©Ansatsu belongs to Matsui Yuusei
Tentang Rasa
.
.
.
Tidak ada yang pernah tahu
Pun kita yang melakukan
Kapan rasa itu mulai menyatu
Dan mulai bermekaran
.
Mungkin memang diawali kelakar
Tergelak penuh di kafe
Kau menyuapiku sepotong acar
Senyum mengembang bak sang eve
("Isogai, aku mencintaimu.")
("Aku juga Kanzaki.")
.
Tidak ada yang pernah tahu
Pun kita yang melakukan
Kalimat iseng nyatanya mampu membuat hati bertalu
Di usia yang menginjak delapan belasan
.
Tidak ada yang pernah tahu
Pun kita yang melakukan
Hati memang begitu
Seenaknya menetapkan kasmaran
.
Kelakar ringan dahulu kini terasa berat
("Aku mencintaimu Isogai.")
Ku tatap netra indah yang mulai meredup
Ku peluk erat
Merasakan jantung yang berdegup degup
("Aku juga. Tapi—mari kita akhiri.")
.
Semuanya pun tahu
Rasa yang kita miliki begitu tabu
("Kanzaki, aku kembaranmu.")
Kau tak bersuara mendadak bisu
Dan perlahan mengikisku dengan nafsu
.
Tidak ada yang pernah tahu
Pun kita yang melakukan
Perlahan saling menjauh
Melakoni garis Tuhan peran ciptakan
.
Ku kira semuanya selesai
Tentang segala rasa ini
Ku kira semuanya selesai
Tentang segala kelakar gila ini
.
Tak ada yang tahu
Pun kita yang melakukan
Sepuluh tahun berlalu
Kita kembali di pertemukan
.
Di malam hari menuju pagi
Sedikit cemas, banyak rindunya
Berpelukan, hangat terbagi
Aku masih mencintainya
.
Tak ada yang tahu
Pun kita yang melakukan
Diam diam membuat perahu
Perahu pelarian
.
Sejatinya rasa memang seperti itu
Tak peduli hitam dan putih
Takkan pernah peduli batasan
.
Fin
A/N
DOR! Iya maaf ccd, gak bisa bikin puisi OTL .
Btw, perahu pelarian maksudnya mereka akhirnya nikah sama seseorang tapi percuma aja pas ketemu masih suka /ohok.
Inspired by:Payung Teduh-Untuk wanita yang sedang dalam pelukan.
Kritik, Saran
RnR please~
