang kekar setia melingkari punggung Izuku, semakin erat hingga Izuku merasa sedikit sesak. Shouto suka sekali memeluknya dalam posisi seperti ini. Untuk sesaat, pemuda dengan raut wajah datar tersebut tampak seperti bayi polos yang haus belaian.
"Shouto-kun, sebentar lagi yang lain akan datang." Izuku menepuk punggung Shouto yang terasa padat dan berotot meski dalam balutan seragam.
Shouto mengeratkan pelukannya, menggeleng pelan.
"Aku masih ingin pelukan,"ujarnya seperti bisikan samar. Shouto menyukai sensasi hangat tubuh Izuku dalam pelukannya, tubuh yang begitu pas menempel pada dirinya seolah-olah tubuh mereka diciptakan saling melengkapi satu sama lain.
"A-aku mengerti, tapi apa Shouto-kun tidak malu jika yang lain melihat kita dalam kondisi seperti ini-uhh." Izuku memekik pelan saat telapak tangan kekasihnya mendarat di tempat tak seharusnya.
"Semua juga tahu tentang hubungan kita, Izuku. Aku sama sekali tidak keberatan."
Izuku tersenyum kecut, sekaligus salah tingkah. Ia tidak bisa membenci sifat Shouto yang satu ini.
"Tetap seperti ini sampai bel berbunyi,"pinta Shouto. Pemuda itu kembali merengkuh tubuh Izuku semakin dalam, semakin tenggelam.
Izuku menyerah.
Kekasihnya hari ini sedang ingin dimanja rupanya.
.
.
Boku no Hero Academia (c) Kouhei Horikoshi
