A fiction of Jimin x Yoongi
_

: ?

Seoul pagi ini terlihat mendung. Tak heran karena saat ini Seoul memasuki awal musim hujan. Udara dingin menyapu kulit Yoongi, seorang gadis muda biasa yang sebenarnya tidak biasa. Apakah merokok, mabuk, balap liar merupakan hal biasa untuk dilakukan seorang gadis berusia 22 tahun.

Yoongi tengah menyusuri taman belakang kampus ketika mata setajam rubah itu menangkap sesuatu dibalik pohon besar yang nyatanya tak cukup menutupi empat orang pemuda yang tengah mencoba untuk, apakah hal yang tengah Yoongi lihat bisa dikategorikan dalam tindak pelecehan seksual? Karena dengan jelas ia dapat melihat salah seorang pemuda tadi tengah mencoba membuka kemeja seorang gadis yang entah siapa namanya.

Mencoba mengabaikan apa yang tengah ia lihat, namun kakinya tanpa disuruh seolah dengan sendiri melangkah mendekat kearah pohon tersebut.

"Kau, apa yang akan kau lakukan? Kau ingin melecehkanku disini?" gadis itu tampak tenang ketika tangan pemuda itu meremas lengannya, dan tangan satunya mengusap rahangnya.

"Karena kau berani-beraninya ikut campur dalam urusanku sayang, apa kau perlu kuingatkan apa yang akan terjadi pada ayahmu di rumah ketika tahu apa yang dilakukan anaknya di luar sana?" tersenyum sinis mendengar ucapan pemuda di depannya, gadis itu menampik keras tangan yang dengan lancangnya menyusuri rahang gadis itu.

"Simpan ucapanmu untuk kau katakan di depannya, lebih baik kau pergi atau aku tak akan segan untuk mengahabisimu." tatapannya tajam, lurus menatap pemuda yang tengah mengepalkan tangannya, merasa tersinggung akibat ucapan dari gadis manis di depannya.

"Beraninya kau bicara begitu padaku? Mau kuhajar kau!" tangan pemuda itu sudah mengepal hendak memukul kepala gadis manis yang tengah mengatupkan kedua matanya ketika tiba-tiba sebuah suara menginterupsi kegiatan mereka.

"Wah wah wah, mau menghajarnya Bang Yongguk?" pemuda yang hendak melayangkan kepalannya kepada gadis manis itu lantas menoleh ke sumber suara yang membuat tangannya kini menggantung di udara.

"Min Yoongi? Sedang menikmati udara pagi di belakang kampus eoh?" Yongguk menurunkan tangannya kemudian menghampiri Yoongi yang berdiri tidak jauh darinya. "Apa yang kau lakukan pagi-pagi buta di belakang kampus ini Min Yoongi-ssi?" Yongguk mendaratkan kakinya tak lebih dari 15 centi ujung sepatu Yoongi, bisa ia rasakan aroma gadis itu, bau mint segar menyapa hidung Yongguk, mengundang hasratnya untuk semakin mendekat kearah gadis bername-tag Min Yoongi itu, jika ia tidak ingat bahwa bisa saja ia mati di tempat ketika berurusan dengan Min Yoongi yang liar dan susah ditaklukkan.

"Tidak ada, hanya kebetulan lewat dan tidak sengaja melihatmu sedang," Yoongi menjeda kalimatnya, mendongak menatap mata Yongguk kemudian menyeringai tipis. "ingin melampiaskan hasrat seksualmu terhadap gadis itu?" Yongguk mengeratkan giginya, menahan amarah kepada Min Yoongi.

"Tutup mulut manismu Yoongi, lebih baik kau gunakan mulutmu untuk mendesah dibawahku, bagaimana?" tangan Yongguk bergerak untuk mengusap pipi Yoongi.

"Kalau yang kau maksud adalah mengirimmu kembali ke Rumah Sakit seperti dua bulan lalu, maka aku tidak keberatan untuk menghabisimu sekali lagi Bang Yongguk-ssi." Yongguk melihat seringai samar tercetak dibibir tipis gadis itu. Yongguk mendengus sebal, menatap gadis di depannya yang tampak angkuh dengan mata rubahnya, ia melangkah mendekat membisikkan sesuatu ke telingan Yoongi.

"Aku masih menunggu waktu yang tepat untuk membalas apa yang kau lakukan padaku Min Yoongi, selama menunggu sebaiknya persiapkan dirimu untuk menerima balasanku." Yongguk menjauhkan wajahnya guna melihat reaksi gadis mungil itu. Yoongi tersenyum remeh seraya memutar bola matanya malas, menatap balik Yongguk dengan tatapan seolah tidak tertarik dengan ancaman yang dilayangkan padanya, kemudian mengendikkan bahu acuh sambil berkedip polos. Yongguk yang geram mengeratkan rahangnya kemudian meninggalkan gadis itu dan diikuti oleh ketiga pemuda yang bersamanya tadi.

Setelah beberapa saat Yonggu pergi dari hadapannya, Yoongi mengalihkan atensinya kepada gadis yang juga tengah memandangnya, untuk beberapa detik mereka hanya saling tatap, sampai salah satu dari mereka memutar bola matanya malas untuk menghindari kontak mata.

"Wae? Kau tidak sedang mengharapkan ucapan terimakasih dariku kan?" nada yang dilontarkan jelas bukan menunjukkan sapaan ramah, dan Yoongi tidak tersinggung dengan hal itu, toh dirinya lebih dari malas menanggapi pertanyaan orang lain, apalagi orang yang tidak ia kenal, tapi jauh di lubuk hatinya, Yoongi merasa gadis ini berbeda, ada sesuatu yang membuat seorang Min Yoongi tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang gadis itu.

"Aniya, aku juga tidak merasa telah membantumu." ucapan terpaut cuek, singkat dan tanpa perasaan mungkin? Itulah Min Yoongi. Ia melangkah santai mendekati gadis itu, mendudukkan dirinya dibawah pohon seraya mengeluarkan satu pak rokok dari saku kemejanya.

Gadis itu mengernyitkan dahi melihat Yoongi yang tengah menyalakan pemantik dan mengarahkan api ke ujung rokok yang kini diapit bibir tipis berwarna merah itu. Yoongi melirik gadis itu, melepas rokok yang tengah ia hisap kemudian menatap wajah heran yang tercetak jelas pada gadis itu.

"Duduklah." Gadis itu bukan tipe anak penurut, tapi mendengar Yoongi yang menyuruhnya untuk duduk, entah kenapa dengan sendirinya ia menuruti kata-kata yang keluar dari bibir penuh asap itu.

"Kau mau?" Yoongi menawarkan rokok dan dibalas gelengan. "Aku tidak merokok." Mengendikkan bahu kemudian Yoongi memasukkan kembali rokok itu kedalam sakunya.

"Siapa namamu?"

"Wae?"

"Hanya ingin tahu. Kalau kau tidak mau menyebutkannya juga aku tak masalah."

"Jungkook. Jeon Jungkook."

"Kau jurusan apa?"

"Dance kontemporer."

"Berarti kau mengenal J-Hope?" Sungguh ini bukanlah Min Yoongi, seorang Min Yoongi tidak akan betah untuk berbicara lebih dari 5 kata dengan orang asing, tapi seperti yang telah disebutkan, gadis ini, ah kita sudah mengetahui namanya, Jungkook itu berbeda, dan Yoongi tertarik untuk mengenalnya lebih dalam.

"Aku hanya tau orangnya, dia seniorku."

"Berarti kau harus memanggilku eonni, karena aku seangkatan dengan J-Hope." Jungkook menoleh kearah Yoongi, senior itu terlihat sangat ingin mendekatinya, namun dari nada bicaranya yang kelewat datar Jungkook sedikit meragukan pemikirannya. Dan ketika Jungkook tengah menatap Yoongi, seniornya itu mengalihkan tatapan tepat kearah dua bola mata obsidian Jungkook.

"Nan Min Yoongi, dari jurusan composition of music." lama mereka berdua saling tatap hingga Yoongi memutuskan untuk melepas kontak mata mereka dan beralih mengisap rokoknya.

"Apa kau terbiasa merokok?" Yoongi menoleh, menatap wajah manis gadis bernama Jungkook itu.

"Eoh, wae? Kau tidak ingin mencobanya?" Jungkook menggeleng, sejujurnya ia tidak begitu menyukai bau asap rokok.

"Ada urusan apa kau dengan Bang-sialan-Yongguk itu?"

"Apa hubunganmu dengan Bang Yongguk?"

"Wah wah wah, kau belum menjawab pertanyaanku nak, manabisa kau menjawabnya dengan pertanyaan lagi?" Jungkook mendecih, selang beberapa detik kemudian menghembuskan napas kasar.

"Dia mempunyai hubungan dengan orang di masa laluku, hanya itu saja." Yoongi mematikan rokoknya, kemudian mengalihkan atensinya kearah Jungkook.

"Biar kutebak, dengan orang tuamu? Ani, tepatnya ayahmu? Kau akan dijodohkan dengannya dalam waktu dekat ini? Kalau tebakanku benar maka kau harus mentraktirku makan." Yoongi dengan santainya mengatakan itu, berbeda dengan Jungkook yang keadaannya seperti tak sadarkan diri.

"Da, darimana kau tau? Siapa kau?"

Annyeong :p

maafkan saya hadir kembali dengan ff baru, disaat saya sadar masih banyak hutang ff saya yang belum kelar hehehe

lagi kesengsem nih sama couple satu ini, lucu emesh gitu liat mintsyuga yang tsundere abis unyel-unyelan sama babang jimin, kan pengeeennn

daripada berkhayal yang nggak-nggak antara babang jimin sama diriku, mending kan digandengin sama mintsyuga~

JANGAN LUPA VOTE BTS DI MAMA 2017 YAAAA!

YANG NGEVOTE, NGERIVIEW FF INI, NGELIKE + NGEFOLLOW CERITA INI TAK DOAIN BISA NONTON KONSER BIAS! AMIN :3

-dee 2017-