Ini... Dimana? Lalu... Aku siapa?

Pemuda berambut coklat itu memandang sekitarnya, ia sekarang berada di sebuah tanah lapang yang luas, dengan beberapa bangunan yang berada di atas tanah. Waktu juga sudah menunjukkan malam hari.

Ia terus memandang tempat yang sedikit asing baginya. Ia tidak ingat apapun, dan yang di ingat olehnya adalah, sebuah tempat putih, dan selanjutnya ia tidak mengingat apapun.

"Hey, apa yang kau lakukan malam-malam begini?"

Pemuda coklat itu mengernyitkan dahinya, ia melihat seorang pemuda berambut pirang jabrik, dengan 3 buah whisker di setiap pipinya. Pakaian yang dipakai oleh pemuda itu sangat familiar baginya. "Aku... Tidak tahu... Ini dimana?"

"Kau berada di Kuoh Academy. Kau siapa?"

Pemuda coklat itu menggeleng pelan, ia tidak tahu apa-apa sekarang. Namun, tiba-tiba ia memegangi kepalanya, sekelebat ingatan masuk ke otak miliknya, dia meringis kesakitan ketika ingatan itu masuk, membuat pemuda pirang itu khawatir.

"O-oi, kau tidak apa-apa kan?" Pemuda pirang itu mendekat, ingin menolong si pemuda coklat tersebut.

Namun ia mengangkat tangannya untuk menyuruh pemuda pirang itu berhenti melangkah. "Ja-jangan mendekat...keh!" Ia kembali memegang kepalanya. "Issei...namaku Issei Hyoudou!"

Pemuda pirang itu terlihat mencubit dagunya. "Be-begitu kah? Perkenalkan, namaku Naruto, Naruto Phenex, kau bisa memanggilku Naruto saja, senang berkenalan denganmu, Issei Hyoudou!" Naruto menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan kepada Issei.

Issek pun menerima jabat tangan tersebut, ia sedikit meringis karena ingatannya tersebut. "Ya, salam kenal...Iblis..."

.

Highschool DxD & Naruto bukan milik saya.

Warning: OOC, AU, Typo, Overpower!Issei, Strong!Naruto, SacredGear!Naruto, etc

Pair: ?

.

..

Destiny: Another Dimension

..

.

Chapter 1

Enjoy it!

Ada sebuah ramalan dimana seekor hewan yang kekuatannya menyamai sang penjaga Dimensi akan datang dan membuat kiamat bagi Dunia. Salah satu manusia, harus mengemban sebuah misi keabadian untuk memusnahkan makhluk tersebut, ia diberi sebuah kekuatan serta melatihnya jika sewaktu-waktu makhluk itu muncul.

Dan setelah perang mematikan itu, manusia abadi itu tewas bersama mahkluk mengerikan tersebut. Meninggalkan seorang Istri yang telah melahirnya seorang anak-genersi bagi dia. Setidaknya, dia mengorbankan diri untuk menyelamatkan dunia miliknya, serta keluarga tercinta.

Di waktu sekarang, Issei sedang duduk di sebuah sofa besar. Disekitarnya ada beberapa orang yang menatapnya penasaran.

"Selamat datang di ruang Klub milikku, Issei-san." Naruto tersenyum bangga sambil menatap Issei yang sedang duduk kebingungan. "Maaf, aku akan memperkenalkan para anggotaku." Naruto berdehem sejenak, ia kemudian menunujuk orang orang yang ada disana. "Yang rambut merah, Rias Gremory, lalu ada yang rambut raven, namanya Akeno Himejima, yang duduk disana, Kiba Yuuto, sebelahnya Koneko Toujou, yang terakhir... Asia Argento. Mereka adalah anggota klub milikku. Khusus untuk Rias, dia tunanganku." Rias langsung menatap tajam Naruto, wajahnya sudah merona akibat deklarasi dari Naruto.

Issei tersenyum tipis lalu sedikit menundukkan kepalanya. Ia langsung menatap Asia yang terlihat malu-malu kepada dirinya. Gadis itu terlihat sangat familiar di pandangan Issei. "Salam kenal semua, namaku Issei Hyoudou, aku tidak punya tempat tinggal, dan entah bagaimana aku berada di tempat ini. Mungkin aku akan mencari tempat tinggal disekitar sini."

"Tidak-tidak, kau akan tinggal disini. Aku akan menyiapkan kamar untukmu, emm, aku akan meninggalkanmu juga disini karena aku tinggal di apartemen." Ujar Naruto sembari menunujukkan senyumnya kepada Issei. Sebuah senyum misterius yang membuat Issei merasa curiga terhadap Naruto.

"Emm, baiklah. Aku akan tinggal disini sementara, setelah aku dapat rumah, aku akan pergi dari sini. Aku merasa tidak enak kepada dirimu, Naruto-san..." Balas Issei yang juga menampakkan senyuman tipis miliknya. Ia mulai curiga terhadap sikap Naruto, padahal dia baru saja bertemu, tapi ia sudah diberikan sebuah tempat untuk bernaung. "Baik, aku akan beristurahat sejenak. Bisa tunjukkan kamarku?"

"Oh, tentu! Akeno, tolong berikan tamu kita sebuah kamar. Biarkan dia beristirahat sejenak!"

"Baik, Naruto-kun..."

"Selamat malam, Issei-san!"

Issei mengangguk, kemudian berjalan beriringan bersama Akeno menuju kamar tersebut. Pemuda pirang itu langsung menyeringai, dan mengeluarkan sebuah benda dari sebuah papan catur.

"Kita lihat, apa dia bisa dimasuki oleh evil pieces ini atau tidak?"

"Ya, potensinya sangat hebat. Aku merasakan sebuah kekuatan yang mungkin bisa kita manfaatkan untuk rating game nantinya."

"Benar Rias, kau benar. Ini akan menjadi hari yang menyenangkan." Seringai dibibir Naruto semakin bertambah, ia kemudian memeluk bahu Rias, kemudian mencium gadis tersebut.

.

\('-')/

.

Di kamar Issei, memang benar sebagian ingatannya kembali. Termasuk kekuatannya juga, ia juga tahu kalau Naruto akan menjebak dirinya untuk menjadi bagian dari Iblis. Ia sendiri harus waspada jika Naruto datang ke kamarnya dan membunuhnya. Bisa saja itu terjadi.

Issei sekarang sedang memandangi langit-langit kamarnya, ia tidak bisa tidur. Tadi ia berbohong ingin beristirahat, itupun karena ia waspada dengan senyum yang selalu ditunjullan oleh Naruto.

Perasaan curiga Issei semakin menjadi saat Naruto membuka pintu kamar miliknya, ia bersama dengan Rias masuk ke dalam kamar tersebut, untung saja Issei sudah menutup matanya.

Naruto menyeringai menatap wajah Tidur Issei. Ia kemudian mengeluarkan beberapa bidak catur berwarna merah, tapi dari semua bidak itu, tidak ada satupun yang bereaksi terhadap tubub Issei. Naruto mengernyitkan dahinya, ia menatap pemuda itu dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Kau punya tunangan, tapi kau terus saja memandangiku. Ada apa gerangan hingga kau memandangiku terus, apa kau sudah berbelok?" Issei lamgsung terbangun dari tempatnya berbaring, ia menatap apa yang dipegang oleh Naruto. "Apakah itu sebuah alat untuk membuatku menjadi seperti kalian?"

Naruto mendecih kesal, rencananya untuk membuat Issei menjadi bidaknya gagal total setelah Issei terbangun dan merasakan hawa keberadaannya.

"Well, aku mengingat sebuah kejadian dimana aku di tawari seseorang yang sangat mirip dengan tunanganmu untuk menjadi bidaknya." Issei kemudian menggeser tubuhnya ke ujung ranjang itu, ia duduk di pinggiran rajang yang ditempati dia. "Jadi... Apakah kau akan langsung membunuhku untuk menghilangkan jejak, atau terus mengincarku sebagai buruan dan menjadikanku budakmu?"

Naruto menggeram, api berwarna kekuningan mulai muncul di kedua tangannya. Ia langsung memukul pemuda coklat itu dengan keras, hingga keluar dari bangunan yang ditempati oleh mereka. "Dia harus dilenyapkan!"

Terdengar sebuah suara tawa dari kejauhan, Naruto langsung menatap tajam orang yang tertawa itu. Ia bisa melihat kalau pemuda coklat yang tadi diserangnya sedang berdiri santai dengan sebuah lingkaran sihir berwarna ungu. "Hey, menyerang tamu itu sangatlah tidak sopan."

Naruto kemudian tersenyum sambil menatap tajam Issei. "Sepertinya kau sangatlah kuat, Issei-san."

"Kan aku sedang amnesia. Jadi kuat tidaknya diriku, aku tidak tahu..." Issei kembali tersenyum tipis sambil menatap Naruto yang sedang berada di ujung lubang di gedung tersebut. "Setidaknya aku mengingat beberapa serangan yang kumiliki."

Issei kemudian membuat sebuah lingkaran sihir berukuran sedang, pasir besi mulai berterbangan di sekitar Issei, dan menyatu membentuk sebuah pedang. "Cukup berat. Oh, ini salah satu kemampuanku..." Ia memengang gagang pedang miliknya, lalu mengacungkan ujung pedang tersebut kepada Naruto. "Oke, ayo kita bertarung!" Ujar Issei yang masih mengacungkan pedangnya, disertai dengan percikan petir yang mulai bergerak liar.

Naruto menyeringai, menyiapkan api yang sudah membungkus seluruh tubuhnya. "Rias, berlindung dengan yang lain. Aku akan mengatasi ini." Ujar Naruto kepada Tunangannya tersebut, ia kemudian menatap Issei yang masih berdiri tegap sambil mengacungkan pedang miliknya. "Ayo kita mulai, Issei-san!"

Mereka berdua melesat, dan saling membenturkan serangan.

.

..

...

TBC!

...

..

.

Chapter 1, kalau chap 2 akan segera saya tulis.

Oke, Shinn Out! Adios!