A/N : Satu lagi fic FF7 dari saya. Terus terang saya iri banget sama fans Naruto yang dimanjakan dengan begitu banyaknya fanfic tentang manga itu (yang bahasa Indo). Termasuk Bleach, Death Note, dan kawan-kawannya. Oleh karena itu, dengan segala keterbatasan yang ada, saya bertekad untuk memajukan fandom Final Fantasy Indonesia, niatnya sih FF7 sama FF8, tapi buat FF8 masih blank mau bikin apa.
Summary : Ini sebuah kisah yang rencananya akan menjadi Romance of The Three Kingdoms, eh salah. Maksudnya romance antara OC sama salah satu karakter di FF7. Jadi pairing : OC X ?
POV dari OC bernama Summer. Tapi sekali lagi, semua itu hanyalah sebuah rencana.
Timeline : Kurang lebih 2 taunan sebelum Crisis Core kemungkinan sampe Crisis Corenya sendiri.
Disclaimer : Final Fantasy characters belong to Square Enix; Original characters and the story belong to me.
Chapter 1 : Unwritten
Drench yourself in words unspoken, live your life with arms wide open
Today is where your book begins, the rest is still unwritten
~ unwritten, Natasha Beddingfield.
O.. kay. Mari kita mulai saja.
Namaku adalah Summer. Aku adalah original character yang diciptakan oleh seorang author kelas plankton (masih dibawah teri) - glover511. Entah kenapa dia memberiku sebuah nama yang berarti musim panas. Satu-satunya alasan yang terpikir olehku adalah, authorku sering merasa kepanasan di kamarnya, ketika dia sedang menatap layar monitor dan membiarkan jari-jarinya menari diatas keyboard, menuangkan apa yang sedang ada dalam pikirannya menjadi deretan huruf-huruf yang sedang kamu baca sekarang ini. Meskipun asal usul namaku kurang jelas, tapi aku tetap menyukainya, karena sedikit banyak aku merasa nama itu cukup mewakili diriku yang sesungguhnya.
Sebagai permulaan, aku akan menceritakan kenapa aku bilang kalau nama Summer cukup mewakili diriku. Layaknya musim panas yang bercuaca cerah, aku adalah seorang gadis yang hampir selalu ceria, aktif, serius, namun santai terutama dalam menghadapi permasalahan hidup. Kamu akan sulit menemukan aku dalam keadaan sedih, tapi aku cukup sering menangis, karena aku punya hobi menonton film dan terkadang terlalu larut dalam cerita film itu hehehe. Aku juga seorang yang mandiri, dan mempunyai ego yang cukup tinggi, meskipun begitu hal ini mungkin bisa berubah seiring berjalannya cerita, karena yang namanya manusia (walaupun aku hanya manusia yang terbentuk dari rangkaian huruf) pasti akan terpengaruh oleh kejadian dan orang-orang di lingkungan sekitarnya, betul?
Aku hidup di sebuah planet bernama Gaia. Kamu tahu Gaia? Itu adalah nama planet di game Final Fantasy VII. Authorku sangat menyukai hal-hal yang berbau FF7 terutama Crisis Core, meskipun aku tau dia sendiri tidak pernah memainkan game itu. Dia hanya mengikuti FF7 dan segala tetek bengeknya dari video-video yang ada di youtube, dan website yang membahas FF7, serta film Advent Children yang didownloadnya secara gratis dari internet. Dia cukup menyukai film itu, kemudian dia membeli DVD bajakan Advent Children Complete yang ternyata DVDnya macet pas Cloud lagi berantem sama Sephiroth terus dia ngoceh sendiri, "dasar DVD bajakan!" begitu katanya. Kasian ya? Makanya kalau-kalau nanti ada kesalahan-kesalahan dikarenakan terbatasnya pengetahuan authorku tentang FF7, tolong maafkanlah makhluk nista itu.
Kembali lagi ke kisah hidupku, aku adalah seorang anak yatim piatu yang menghabiskan masa kecilku di sebuah kota bernama Gongaga. Dari hari pertama aku dilahirkan sampai aku berusia 5 tahun, aku tinggal di sebuah panti asuhan, sampai suatu hari ada seorang wanita yang membawaku pulang ke rumahnya. Dia tidak mengangkatku sebagai anaknya, karena itu aku memanggilnya dengan sebutan Bibi May. Mayra nama lengkapnya.
Aku tidak pernah mengetahui siapa orang tuaku, dan apakah mereka masih hidup, atau sudah meninggal. Yang kuketahui hanyalah, seseorang meninggalkanku di depan pintu panti asuhan. Kadang-kadang aku bertanya apakah orang tuaku tidak menginginkanku sehingga mereka meninggalkanku begitu saja di depan pintu? Namun, aku tidak pernah memikirkannya lebih lanjut. Aku hanya bersyukur bahwa aku masih diberi kesempatan untuk menjalani hidupku.
Hanya tiga tahun aku hidup bersama Bibi May di Gongaga, kemudian Bibi May pindah ke sebuah kota modern bernama Midgar, dan aku dibawanya serta. Sekarang, disinilah aku, sudah menjelma dari seorang anak kecil menjadi gadis berusia 18 tahun yang hidup di Midgar. Aku tidak terlalu ingat tentang keadaan Gongaga. Satu hal yang membuatku rindu akan Gongaga adalah tetanggaku. Seorang anak laki-laki yang usianya hampir sama denganku. Namanya Zack Fair. Ibu Zack adalah teman akrab Bibi May, dan baik aku maupun Zack selalu dibawa serta ketika mereka saling mengunjungi satu sama lain. Inilah yang membuat aku menjadi sangat akrab dengan Zack, disamping sifatnya yang memang menyenangkan.
Zack hampir mirip dengan diriku, dia selalu ceria dan bersemangat. Ketika kami berduaan, kami menghabiskan waktu bermain apa saja yang bisa dimainkan, sampai tiba saatnya salah satu dari kami harus pulang ke rumah masing-masing. Zack adalah sahabat terbaikku. Aku masih bisa mengingat dengan jelas aku memeluk Zack dengan erat, berusaha menahan tangis, di hari terakhir sebelum kepindahanku ke Midgar. Kami berjanji akan terus saling berhubungan dan ajaibnya, kami bisa menepati janji itu sampai sekarang.
Dalam suratnya beberapa tahun yang lalu, Zack berkata kepadaku bahwa dia akan pergi ke Midgar untuk mengejar mimpinya menjadi seorang SOLDIER. SOLDIER adalah sebuah kekuatan tempur, tentara elite yang dimiliki ShinRa Electric Power Company, atau biasa disebut ShinRa, sebuah perusahaan besar yang menjadi penyokong segala aktivitas di Midgar, atau bahkan bisa dibilang hampir mencakup seluruh bagian dari Planet Gaia. Aku sempat bertemu dengannya beberapa kali ketika Zack sudah berada di Midgar, sebelum akhirnya dia menghilang karena mengikuti pelatihan militer dari ShinRa. Tiga tahun kemudian, aku menerima kabar lagi dari Zack, bahwa dia berhasil lolos tes untuk menjadi SOLDIER. Aku turut senang mendengarnya, meskipun itu artinya kami akan kembali sulit untuk berhubungan satu sama lain.
Dua tahun berlalu semenjak Zack berhasil menjadi SOLDIER, dia mengirimkan sebuah email kepadaku. Mr. Lazard, director dari SOLDIER sedang mencari seorang sekretaris, dan menurut Zack, aku orang yang tepat untuk mengisi posisi itu. Bekerja di perusahaan sebesar ShinRa adalah impian dari banyak orang di Midgar, dan aku memberanikan diriku untuk mencoba mengirimkan surat lamaranku. Setelah menjalani beberapa tes dan wawancara, Lazard menghubungiku dan mengatakan bahwa aku diterima, dan akan mulai bekerja minggu depan. Tentu saja aku senang sekali, selain karena gajinya yang jauh lebih besar dibanding pekerjaanku sekarang, ShinRa menyediakan fasilitas tempat tinggal untuk karyawannya, yang artinya aku bisa hidup sendiri. Bukannya aku tidak suka tinggal bersama bibi May yang sudah merawatku sejak kecil, namun aku juga ingin mencoba untuk hidup mandiri, dan untungnya bibi May tidak keberatan dengan keinginanku, malah mendukungku. Dan sebetulnya, salah satu alasan terpenting adalah, aku bisa bertemu dan lebih dekat dengan Zack.
Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum, membayangkan kemungkinan aku akan bertemu dengan Zack minggu depan, dan bukan tak mungkin kami bisa bertemu hampir setiap hari, mengingat aku akan bekerja sebagai sekretaris Lazard, dan Lazard adalah pemimpin departmen SOLDIER. Zack adalah salah satu orang terpenting dalam hidupku, dan aku tidak malu untuk mengakui kalau aku menyukainya meskipun perasaanku pada Zack sepertinya tidak dapat digolongkan sebagai cinta. Aku sendiri masih belum bisa mengerti apa arti cinta sesungguhnya. Aku pernah berpacaran beberapa kali dan semuanya bubar begitu saja, entah apa atau siapa yang salah. Bisa jadi karna egoku yang cukup besar.
Hm.. kenapa kita jadi membicarakan kisah cintaku? Usut punya usut, sepertinya authorku ingin membuat sebuah fanfic FF7 yang bergenre romance, meskipun awalnya, aku sendiri pun meragukan kemampuannya dalam membuat cerita yang agak serius. Tapi, sebagai karakter ciptaannya, tentu saja aku tidak punya pilihan lain, selain harus yakin dengan kemampuannya berimajinasi dan menuangkan imajinasinya menjadi rangkaian kata-kata yang menarik untuk dibaca, sambil berharap-harap cemas, akan jadi orang seperti apa aku ditangannya? Authorku memang suka mencoba hal-hal yang baru, seperti hobi membuat fanfic yang baru-baru ini saja dia temukan dalam dirinya, sekarang dia berencana untuk membuat sebuah fanfic, POV dari OC yang terlibat kisah cinta didalamnya.
Aku bertanya-tanya siapakah yang sekiranya akan dijadikan pasanganku? Tapi setelah aku membaca pikiran authorku yang terhubung denganku, aku mendapatkan jawaban kosong. Tampaknya authorku belum memutuskan, dengan siapa aku akan dijodohkan? Apakah kisah ini akan menjadi sebuah kisah romantis yang menyenangkan, ataukah akan menjadi kisah cinta tragis yang menyedihkan? Biarlah waktu yang memutuskan, begitu kata authorku dalam pikirannya barusan. Sekarang yang ada dipikirannya hanyalah mengupload cerita ini ke fanfiction dot net, sambil diam-diam bertanya pada dirinya sendiri, apakah kira-kira ada yang akan memberikan tanggapan terhadap tulisan yang baru saja diketiknya ini? Atau versi lainnya : review pleasee.. hehehehe.
Btw, kalo penjelasan saya ada yang salah, buat para fans FF7 yang lain, tolong dikoreksi ya.
Thanks.
glover511*
