Dalam keheningan malam, sesuatu mengusik fikiranku. Bayang-bayang kenangan itu berputar seakan menggoda untuk kembali larut dalam suasana itu. Dia baik, terlampau baik untuk ku miliki. Segala tingkah yang ia lakukan terasa manis dan hangat. Ia selalu menerima apapun yang kulakukan padanya. Terkadang sempat terbersit di fikiranku, kenapa ia selalu memaklumi segala tingkahku yang kadang ku akui sering melewati batas. Ia hanya akan merengut kesal sebentar lalu kembali tersenyum seolah-olah tak terjadi apapun sebelumnya.
Walau begitu, pernah sekali dalam hubungan kami, ia marah. Sangat marah. Hingga aku sendiri bingung dan nyaris menangis ketakutan melihatnya seperti itu. Segala sikap tenang nya hilang seperti terbawa angin. Aku menangis ketakutan, tak bisa berbuat apa-apa. Tubuhku serasa kaku tak dapat bergerak
" jelaskan padaku, kenapa kau lakukan itu? Apakah aku tak cukup pantas untukmu? Apa segala hal yang telah ku lakukan tak cukup untukmu? Sampai teganya kau menyakitiku seperti ini haechan-ah?" marahnya padaku
" jika kau lebih bahagia bersamanya. baiklah, mari kita akhiri ini. Aku takkan mengekangmu. Karna bagaimanapun, kebahagiaanmulah yang paling penting" lanjut mark dengan nada datar menusuk
Saat itu aku hanya menangis dan mencoba menahan kepergiannya. Aku tahu aku salah dan aku tak mau kehilangannya. Aku memeluknya dan mengucapkan beribu maaf padanya.
" sayang, hey... Apa yang kau lamunkan?" tanya mark
Dia berkata lirih sambil menepuk pelan pipiku. Menyadarkanku yang tengah melamun jauh mengenang masa lalu. Aku menyamankan kembali kepalaku yang berbaring di atas pahanya. Mencoba menatap mata itu yang menyiratkan kebingungan.
" tidak, aku hanya teringat masa masa yang telah kita lewati bersama. Segala hal bahagia dan duka yang kita alami bersama. Aku tak tahu waktu begitu cepat berlalu." ucapku tersenyum
Mark menangkup pipiku seraya berkata,
" kau tahu, segala yang telah kita lewati menjadikan kita lebih kuat dan memahami satu sama lain. Dan aku pun bersyukur, kau masih disini, disisiku." ujar mark
Aku bangkit dari tidurku, lalu memeluknya. Keadaan malam yang dingin memang menusuk badan. Tapi kalian takkan pernah tahu, seberapa aku menikmati ini. Duduk berdua di balkon rumah kami, sembari melihat bintang yang berkerlip.
"Aku mencintaimu mark." ujarku tiba-tiba
" aku pun mencintaimu sayang, lebih dari yang kau bayangkan." jawab mark sambil mencium keningku.
"Ayo masuk, udara semakin dingin. Aku tak mau kau jatuh sakit." lanjutnya.
Kami berjalan meninggalkan balkon dengan lengannya tersampir di bahuku. Membawaku yang masih enggan melepaskan pelukanku sembari berjalan masuk.
Kalian tahu, memang benar pepatah mengatakan bahwa pengalaman merupakan guru yang terbaik. Dengan berbagai macam hal yang kami alami, menjadikan kami lebih mengerti dan menghargai satu sama lain.
# THE END #
My first story, hope you enjoy it
