Part 1
Disebuah kota tepatnya di Busan hiduplah, seorang detektif wanita dan anaknya yang bernama Jeon Jungkook. Ayah Jungkook sudah lama meninggal saat ia berusia 5 tahun. Sekarang Jungkook sudah berusia 17 tahun, ia laki-laki manis yang kuat dan mandiri.
"Kookie-ah, chukae. Kau berhasil memenangkan medali kejuaraan karate tingkat nasional. Eomma bangga dengan prestasimu" ucap ibu Jungkook.
"Gomawo, eomma. Dengan ini pasti appa disurga akan bangga denganku" ucap Jungkook senang.
"Tentu saja, appamu akan senang. Bagaimana kalau kita merayakan kemenanganmu ini. Eomma akan mentraktirmu makan iga sepuasnya" ujar ibu Jungkook lagi.
"Ahh, aku senang sekali. Ahh, apa eomma tidak menangani kasus?" tanya Jungkook.
"Eomma lagi tidak ada kasus. Makanya, eomma mengajakmu makan" jawab ibu Jungkook.
"Ahh, baiklah kalau begitu kita langsung pergi kerestaurant iga" ucap Jungkook girang.
Jungkook dan eommanya pun pergi ke restaurant iga. Tanpa, mereka sadari ada sesosok pria yang mengamati mereka daritadi.
"Aah, kenyangnya" ucap Jungkook setelah menghabiskan iga sapinya.
"Kookie, ibu punya berita baik untukmu" ucap ibu Jungkook.
"Apa itu eomma?" tanya Jungkook penasaran.
"Kita akan pindah ke seoul" jawab ibu Jungkook senang.
"Seoul? Wae eomma? Aku sudah senang tinggal di busan. Lagipula, aku sudah cocok dengan sekolahku disini" tanya jungkook tak senang.
"Aaiissshhh…kenapa kau tidak senang seperti itu. Seharusnya kau senang karena kita bisa ke seoul. Disana banyak sekolah yang bagus dari pada disini" jawab ibu Jungkook.
"Kenapa mendadak sekali sih memberitahunya. Memangnya eomma mendapat pekerjaan disana?" tanya Jungkook lagi.
"Sebenarnya, ibu mendapat sebuah tawaran kasus yang sangat besar. Makanya kita harus pindah kesana. Ibukan tak mungkin meninggalkanmu dibusan seorang diri" ucap ibu Jungkook.
"Kasus apa memangnya? Apakah itu sangat sulit untuk diselidiki. Eomma ini kan detektif handal" tanya Jungkook.
"Eomma juga belum pasti mengerti tentang kasusnya. Yang eomma tahu, eomma harus harus menyelidiki orang-orang yang selalu bertindak kasar dan sering mencelakakan cucu dari seorang konglomerat" ucap ibu Jungkook.
"Konglomerat? Berarti Eomma menangani kasus orang kaya?" tanya Jungkook.
"Betul itu. Makanya, eomma mengambilnya selain itu, bayarannya juga lumayan" ucap ibu Jungkook.
"Hoh. Tapi, walaupun konglomerat tetap saja tidak enak nyawanya selalu dalam bahaya" ucap Jungkook prihatin..
"Kau benar. Itulah, resikonya. Sudah, sebaiknya kita segera pulang dan berkema-kemas untuk mengurusi kepindahan" ujar ibu Jungkook.
Jungkook dan ibunya pun pergi dari restaurant itu dan pulang menuju rumahnya. Mereka masih belum menyadari daritadi ada seorang pria yang memerhatikan mereka. Pria itu lalu menelfon seseorang.
"Yeoboseyo, bos. Saya sudah mendapat info tentang detektif Jeon itu" ucap pria itu.
"Info apa yang kau dapat?" tanya bos pria itu ditelfon.
"Yang saya dengar detektif Jeon dan putranya berencana untuk pindah ke Seoul. Sepertinya, mereka akan segera pindah dari Busan besok" jawab pria itu.
"Seoul? Heh. Tak akan ku biarkan mereka selamat sampai di Seoul. Aku mempunyai rencana yang bagus…." ucap bos pria itu ditelfon.
"Baik, bos. Saya akan menjalankan rencana bos itu" ucap pria itu menutup telfonnya.
Sementara itu, di Seoul tepatnya di rumah konglomerat…
"Kim sangjangnin, saya sudah mendapat kabar dari detektif Jeon. Beliau mengatakan menyetujui untuk menangani kasus ini" ucap asisten kepercayaan kelurga Kim.
"Benarkah itu? aku senang mendengarnya. Aku sudah sering mendengar kabar tentangnya mengenai keberhasilannya menangani kasus sulit. Aku harap dia bisa menjalankan tugasnya dengan baik" ucap tuan Kim senang.
"Detektif Jeon akan tiba di Seoul bersama putranya, Tuan" ucap pelayan itu.
"Kalau begitu kau suruh pelayan lain untuk menyiapkan kamar untuk detektif Jeon dan putranya itu" titah tuan Kim.
"Pak Han, dimana Taehyung sekarang?" tanya tuan Kim sebelum Pak Han pergi.
"Tuan muda sedang ada di kamarnya. Sepertinya tadi ada orang yang ingin mencelakakan tuan muda. Untung saja ada teman tuan muda, tuan muda Kim Namjon yang menghajar pria-pria itu. Tapi, pria itu langsung pergi jadi, kami kehilangan jejaknya lagi" jawab pak Han.
"Yasudah, kalau begitu kau bisa pergi sekarang" ucap Tuan Kim.
"Saya permisi, Sangjangnim" pamit pak Han keluar ruangan.
Setelah, pak Han keluar, Tuan Kim mengeluarkan selembar foto dan menatap foto sepasang suami istri dan anak laki-lakinya. Tuan Kim meneteskan air mata saat memandang keluarga kecil itu didalam foto.
"maafkan, ayah. Karena, ayah Taehyung harus menjadi anak yatim piatu dan hidup dengan penuh bahaya" ucap Tuan Kim sedih.
Esok harinya, Jungkook dan ibunya langsung berkemas-kemas dan pergi menuju stasiun kota untuk pergi ke Seoul.
"Eomma, kau benar konglomerat itu akan memberikan kita tempat tinggal?" tanya Jungkook saat didalam bis.
"Ya, konglomerat itu bernama Kim Woo Bin. Dia terkenal sebagai konglomerat yang ramah dan berjiwa besar wajar saja keluarganya sering dalam bahaya karena banyak yang tidak suka dengan kebaikannya" ucap ibu Jungkook.
"Ohh, cucu Tuan Kim itu laki-laki atau perempuan?" tanya Jungkook penasaran.
"Laki-laki. Kenapa kau bertanya seperti itu? apa kau tertarik dengan cucunya?" goda ibu Jungkook
"Ahh, eomma ini. Aku hanya penasaran. Semoga saja cucunya itu baik dan tidak sombong" harap Jungkook.
"Hahaha.. kau ini sungguh lucu Kookie. Eomma sayang sekali denganmu" ucap ibu Jungkook
"Aku juga" jawab Jungkook.
Merekapun tertawa senang tanpa mengetahui bahaya yang akan segera melanda mereka. Tiba-tiba, bus yang mereka tumpangi tidak bisa untuk diberhentikan.
"Rem nya blong" teriak supir bus itu.
"Kookie, kau tetap peluk ibu ya" ucap ibu Jungkook memeluk anaknya.
"Ya, eomma"
Penumpang didalam bus itu sudah berteriak histeris ada yang memeluk pasangannya masing-masing, ada juga yang menangis dan berdoa semoga bus yang mereka tumpangi selamat. Tapi, apa daya bus mereka jatuh kedalam jurang.
Jungkook Pov
Kepalaku sakit, dimana aku ini sekarang. Ahh, aku ingat aku berada di bus dengan eomma sebelum bus itu jatuh kedalam jurang. Apakah aku di surga? Apa aku bisa bertemu dengan appa sekarang? Ahh, jangan bodoh Jungkook. Dimana eomma sekarang? Apa ia juga ada di surga denganku? Aku mencium bau-bau obat. Apa aku ada di rumah sakit? Berarti aku selamat begitu juga dengan eomma. Aku mendengar ada yang memanggil namaku. Aku akan berusaha membuka kedua mataku ini.
"Jungkook? kau sudah siuman?" tanya laki-laki berkaca mata itu.
"d..dimana a..aku?" tanyaku. Tenggorokanku kering.
"Anda jangan banyak bicara dulu. Sekarang kau ada di rumah sakit" jawab laki-laki itu.
"Eomma? Dimana eomma? Aku ingin bertemu dengannya" tanyaku.
Tapi, laki-laki itu hanya diam saja dan tidak menjawab pertanyaanku.
"Dimana eomma?" tanyaku lagi.
"Jungkook, kau harus tabah menerima ini semua. Aku turut berduka cita. Eomma mu tidak bisa diselamatkan" jawab laki-laki itu.
"Eomma? Meninggal?" tanyaku lagi kali ini air mata menetes dipipiku.
Laki-laki itu hanya mengangguk. Tapi, aku berontak ingin bertemu eomma dan laki-laki itu menenangkanku agar tidak bangun dari tempat tidr. Tapi, aku tidak peduli dengan keadaanku, aku ingin bertemu dengan eomma sekarang juga.
"DOKTER…. cepat kesini" teriak laki-laki itu.
Dokter dan suster langsung datang dan menahanku untuk bangun dari kasur. Aku melihat dokter menyuntikku hingga mataku terasa berat lagi. Seketika, itu aku tidak sadarkan diri.
.
.
Jungkook Pov END
.
.
"Pak Han, bagaiman keadaan putra detektif Jeon?" tanya Woo Bin begitu sampai di rumah sakit.
"Jeon Jungkook sudah sadar. Ia cukup memberontak untuk bangun saat ia menanyakan keadaan ibunya, Sangjangnim. Sekarang dokter sudah memberikannya suntikan penenang. Mungkin, dia akan bangun begitu obat penenang itu hilang" ucap pak Han.
"Kasihan sekali dia itu. aku jadi teringat dengan Taehyungdulu saat mengetahui kedua orangtuanya meninggal" ucap Woo Bin lirih.
"Ya, pak. Kasihan dia. Sekarang dia sebatang kara" ucap pak Han
"Aku akan membawanya ke rumahku. Aku tidak bisa melihatnya kalau hidup sendirian di kota sebesar ini" ucapWoo Bin.
"Apa kau sudah tahu penyebab bus itu kecelakaan?" tanyaWoo Bin.
"Saya sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya. Ternyata penyebab kecelakaan itu karena rem bus itu rusak dan rusaknya itu seperti disengaja,tuan" ucap pak Han.
"Apa? Jadi, ada orang yang sengaja merusak rem bus itu?" tanya Woo Bin lagi.
"Sepertinya, begitu. Menurut saya motifnya kecelakaan itu seperti dendam dengan detektif Jeon, Tuan" ucap pak Han menyimpulkan.
"Kalau begitu, hidup Jungkook juga dalam bahaya. Kalau orang yang merusak rem bus yang ditumpangi Jungkook dan detektif Jeon itu tahu kalau Jungkook masih hidup kemungkinan besar dia akn berusaha membunuh Jungkook" ucap Woo Bin khawatir.
"Untuk lebih detailnya, saya akan menyuruh orang lain lagi untuk menyelidiki tentang kasus-kasus yang pernah di tangani detektif Jeon. Siapa tahu ini berhubungan" ujar pak Han.
"Ya, aku percaya padamu kalau begitu. Aku ada rapat sebentar lagi, beritahu aku begitu Jungkookie sudah siuman. Aku ingin bicara padanya" ujar Woo Bin.
"Baik, Tuan"
Sementara, itu cucu Kim Woo Bin, Kim Taehyung merasa jenuh karena tidak diijinkan pergi oleh kakeknya. Sehingga, teman-temannya lah yang datang kerumah Taehyung.
"Ahh, bosan aku disini terus" teriak Taehyung.
"Kami kan sudah disini. Jadi, kau tidak usah bosan" ucap teman Taehyung.
"Hey, Jung Hoseok kau tidak tahu betapa bosannya aku disini. Untuk keluar rumah saja aku seperti ingin kabur dari penjara saja" omel Taehyung.
"Itulah, susahnya hidup sepertimu yang selalu dalam bahaya. Tapikan, ini demi kebaikanmu juga, Tae. Setidaknya, kau akan aman berada di rumah" ucap Namjoon.
"Apa yang dikatakan Namjoon itu benar" sahut salah seorang teman Taehyung yang bernama Yoongi.
"Ya, aku tahu. Hey, Yoongi kau hari ini tidak pergi dengan Jimin?" tanya Taehyung.
"Tidak. Jimin sedang ke mall" jawab Yoongi.
"Dasar,. Pasti pergi berbelanja" ujar Namjoon.
"Tentu saja, itulah kebiasaan Park Jimin kalau tidak berbelanja pasti ke salon. Aku paling malas dengan seseorang seperti itu" ucap Taehyung sambil memutarkan bola basketnya.
"Kau ini terlalu pemilih jadi pria. Kau tak lihat si Lee Seokmin itu selalu mengejar-ngejarmu terus" ucap Hoseok.
"Ahh, dia itu bukan tipe yang kusuka" ujar Taehyung.
Teman-teman Taehyung hanya menatap sahabatnya ini sebagai sosok orang yang benar-benar aneh.
Sementara itu, dirumah sakit Jungkook mulai sadar dari pengaruh obat penenangnya. Saat, ia bengun ia melihat wajah seorang laki-laki yang sudah tua sedang menatapnya.
"Anda siapa?" tanya Jungkook begitu sadar.
"Maafkan, aku kalau aku belum memeperkenalkan diri namakuKim Woo Bin. Dan ini asistenku Pak Han kau bisa memanggilnya begitu" ujar Woo Bin.
Jungkook langsung teringat akan nama Kim Woo Bin yang pernah diucapkan ibunya. Jungkook mulai teringat ibunya lagi.
"Eomma.." ucap Jungkook menangis.
"Jungkook, aku minta kau untuk tabah. Eomma mu sekarang sudah hidup tenang" ucap Woo Bin menenangkan Jungkook yang menangis.
"Aku ingin eomma.." rengek Jungkook.
"Jungkook, sabarlah dulu. Eomma mu pasti bersyukur kau masih hidup sekarang. Jadi, kau jangan sedih lagi. Biar pemakaman ibumu aku yang urus" ucapWoo Bin.
"Terima kasih, Tuan Kim. Eomma benar saat dia bilang kau ini orang yang baik" ucap Jungkook.
"Aku senang eomma mu bilang seperti itu tentangku. Oh ya, kau bisa panggil aku kakek"
Jungkook hanya tersenyum sambil menghapus air matanya yang terus mengalir kalau ingat tentang ibunya lagi.
"Kim Sangjangnim, sebaiknya kita harus membiarkan Jungkook ini untuk istirahat. Sepertinya, hari ini hari yang benar-benar melelahkan untuknya" ujar pak Han.
"Ya, kau , sekarang aku dan pak han akan pulang dulu. Aku akan menyuruh suster untuk mengawasimu 24jam. Kau harus janji kau akan sembuh" ucap Woo Bin tersenyum.
"Aku janji, kek" ucap Jungkook.
Woo Bin dan Pak Han pun keluar dari kamar Jungkook dan membiarkan laki-laki manis itu beristirahat. Di dalam kamar Jungkook menangis saat mengingat masa-masanya bersama dengan ibunya. Ia tertidur setelah matanya lelah mengeluarkan air mata.
Sementara itu, di rumah Taehyung langsung menghadap kakeknya karena kebosanannya di rumah.
"Hareboji, aku ingin bicara denganmu" ucap Taehyung.
"Bicaralah, sekarang" balas Woo Bin.
"Aku bosan hidup seperti ini terus, kek. Aku juga ingin pergi keluar bebas seperti teman-temanku yang lain" ucap Taehyung.
"Hareboji mengerti keadaanmu Tae. tapi, tolong kau juga mengerti tentang bahaya yang akan kau alami jika kau keluar dengan bebas. Banyak orang yang ingin selalu mencelakaimu" ucap Woo Bin.
Taehyung hanya terdiam mendengar ucapan kakeknya, ia tak bisa melawan kakeknya. Maka dari itu ia segera pergi kekamarnya dengan kesal. Woo Bin hanya perihatin dengan keadaan cucunya yang selalu mengeluh untuk pergi bebas keluar. Ia bingung bagaimana caranya agar Taehyung bisa pergi keluar. Dulu, ia sudah menyuruh beberapa pengawal untuk menjaga Taehyung tapi, pengawal itu selalu lengah dan hampir saja Taehyung dalam bahaya untung saja teman Taehyung ada yang jago bela diri sehingga langsung menolongnya.
Pagi harinya, dokter mengijinkan Jungkook untuk boleh pulang, Junggkook senang karena bisa keluar tapi, ia bingung ingin pulang kemana. Tidak mungkin ia kembali ke busan, sedangkan rumahnya yang di Busan saja sudah terjual. Tiba-tiba, Woo Bin dan pak Han masuk kekamar Jungkook.
"Jungkook, aku sudah dengar dari dokter bahwa kau sudah diijinkan pulang. Aku senang kau menepati janjimu untuk lekas sembuh" ucap Woo Bin senang.
"Aku juga senang bisa keluar, kek. Tapi, aku bingung pulang kemana. Rumahku yang ada di busan sudah dijual sedangkan, aku tidak mengenal tentang seoul" ucap Jungkook lirih.
"kau tenang saja,Woo Bin.
"Benarkah itu? apa aku tidak merepotkanmu kek? Kau sudah bersikap baik dengan mengatur pemakaman ibuku sekarang, kau menawariku tempat tinggal dirumahmu" tanya Jungkook
"Hahaha… aku ikhlas membantumu. Lagipula, kau dan ibumu pindah kesini karena ibumu bekerja untukku. Sudah sewajibnya aku membantumu" ujar Woo Bin.
"Aku benar-benar berterima kasih kepadamu, kek" ucap Jungkook.
Woo Bin, Pak Han dan Jungkook pun keluar dan pergi keluar rumah sakit tanpa mereka sadari ada pria yang membawa pisau hendak menusuk Woo Bin dari belakang, Jungkook langsung menyadari gerak-gerik orang yang membawa pisau itu. saat, pria itu ingin menusuk Woo Bin, Jungkook langsung mencegahnya dan mengahajar pria itu sampai babak belur, tapi, pria itu keburu kabur sebelum dilaporkan ke polisi.
"Terima kasih, Jungkook. aku berhutang nyawa darimu" ucap Woo Bin.
"Tenang saja, kek. Aku tidak bisa membiarkan pria itu menusuk kakek yang baik ini. Tapi, aku juga minta maaf karena telah membiarkannya lolos" ucap Jungkook.
"tenang saja. Sepertinya kau ini jago bela diri ya?" tanya Woo Bin
"ah, iya. Aku pernah menjuarai lomba karate tingkat nasional" jawab Jungkook malu-malu.
"wah, kau ini hebat sekali. Aku kagum dengan anak sepertimu" ujar Woo Bin.
Sesampainya, di rumah Woo Bin…
"Wah, ini benar-benar rumahmu kek?" tanya Jungkook tak percaya.
"Ya, sekarang kau bisa menganggap rumah ini sebagai rumahmu juga" jawab Woo Bin.
"Benarkah itu? rumah kakek benar-benar besar sekali" ujar Jungkook takjub melihar rumah Woo Bin yang besar.
"Hahha… ayo, kita masuk" ajak Woo Bin.
Jungkook lebih takjub lagi melihat isi rumah Woo Bin. Isi rumahnya begitu luas, mewah. Jungkook merasa ia bermimpi bisa tinggal dirumah sebesar ini.
"Jungkook, pelayan akan membawamu ke kamarmu sekarang karena kau baru keluar dari rumah sakit lebih baik kau segera istirahat" ucap Woo Bin.
"B..baik, kek" ujar Jungkook. Jungkook pun pergi bersama pelayan yang menuntunnya ke kamarnya.
"Ini kamarmu, Tuan muda. Jika, kau butuh apa-apa kau bisa panggil aku" ucap pelayan itu.
"Iya, terima kasih" ujar Jungkook malu saat ia dipanggil Tuan.
Saat, Jungkook membuka kamarnya ia terlihat senang karena kamarnya begitu indah seperti kamar tuan putri dikerajaan. Jungkook langsung merebahkan tubuhnya dikasur.
"Ahh, kasurnya empuk sekali" gumam Jungkook pelan.
Sementara itu, Woo Bin duduk diruangannya sambil berbicara dengan Pak Han. Woo Bin berencana untuk meminta Jungkook menjadi bodyguard Taehyung.
"Jadi, anda berniat merekrut Jungkook menjadi bodyguard tuan muda,?" tanya Pak Han
"Ya, aku takjub melihatnya saat menghajar pria tadi. Ia langsung menyadari gerak-gerik orang itu dan langsung menghajarnya habis-habisan" ujar Woo Bin.
"Ya, kau benar. Jungkook benar-benar cerdik. Ia berbeda dengan bodyguard yang dulu pernah anda pekerjakan untuk menjaga tuan muda" ucap Pak Han.
"Maka dari itu aku ingin meminta Jungkook menjaga Taehyung. Lagipula, mereka ini sebaya. Jungkook bisa menjaga Taehyung saat disekolah" ucap Woo Bin.
Sementara itu, Jungkook yang penasaran dengan isi rumah Woo Bin pergi keluar dari kamarnya untuk melihat-lihat. Jungkook begitu takjub melihat perabotan yang ada di rumah Woo Bin.
"Ini pasti mahal sekali harganya. Kalau aku memecahkannya, aku bisa tidak makan selama satu tahun" gumam Jungkook sambil memerhatikan sebuah guci antik.
Saat, Jungkook ingin pergi ke kamarnya ia tersesat. Ia belum hapal tentang denah rumah ini. Ia kebingungan melihat banyak ruangan, tapi tetap saja ia tidak menemukan kamarnya.
"Aduh, aku lupa. Bagaimana ini?" gerutu Jungkook.
Jungkook melihat sebuah pintu yang persis dengan pintu kamarnya. Jungkook langsung berinisiatif membukanya. Ia berharap kali ini ia tidak salah lagi. Saat, Jungkook membuka kamarnya ia kaget karena ada seorang laki-laki yang baru keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk.
"aaaahhhhhhhh…." teriak Jungkook.
Laki-laki itu juga refleks teriak saat melihat kehadiran pemuda manis di kamarnya saat ia sedang memakai handuk.
"aaaaaahhhhhhh…." teriak Taehyung.
Jungkook langsung menutup pintu kamar Taehyung dan lari dilorong untuk mencari kamarnya. Sementara itu, Taehyung yang terkejut langsung buru-buru mengenakan pakaiannya dan mengejar Jungkook.
"Hey, tukang ngintip mau kemana kau?" teriak Taehyung.
"Gawat, dia mengejarku…" ucap Jungkook. Sialnya, saat sedang berusaha menghindar Jungkook tersandung dan terjatuh dilantai. Taehyung langsung menghampiri Jungkook.
"Hey, tukang ngintip. Kau berusaha kabur dariku ya?" bentak Taehyung.
"Apa? Tukang ngintip? Jaga omonganmu. Siapa juga yang mengintipmu" teriak Jungkook.
"Kalau kau bukan tukang ngintip untuk apa kau ada di kamarku?" tanya Taehyung.
"A…aku salah masuk kamar" jawab Jungkook.
"Salah masuk kamar? Memangnya kau ini siapa? Kau inikan tidak tinggal disini. Pasti kau ini maling" ujar Taehyung kekeh.
"Maling? Enak saja kau bilang aku maling. Aku ini bukan maling" bentak Jungkook.
"Pokoknya, aku tak mau tahu. Sekarang kau ikut aku, aku akan membawamu ke kantor polisi" omel Taehyung sambil menarik tangan Jungkook turun ke bawah.
"Hey, lepaskan aku. Sudah berapa kali ku bilang kalau aku bukan maling" ucap Jungkook.
"Tolong, tolong.." teriak Jungkook.
"Dasar bodoh, untuk apa kau berteriak minta tolong. Tidak ada yang mau menolong maling di rumah ini" ucap Taehyung tetap menarik Jungkook. Tiba-tiba, ia berhenti begitu melihat kakeknya dan Pak Han.
"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Woo Bin.
"Heh. Kena kau. Kakek, aku memergoki laki-laki ini ada di kamarku. Sepertinya, ia maling kek. Ah, kebetulan kau ada disini Pak Han, sekarang kau bawa laki-laki ini ke kantor polisi" ucap Taehyung.
"Jaga bicaramu itu Taehyung. Jungkook ini sekarang akan jadi bodyguard mu" ucap Woo Bin geram dengan kelakuan Taehyung.
"Apppaaaaa?" teriak Taehyung dan Jungkook bersamaan.
Taehyung dan Jungkook langsung betatapan satu sama lain saking kagetnya.
.
.
-bersambung-
.
.
Hai ...
Bunny kembali bawa ff baru, tapi ini bukan asli buatan Bunny. Ff ini Bunny remake dari ff punya kak 'Evi Riana' ff ini sebenernya ff Kimbun sama Kim Soo Eun tapi aku bikin vkook. Ooohhh yaaa ... Bunny minta maaf yah belum bisa update 'Please look at me' sama 'My lovely vampire' serius lagi buntu ide nih, tapi nanti kalo udah ada ide janji di lanjut kok semoga suka sama ffnya.
.
.
Last, review juseyo
